TUGAS MATAKULIAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
NAMA : Ridho Tegar Pangestu NIM : 12522279 DOSEN PENGAMPU : Muhammad Ragil Suryoputro S.T., M.Sc.
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
1. BERITA 1) Tak Pakai Pengaman, Teknisi Telkomsel Jatuh dari Tower Tommy Purniawan Selasa, 3 Maret 2015 − 17:45 WIB Teknisi Telkomsel jatuh dari atas tower (foto:Tommy/Koran Sindo) BATAM - Seorang teknisi tower Telkomsel, Ade Afrianto (34) tewas setelah terjatuh dari ketinggian 36 meter, tadi siang. Korban diduga terpeleset saat berada di atas tower,
dan
jatuh
karena
tidak
menggunakan
pelindung
kerja.
Menurut saksi mata dan juga teman seprofesi korban, Moko, sekitar pukul 10.00 WIB, dia bekerja bersama korban dan Nanda, di tower PT Telkomsel yang terletak di depan Perumahan
Permata
Bandara,
Batu
Besar.
"Dia memeriksa tower, ihkan pekarangan tower, dan memeriksa semua lampu yang ada. Kami bertiga bekerja sejak pagi, dan korban memeriksa lampu tower,"
katanya,
kepada
wartawan,
Selasa
(3/3/2015).
Ditambahkan dia, dirinya dan Nanda saat itu sedang membawa peralatan kerja dan menuju mobil. Saat itu, korban masih berada di atas tower mengganti lampu tower. Baru beberapa meter meninggalkan tower, dia mendengar suara teriakan korban. "Teriakan pertama, saya lihat korban masih berada di atas tower. Saat teriakan korban yang kedua, saya melihat korban terjatuh dari puncak tower yang tingginya 36 meter," terangnya. Melihat korban terjun bebas dari puncak tower, dia dan Nanda langsung kembali ke dalam tower. Saat dia berada di dalam tower, dia melihat korban yang sudah terkapar dengan
kondisi
mengenaskan.
"Saat melihat kondisi korban, kami kaget. Karena korban sudah meninggal dengan kondisi
mengenaskan,"
jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan CV Zaman Teknindo yang merupakan sub kontraktor Telkomsel, Toko mengatakan, korban sudah bekerja dengannya sejak tujuh
bulan
belakangan.
Korban juga sudah berpengalaman sebagai teknisi tower, karena sudah tiga tahun belakangan ini bekerja sebagai teknisi tower. "Saat kejadian korban sedang mengganti lampu
tower,
dan
itu
merupakan
pekerjaan
terakhir,"
jelasnya.
Terpisah, Kanit I Polresta Barelang Iptu Nelson mengatakan, berdasarkan pengakuan teman kerja korban, korban terjatuh saat bekerja di atas tower. "Menurut saksi, korban meninggal
karena
kecelakaan
industri,"
ungkapnya.
Setelah melakukan olah TKP, korban dibawa ke RSBP untuk dilakukan visum. Sementara keluarga korban, pasca kejadian sudah membuat laporan ke Polsek Nongsa dan
istri
korban
sudah
menanti
di
rumah
sakit.
Pantauan di lokasi kejadian, korban mengalami luka pada bagian kepala belakang. Bahkan, pinggang, paha dan kaki korban sebelah kanan mengalami patah tulang.
2)
4 Jari putus saat kerja, pegawai adukan perusahaannya ke polisi
Reporter : Jatmiko Adhi Ramadhan | Kamis, 28 Agustus 2014 13:39. Keselamatan pekerja. ©2013 Merdeka.com/dwi narwoko Merdeka.com - Seorang karyawan PD Ayam Intan, Jalan Kebangkitan Nasional, Kecamatan Pontianak Utara melapor ke Kepolisian Resor Kota Pontianak, melaporkan perusahaan tempat dia bekerja setelah kecelakaan industri yang dia alami hingga mengalami cacat permanen, karena tidak adanya niat untuk bertanggung jawab. "Saya mengalami kecelakaan industri hingga empat jari tangan kanan saya putus akibat digilas mesin pres milik perusahaan (PD Ayam Intan)," kata Hendra Saputra (16) warga Gang Dadap Ayu, saat dihubungi di Pontianak, seperti dikutip dari Antara, Kamis(28/8). Korban saat membuat laporan polisi di Polresta Pontianak didampingi oleh Wakil Sekretaris
Konfederasi
Serikat
Kerja
Kota
Pontianak
Yusmanto.
Korban menjelaskan selain membuat laporan karena telah mengalami cacat permanen, dirinya juga melaporkan tempat dia bekerja yang tidak mendaftarkan karyawan ke Jamsostek. Kemudian memberikan gaji di bawah UMK, jam kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan yakni mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB "Hingga kini saya belum mendapat pesangon atau tambahan untuk biaya pengobatan oleh perusahaan yang
telah
mempekerjakan
saya
selama
enam
bulan,"
ungkapnya.
Hendra menambahkan, dirinya menuntut hak sebagai pekerja, serta hak karyawan lainnya
juga
agar
ikut
dipedulikan.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Konfederasi Serikat Kerja Kota Pontianak Yusmanto menyatakan pihaknya memberikan pendampingan pada korban saat membuat laporan ke
polisi
atas
musibah
yang
telah
dialami
korban.
"Kami berharap instansi terkait jangan hanya berani bicara saja. Seharusnya cepat diselesaikan. Jangan sampai berlarut-larut, apalagi dalam hal ini sudah jelas kecelakaan
tenaga
kerja,
dan
korbannya
anak-anak
lagi,"
katanya.
Menurut dia pihaknya sudah pernah turun bersama kabid Tenaga Kerja Kota Pontianak, tetapi tidak mendapatkan kepastian karena pemilik perusahaan PD Ayam Intan sedang tidak ada di tempat, sehingga pertemuan tersebut menjadi batal. "Pertemuan selanjutnya dijadwalkan Jumat (29/8), tinggal kami lihat sejauh mana kepedulian dari pihak perusahaan. Kalau memang tidak ada itikad baik, maka kasus ini
tetap
diproses
hukum,"
ujarnya.
Yusmanto menambahkan PD Ayam Intan sudah beroperasi sekitar 30 tahun, tetapi pihak perusahaan sama sekali tidak mendaftarkan karyawan pada Jamsostek, sehingga sudah
jelas
melanggar
aturan.
Menurut dia ada lima pelanggaran yang nyata ditemukan di perusahaan tersebut, yakni gaji yang tidak sesuai dengan UMK, jam kerja juga melebihi waktu, kalau anak di
bawah
umur,
maka
waktu
kerjanya
hanya
tiga
jam
saja.
"Para karyawan di perusahaan itu hanya digaji Rp 57 ribu/hari atau sekitar Rp 1,4 juta/bulan, serta tidak membayar upah lembur dan masih banyak pelanggaran lainnya," kata Yusmanto.
3)
2 Pekerja pembangunan kantor pajak jatuh, 1 tewas
Reporter : Henny Rachma Sari | Selasa, 6 Mei 2014 20:12 ©2014 Merdeka.com Merdeka.com - Dua pekerja bangunan jatuh dari ketinggian proyek pembangunan Kantor Pajak. Tepatnya di samping gedung Plaza Bapindo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (6/5). Akibatnya, satu korban tewas dan satu lainnya luka parah. Kapolsek Kebayoran Baru AKBP Anom Setyadji menuturkan kedua korban langsung dilarikan
ke
Rumah
Sakit
Pusat
Pertamina
(RSPP),
Jakarta.
"Satu orang tewas dan satu orangnya masih dalam perawatan tim medis," ucap Anom saat
dikonfirmasi.
Korban meninggal diketahui bernama Edi Prayitno, warga asal Bojonegoro, Jawa Timur.
Sedangkan,
korban
selamat
bernama
Heri
Mulyadi.
Anom menjelaskan, saat terjatuh, tubuh korban mengenai sebuah tiang penyangga dan menimpa
tubuh
Heri
yang
turut
terjatuh
bersama
Edi.
Rupanya, saat itu korban Edi dan rekannya Heri tidak melengkapi diri dengan alat keselamatan.
2. DESKRIPSI 1. Pendahuluan Dunia industri dari setiap tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan yang cukup pesat, ditandai dengan munculnya berbagai macam mesin-mesin ataupun alat-alat industri yang sangat canggih. Kemunculan tersebut selain membawa dampak positif bagi perkembangan dunia industri, juga membawa dampak negatif yaitu semakin banyaknya jenis kecelakaan industri yang diakibatkan kelalaian dalam penggunaan mesin-mesin dan juga alat-alat industri yang semakin canggih.
Ketiga berita yang telah dilampirkan diatas menunjukan bahwa sedikit kelalaian dalam penggunaan alat-alat industri yang mengesampingkan faktor keselamatan dapat berakibat fatal bahkan sampai menimbulkan kematian. 2. Penyebab Kecelakaan Industri Menurut Dessler (1997), ada tiga alasan dasar kecelakaan di tempat kerja yaitu : 1. Kejadian yang bersifat kebetulan. 2. Kondisi tidak aman : a. Peralatan pelindung yang tidak memadai. b. Peralatan rusak. c. Prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan. d. Gudang yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh. e. Penerangan yang tidak memadai. f. Ventilasi tidak memadai. 3. Tindakan-tindakan yang tidak aman yang dilakukan karyawan : a. Membuang bahan-bahan b. Beroperasi atau bekerja dengan kecepatan yang tidak aman. c. Membuat peralatan keamanan tidak beroperasi dengan baik. d. Menggunakan peralatan yang tidak aman. e. Menggunakan prosedur yang tidak aman. f. Mengambil posisi tidak aman. g. Mengangkat secara tidak tepat. h. Pikiran kacau, gangguan, penyalahgunaan, kaget, berselisih, dan permainan kasar. Dari Ketiga berita yang di ambil, semua penyebab kecelakaan industrinya yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan oleh karyawan itu sendiri seperti tidak menggunakan peralatan keselamatan yang telah ditentukan selain itu ada juga yang berkerja tidak berkonsentrasi akibat gajinya yang tidak dibayarkan dengan tepat waktu oleh perusahaannya. 3. Akibat Kecelakaan Industri 1. Kerugian Materi Dapat dihitung dengan uang secara langsung: a. Kerusakan Peralatan b. Kerusakan Sarana dan Prasarana c. Proses Produksi terganggu 2. Kerugian Non Materi Tidak dapat dihitung dengan uang secara langsung. a. Kesehatan terganggu b. Akibat pada mental c. Dampak lanjutan Dari setiap berita kecelakaan industri pasti akan menimbulkan kerugian materi serta non materi, diantaranya kematian dan juga kecacatan seumur hidup dikarenakan kehilangan 4 ruas jari dan juga kerugian materi yang akan ditanggung oleh perusahaan tempat orang tersebut bekerja. 4. Klasifikasi Kecelakaan Industri 1. Klasifikasi Menurut Jenis Kecelakaan
a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Terjatuh. Tertimpa benda jatuh. Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh. Terjepit oleh benda. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan. Pengaruh suhu tinggi. Terkena arus listrik. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan-kecelakaan yang data-datanya tidak cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut. Pada berita pertama dan ketiga menurut jenis kecelakaan termasuk jenis
kecelakaan terjatuh dikarenakan bekerja pada ketinggian, sedangkan pada berita kedua termasuk kedalam terjepit oleh benda dikarenakan jari korban masuk dan terjepit mesin press. 2. Klasifikasi Menurut Penyebabnya a. Mesin. 1. Pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik. 2. Mesin penyalur (Transmisi). 3. Mesin-mesin untuk pengerjaan logam. 4. Mesin-mesin pengolah kayu. 5. Mesin-mesin pertanian. 6. Mesin-mesin pertambangan. 7. Mesin-mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut. b. Alat angkut dan alat angkat. 1. Mesin angkat dan peralatannya. 2. Alat angkutan diatas rel. 3. Alat angkutan lain yang beroda, kecuali kereta api. 4. Alat angkutan udara. 5. Alat angkutan air. 6. Alat-alat angkutan lain. c. Peralatan lain. 1. Bejana bertekanan. 2. Dapur pembakar dan pemanas. 3. Instalasi pendingin. 4. Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alat-alat listrik (tangan). 5. Alat-alat listrik (tangan). 6. Alat-alat kerja dan perlengkapannya, kecuali alat-alat listrik. 7. Tangga. 8. Perancah (steger). 9. Peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut. d. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi. 1. Bahan peledak. 2. Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak. 3. Benda-benda melayang. 4. Radiasi.
5. Bahan-bahan dan zat lain yang belum termasuk golongan tersebut. e. Lingkungan kerja. 1. Diluar bangunan. 2. Didalam bangunan. 3. Dibawah tanah. f. Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan-golongan tersebut. 1. Hewan. 2. Penyebab lain. g. Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tak memadai. Pada berita pertama dan ketiga berdasarkan klasifikasi berdasarkan penyebabnya
termasuk
kedalam
lingkungan
kerja dalam bangunan.
Sedangkan pada berita kedua penyebab kecelakaannya termasuk kedalam mesin yaitu mesin press. 3. Klasifikasi Menurut Sifat, Luka, dan Kelainan a. Patah tulang. b. Dislokasi/keseleo. c. Regang otot/urat. d. Memar dan luar dalam yang lain. e. Amputasi. f. Luka-luka lain. g. Luka dipermukaan. h. Gegar dan remuk. i. Luka bakar. j. Keracunan-keracunan mendadak (akut). k. Akibat cuaca dan lain-lain. l. Mati lemas. m. Pengaruh arus listrik. n. Pengaruh radiasi. o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya. p. Lain-lain. Pada berita pertama dan ketiga yang dikarenakan jatuh dari ketinggian maka termasuk kedalam jenis patah tulang, memar luar dalam, serta gegar dan remuk dan akhirnya menimbulkan kematian. Namun pada berita kedua termasuk kedalam jenis gegar dan remuk, dan juga amputasi dikarenakan jari korban masuk kedalam mesin press lalu tertekan mesin press hingga jari korban remuk dan harus diamputasi. 4. Klasifikasi Menurut Letak Kelainan Ditubuh a. Kepala. b. Leher. c. Badan. d. Anggota atas.
e. f. g. h.
Anggota bawah. Banyak tempat. Kelainan umum. Letak lain yang tidak dapat dimasukan klasifikasi tersebut. Pada berita pertama dan ketiga kecelakaan industri yaitu terjatuh dari
ketinggian masuk kedalam klasifikasi letak kelainan ditubuh dibanyak tempat. Pada berita kedua masuk kedalam klasifikasi di jari dikarenakan jari korban yang terkena mesin press. 3. PENANGANAN KECELAKAAN INDUSTRI 1. Kegiatan sebelum kecelakaan industri Pada tahap ini perlu adanya penegasan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat serta penentuan jalur komunikasi-informasi harus ditentukan dengan mengacu pada peraturan yang berlaku (misalnya keharusan melapor kepada Dinas kesehatan dll). Kegiatan penting lainnya adalah menyediakan dan menyiapkan perbekalan dan peralatan di tempat strategis meliputi antara lain : 1. Peralatan pelindung bagi petugas penyelamat Termasuk disini helm keselamatan, sepatu keselamatan, pakaian pelindung bahan berbahaya, dan lainnya seperti sumbat telinga, sarung tangan dan alat keselamatan berupa pengikat dan panahan tubuh (safety harnesses). 2. Peralatan medik Peralatan darurat medis diletakan di kotak berlabel yang konstruksinya kuat dan mudah dibawa. Berisi alat pembidai, penahan tulang belakang, perban dan penutup luka serta peralatan lainseperti pipa bantupembuka jalan nafas, resusitator dan ventilator, peralatan infus dll. Alat pengikat dan selimut sebaiknya tersedia. 3. Lokasi pengobatan Perlu ditentukan tempat yang pantas sebagai tempat untuk melakukan tindakan pertolongan medis, dapat berupa tempat yang kosong, atau klinik medis yang ada, atau ditempat yang mudah dijangkau mobil ambulans. Tempat pertolongan medis ini sebaiknya cukup luas untuk pemeriksaan awal saat memilih kasus prioritas serta memudahkan tindakan pertolongan korban-korban dari kasus berat, sedang dan ringan. 4. Alat komunikasi Komunikasi yang efektif adalah aspek penting saat kejadian kecela-kaan/bencana. Jaringan komunikasi memakai frekuensi yang sama sangat penting, untuk koordinasi antara tim medis dan petugas penyelamat lainnya (atau Tim penyelamat dari perusahaan). Handy-talkie sangat berguna bagi personil medis untuk berkomunikasi diantara mereka.
Telepon selular dan jalur telephon khusus dapat dipergunakan untuk komunikasi tim medis di lapangan dan Rumah Sakit. 5. Pelatihan petugas kecelakaan Industri Semua pekerja di perusahaan sebaiknya diperkemalkan dengan pertolongan pertama pada kecelakaan dan resusitasi jantung-paru. Staf medik seharusnya dilatih dalam Basic Training Life (BTLS). Idealnya semua dokter harus dilatih Advanced Trauma Life (ATLS). 6. Latuhan Simulasi Kecelakaan Latihan dan praktek penanganan kecelakaan industri seperti keadaan yang sesungguhnya harus benar-benar dilakukan. Mempelajari bencana ataupun kecelakaan yang telah lalu pada beberapa industri, tidaklah cukup karena walaupun perencanaan telah ada, mereka tidak dihadapkan pada keadaan yang sesungguhnya, hal ini menyebabkan lemahnya organisasi bahkan kacau balau ketika kecelakaan benar-benar terjadi. Seringkali pimpinan puncak tidak menguasai perencanaannya atau perannya dalam situasi kekacauan tersebut. Pelatihan seperti keadaan yang sesungguhnya harus diadakan pada interval tertentu secara rutin, mempersiapkan kerjasama dengan petugas penyelamat lainnya (atau tim dari perusahaan sendiri). Hal ini sangat penting untuk mengetahui lebih awal kekurangan pada perencanaan respon medik atau pengetahuan dan ketrampilan petugas sehingga dapat diperbaiki dan ditingkatkan lagi. Dalam berita yang telah diambil, seharusnya kegiatan kecelakaan industri terjadi yaitu adanya pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja agar pekerja lebih paham tentang K3. Lalu setelah itu adanya penekanan dalam hal penggunaan alat keselamatan kerja terhadap pekerja, dan harus ada peraturan yang tegas dan ketat dalam hal peralatan kerja agar pekerja tidak melanggar peraturan penggunaan alat keselamatan kerja. Selain itu perusahaan juga harus menyiapkan semua hal yang mendukung dalam hal penerapan K3, dan juga bekerjasama terhadap pihak terkait agar penerapan K3 diperusahaan tersebut lebih baik. 2. Kegiatan sewaktu terjadi kecelakaan Walaupun ada variasi di lingkungan kerja industri, tetapi perencanaan penanganan kecelakaan medis termasuk penyelamatan, pemeriksaan awal untuk menentukan prioritas, stabilisasi dan evakuasi korban dari lokasi kejadian dapat diterapkan pada semua situasi kecelakaan. Kegiatan saat terjadi kecelakaan meliputi antara lain :
1. Penyelamatan awal Saat kegiatan mulai, informasi tentang macam kecelakaan dan jumlah korban harus segera diketahui. Tim medis di lapangan harus melaporkan pada pimpinan penanggulangan kecelakaan. Harus berhati-hati ketika memasuki daerah berbahaya (hazaedous area) meskipun sudah dibersihkan. Evakuasi korban yang sulit dari lokasi rawan merupakan tanggung jawab petugas khusus yang berpengalaman atau terlatih misalnya dari kepolisian, Tim SAR dll. Dengan dukungan secara simultan dari petugas medis darurat dalam upaya penyelamatan. Kecepatan bertindak sangat penting, tetapi harus tetap berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan tambahan sewaktu melakukan penyelamatan, misalnya saat mengeluarkan korban dari mesin, reruntuhan gedung dan lain-lain. Personel medis harus selalu membuat penilaian cepat untuk mempertimbangkan sumber bantuan dan meminta hal-hal yang diperlukan untuk upaya penyelamatan ini. 2. Mengaktifkan bantuan sumber medis Tiap negara biasanya mempunyai aturan yang berneda, di Indonesia misalnya pihak Kepolisian, ABRI, PMI, Tim SAR, Ambulan 118, Ambulan 119, Brigade Siaga Bencana, Bakortanas (Satgas,Satlak), Rumah Sakit, Pramuka dll. 3. Pemeriksaan awal untuk menentukan prioritas (Triage) Triage ditujukan untuk cenderung melakukan yang baik untuk jumlah besar, Korban-korban dipilih agar segera bisa ditolong sesuai dengan kebutuhannya. Prioritas harus diberikan kepada korban yang terancam kehidupannya dan yang mempunyai kemungkinan besar untuk bertahan bila segera ditolong. Misalnya digunakan 4 kategori : a. Prioritas I : Korban cedera serius/berat (label merah) dengan problem kehidupan
terancam
memerlukan
perhatian
segera.
Jangan
dipindahkan. b. Prioritas II : Korban cedera sedang (label kuning) membutuhkan pertolongan cukup segera. Jangan dipindahkan. c. Prioritas III : Korban ringan (label hijau). Cedera ringan saja. Bisa dipindahkan. d. Prioritas IV : Korban meninggal (label hitam). 4. Penanganan Korban Pada saat kecelakaan/bencana perlu tindakan segera, padahal biasanya situasinya sangat rawan untuk terjadinya stress. Oleh karena itu diperlukan protocol yang mudah diingat dan dilakukan, seperti ABC yang disarankan oleh American College of Surgeon dan Amerika
College of Emergency Physicians, prioritas yang dimaksud adalah : a. Airway / jalan nafas dan pemeriksaan tulang leher b. Breathing / pernafasan c. Circulation / sirkulasi darah d. Disability assessment / penilaian kecacatan dan status nerologik. e. Exposure / pajanan (lepaskan baju dan cegah kedinginan) 5. Evakuasi Korban Dua pertibangan mendasar yang harus dijaga sewaktu evakuasi, ialah Keselamatan pasien dan kecepatan transportasi. Contoh kasus kecelakaan industri dari berita yang telah dilampirkan di awal, seharusnya kegiatan yang dilakukan sewaktu terjadi kejadian kecelakaan industri terjatuh dari ketinggian yaitu mengecek keadaan korban apakah korban masih hidup atau tidak, apabila masih hidup lapor kepada pihak terkait yang bertanggung jawab dan harus cepat-cepat memberi pertolongan pertama pada korban untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, hal tersebut juga bias diterapkan pada kecelakaan industri lainnya. 3. Kegiatan setelah kecelakaan Baik pasien maupun petugas penyelamat, sering secara psikologis tertekan stressor kecelakaan tersebut. Hal ini akan membaik setelah beberapa hari, beberapa minggu atau bulan. Perawatan lanjutan termasuk konsultasi dan acara wawancara setelah tugas selesai. Dukungan dari anggota keluarga, teman dan pekerja social yang dapat membesarkan hati sangat diperlukan. Pada pengusutan dan penyelidikan saat setelah kecelakaan, Dokter bersama petugas keselamatan lainnya membantu mengindentifikasi penyebab kecelakaan tersebut, dari factor manusia atau masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Kelemahan pada keselamatan dan kesehatan kerja serta kurangnya kesiapsiagaan, keduanya memudahkan terjadinya kecelakaan industri bahkan mungkin berkembang menjadi bencana industri.
4. ANALISA SINGKAT 1. Deskripsi Dari ketiga berita kecelakaan industri yang dilampirkan, semuanya diakibatkan kelalaian dari pegawai itu sendiri yaitu tidak menggunakan alat pelindung diri yang telah ditentukan selain itu ada juga pegawai yang tidak fokus saat berkerja akibat jam kerja yang terlalu berlebih dan gaji yang belum dibayar dan akhirnya menimbulkan kecelakaan industri. 2. Analisa Pribadi/Pembahasan Kecelakaan industri yang disebabkan oleh tindakan perilaku pegawai yang tidak aman itu lebih besar presentasenya dibandingkan dengan kondisi yang tidak aman. Maka seharusnya perilaku yang aman dan menjaga keselamatan itu dimulai dari diri sendiri dan didukung oleh pihak terkait disekitar kita. Pihak perusahaan juga harus sangat memperhatikan hal keselamatan dan kesehatan kerja pegawainya, dengan cara mengadakan pelatihan k3, membuat peraturan yang ketat terhadap k3 yang diterapkan di setiap bagian perusahaan, dan juga harus memperhatikan kesejahteraan pegawainya agar pegawai bias bekerja dengan tenang dan aman. 3. Kesimpulan dan Saran Kecelakaan itu sangat dekat dengan kita dan berada disekitar kita, apabila kita lengah kecelakaan itu akan terjadi dan akan menimbulkan kerugian. Jadi menjaga keselamatan itu dimulai dari diri kita sendiri, agar lingkungan disekitar kita pun juga aman dan tidak menimbulkan kerugian terhadap lingkungan di sekitar kita. 5. REFERENSI http://www.depkes.go.id/index.php? option=articles&task=viewarticle&artid=115&Itemid=3 https://bempolnes.wordpress.com/2008/05/14/kecelakaan-di-industri/ http://hadianzah28.blogspot.com/2012/07/penanganan-kecelakaan-kerja.html http://hamdana-manna.blogspot.com/2013/05/kecelakaan-kerja.html http://musyarofah1f3.blogspot.com/2013/05/kecelakaan-kerja_17.html