2.4. 2.4.1.
Cara Mengukur Mutu dan Menilai Mutu Pelayanan Kesehatan Mengukur Mutu Pelayanan Kesehatan Pengukuran mutu Pelayanan kesehatan dibutuhkan untuk menjamin mutu
pelayanan kesehatan yang dilakukan sehingga pasien akan mendapatkan pelayanan yang bermutu. Pengukuran mutu pelayanan kesehatan secara umum meliputi: 1. Mutu teknis pelayanan kesehatan (technical of care) Mutu teknis pelayanan kesehatan berkaitan dengan kesesuaian proses pelayanan kesehatan dengan standar yang telah ditetapkan. 2. Mutu seni pelayanan (art of care) Mutu seni pelayanan berkaitan dengan lingkungan, sikap, tingkah laku pemberi pelayanan dalam memberikan pelayanan, termasuk layanan interpersonal (interpersonal care); yaitu manajemen interaksi sosial dan psikososial. Salah satunya adalah cara berkomumikasi antara pasien dan praktisi kesehatan lainnya. Untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan, perlu dilakukan analisis penyebab masalah, seperti apakah terletak pada input atau proses, termasuk sikap dan perilaku pelanggan untuk selanjutnya dilakukan koreksi yang mengatasi masalah melalui penyebab yang ada. Pengukuran mutu dimulai dengan pembentukan kelompok jaminan mutu layanan keshatan. Kelompok tersebut bertugas untuk menyusun standar layanan kesehatan, memilih teknik pengukuran mutu yang tepat untuk mengevaluasi tingkat mutu layanan kesehatan yang telah terjadi, dan membandingkan kenyataan apa yang terjadi terhadap standar layanan kesehatan yang telah disepakati. 2.4.2. Standar 1. Definisi Standar merupakan pernyataan tertulis yang berisi spesifikasi atau rincian tentang sesuatu hal khusus yang memperlihatkan tujuan, cita-cita, keinginan, kriteria, ukuran, patokan, dan pedoman. (Elly Erawati, 2010) Standar merupakan keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang digunakan sebagai batas penerimaan minimal. (Clinical Practice Guidelines, 1990)
Standar merupakan kisaran vasiasi yang dapat diterima yang dirancang secara professional berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan. (Donabedian, 1981) Ukuran terpenting pada mutu adalah kesamaan terhadap standar yang telah ditetapkan. Barang atau jasa dapaat dikatakan bermutu apabila barang atau jasa tersebut mempunyai derajat kesempurnaan yang sesuai dengan standar yang ada. Suatu pelayanan kesehatan yang bermutu adalah apabila pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar yang ada. Standar menunjuk pada tingkat ketercapaian ideal yang diinginkan dan merupakan tujuan yang ingin dicapai. 2. Macam-Macam Standar Macam-macam standar terbagi menjadi beberapa, yaitu: 1) Standar Masukan (Input) Standar masukan dapat berupa tenaga, peralatan, fasilitas, sumber dana, bahan, organisasi, dsb. 2) Standar Proses Standar proses berfokus
pada
interaksi
profesi
dengan
pasien/konsumen/masyarakat dan digunakan untuk menilai pelaksanaan proses pelayanan kesehatan dan merupakan kinerja pelayanan kesehatan. Standar proses biasanya dinyatakan sebagai kebijaksanaan atau prosdur kerja. 3) Standar Keluaran (Output) Standar keluaran merupakan ketentuan ideal yang menunjuk pada hasil langsung pelayanan. 4) Standar Hasil Standar hasil merupakan ukuran hasil intervensi pelayanan kesehatan terhadap konsumen/pasien. Standar hasil biasanya ditentukan oleh pihak ketiga, bukan oleh pemberi pelayanan atau saranan pelayanan 2.4.3.
kesehatan. Standar Operating Procedure (SOP) dan Standar Pelayanan
Kesehatan Agar standar yang sudah ditetapkan dapat dicapai, maka diperlukanlah sebuah pedoman atau petunjuk pelaksanaan, prosedur tetap, atau standard operating procedure (SOP). 1. Definisi
Standard Operating Procedure merupakan suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. 2. Tujuan Tujuan dari SOP adalah: 1) Agar petugas menjaga konsistensi 2) Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi 3) Memperjelas
alur
tugas,
wewenang
dan
tanggung
jawab
dari
petugas/pegawai terkait. 4) Melindungi organisasi/ unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan istrasi lainnya. 5) Melindungi organisasi/unit kerja 3. Fungsi Fungsi dari SOP adalah: 1) Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja. 2) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan. 3) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak. 4) Mengarahkan petugas/pegawai untuk disiplin dalam bekerja. 5) Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.