Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
TINJAUAN OBJEK STUDI KAWASAN KOMERSIL PT KIEC 2.1
Tinjauan Kawasan Cilegon 2.1.1. Sejarah Kota Cilegon Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon berada di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota ini dulunya merupakan bagian dari wilayah
Kabupaten
Serang,
kemudian
ditingkatkan
statusnya menjadi kota istratif, dan sejak tanggal 20 April
1999
ditetapkan
sebagai
kotamadya
(sebutan
kotamadya diganti dengan kota sejak tahun 2001). Cilegon dikenal sebagai kota industri, dan menjadi pusat industri di kawasan Banten bagian barat. Kota Cilegon dilintasi jalan negara lintas Jakarta-Merak, dan dilalui jalur kereta api Jakarta-Merak. Kota Cilegon terdiri atas 8 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah kelurahan
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 1
Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
1.
Memasuki era 1962, di Cilegon berdiri pabrik baja
Trikora yang merupakan babak baru bagi era industri wilayah Cilegon. Industri baja Trikora berkembang pesat setelah keluar Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1970 tanggal 31 Agustus 1970 yang mengubah pabrik baja Trikora menjadi pabrik
baja
PT.
Krakatau
Steel
Cilegon
berikut
anak
perusahaannya. 2.
Perkembangan
berdampak perdagangan,
pula
industri
terhadap
jasa,
dan
yang
pesat
sektor
jumlah
di
Cilegon
lainnya
seperti
penduduk
yang
terus
meningkat. Mata pencaharian penduduk Cilegon yang semula sebagian
besar
adalah petani
berubah
menjadi
buruh,
pedagang, dan lain sebagainya. 3.
PT. Krakatau Steel telah mendorong pembangunan
dan perkembangan yang sangat pesat bagi wilayah Cilegon, yang akhirnya mempengaruhi kondisi sosial budaya dan tata guna lahan. Daerah persawahan dan perladagan menjadi daerah
industri,
perumahan
perdagangan,
serta
pariwisata.
jasa,
transportasi
Keadaan
dan
tersebut
menggambarkan Cilegon sebagai kota kecil yang memiliki fasilitas kota besar. Akibat daripada itu, sejalan dengan tuntutan budaya kota, maka dibutuhkan tuntutan kehidupan masyarakat
kota
serta
memerlukan
pembinaan
dan
pengaturan penyelenggaraan perkotaan. Sebagai pusat pelayanan bagi wilayah Banten dan sekitarnya baik pelayanan jasa koleksi maupun distribusi, pertumbuhan masyarakat Cilegon
sangat ditopang oleh
adanya perkembangan industri dan perdagangan. Sebagai
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 2
Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
pusat
pertumbuhan,
Cilegon
memberikan
kontribusi
multiplier effek terhadap hinterland-nya dalam mengoleksi hasil-hasil produksinya dan demikian pula sebaliknya, yaitu mendistribusikan hal-hal yang dibutuhkan daerah hinterland tersebut.
Perkembangan ini menuntut untuk terpenuhinya
berbagai fasilitas guna menunjang berbagai kegiatan, mulai dari kawasan permukiman sampai dengankawasan kegiatan ekonomi kota. Dengan dibangunnya pusat-pusat industri, telah menarik penduduk dari wilayah lain ini terutama datang dari pedesaan untukmengisi celah-celah lapangan pekerjaan yang
ada
di
tempat
baru
tersebut
danmembawa
ketidakseimbangan (disequilibrium). Peningkatan jumlah penduduk ini bertautan dengan peningkatan
permintaan
terhadap
ruang
dan
sarana
prasarana yang mengisi ruang tersebut guna mendukung aktifitas sosial ekonomi penduduk perkotaan. Lahan yang ada dengan sendirinya akan berubah fungsi. Nilai fungsional areal dan ketersediaan lahan merupakan prasyarat utama untuk urbanisasi yang mendorong terjadinya tujuan-tujuan sosial ekonomi dari keinginan masyarakat . Dan lahan di pusat kota menjadi preferensi bagi pencapaian urbanisasi, mengingat pusat kota menjadi pusat pelayanan bagi daerah belakangnya (daerah
komplementer),
menyuplainya
dengan
barang-
barang dan jasa sentral. Dari lingkup pelayanan yang ada, pusat Kota Cilegon telah dipenuhi oleh berbagai fasilitas jasa Dalam memperlihatkan
perkembangannya kemajuan
di
Kota berbagai
Cilegon bidang
telah baik
pembangunan fisik, sosial, dan ekonomi yang cukup pesat.
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 3
Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
Perkembangan ini tidak terlepas dari struktur kota yaitu sebagai pintu gerbang Jawa – Sumatera dan perkembangan Industri Strategis Nasional di Wilayah Cilegon yang diikuti perkembangan pusat perdagangan, jasa, industri, pariwisata, dan pemukiman. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana di wilayah Cilegon. Perkembangan
dan
kemajuan
Kota
istratif
Cilegon tersebut tidak saja memberikan dampak berupa kebutuhan peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, tetapi juga memberikan gambaran mengenai dukungan, kemampuan, dan potensi wilayah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Dengan demikian untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintahan,
serta
pelaksanaan
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, dipandang perlu Kota istratif Cilegon dibentuk Kota Madya daerah Tingkat II Cilegon. Di dalam Undang-Undang No.5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah disebutkan bahwa syarat-syarat
pembentukan
kemampuan pertahanan
ekonomi, dan
daerah
jumlah
keamanan,
otonom
penduduk, politik,
mengikuti
luas
serta
wilayah,
persyaratan
tambahan lainnya. Dengan ditetapkan dan disyahkan Undang-Undang No.15
tahun
1999
tanggal
27
April
1999
tentang
Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, maka terwujudlah semua keinginan warga masyarakat kota Cilegon menjadikan
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 4
Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
Kota
istratif
Cilegon
menjadi
Kotamadya
Daerah
Tingkat II Cilegon. 2.1.2.
Letak Geografis Berdasarkan letak geografisnya, Kota Cilegon berada
dibagian paling ujung sebelah Barat Pulau Jawa dan terletak pada posisi : 5°52'24" - 6°04'07" Lintang Selatan (LS), 105°54'05"
-
106°05'11"
Bujur
Timur
(BT).
Secara
istratif wilayah berdasarkan UU No.15 Tahun 1999 tentang terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon pada tanggal 27 April 1999, Kota Cilegon mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara: berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara (Kabupaten Serang) 2. Sebelah Barat: berbatasan dengan Selat Sunda 3. Sebelah Selatan: berbatasan dengan Kecamatan Anyer dan Kecamatan Mancak (Kabupaten Serang) 4. Sebelah Timur: berbatasan dengan Kecamatan Kramatwatu (Kabupaten Serang) 1.
Sesuai dengan Perda No. 15 tahun 2002 tentang
Pembentukan 4 kecamatan baru, maka Kota Cilegon dengan luas 17.550 Ha terdiri dari Kecamatan Cilegon, Cibeber, Ciwandan, Pulomerak, Grogol, Purwakarta, Jombang dan Citangkil, terdiri dari 16 desa dan 27 kelurahan.
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 5
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
2.1.3.
Laporan AKHIR
Perkembangan Sosial Kependudukan Perkembangan jumlah penduduk di Kota Cilegon sampai
dengan
tahun
2008
memperlihatkan
sebaran
jumlah
penduduk sangat variatif dimana jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Citangkil sebesar 57.111 jiwa, disusul Kecamatam Jombang 55.093 jiwa, dan Kecamatan Pulomerak 42.766 Jiwa. Berikut tabel Jumlah Penduduk Kota Cilegon Tahun 2008. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.
No .
KECAMATA N
1 2 3 4
Ciwandan Citangkil Pulomerak Purwakart a Grogol Cilegon Jombang Cibeber Jumlah
5 6 7 8
Luas Wilayah 51.81 Km² 22.98 Km² 19.86 Km² 15.29 Km² 23.28 Km² 9.15 Km² 11.55 Km² 21.49 ab Km² 175,55 Km²
Jumlah Penduduk (orang) Penduduk Kepadatan 39.688 57.111 42.766 37.190
Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa
766 Jiwa/Km² 2.485 Jiwa/Km² 2.153 Jiwa/Km² 2.432 Jiwa/Km²
33.501 Jiwa 1.433 Jiwa/Km² 37.680 Jiwa 4.188 Jiwa/Km² 55.093 Jiwa 4.770 Jiwa/Km² INJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 6 40.590 Jiwa 1.889 Jiwa/Km² 343.599 1.958 Jiwa/Km² Jiwa
B II - T
Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
Sumber : CDA & BPS 2008 Secara jangka panjang, pertumbuhan penduduk di Kota Cilegon akan membawa konsekuensi terhadap ketersediaan sumberdaya, terutama berkenaan dengan sumberdaya lahan, sedangkan
terjadinya
peningkatan
jumlah
penduduk
diperkirakan karena adanya arus urban penduduk dari daerah lain yang masuk ke kota Cilegon. Ditinjau dari status pekerjaan
tahun
2008,
ternyata
prosentase
penduduk
terbanyak yang bekerja menurut lapangan usaha adalah penduduk yang bekerja di sector Perdagangan Besar, Eceran, Hotel dan Restoran sebanyak 26,16 prosen, disusul penduduk yang bekerja di sektor industri sebanyak 21,59 persen dari seluruh penduduk Kota Cilegon yang bekerja. Perincian mengenai prosentase jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan lapangan pekerjaan di Kota Cilegon pada tahun 2008 terdapat pada tabel di bawah ini N O
LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA
Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan 2 Industri Pengolahan Perdagangan Besar, Eceran, Hotel 3 dan Restoran 4 Jasa Kemasyarakatan 5 Lainnya Jumlah Sumber : CDA 2008 1
TAHUN 2008 5.43 % 21.59 % 26.16 % 19.62 % 27.21 % 100 %
Memperhatikan tabel, nampak bahwa jumlah penduduk yang bekerja di sektor Perdagangan dan industri masih dominan. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor perdagangan dan industri masih merupakan basis ekonomi penduduk Kota
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 7
Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
Cilegon. Sementara pada lapangan pekerjaan lainnya, diduga merupakan aktifitas pekerjaan yang masih berkaitan dengan sektor industri, usaha hotel dan restoran. 2.1.4.
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Bila ditinjau dari sektor Perekonomian Kota Cilegon
hingga tahun 2008 menunjukkan peningkatan walaupun perkembangannya masih lambat. Namun dengan berbagai program yang telah dilaksanakan mampu memberikan hasil yang cukup baik, hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi Kota Cilegon, dimana pada tahun 2007 nilai PDRB Harga
Berlaku
sebesar
16.038.683,42
berangsur-angsur
meningkat secara fluktuatif menjadi 18.013.859,13 PDRB Harga Berlaku pada tahun 2008 dengan laju pertumbuhan 5.02 prosen. Peningkatan pertumbuhan perekonomian Kota Cilegon secara umum didorong oleh sektor industri dan perdagangan, hotel dan restoran. Secara tidak langsung peningkatan yang diuaraikan
diatas
berdampak
keuangan
daerah
dalam
hal
pula
kepada
peningkatan
ini
adanya
peningkatan
pendapatan daerah (PAD) Kota Cilegon pada tahun 2008 dibandingakan dengan tahun sebelumnya. Selama periode 2007-2008, pendapatan daerah Kota Cilegon menunjukkan peningkatan nilai, baik dari sisi target maupun realisasi pendapatan. Realisasi pendapatan daerah Kota Cilegon yang beranjak dari angka Rp. 462.35 milyar pada tahun 2007, bergerak menjadi Rp. 554,37 milyar. Peningkatan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Cilegon salah satunya melalui sektor pajak dan selanjutnya sumber lainya masih
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 8
Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
bertumpu kepada sumber-sumber pendanaan yang berasal dari APBN atau bagian dari Dana Perimbangan. 2.1.5.
Daya Dukung Fisik dan Lingkungan
Daya Dukung Fisik dan Lingkungan adalah kemampuan fisik, lingkungan dan lahan potensial bagi pengembangan kawasan selanjutnya. Tata Guna lahan Perkotaan Menurut Undang-Undang Bina Marga secara umum suatu tata guna lahan dibagi dalam Wisma, Karya, Marga, Suka dan Penyempurna, yang dijabarkan sebagai berikut: a. Wisma. Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya
untuk
melakukan
kegiatansosial
dalam
komunitas/keluarga. b. Karya. Unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini mewadahi aktifitas perkotaan
dan
merupakan
jaminan
bagi
kehidupan
masyarakatnya. c. Marga. Unsur ini merupakan bagian ruang perkotaan dan faslitas kota yang berfungsi menyelenggarakan hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan internal) serta hubungan antara kota-kota itu dengan kota-kota atau daerah lain (hubungan eksternal). Di dalamnya
termasuk
jaringan
jalan,
terminal,
parkir,
jaringan telekomunikasi dan energi. d. Suka. Unsur ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, olahraga, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 9
Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
e. Penyempurna. Elemen ini merupakan bagian penting bagi kota tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam empat unsur
sebelumnya.
Di
dalamnya
termasuk
fasilitas
kesehatan, pendidikan, keagamaan, dan pemakaman kota. Penggunaan lahan di Kota Cilegon adalah merupakan perpaduan
antara
penggunaan
lahan
yang
bercirikan
perkotaan dan pedesaan. Dengan luas wilayah istrasi Kota Cilegon sebesar 17.550 Ha, penggunaan lahannya terdiri dari
pertanian,
kehutanan
dan
perkebunan
perumahan dan permukiman (23,36%), (2,67%), sarana
industri
(12,74%),
peribadatan
sarana
(1,32%)
dan
(45,57%),
perkantoran/jasa
pendidikan lain-lain
(0,82%), (13,61%).
Penggunaan lahan yang didominasi oleh lahan terbangun, tidak terlepas dari keberadaan industri-industri besar berskala internasional di Kota Cilegon. Dari hasil Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kota Cilegon Tahun 2009-2029 arahan pengembangan struktur ruang diwujudkan dalam bentuk Pembagian wilayah kota (BWK) serta fungsi pengembangannya masing-masing dalam lingkup kota, Hirarki atau tata jenjang dan jangkauan pusatpusat pelayanan kegiatan kota yang akan dikembangkan dan Sistem
jaringan
jalan
(arteri,
kolektor,
lokal)
yang
menghubungkan kota secara eksternal serta antar pusat kegiatan dalam kota. Pada dasarnya struktur tata ruang Kota Cilegon
yang
terbentuk
saat
ini
tidak
terlepas
dari
karakteristik kegiatan yang selama ini telah berkembang. Dengan
didukung
oleh
fungsi
yang
diembannya.
Dimasa yang akan datang, struktur pemanfaatan ruang
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 10
Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
wilayah kota dibentuk untuk memberikan keseimbangan pertumbuhan pada tiap BWK serta mengoptimalkan fungsi pelayanan
masing-masing
pusat
terhadap
wilayah
pengaruhnya. Dalam hal ini dasar pertimbangannya adalah sebagai berikut: 1. Adanya kawasan-kawasan yang memiliki fungsi primer dan menjadi pusat orientasi pergerakan, yaitu: Pusat Kota Cilegon, Merak, dan Ciwandan. 2. Adanya kawasan-kawasan yang cenderung berkembang dengan karakteristik kegiatan yang khas, yaitu pusat Kota Cilegon
sebagai
pusat
perdagangan
dan
jasa
serta
pemerintahan; Merak sebagai pelabuhan penyeberangan; dan
Ciwandan
sebagai
pusat
kegiatan
industri
dan
pelabuhan. 3. Adanya sistem jaringan jalan sekunder (arteri dan kolektor) yang menghubungkan simpul-simpul kegiatan perkotaan yang ditunjang dengan pembangunan jalan lingkar selatan yang akan menjadi faktor utama pendorong perkembangan fisik kota di bagian selatan. 4. Adanya
rencana
pembangunan
jalan
tol
yang
menghubungkan Cilegon Timur dengan Bojonegara yang akan dikembangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dengan dasar pertimbangan di atas, untuk mewujudkan struktur tata ruang wilayah Kota Cilegon dibagi dalam 5 (lima) Bagian Wilayah Kota (BWK) yang masing-masing dilayani oleh satu pusat sekunder serta sesuai dengan karakteristik dan
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 11
Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
fungsi
pengembangannya
masing-masing.
Pembagian
wilayah kota ini adalah sebagai berikut: 1. BWK I, mencakup kelurahan-kelurahan di Kec. Citangkil, Kel. Kotasari (Kec. Grogol), Kel. Ciwaduk (Kec. Cilegon), Kel. Kotabumi,
Kel.
Kebondalem,
Purwakarta), Kel. Masigit,
Kel.
Ramanuju
Kel. Jombang
Wetan
(Kec. (Kec.
Jombang). 2. BWK II, mencakup Kel. Gerem, Kel. Rawa Arum, dan Kel. Grogol (Kec.Grogol), serta Kel. Pabean, Kel. Tegal Bunder, dan Kel. Purwakarta (Kec.Purwakarta). 3. BWK III, mencakup semua kelurahan di Kec. Pulomerak (Kel. Suralaya, Kel. Lebakgede, Kel. Tamansari, dan Kel. Mekarsari). 4. BWK IV, mencakup semua kelurahan di Kec. Ciwandan (Kel. Tegalratu, Kel. Banjarnegara, Kel. Kubangsari, Kel. Kepuh, Kel. Gunungsugih, dan Kel. Randakari). 5. BWK V, mencakup kelurahan-kelurahan di Kec. Cilegon (Kel. Bagendung, Kel. Ciwedus, Kel. Bendungan, dan Kel. Ketileng), Kec. Cibeber (Kel. Cikerai, Kel. Bulakan, Kel. Kalitimbang, Kel. Karangasem, Kel. Cibeber, dan Kel. Kedaleman), dan Kec. Jombang (Kel. Sukmajaya, Kel. Panggung Rawi, dan Kel. Gedong Dalem). Selanjutnya untuk melayani kegiatan perkotaan di tiap bagian wilayah kota (BWK) sesuai dengan arahan fungsi pengembangannya masing-masing, maka ditetapkan pusatpusatnya.
Pusat
kota
dan
pusat
BWK
pada
dasarnya
merupakan lokasi berbagai jenis sarana/fasilitas perkotaan sesuai dengan skala pelayanannya masing-masing. Hirarki
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 12
Laporan AKHIR
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
atau tata jenjang pusat-pusat kegiatan kota yang akan dikembangkan di wilayah Kota Cilegon adalah sebagai berikut: 1. Pusat Kota, dengan skala pelayanan kota dan regional (Pusat Primer). Pusat kota yang ada saat ini di Cilegon, dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pemerintahan serta perdagangan dan jasa. 2. Pusat BWK, dengan skala pelayanan bagian wilayah kota (BWK) yang mencakup beberapa kelurahan, baik yang berada pada kecamatan yang sama maupun di beberapa kecamatan yang berbatasan. 3. Pusat lingkungan, dengan skala pelayanan Sub-BWK. Pusat-pusat ini pada dasarnya merupakan pusat pelayanan fasilitas kota dengan skala pelayanan kelurahan dan atau lingkungan perumahan. Rencana
pola
pemanfaatan
ruang
pada
dasarnya
merupakan penetapan lokasi serta besaran ruang untuk mewadahi berbagai jenis kegiatan fungsional perkotaan. Namun secara umum didasarkan pada fungsi utamanya, pola pemanfaatan ruang wilayah Kota Cilegon terdiri dari dua yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung didefinisikan
sebagai
kawasan
yang
berfungsi
utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya
alam,
sumberdaya
buatan.
Sementara
itu,
kawasan budidaya merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumberdaya buatan.
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 13
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
2.1.6.
Laporan AKHIR
Aspek Tata Guna Lahan
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 14
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON (KIEC)
Laporan AKHIR
Bab II - TINJAUAN OBYEK STUDI – halaman II - 15
No
1
2
3
BWK
I
II
KELURAHAN Kebonsari Warnasari Citangkil Tamanbaru Lebakdenok Drigo Samangraya Kotasari Ciwaduk Kotabumi Kebondalem Ramanuju Masigit Jombang Wetan Gerem Rawaarum Grogol Pabean Tegal Bunder Purwakarta Suralaya Lebakgede Tamansari
III
LUAS BWK (ha)
4829
2865
2370
PUSAT SEKUNDER
Sekitar Kawasan Pusat Kota
Sekitar Kelurahan Grogol
Sekitar Terminal Terpadu Pulomerak
Mekasari
No
BWK
4
IV
KELURAHAN Tegalratu
FUNGSI PENGEMBANGAN
Perumahan Industri Pelabuhan dan Pergudangan Pusat pemerintahan Perdagangan dan jasa Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Lindung Industri Perdagangan dan Jasa Kawasan Lindung Ruang Terbuka Hijau
Perumahan Industri Pelabuhan dan Pergudangan Kegiatan Transportasi (teminal Terpadu) Pariwisata (wanawisata) Kawasan Lindung Ruang Terbuka Hijau
LUAS BWK (ha)
PUSAT SEKUNDER
3328
Sekitar
FUNGSI PENGEMBANGAN
5
V
Banjarnegara Kubangsari Kepuh Gunuhsugih Randakari Ciwendus Bendungan Bagendung Ketileng Kalitimbang Cibeber Kedaleman Karangasem Cikerai Bulakan Sukmajaya Panggungrawi Gedongdalem
Persimpangan Jalan Negara dengan Jalan Lingkar Selatan
3312
Sekitar PCI
Industri Pelabuhan dan Pergudangan Kawasan Lindung Ruang Terbuka Hijau
Perdagangan dan Jasa Terminal Perumahan Industri non Polutan Pengelolaan B3 Kawasan Lindung Ruang Terbuka Hijau
2.1.7.
Daya Dukung Prasarana dan Fasilitas Lingkungan Secara teoritis kondisi jaringan jalan yang ada di kota
Cilegon terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder, tetapi kondisi dilapangan tampak perbedaan yang tegas antara dua sistem itu kabur, karena pada kenyataanya kedua sistem tersebut menyatu. Disatu sisi merupakan alur lintasan primer disisi lain juga kegiatan lalu lintas sekunder. Sistem jaringan jalan primer (regional) yang terdapat di Kota Cilegon adalah jalan arteri pimer yang berpola linier dan terdiri dari jaringan jalan tol dan non tol. Sistem
jaringan
jalan
sekunder
(lokal)
pada
umumnya
berorientasi pada jaringan jalan primer, dan merupakan penghubung antara kawasan permukiman yang tersebar di pinggiran kota dengan pusat kota. Kondisi
jaringan
memperlihatkan
jalan
kondisi
di
jalan
Kota dari
Cilegon mulai
yang
jalan
ada
dengan
perkerasan batu hingga aspal, dengan fungsi sekunder dari arteri sekunder hingga lokal sekunder yang pada umumnya kondisi fungsi jalan di kota Cilegon merupakan fungsi lokal sekunder, Kondisi jalan hingga kini secara keseluruhan dalam kondisi sedang dengan variasi pada kondisi baik untuk jalanjalan yang telah mendapatkan penanganan dan kondisi sedang
hingga
rusak
pada
jalan-jalan
yang
belum
mendapatkan penanganan. Adapun panjang jalan berkisar antara 1 sampai 5 km dan lebar jalan rata-rata 3 meter. Dalam konstelasi nasional, Kota Cilegon ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang diidentifikasikan sebagai
pusat
jasa,
pusat
pengolahan,
dan
simpul
transportasi dengan cakupan pelayanan meliputi beberapa
kabupaten.
Sedangkan
dalam
konstelasi
regional,
Kota
Cilegon ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan hirarki pelayanan adalah sebagai pusat pelayanan sekunder
jasa
pemerintahan,
industri
manufaktur
dan
pengolahan serta pariwisata bahari. Kota Cilegon merupakan pusat utama untuk Kawasan Andalan Bojonegara – Merak – Cilegon dan sekitarnya. Sektor unggulan kawasan ini adalah industri, pertanian tanaman pangan, pariwisata, perikanan, dan pertambangan. Dalam kawasan andalan ini Kota Cilegon sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) didukung oleh 2 Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Kota Pandeglang dan Rangkasbitung.
2.2
Tinjauan Kawasan Industri 2.2.1. Sejarah Perkembangan Kawasan Industri Kota Cilegon Status
PT
KIEC
adalah
Perusahaan
Swasta
yang
merupakan anak perusahaan PT Krakatau Steel (Persero), didirikan berdasarkan Akte Notaris Soedarno SH, No. 17 tanggal 16 Juni 1982 dan telah mendapat persetujan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C2.229-HT.01.01 tahun 1982 tanggal 14 Juli 1982, dan yang Anggaran Dasarnya telah diubah dan diumumkan dalam Berita Negara RI tanggal 08 Desember 1998 No. 98, Tambahan Lembaran Negara No. 6984, terakhir sesuai Akte Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon yang dibuat oleh Notaris Imas Fatimah, SH Nomor : 76 tanggal 11 Agustus 2008 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Dan HAM Nomor : AHU-74450.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 16 Oktober 2008.
Kawasan Industri PT KIEC yang selanjutnya disebut Kawasan Industri Krakatau terletak di Desa Kotasari, Semang Raya, Ramanuju, Warnasari, Kecamatan Pulo Merak dan Desa Gunung Sugih, Tegal Ratu, Kepuh, Randakari, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Propinsi Banten, dan menempati lahan seluas 550 Ha untuk Kawasan Industri Krakatau I dan 75 Ha untuk Kawasan Industri Krakatau II.
2.2.2.
Visi dan Misi PT. KIEC Visi
a.
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon merupakan anak perusahaan dari PT Krakatau Steel, yang sudah berdiri sejak 16 Juni 1982, dengan visi : Pemain Properti Nasional
yang
Terkemuka
Dan dengan misi :
b.
“Menyediakan Properti Industri, Komersial, Hunian dan Infrastruktur terkait yang memberikan Solusi bagi Investor, Pelanggan dan Pihak-Pihak terkait lainnya ” Dan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon sudah berhasil mengembangkan misi-misinya, sebagai berikut : a. Properti Industri Lahan industri, bangunan pabrik siap pakai (SFB) dan pergudangan b. Properti Komersil Hotel dan restoran, lapangan golf, ruang perkantoran dan sarana olah raga c. Properti Perumahan
Real estate/kawasan perumahan Budaya Perusahaan yang diterapkan adalah budaya FOKUS P@STI2 yang mengandung arti sebagai berikut :
FOKUS PADA : 1. PELANGGAN: Pelanggan Sebagai Fokus Utama
Memberikan Nilai Tambah kepada Pelanggan
Melayani dengan Hati dan Tulus
2. PROFESIONAL:
Berusaha
Mencapai
Hasil
yang
Terbaik
Senantiasa Melihat Jauh Kedepan dan Selalu Mengembangkan Diri
3. AKSI: Orientasi pada Tindakan Nyata 4. SINERGI:
Bekerjasama
dan
Saling
Menghargai
Terhadap
Perubahan
Saling Memberikan Manfaat 5. TERBUKA:
Membuka
Diri
Transparansi 6. INOVASI
:
Selalu
Mengembangkan
Sistem,
Produk dan Layanan Berfikir Kreatif 7. INTEGRITAS:
Bekerja
sebagai
Bersih dan Bertanggung Jawab
Ibadah,
Jujur,
2.3
Zona Kawasan
ZONA KAWASAN INDUSTRI Tata Guna Lahan
ZONA KAWASAN KOMERSIL DAN SOSIAL
GERBANG MASUK KAWASAN: RTH yang ada merupakan pembatas dan sekaligus merupakan peralihan zona kawasan permukiman menuju kawasan
WILAYAH KAJIAN: Didominasi oleh kawasan Ruang Terbuka Hijau, Kawasan Hutan Kota dan Kawasan Permukiman
Profil Pengguna Kawasan Didominasi oleh masyarakat kota Cilegon dari golongan usia muda, menengah ke bawah
Didominasi oleh pegawai Krakatau Steel dan rekanan bisnisnya, dengan kategori golongan menengah
Didominasi oleh pegawai Krakatau Steel dan rekanan bisnisnya, masyarakat bisnis kota Cilegon, dengan golongan menengah.
Kawasan ini diisi oleh fasilitas komersil berupa:
2.5
Permata: I Wisma Bangunan Kondisi Fisik Eksisting Kawasan Industri PT. KIEC satu lantai yang saat ini akan segera secara
2.5.1.
Kawasan Komersil
bertahap akan digantikan oleh bangunan kantor baru bertingkat Hotel: Sebuah cluster bangunan yang dahulunya dibuat dalam beberapa tahap dan gaya bangunan, sehingga terdapat beberapa jenis dan tipe kamar yang saat ini lebih sering digunakan oleh internal perusahaan sebagai mess karyawan. Padang Golf: Dilengkapi dengan Club House yang arah masuknya berada diarea Wisma Krakatau.
III II I
I I II I
Kawasan ini diisi oleh fasilitas komersil berupa: 1. Wisma Krakatau: Bangunan tiga lantai yang saat ini digunakan oleh perusahaan sebagai kantor. Saat ini akan dimulai pembangunan kantor baru di area I, sehingga nantinya kantor akan pindah di lokasi baru. Bangunan ini akan dijadikan clubhouse. 2. Sportcenter: Dilengkapi fitness center, kolam renang dan sebagainya. Kawasan ini diisi oleh fasilitas komersil berupa: 1. Krakatau Junction: Daerah perbelanjaan menengah yang cukup diminati masyarakat kota Cilegon sebagai alternatif tempat belanja. Dilengkapi juga dengan area sekitar sebagai sarana foodcourt. 2. The Level: Sebuah sarana olah raga indoor yang banyak diminati kaum muda kota Cilegon
2.5.1. Penataan Bangunan dan Olahan Lansekap
Food Court yang ada di lokasi, cukup ramai oleh pendatang dari kota Cilegon
Lokasi perumahan mantan karyawan KIEC yang berada tepat di kawasan kantor PT KIEC saat ini
The Level, yang merupakan area sportclub indoor yang juga cukup diminati kalangan muda warga kota Cilegon
Kawasan RTH yang tetap ingin dipertahankan di lokasi.
Kawasan jalan menuju Rumah Sakit
Kawasan jalan boulevard di area permukiman karyawan yang masih aktif
Krakatau Junction. Kawasan perbelanjaan menengah yang cukup diminati warga kota Cilegon
Rumah karyawan PT KIEC yang masih aktif
Kawasan Hijau dimana di area ini terdapat kolam rekreasi dan saung makan terbengkalai
Tanah kosong PT KIEC yang berbatasan dengan alur sungai kecil yang memotong lintas lapangan golf
Kawasan Cluster Hotel yang saat ini lebih banyak diisi oleh pegawai sebagai wisma
Lokasi Rencana Hotel baru yang akan dibangun
Lapangan Golf yang diharapkan akan menjadi daya tarik pengunjung hotel
Hotel yang ada saat ini.
Lokasi Rencana Bangunan Kantor Baru. Nantinya, PT KIEC akan berkantor di lokasi ini
Tanah kosong PT. KIEC yang terletak di area belakang lapangan golf
Area rekreasi kolam renang yang berada dekat kawasan kantor PT. KIEC dan lapangan golf.
Lokasi perumahan mantan karyawan KIEC yang berada tepat di kawasan kantor PT KIEC saat ini
Kantor PT KIEC saat ini. Disebelahnya juga terdapat Clubhouse Golf. Setelah PT KIEC pindah pada area kantor baru, maka kantor KIEC lama ini akan dijadikan sebagai Clubhouse baru
Area Kosong di sudut
Kantor Sewa yang ada saat ini, dan akan dibangun kawasan kantor baru.
Lokasi sudut ini merupakan area lapangan kosong yang sering dijadikan sebagai tempat parkir tidak resmi dari angkot, truk dan sebagainya
Sirkulasi menuju area perkantoran
Lahan kosong di area depan yang sudah bukan merupakan area PT KIEC lagi, saat ini masih merupakan lahan terbengkalai.
Sport Center area sebagai salah satu daya tarik kawasan yang menarik kalanagan muda
Masjid di area kawasa PT KIEC
Area menuju kawasan perkantoran, masih dipenuhi oleh tata hijau sebagai RTH kota Cilegon
Lahan kosong yang dimanfaatkan sebagai tempat parkir truk
Suasana masuk kawasan industri
Kawasan masuk industri, dikelilingi oleh tata hijau yang bermanfaat sebagai RTH kota cilegon
Ruang kosong yang saat ini merupakan RTH kota Cilegon
Ruang kosong yang saat ini merupakan RTH kota Cilegon
Area masuk kawasan industri yang dilintasi oleh jalur tegangan tinggi. Area di bawahnya juga dipakai sebagai tempat parkir truk-truk dan kontainer.
Jalan menuju kawasan industri. Masyarakat awam sering terlewat masuk area ini
Batas antara kawasan pabrik dengan area sekitar diberi tata hijau
Kawasan tata hijau yang mebatasi kawasan industri dengan lokasi pengebangan
Kawasan masuk lokasi industri, yang tidak terlalu terlihat oleh masyarakat yang datang lewat tol
Lahan kosong milik PT KIEC
Kawasan masuk industri, dikelilingi oleh tata hijau yang bermanfaat sebagai RTH kota cilegon
Sekolah TK yang ssat ini sudah berdiri
2.5.2.
Sarana dan Prasarana Kawasan
a) FASILITAS INDUSTRI PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) terletak di Kawasan Industri, di kelilingi daerah perbukitan dan laut. Kontur tanah yang datar mencakup + 571 hektar, dan sudah terpakai 245 hektar oleh 70 perusahaan baik nasional maupun multinasional. Didesain
dan
dikembangkan
dengan
berdasarkan
peraturan dari Master Plan Pengembangan Daerah Industri di Banten. Kawasan KIEC memiliki kondisi tanah yang sesuai untuk bangunan ataupun pabrik. Dibawah ini gambaran luas kawasan industri di KIEC : Kawasan Industri I : 550 hektar Kawasan Industri II : 75 hektar Total
: 625 hektar
Fasilitas Industri di Kawasan :
Pelabuhan Cigading (150.000 DWT)
Pembangkit Listrik (3.400 MVA)
Pabrik Pengolah air Industri (2.000 l/s)
Jalan kelas Satu
Pemadam kebakaran dan Keamanan
Jaringan Telekomunikasi
Gas alam (9 mmscfd,)
Rel Kereta Api
b) FASILITAS KOMERSIL Beberapa bangunan dan fasilitas yang sudah ada saat ini adalah: 1. HOTEL: Kawasan ini memilki beberapa bangunan diantaranya:
a. Bangunan Reception Office b. Opal Meeting Room c. Ruby Meeting Room d. Permata Meeting Room e. Shappire Coffee Shop f. Family Suite Cottage g. Emerald Cottage h. Topaz Cottage i. BIC Cottage j. Cottage k. Tennis Court l. Back Office
2. PADANG GOLF Kawasan ini memilki beberapa bangunan diantaranya: a.
Club House dan Birdie Cafe
b.
Locker Room, Master Caddy, Caddy House
c. Starter, Toilet
3.
PERKANTORAN a.
Wisma Permata: Luas 3 ha, termasuk lapangan tennis, bangunan 1 lantai.
b.
4.
Wisma Krakatau: Luas 3 ha, bangunan 3 lantai.
SPORT CENTER a.
Lapangan Tennis
b.
Swimmning Pool
c.
Fitness Center dan sauna
5.
c)
Fasilitas PERBELANJAAN a.
Krakatau Junction
b.
Food Court
FASILITAS SOSIAL Fasilitas Sosial di Kawasan : Rumah Sakit Bank Sekolah berstandar Internasional Perumahan Club Investor Pusat Rekreasi
Kantor Pos Real Estat dan perumahan Pemadam Kebakaran Layanan Keamanan 24 jam
d)
PRASARANA KAWASAN Untuk terciptanya kelancaran kegiatan di dalam Kawasan, PT KIEC telah menyiapkan prasarana penunjang antara lain berupa : 1. Jalan Lingkungan Kawasan Industri Krakatau Di dalam Kawasan Industri Krakatau telah dan akan dibangun jalan lingkungan kelas l dengan aspal beton dan ROW sebagai berikut : Kawasan Industri Krakatau I :
Jalan Utama : 33 m s/d 40 m
Jalan Madya : 19 m s/d 29 m
Kawasan Industri Krakatau II : Jalan Madya : 15 m s/d 25 m Pengelolaan
dan
pemeliharaan
seluruh
jalan
lingkungan dilaksanakan oleh PT KIEC. 2. Penerangan Jalan Lingkungan Penerangan jalan lingkungan dipasang di sepanjang jalan lingkungan dengan jarak tiang lampu + 50 m. Pengelolaan dan pemeliharaan seluruh penerangan jalan lingkungan dilaksanakan oleh PT KIEC. 3. Saluran Air Hujan
Saluran
air
hujan
terletak
di
sepanjang
jalan
lingkungan dan merupakan saluran terbuka dengan konstruksi beton atau konstruksi pasangan batu. Semua saluran air hujan di sepanjang jalan lingkungan dihubungkan ke saluran induk yang dibangun dan dipelihara oleh PT KIEC. 4. Taman dan Daerah Hijau Untuk terciptanya keindahan dan kesejukan di dalam Kawasan Industri Krakatau, PT KIEC menyediakan dan memelihara daerah untuk taman dan penghijauan.
5. Hydrant Fillar Hydrant Fillar terpasang pada sistem jaringan air industri, sebagai sumber air untuk penanggulangan kebakaran
di
dalam
Kawasan
Industri
Krakatau.
Hydrant Fillar tersebut dipasang dan dipelihara oleh PT KIEC. 6. Tempat Penampungan/Pembuangan Sampah PT KIEC berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan Kota Cilegon
menyediakan
tempat
khusus
untuk
menampung sampah domestik yang dihasilkan oleh perusahaan industri berlokasi di TPA Bagendung Kota Cilegon. Sampah yang boleh dibuang di tempat khusus tersebut
haruslah
sampah
domestik
yang
tidak
termasuk dalam kategori B3. Di dalam Kawasan Industri Krakatau juga tersedia sarana utilitas sebagai berikut : 1. Air Industri Di dalam Kawasan Industri Krakatau telah tersedia jaringan pipa air bersih yang dikelola oleh PT Krakatau
Tirta Industri (PT KTI), yang airnya dapat dipakai oleh perusahaan
industri.
diperkenankan
Perusahaan
membuat
sumur
industri
tidak
dalam
untuk
bor
mensuplai kebutuhan airnya selama kebutuhannya masih bisa disuplai PT KTI. Perusahaan industry tidak dibenarkan
memasang
pompa
air
langsung
dari
jaringan /sistem distribusi air. 2. Sumber Daya Listrik Di dalam Kawasan Industri Krakatau telah tersedia jaringan listrik yang dikelola oleh PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan PT PLN untuk memenuhi kebutuhan daya listrik perusahaan industri/investor. 3. Sumber Energi Gas Alam Di dalam Kawasan Industri Krakatau telah tersedia jaringan pipa gas alam yang dikelola oleh pihak ketiga sebagai penyuplai gas alam, yang dapat dipakai oleh perusahaan industri. 4. Telepon Otomat Didalam Kawasan Industri Krakatau telah tersedia jaringan
telpon
otomat
yang
dikelola
oleh
PT
TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. untuk memenuhi kebutuhan telepon bagi perusahaan industri/investor.
2.6. Pengembangan Yang Sedang dan Akan Dilakukan
Akan dibangun bangunan hotel lima lantai pada eks lahan salah satu hotel lama. Hotel ini akan menghadap view padang golf sebagai daya jualnya.
Akan dibangun kawasan kantor yang berada di lokasi eks Wisma Permata saat ini. Nantinya kegiatan dari Wisma Karakatau akan pindah di area ini.