1. Askep Gerd (1) 6h38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn K DENGAN GERD (GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE) DI RUANG XI PENYAKIT DALAM PRIA RS TK.II DUSTIRA CIMAHI

A. PENGKAJIAN -

Tanggal masuk : Tanggal pengkajian : No : Diagnosa Medis :

13 Oktober 2016 , pukul 12.00 13 Oktober 2016 , pukul 17.30 474497 GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

1. Identitas Klien Nama : Tn. K Jenis klamin : Laki-laki Usia : 91 Tahun Pendidikan terakhir : SLTP Pekerjaan : Pensiunan Status perkawinan : Menikah Suku bangsa : Sunda / Indonesia Agama : Islam Alamat : Kp. Cigentur RT 004 RW 010 Batu Karut Arjasari Penanggung jawab klien Nama : Ny. Y. K Pekerjaan : Pensiunan Alamat : Kp. Cigentur RT 004 RW 010 Batu Karut Arjasari Hubungan dengan klien : Istri

2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama

: Mual b. Riwayat Penyakit Sekarang: Saat masuk RS : Nyeri dada dirasakan menjalar hinga punggung sejak 1 minggu lalu, memberat 2 hari yang lalu selama ± 30 menit. BAK sedikit-sedikit namun sering, tidak ada nyeri BAK. BAB 2x/ hari cair tanpa darah dan tanpa lendir Saat dikaji : Pasien mengeluh mual, Mual yang dirasa terus menerus, Mual terasa dari ulu hati hingga ke tenggorokan. Mual lebih terasa jika akan makan dan minum, dan berkurang jika meminum air hangat. c. Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi

d. Riwayat Penyakit Keluarga: Keluarga mengatakan bahwa adik pasien memiliki penyakit DM namun sudah meninggal dunia. Genogram :

Keterangan genogram : laki

: pasien

: Perempuan

: Laki-

3. Riwayat Psikososial-Spiritual a. system: Keluarga selalu mendukung pasien dalam melakukan aktivitas. Dukungan yang diberikan berupa materil dan imateril. Ketika sakit pun keluarga selalu terlihat menemani pasien saat dirawat dirumah sakit.

b.

Komunikasi : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien selalu berinteraksi dengan keluarga dan tetangga dengan cara mengobrol atau berdiskusi serta aktif mengikuti kegiatan-kegiatan warga sekitar dan mesjid. Ketika sakit pasien jarang berbincang dengan kamar sebelahnya karena merasa mual dan hanya berkomunikasi dengan keluarga yang sedang menunggu serta petugas kesehatan yang sedang bertugas pada pasien.

c.

System nilai kepercayaan : Pasien mengatakan percaya pada para petugas kesehatan dalam menjalankan tugas terkait kesembuhannya. Pasien juga mengatakan percaya kepada Allah SWT bahwa penyakitnya ini merupakan cobaan dan akan disembuhkan oleh-Nya.

d.

Konsep diri : Ideal diri: pasien berharap agar segera lekas sembuh. Gambaran diri: pasien mengatakan wajar dengan tubuhnya yang keriput ini karena sudah merasa tua. Peran diri: pasien sadar bahwa pasien merupakan seorang pensiunan, suami, bapak, mertua dan kakek bagi keluarganya. Identitas diri: pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang orang tua yang tegas, dan kakek yang penyayang bagi setiap cucunya. Harga diri: pasien merasa puas dengan hidupnya, pasien mengatakan sedang bertujuan untuk menambah amal ibadahnya untuk bekal diakhirat.

4. Lingkungan 1. Rumah ; Kebersihan : Bersih ; Polusi : Hasil pembakaran dari dapur langsung ke jendela ; Bahaya : Tidak ada pegangan khusus lansia untuk berjalan di rumahnya

2. Pekerjaan ; Kebersihan : ; Polusi :; Bahaya

:5. Pola Kebiasaan Sehari-hari Sebelum dan Saat Sakit

a. Pola Nutrisi Sebelum masuk RS: Pasien mengatakan biasa makan melalui mulut menggunakan sendok dan tangan. Frekuensi makan 3x1 porsi/hari dengan nafsu makan yang baik. Pasien tidak melakukan diet tertentu. Pasien tidak ada alergi pada makanan. Makanan yang pasien sukai adalah lalab, sambel, ikan-ikanan, tempe dan tahu. Pasien kurang menyukai makanan modern seperti daging ayam tepung cepat saji, burger dll. Berat badan pasien saat dirumah berkisar antara 60-63 kg. Saat sakit: pasien mengatakan masih mampu makan melalui mulut dengan menggunakan sendok meski dalam mempersiapkan makannya harus dibantu oleh perawat ataupun keluarga. Frekuensi makan pasien 3xsetengah porsi/ hari dengan nafsu makan menurun. Nafsu makan menurun dikarenakan rasa mual. Di rumah sakit pasien menjalani diet

makanan lembek. Tidak ada alergi pada makanan. Berat badan pasien 58kg

b. Pola Cairan

Sebelum masuk RS: pasien mengatakan biasa meminum air putih dan air teh

tawar

secara

oral

dengan

frekuensi

6-7x/hari

atau

1500cc-

2000cc/hari. Saat sakit: pasien mengatakan jarang sekali meminum teh tawar dan hanya minum air putih saja secara oral dengan frekuensi 4-6x/hari atau 1000cc-1500cc/hari. Terlihat terpasangnya cairan infus pada pasien dengan jenis RL 500ml. 20x tpm.

c. Pola Eliminasi

BAK Sebelum masuk RS: pasien mengatakan buang air kecil di kamar mandi frekuensi 3-4x/hari dengan jumlah output ±1000cc/hari. Berwarna kuning jernih tidak berbau menyengat dan tidak ada keluhan. BAK saat sakit: pasien mengatakan buang air kecil di kamar mandi dibantu dengan perawat/keluarga saat berjalan ke kamar mandi frekuensi 1-2x/hari dengan jumlah output ±750cc/hari. Berwarna kuning jernih tidak berbau menyengat dan tidak ada keluhan. BAB Sebelum masuk RS: pasien mengatakan BAB di pagi hari dengan frekuensi 1x/hari. Warna kuning, tidak ada warna hitam/merah/darah, berbau normal, konsistensi lembek, tidak cair, tidak susah keluar. Tidak menggunakan pencahar. BAB saat sakit: pasien mengatakan belum BAB sejak masuk RS. Namun pada hari ke 3 pasien baru bisa BAB dengan dibantu berjalan kekamar mandinya.

Frekuensi

1x/2hari.

Warna

kuning,

tidak

ada

warna

hitam/merah/darah, berbau normal, konsistensi lembekn dan cair, tidak susah keluar. Tidak menggunakan pencahar.

d. Insensible Water Loss IWL

=(10/15xBB)/24 jam = (15x60)/24jam = 37,5cc/jam IWL/24jam = 37,5x24 = 900cc/24 jam e. Pola Personal Hygiene Sebelum masuk RS: pasien mengatakan mandi 2x/hari secara mandiri. Sikat gigi 2x/hari di pagi dan sore hari. Mencuci rambut 2x/minggu. Saat sakit: pasien mandi dengan cara di waslap 1x/hari pagi hari dibantu oleh keluarga. Sikat gigi 2x/hari di pagi dan sore hari dan belum pernah cuci rambut selama di RS.

f. Pola Istirahat dan Tidur Sebelum masuk RS: pasien mengatakan tidur dimalam hari 4-6jam/hari dari jam 10 malam. Biasanya pasien akan terbangun di tengah malam, saat terbangun pasien melakukan solat tahajud dilanjutkan membaca AlQur’an hingga ngantuk lagi. Biasanya kegiatan tersebut dilakukan hingga pukul 01.30 dini hari. Tidur siang biasanya dilakukan 1,5 jam/hari. Saat sakit: pasien mengatakan sulit tidur di malam hari karena ada suara-suara dari orang lain di RS. Tidur biasanya 2-4jam/hari dari jam 10 malam. Ketika terbangun malam hari pasien hanya membaca doa-doa

saja. Tidur siang pasien ketika sakit 1-2jam/hari dan biasanya terbangun karena harus makan/minum atau menerima tindakan medis.

g. Pola Aktivitas dan latihan

Sebelum masuk RS: pasien mengatakan sudah tidak bekerja dan biasanya hanya melakukan jalan-jalan atau ngobrol, mengaji dan berkebun bersama tetangga maupun keluarga. Pasien mengatakan berjalan-jalan merupakan olahraga yang dapat beliau lakukan di pagi hari.

Pasien

mengatakan

tidak

ada

keterbatasan

dalam

mandi,

menggunakan pakaian dan berhias. Namun tidak dapat melakukan aktivitas berlebih yang dapat membahayakan tubuhnya karena usia yang sudah tidak muda lagi. Saat sakit: pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti sedia kala karena lemas dan terdapat cairan infus yang terpasang pada tubuhnya. Pasien juga melakukan peregangan atau ROM aktif yang dibantu oleh perawat maupun keluarganya. Pasien mengatakan banyak keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena keadaan lemas dan terpasangnya cairan infus. Pasien juga mengatakan harus dibantu dalam melakukan mandi dan menggunakan pakaian. h. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan Sebelum masuk RS: pasien mengatakan bahwa dirinya dalah pecandu rokok dengan jenis tembakau. Pasien mengatakan dalam sehari pasien dapat merokok hingga 2 bungkus dan telah merokok sejak umur ± 30 tahun. Pasien mengatakan bukan pecandu minuman keras dan tidak mengkonsumsi jenis obat-obatan tertentu yang dapat membahayakan bagi kesehatannya. Saat sakit: pasien mengatakan sudah tidak merokok sejak pertama kali dirinya merasakan mual pada pencernaannya (3bulan).

I. PENGKAJIAN FISIK 1. Pemeriksaan Umum a. Kesadaran : Compos Mentis b. Tekanan darah : 140/70 mmHg c. Nadi : 89x/menit d. Pernafasan : 22x/menit e. Suhu : 36,8 derajat celcius f. TB/BB : TB: 165 cm. ; Sebelum masuk RS : 60 Kg – 63 Kg ; Saat dirawat di RS : 58 Kg 2. Pemeriksaan Fisik Per System a. Sistem Penglihatan Posisi mata simetris, kelopak mata dapat berkedip secara normal, pergerakan bola mata dapat bergerak keatas, kebawah, kekanan, kekiri dan memutar. Kornea bening, pupil normal bereaksi pada cahaya. Lapang pandang normal. Ketajaman pengelihatan sudah terganggu.

Menggunakan

alat

bantu

kaca

mata

dengan

lensa

plus

untuk

membaca. Tidak ada tanda tanda peradangan.

b. Sistem Pendengaran

Telinga simetris, bersih, tidak ada serumen berlebih, tidak terdapat

pengeluaran cairan pada telinga, fungsi pendengaran masih normal tidak memakai alat bantu pendengaran. Hasil tes gesekan normal. Hasil tes webber tidak ada lateralisasi, suara terdengar pada kedua telinga atau terfokus pada tengah kepala. Hasil tes rinne positif. Hasil tes swabbach normal.

c. Sistem wicara Berbicara jelas namun terkadang suka terbata-bata. d. Sistem Pernafasan Bentuk hidung normal, simetris kanan dan kiri, jalan nafas bersih, RR 22x/menit, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada batuk, tidak menggunakan alat bantu nafas, tidak ada nyeri tekan pada hidung, posisi trakhea di tengah, warna kulit dada sama dengan warna kulit lainnya, pengembangan dada simetris, taktil fremitus “77” “99” normal, perkusi dada normal, resonan. Bunyi nafas normal, bronkhial diatas trakhea, vesikuler pada paru.

e. Sistem Kardiovaskuler Interpretasi

EKG

menunjukkan

bahwa

pasien

Sinus

Rhythm.

Konjungtiva merah muda, Nadi 89x/menit irama teratur, denyut kuat, temperatur kulit hangat, warna kulit normal, tidak ada pembesaran jantung. Tidak ada udem. Bunyi jantung lub dub. CRT <2detik.

f. Sistem Neurologi Glascow Coma Scale 15 Eye 4, Motorik 6, Verbal 5, tidak ada tanda peningkatan tekanan intra kranial, pemeriksaan Neurologis N1 olfaktori: normal, dapat mencium bau-bauan dengan normal. N2 Optikus: pasien menggunakan kacamata plus untuk membaca, lapang pandang normal. N3 Okulomotorikus: normal dapat menggerakan bola mata, pupil berespon terhadap cahaya. N4 Trochealis: Normal, dapat menggerakan mata

ke

dalam

menggerakan

dan

kebawah.

N5

trigeminus:

normal,

dapat

rahang kesegala sisi, sensasi wajah normal/terasa,

refleks berkedip normal. N6 Abdusen: normal deviasi mata ke lateral normal. N7 Fasialis: ekspresi normal, dapat tersenyum, mengangkat lais mata,

menutup

kelopak

mata

dengan

tahanan.

N8

Verstibulocochlearis: tes pendengaran normal. N9 Glosofaringeus: normal, dapat merasakan garam, gula dan kopi. N10 Vagus: Refleks menelan

dan

muntar

normal.

N11

Aksesorius:

normal.

Dapat

menggerakan bagian tubuh yang dapat digerakan dengan otot. Dapat menahan tahanan pada otot. N12 Hipoglosus: tidak ada pembesaran lidah, pergerakan lidah normal, tidak ada denyutan pada lidah. Pemeriksaan refleks bisep, trisep normal. Refleks patela normal, refleks babinsky normal. Kekuatan otot tangan kanan: 5. Tangan kiri:5. Kaki kanan: 5. Kaki kiri:5.

g. Sistem Pencernaan

Keadaan mulut bersih, terdapat 6 gigi tanggal, tidak ada muntah,

bising usus 7x/menit. ukuran lingkar perut 65cm, tidak ada asites, terdapat nyeri pada gaster dan mual, tidak terpasang collostomy, tidak terpasang NGT. Warna kulit normal, saat di auskultasi 4 kuadran bising usus 12x/menit. Hasil palpasi menunjukkan ada nyeri tekan pada epigastrium dengan skala nyeri 6 dari 1-10. Hasil perkusi menunjukkan kenormalan, timpani pada daerah yang berisi udara dan pekak pada daerah organ padat. h. Sistem Imunologi Tidak terdapat pembesaran kelenjar. Tidak memiliki riwayat alergi. i. Sistem Endokrin Nafas tidak berbau keton, tidak terdapat luka, tidak ada tremor, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada tanda peningkatan gula darah.

j. Sistem Urogenital Tidak terdapat distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat penggunaan kateter, pasien mengatakan alat kelaminnya selalu dibersihkan ketika sesudah buang air kecil dan mandi. Pasien mengatakan alat keliaminnya sudah tidak dapat ereksi..

k. Sistem Integumen Rambut berwarna abu-abu dan putih, kekuatan rambut masih baik, bersih, tidak ada kerontokan pada rambut yang berlebihan. Keadaan kuku bersih kekuatan kuku tidak mudah rapuh, tidak ada tanda peradangan pada kuku. Warna kulit coklat, bersih, tidak ada dekubitus, terdapat luka pada lengan akibat tindakan pengambilan darah dan pemasangan infus.

l. Sistem Muskuloskeletal Ada keterbatasan gerak (usia 91thn), tidak ada sakit pada tulang sendi, tidak ada tanda-tanda fraktur, klien mengatakan belum pernah patah tulang. Kekuatan tonus otot tangan kanan: 5. Tangan kiri:5. Kaki kanan: 5. Kaki kiri:5.

II. PEMERIKSAAN PENUNJANG Lab tanggal 13-10-2016 NO NAMA HEMATOLOGI 1 HEMOGLOBIN 2 ERITROSIT 3 LEKOSIT 4 HEMATOKRIT 5 TROMBOSIT DIABETES CITO 1 GULA DARAH SEWAKTU

HASIL 13,6 5,2 16,2 41,7 182 89

SATUAN g/dl 10^6/uL 10^6/uL % 10^6/uL

RUJUKAN

KETERANGAN

13.0-18.0 4,0-5,5 4,0-10,0 38-51 150-450

Normal Normal Tdk normal Normal Normal

<160

Normal

Lab tanggal 16-10-2016 NO NAMA HEMATOLOGI 1 HEMOGLOBIN 2 ERITROSIT 3 LEKOSIT 4 HEMATOKRIT 5 TROMBOSIT

HASIL 11 4,2 4,1 33,4 166

SATUAN g/dl 10^6/uL 10^6/uL % 10^6/uL

RUJUKAN 13.0-18.0 4,0-5,5 4,0-10,0 38-51 150-450

KETERANGAN Tdk Normal Normal Normal Normal Normal

III. PENATALAKSANAAN MEDIS 1) Pemberian obat

Pemasangan cairan infus RL 20tpm (IV) Cefoperazone 3x1gr (IV) Esomeprazole 2x40mg (IV) Sucralfat 3x1 sendok (PO) Ondancentron 2x4mg (IV) Cernevit 1x1 (IV) New diatab 3x1 tab (PO) Lasix 2x1amp (jika tidak diare) (K.P- IV) Valsartan 1x40mg (PO)

IV. ANALISA DATA NO 1

SYMPTOMS (S) DS: pasien mengatakan pada

nyeri bagian

epigastrium. DO:

pasien

meringis, mengerang dilakukan pada epigastrium.

terlihat pasien saat

2

PROBLEM (P) Nyeri

lambung V Kerusakan mukosa lambung V Respon peradangan

lokal V bagian Mengaktifkan saraf

palpasi Nyeri

berskala 6. Dari skala 1-10.

ETIOLOGY (E) GERD V Refluks asam

simpatis V Mengeluarkan bradikinin,

serotonin, histamin V Nyeri epigastric V Nyeri DS: pasien GERD Ketidak V mengatakan mual. seimbangan nutrisi Refluks asam kurang dari DO: pasien terlihat lambung V kebutuhan

lemas Kerusakan mukosa Pasien terlihat ingin lambung muntah V Makanan pasien Merangsang pusat terlihat selalu tidak mual di hipotalamus V habis 2-4 sendok. Anoreksia Bb: 59kg V Intake menurun V Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari 3

DS:

pasien

mengatakan lemas DO:

pasien

berusia

lansia 91 thn Pasien terlihat selalu berbaring di tmpt tdr Pasien terlihat selalu dibantu

dalam

melakukan aktivitas

kebutuhan GERD V Refluks asam

Resiko cedera

lambung V Kerusakan mukosa lambung V Merangsang pusat mual di hipotalamus V Anoreksia V Intake menurun V Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan V Tidak adekuat pembentukan energi V Lemas V Resiko cedera

V.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri berhubungan dengan kerusakan mukosa lambung. 2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake kurang adekuat. 3) Resiko cedera berhubungan pembentukan energi.

VI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

dengan

tidak

adekuatnya

FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama Mahasiswa : K.7 R. talaga bodas NPM : 474497

Nama Pasien : Tn. K

: Aditya Pratama

Ruang No. M.R

: …………………. : ………………….

Diagnosa Tujuan dan Tindakan No Keperawatan Kriteria Hasil Rasional (Operasional) & Data penunjang (SMART) 1 Nyeri berhubungan Setelah 1. observasi ttv1. peningkatan dengan kerusakan dilakukan ttv dapat mukosa lambung. asuhan menjadi acuan keperawatan dalam selama 3x24 identifikasi DS: pasienjam nyeri mengatakan nyeridapat teratasi 2.kaji skala 2.keadaan pada bagiandengan kriteria nyeri, durasi, nyeri epigastrium. hasil : frekuensi menjadi acuan -nyeri data dalam DO: pasien terlihat berkurang menentukan meringis, pasien -nyeri dapat intervensi mengerang saat dapat dikontrol selanjutnya dilakukan palpasi -pasien tampak pada bagian rileks 3. ajarkan 3.membantu epigastrium. Nyeri -pasien tidak pasien teknik mengurangi berskala 6. Dari terlihat relaksasi rasa nyeri skala 1-10. meringis atau memegang bagian 4. berikan 4. lingkungan epigastrium lingkungan yang nyaman yang nyaman dapat memberikan rasa rileks untuk mengurangi rasa nyeri

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake kurang adekuat

5. berikan kompres hangat (botol hangat)

5. tindakan kep. dalam mengurangi rasa nyeri

6. kolaborasi dalam pemberian analgetik

6. untuk mengurangi/ Menghilangka n rasa nyeri

Setelah 1. pertahankan 1. mulut yang dilakukan kebersihan tidak bersih asuhan mulut dengan dapat keperawatan baik sebelum mempengaruh selama 3x24 dan sesudah i rasa jam nutrisi mengunyah makanan dan dapat teratasi makanan. menimbulkan DS: pasiendengan kriteria mual mengatakan mual. hasil : -tidak terjadi 2. tawarkan 2. makanan DO: pasien terlihatpenurunan makanan porsi dalam porsi lemas berat badan kecil tetapi kecil namun

Pasien terlihat ingin-tidak adanya sering muntah mual dan Makanan pasienmuntah terlihat selalu tidak-tidak adanya habis 2-4 sendok. penurunan Bb: 59kg nafsu makan

3. sarankan pasien untuk meminum air hangat sebelum dan sesudah makan 4. timbang berat badan pasien 5.kolaborasi pemberian cairan iv 3 Resiko cedera berhubungan dengan tidak adekuatnya pembentukan energi.

sering dapat mengurangi oerasaan tegang pada lambung sehingga mengurangi beban saluran pencernaan 3. air hangat dapat mengurangi rasa mual.

4. menimbang berat badan akan menjadi data dasar 5. tindakan kolaboratif dalam pemenuhan nutrisi dan cairan 1. mengurangi kemungkinan resiko cedera pada pasien

Setelah 1. tingkatkan dilakukan keamanan asuhan disekitar keperawatan pasien selama 3x24 jam , pasien 2. memastikan tidak terjatuh 2. bantu setiap setiap aktifitas DS: pasiendengan kriteria aktifitas pasien pasien dapat mengatakan lemas hasil : terpantau. -pasien tidak DO: pasien berusiacedera 3. lansia 91 thn 3. berikan meningkatkan Pasien terlihat selalu pengetahuan pengetahuan berbaring di tmpt tdr pada keluarga keluarga ttg Pasien terlihat selalu pasien terkait resiko cedera dibantu dalam pasien dengan melakukan aktivitas resiko cedera

VII.

CATATAN TINDAKAN dan EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal

No No Dx. Urut Kep Tindakan

1

Tindakan (Respon Subjektif/RS & Objektif/RO atau Hasil)

1. mengobservasi ttv Rs: Ro: Td: 140/70 mmHg Nadi: 89x/menit RR: 22x/menit Suhu: 36,8 derajat celcius 2.mengkaji skala nyeri, durasi, frekuensi Rs: pasien mengatakan nyeri, skala nyeri 6 dari 110. Ro: pasien terlihat meringis, pasien mengerang saat dilakukan palpasi pada bagian perut

EVALUASI Paraf & Nama

SOAP Tiap pergantian dinas/SIP (Mengacu ke kriteria hasil) S: pasien mengatakan masih nyeri O: pasien terlihat tenang, pasien terlihat dapat mengendalika n rasa nyeri A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi

3. mengajarkan pasien teknik relaksasi Rs: pasien mengatakan nyaman namun skala nyeri masih 6 Ro: pasien terlihat dapat melakukan teknik relaksasi dengan benar 4. memberikan lingkungan yang nyaman Rs: pasien mengatakan posisi tidur sudah nyaman Ro: pasien terlihat nyaman 5. berikan kompres hangat (botol hangat) Rs: pasien mengatakan nyaman Ro: pasien terlihat nyaman 2

1. mempertahankan kebersihan mulut dengan baik sebelum dan sesudah mengunyah makanan. Rs: pasien mengatakan nyaman Ro: pasien terlihat nyaman, kebersihan mulut baik. 2. menawarkan makanan porsi kecil tetapi sering Rs: pasien mengatakan

S: pasien mengatakan masih mual O: pasien terlihat masih mual, makanan pasien tidak habis. A:

masalah

Paraf & Nama

masih merasa mual Ro: pasien terlihat mual 3. menyarankan pasien untuk meminum air hangat sebelum dan sesudah makan Rs: Pasien mengatakan mual sedikit berkurang Ro: Pasien terlihat rileks setelah meminum air hangat

belum teratasi P: lanjutkan intervensi

4. menimbang berat badan pasien Rs:Ro:berat pasien 59 kg. 3

1

1. meningkatkan keamanan disekitar pasien Rs: pasien mengatakan lemas Ro: pasien terlihat lemas

S: pasien dan keluarga pasien mengerti ttg resiko cedera

2. membantu setiap aktifitas pasien Rs: pasien meminta tolong dalam memenuhi aktifitasnya, pasien merasa senang. Ro: pasien selalu meminta tolong dalam melakukan aktifitas kepada keluarga dan perawat.

O: pasien terlihat tidak ragu dalam meminta pertolongan untuk beraktifitas. Keluarga pasien terlihat dapat membantu setiap aktivitas

3. memberikan pengetahuan pada keluarga pasien terkait pasien dengan resiko cedera Rs: keluarga mengatakan mengerti Ro: keluarga terlihat mengimplementasikannya seperti membantu disetiap aktivitas pasien 1. mengobservasi ttv Rs: Ro: Td: 130/70 mmHg Nadi: 80x/menit RR: 20x/menit Suhu: 36,7 derajat celcius 2.mengkaji skala nyeri, durasi, frekuensi Rs: pasien mengatakan nyeri, skala nyeri 5 dari 110. Ro: pasien terlihat dapat melakukan teknik relaksasi dengan benar

A: masalah teratasi P: hentikan intervensi

S: pasien mengatakan nyeri berkurang O: pasien terlihat tenang, pasien terlihat dapat mengendalika n rasa nyeri. A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi 3. memberikan lingkungan yang nyaman Rs: pasien mengatakan posisi tidur sudah nyaman Ro: pasien terlihat nyaman 5. berikan kompres hangat (botol hangat) Rs: pasien mengatakan nyaman Ro: pasien terlihat nyaman 2

1. mempertahankan kebersihan mulut dengan baik sebelum dan sesudah mengunyah makanan. Rs: pasien mengatakan nyaman Ro: pasien terlihat nyaman, kebersihan mulut baik. 2. menawarkan makanan porsi kecil tetapi sering Rs: pasien mengatakan masih merasa mual Ro: pasien terlihat mual 3. menyarankan pasien untuk meminum air hangat sebelum dan sesudah makan Rs: Pasien mengatakan mual sedikit berkurang Ro: Pasien terlihat rileks setelah meminum air hangat

S: pasien mual berkurang O: pasien terlihat masih mual. makanan pasien tidak habis. A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi

4. menimbang berat badan pasien Rs:Ro:berat pasien 59 kg. 1

1. mengobservasi ttv Rs: Ro: Td: 140/70 mmHg Nadi: 82x/menit RR: 20x/menit Suhu: 36,7 derajat celcius 2. menganjurkan pasien untuk terus melakukan teknik relaksasi Rs: pasien mengatakan nyaman Ro: pasien dapat melakukan teknik relaksasi dengan benar. skala nyeri 4 4. memberikan lingkungan

S: pasien mengatakan nyeri berkurang O: pasien terlihat tenang, pasien terlihat dapat mengendalika n rasa nyeri. A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi

yang nyaman Rs: pasien mengatakan posisi ruang perawatan sudah nyaman Ro: pasien terlihat nyaman

2

5. berikan kompres hangat (botol hangat) Rs: pasien mengatakan nyaman Ro: pasien terlihat nyaman skala nyeri 4 1. mempertahankan kebersihan mulut dengan baik sebelum dan sesudah mengunyah makanan. Rs: pasien mengatakan nyaman Ro: pasien terlihat nyaman, kebersihan mulut baik. 2. menawarkan makanan porsi kecil tetapi sering Rs: pasien mengatakan mual berkurang Ro: makanan pasien terlihat ½ porsi habis 3. menyarankan pasien untuk meminum air hangat sebelum dan sesudah makan Rs: Pasien mengatakan mual sedikit berkurang Ro: Pasien terlihat rileks setelah meminum air hangat 4.memberikan terapi secara iv (esomeprasole) dan Sucralfat peroral Rs:klien mengatakan mual berkurang Ro:obat masuk IV dan peroral

S: pasien mual berkurang O: pasien terlihat masih mual. makanan pasien tidak habis. A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi