1. Contoh Soal dan Pembahasan Kasus ABC Soal: PT Maumere merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi mesin jahit dengan berbagai model. Saat ini perusahaan sedang mengaplikasikan sistem ABC. Biaya unit diperuntukkan bagi model eksklusif mereka yaitu model B-Y12. Berikut rinciannya : Biaya level unit (meliputi bahan baku dan tenaga kerja)
: $ 120
Biaya level batch
: $ 80
Biaya lever produk
: $ 40
Biaya level fasilitas
: $ 20
Total biaya unit
: $ 260
Biaya unit didasarkan pada volume produksi sebanyak 20.000 unit. Jumlah ini akan diproduksi dalam 20 batch. Biaya level produk adalah yang berkaitan dengan proses teknikal. Biaya level produk dipicu oleh pesanan teknikal. Biaya pengerjaan sebesar $ 40 dibebankan untuk setiap 10 pesanan. Biaya level fasilitas dialokasikan sesuai jam tenaga kerja langsung ( 1 jam per unit yang diproduksi). Diminta: 1. Hitunglah total biaya produksi untuk memproduksi 20.000 unit model eksklusif BY12. Sajikan total biaya untuk setiap kategori aktivitas. 2. Asumsikan bahwa perusahaan merubah target produksi menjadi sebanyak 30.000 unit. Keputusan ini dibuat untuk mengatasi kenaikan produksi dengan meningkatkan ukuran batch menjadi 1.500 unit. Kenaikan produksi tidak membutuhkan tambahan proses teknikal. Hitunglah total biaya untuk masing – masing kategori aktivitas. Jelaskan hasilnya. 3. Asumsikan perusahaan tetap pada target produksi sebanyak 30.000 unit. Keputusan ini dibuat untuk mengatasi produksi tambahan dengan meningkatkan jumlah batch
dari 20 menjadi 30. Selain itu, penjualan tambahan sebesar 10.000 unit dapat terjadi hanya jika modifikasi teknikal dilakukan. Hal ini meningkatkan pesanan teknikal dari 10 menjadi 12. Jelaskan mengapa ada perubahan biaya yang terjadi dari asumsi sebelumnya.
Pembahasan Kasus : 1. Diketahui: Target produksi 20.000 unit Biaya level unit (meliputi bahan baku dan tenaga kerja) $120 Biaya level batch $80 Biaya level produk $40 Biaya level fasilitas $20 Jumlah pesanan 10 unit Untuk memproduksi 20.000 unit dibutuhkan 20 batch maka 1 batch sama dengan
20.000 unit : 20 batch = 1.000 unit Biaya volume produk 20.000 unit membutuhkan 20 batch untuk 10 pesanan, maka 20 batch : 10 pesanan akan dihasilkan 2 unit, dan untuk memproduksi 1.000 unit maka
1.000 unit x 2 = $2.000 tiap pesanan Jawaban : Biaya level unit : $120 x 20.000 unit Biaya level batch : $80 x 1.000 unit x 20 batch Biaya level produk : $40 x $2000 x 10 unit Biaya level fasilitas : $20 x 20.000 unit Total :
= $2.400.000 = $1.600.000 = $ 800.000 = $ 400.000 $5.200.
2. Diketahui : Target produksi = 30.000 unit Kenaikan batch = 1500 unit Biaya level unit (meliputi bahan baku dan tenaga kerja) $120 Biaya level batch $80 Biaya level produk $40 Biaya level fasilitas $20 Jumlah pesanan 10 buah Untuk memproduksi 30.000 unit, batch dinaikkan menjadi 1.500 unit, maka 1.500 unit
sama dengan 30.000 unit : 1.500 unit = 20 batch Biaya volume produk 30.000 unit membutuhkan 20 batch untuk 10 pesanan, maka 20 batch : 10 pesanan akan dihasilkan 2 unit, dan untuk memproduksi 1.500 unit maka 1.500 unit x 2 = $3.000 tiap pesanan
Jawaban : Biaya level unit Biaya level batch Biaya level produk Biaya level fasilitas
: $120 x 30.000 unit : $80 x 20 batch x 1.500 unit : $40 x $3.000 x 10 unit : $20 x 30.000 unit Total :
=$3.600.000 =$2.400.000 =$1.200.000 =$600.000 $7.800.000
3. Diketahui Target produksi 30.000 unit Jumlah batch 30 Biaya level unit (meliputi bahan baku dan tenaga kerja) $120 Biaya level batch $80 Biaya level produk $40 Biaya level fasilitas $20 Jumlah pesanan 12 unit Untuk memproduksi 30.000 unit, jumlah batch dinaikkan menjadi 30 batch, maka 30
batch sama dengan 30.000 unit : 30 batch = 1.000 unit Biaya volume produk 30.000 unit membutuhkan 30 batch untuk 12 pesanan, maka 30.000 unit : 12 pesanan akan dihasilkan $2500 tiap pesanan
Jawaban : Biaya level unit : $120 x 30.000 unit = $3.600.000 Biaya level batch : $80 x 30 batch x 1.000 unit = $2.400.000 Biaya produk : $40 x $2.500 x 12 unit = $1.200.000 Biaya level fasilitas : $20 x 30.000 unit =$ 600.000 Total : $7.800.000 Terdapat perubahan biaya yang terjadi dari asumsi sebelumnya karena jumlah batch berubah dan jumlah pesanan berubah.
Kesimpulan : 1. Penggunaan sistem ABC pada kasus diatas menggambarkan bahwa semakin tinggi target produksi maka semakin tinggi biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. 2. Total biaya produksi dipengaruhi oleh jumlah batch, unit pesanan, serta unit produksi. 2. Ilustrasi: PT. Time Line (PTL) merupakan perusahaan yang memproduksi kalender. Kapasitas produksi PTL selama satu tahun adalah sebesar 2.400 unit. Berikut ini adalah prediksi hasil operasi untuk tahun 2016 dengan asumsi PTL hanya membuat kalender hitam putih:
Total Penjualan (2.000 Unit)
Rp.180.000.000
Manufacturing costs Total Fixed Cost
Rp. 70.000.000
Total Variabel
Rp. 50.000.000
Biaya istrasi dan Penjualan Total Fixed Cost Total Variabel
Rp. 30.000.000 Rp. 20.000.000
Hitunglah : a. Hitunglah harga jual per unit kalender hitam putih, variabel cost manufacturing per unit, dan variabel cost selling and istration expense per unit! b. Jika perusahaan menerima pesanan khusus (special order) 300 unit kalender dengan harga jual Rp.40.000 per unit. Berapa tingkat kenaikan/penurunan net income jika menerima pesanan khusus tersebut? c. Perusahaan menerima pesanan khusus (special order) 200 unit kalender
full color
dengan harga jual Rp.36.000 per unit. Setelah dilakukan perhitungan diketahui cost tinta hitam lebih murah dari pada tinta berwarna dengan selisih harga Rp.1.000 / kalender. C.1 Berapa tingkat kenaikan/penurunan net income jika menerima pesanan khusus tersebut? C.2 Hitunglah total net income yang diperoleh PTL jika menerima pesanan kusus tersebut! (gunakan angka prediksi 2000 unit) C.3 Apakah PTL sebaiknya menerima pesanan khusus tersebut? Jelaskan! d. Kapasitas produksi akan meningkat dua kali lipat dengan syarat PTL menambah 1 unit printer dengan harga beli Rp.500.000.000. Printer tersebut di perkirakan dapat digunakan selama 5 tahun dan tidak memiliki nilai residu. Asumsikan dengan penambahan 1 printer tersebut tidak mengakibatkan perubahan varibel cost (unit), dan total penjualan (unit) setiap tahun sama dengan kapasitas produksi setiap tahun. Berdasarkan informasi tersebut, hitunglah total net income tahun 2016 (tanpa pesanan khusus)!
Jawaban :
a. Harga jual per unit kalender hitam putih : Rp 180.000.000 / 2.000 unit
= Rp 90.000 per unit
Variable Cost Manufacturing per unit : Rp. 50.000.000 / 2.000 unit = Rp 25.000 per unit Variable cost selling and istration expense per unit : Rp. 20.000.000 / 2.000 unit = Rp 10.000 per unit
b. Total penjualan Special order
= 300 unit x Rp. 40.000
= Rp. 12.000.000
Variable Cost Manufacturing Variable cost selling and istration expense Total Net income
= 300 unit x Rp. 25.000
= (Rp. 7.500.000)
= 300 unit x Rp. 10.000
= (Rp. = Rp.
= 200 unit x Rp. 40.000 = 200 unit x Rp. 25.000
= Rp. 7.200.000 = (Rp. 5.000.000)
= 200 unit x Rp. 10.000
= (Rp. 2.000.000)
= 200 unit x Rp. 1.000
= (Rp. 200.000) = Rp. 0
3.000.000) 1.500.000
c. C.1 Total penjualan Special order Variable Cost Manufacturing Variable cost selling and istration expense Selisih harga tinta hitam putih dan full color Total Net income
Apabila PTL menerima special order tersebut, tidak ada perubahan pada net income, karena pendapatan dari special order sama besar dengan total biaya variable yang dikeluarkan C.2 Total Net income yang diperloeh PTL jika menerima pesanan khusus Prediksi PTL Unit
Harga
Special Order Total
Uni t
Harga
Total
Total
Pendapatan
200
Rp.90.00
Rp.180.000.00
0
0
0
200
Rp.36.00
Rp.72.00.00
0
0
Rp.187.200.000
Manufacturin g Cost Total
Fixed
Cost Total Variable Biaya
Rp.70.000.000 200
Rp.25.00
0
0
Rp.50.000.000
(Rp.70.000.000) 200
Rp.25.00
Rp.5.000.00
0
0
(Rp.55.000.000)
.
Dan Penjualan Total Fixed Cost Total Variable Selisih
Tinta
Full
color
Rp.30.000.000 200
Rp.10.00
0
0
Rp.20.000.000
(Rp.30.000.000) 200
Rp.10.00
Rp.2000.000
(Rp.22.000.000)
200
0 Rp.1000
Rp.200.000
(Rp.200.000)
dengan hitam putih Total
Net
Rp.10.000.000
Income Jadi total net income yang diperoleh PTL dari pesanan khusus dan prediksi 2000 unit sebesar Rp.10.000.000
C.3 Sebaiknya PTL menerima pesanan khusus tersebut, karena dengan menerima pesanan tersebut PTL tidak mengalami kerugian dan tidak membutuhkan biaya tambahan lain, selain itu kapasitas produksi PTL sebesar 2400 dan baru terpakai sebesar 2000, sehingga memiliki sisa kuota sebanyak 400 unit. PTL mendapatkan keuntungan secara tidak langsung dari penerimaan special order tersebut, karena memperbanyak pelanggan di PTL tersebut.
a.
Harga printer
Depresiasi per tahun
= Rp. 500.000.000 = Rp. 500.000.000 / 5 tahun
= Rp. 100.000.000
Total penjualan yang dapat dipenuhi = 2.400 unit x 2 = 4.800 unit
Total penjualan
= 4.800 unit x Rp. 90.000
= Rp. 432.000.000
Manufacturing Cost Total Fixed cost Total Variable cost
= (Rp. 70.000.000) = 5.800 unit x Rp. 25.000
= (Rp. 120.000.000)
Biaya istrasi dan Penjualan Total Fixed cost Total Variable
= (Rp. 30.000.000) = 4.800 unit x Rp 10.000
= (Rp. 48.000.000)
Depresiasi per tahun
= (Rp. 100.000.000)
Total Net Income tahun 2016
= Rp. 64.000.000
PEMBAHASAN KASUS Diketahui:
Harga tiket = $900 per penumpang Sales/Revenue = 10% dari harga tiket per penumpang = $90 per tiket yang terjual Fixed Cost = $14,000 per bulan Variable Cost = $20 per tiket yang terjual Unit yang ditanyakan = a (jumlah tiket)
Ditanyakan:
1
Banyaknya tiket pulang-pergi harus terjual setiap bulannya dengan komisi sebesar 10% a untuk mencapai titik impas (BEP) b untuk memperoleh pendapatan operasional sebesar $ 7,000
2
Banyaknya tiket pulang-pergi yang terjual setiap bulannya dengan menggunakan skedul pembayaran Naritha yang baru, (komisi atas penjualan tiket sebesar 10% per tiket maksimal $50). a untuk mencapai titik impas (BEP) b untuk memperoleh pendapatan operasional sebesar $ 7,000
Jawaban: Nomor 1 a
BEP dalam unit: Cara I: BEP dalam unit
=
Fixed Cost Unit Contribution Magin
$14,000 = ($90-$20) =
$14,000 $70
= 200 tiket
Cara II: Total Revenue
= Total Cost
Total Revenue
= (Fixed Cost + Variable Cost)
$90a
= ( $14,000 + $20a )
$70a
= $14,000
a
= $14,000/$70
a
= 200
Jadi untuk mencapai BEP, Andora harus dapat menjual sebanyak 200 tiket pada setiap bulannya. b
Untuk memperoleh pendapatan sebesar $7,000 Cara I: Target Profit dalam unit
=
¿ Cost +Target Profit Unit Contribution Margin
=
$ 14,000+ $ 7,000 ($ 90−$ 20)
=
$ 21,000 $ 70
= $300 tiket Cara II: Net Income
= Total Revenue - Total Cost
Net Income
= Total Revenue - (Fixed Cost + Variable Cost)
$7000
= $90a – ($14000 + $20a)
$70a
= $21,000
a
= $21,000/$70
a
= 300
Jadi, untuk mendapatakan profit sebesar $7,000 Andora harus dapat menjual sebanyak 300 tiket setiap bulannya.
Nomor 2 Dengan menggunakan skedul pembayaran Naritha yang baru, sehingga komisi yang merupakan pendapatan bagi Andora berubah mejadi $50 untuk setiap tiket yang terjual. a
BEP dalam unit: Cara I:
BEP dalam unit
=
Fixed Cost Unit Contribution Ma r gin
$14,000 = ($50-$20)
=
$14,000 $30
= 466,6 dibulatkan menjadi 467 tiket Cara II: Total Revenue Total Revenue $50a $30a a a
= Total Cost = (Fixed Cost + Variable Cost) = ($14,000 + $20a) = $14,000 = $14,000/$30 = 466,6 dibulatkan menjadi 467
Jadi, untuk mencapai BEP, Andora harus dapat menjual sebanyak 467 tiket pada setiap bulannya.
b
Untuk memperoleh pendapatan operasional sebesar $7000 Cara I: Target Profit dalam unit
=
¿ Cost +Target Profit Unit Contribution Margin
=
$ 14,000+ $ 7,000 ($ 50−$ 20)
=
$ 21,000 $ 30
= $700 tiket Cara II: Net Income
= Total Revenue - Total Cost
Net Income
= Total Revenue - (Fixed Cost + Variable Cost)
$7000
= $50a – ($14000 - $20a)
$30a
= $21,000
a
= $21,000/$30
a
= 700
Jadi, untuk mendapatakan profit sebesar $7,000 Andora harus dapat menjual sebanyak 700 tiket pada setiap bulannya.
Kesimpulan Kasus : Berdasarkan skedul pembayaran Naritha yang baru, komisi yang merupakan pendapatan bagi Adora menjadi semakin kecil yaitu perubahan pendapatan dari $90 per tiketnya menjadi $50 per tiketnya. Sementara itu total kos adalah tetap. Maka untuk mencapai titik impas pada sekedul pembayaran yang baru adora harus menjual jumlah tiket yang lebih banyak dari yang sebelumnya . Hal ini di lakukan agar dapat menutupi jumlah kerugian sehingga tidak terlalu banyak menimbukan kerugian maka dari itu menggunakan harga yang lebih rendah sehingga banyak tiket yang terjual dan tidak mengalami kerugian.
A. Ulasan kasus target costing
KasusPertama PT GHANIYA ELECTRIC merupakan perusahan yang memproduksi berbagai jenis produk elektronik. Pada tahun 2016 perusahaan berencana untuk meluncurkan produk baru yaitu jam digital mini. Produk baru ini diproyeksikan akan terjual sebanyak 50.000 unit setiap tahunnya, adapun harga jual yang diproyeksikan sebesar Rp. 55.000 per unitnya. Berikut adalah ada rincian total biaya produksi untuk produk baru jam digital ini:
Total biaya bahan baku
: Rp. 1.287.020.000
Total tenaga kerja langsung
: Rp. 341.625.000
Total biaya overhead
: Rp. 79.875.000
Perusahaan tersebut mengharapkan laba yang akan diperoleh dari produk jam digital mini ini sebesar 35% dari harga jual yang ditargetkan. Diminta : a. Jelaskan apa yang Anda ketahui mengenai target costing dan tujuan dilakukan perhitungan target costing? b. Hitunglah biaya target/unit dari produk baru ini. c. Apakah rencana peluncuran produk baru ini layak dilakukan?Jelaskan. d. Asumsikan perusahaan tersebut mengubah harga jual yang ditargetkan menjadi Rp 50.000/unit dan target penjualannya menjadi 45.000 unit. Apakah peluncuran produk baru ini layak untuk dilakukan?Jelaskan Jawaban : a.
-Target biaya atau target costing adalah metode penentuan biaya produksi dimana perusahaan terlebih dahulu menentukan biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan harga kompetitif, dengan demikian perusahaan memperoleh laba yang diharapkan. -Tujuan perhitungan target costing adalah untuk merancang biaya produk pada tahap perencanaan biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan harga kompetitif , dengan demikian perusahaan memperoleh laba yang diharapkan.
b. Diketahui : Harga/unit
: Rp55.000
Total unit
: 50.000 unit
Total biaya produksi :
Total biaya bahan baku
: Rp1.287.020.000
Total biaya tenaga kerja
: Rp341.625.000
Total biaya overhead
: Rp79.875.000
Target laba yang ingin di capai 35% dari harga jual. Perhitungan biaya taget/ unit dari produk baru Target costing
Biaya aktual
Total target costing = harga/unit x total
Total biaya aktual :
unit
Total biaya bahan baku
=Rp55000
x 50000
=Rp2.750.000.000
Rp1.287.020.000 Total biaya tenaga kerja Rp 341.625.000 Total biaya overhead
Rp
79.875.000 Target laba = prosentase target laba x
--------------------- +
total target costing
Rp 1.708.520.000
=
35%
x
Rp2.750.000.000
= Rp962.500.000
Biaya aktual/ unit = Rp1.708.520.000/ 50.000
Target costing = total target costing – target laba = Rp2.750.000.000
- Rp962.500.000
=Rp 1.787.500.000 Target costing / unit = target costing / total unit = Rp1.787.500.000/ 50.000 =Rp35.750/ unit
= Rp34.110,4/ unit
c. Rencana peluncuran produk baru ini menurut kelompok kami layak , karena biaya aktual yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan target costing perusahaan, bahkan perusahaan mendapatkan laba lebih besar 37,98 %. d. Asumsikan perusahaan tersebut mengubah harga jual yang ditargetkan menjadi Rp 50.000/unit dan target penjualannya menjadi 45.000 unit. Target costing
Biaya aktual
Total target costing = harga/unit x total
Total biaya aktual :
unit
Total biaya bahan baku = Rp50.000 x
Rp1.287.020.000
45.000
Total biaya tenaga kerja Rp
=Rp2.250.000.000
341.625.000 Total biaya overhead 79.875.000
Target laba = prosentase target laba x
-------------------- +
total target costing =35% x Rp2.250.000.000
Rp1.708.520.000
= Rp787.500.000 Biaya aktual/ unit = Target costing = total target costing –
1.708.520.000 / 45.000
total laba
= Rp37.967/ unit = Rp2.250.000.000 –
Rp787.500.000 =Rp1.462.500.000 Target costing/unit = target costing / total unit = Rp1.462.500.000 / 45.000 =Rp29.250/unit
Rp
Rencana peluncuran produk baru ini menurut kami tidak layak, karena biaya aktual yang dikeluarkan/digunakan oleh perusahaan lebih besar dibandingkan dengan target costing perusahaan.
KasusKedua PT Choky Koki merupakan salah satu perusahaan pemasok peralatan dan perlengkapan restoran terbesar di Indonesia. Perusahaan tersebut berencana untuk menambahkan jenis produk mesin pembuat gelato kedalam daftar produk yang akan dijualnya. Perusahaan tersebut akan bernegosiasi mengenai harga mesin pembuat gelato-nya tersebut dengan produsen dari Italia.Pihak manajemen PT Choky koki yakin bahwa mesin pembuat eskrim gelato dapat dijual ke pelanggan dengan harga Rp 35.000.000 per unit dengan proyeksi penjualan sebesar 80 unit/tahun.Jika mesin pembuat gelato tersebut ditambahkan dalam daftar produk yang akan dijual mereka, maka perusahaan tersebut harus menginvestasikan sebesarRp 500.000.000 untuk persediaan barang dan penyediaan gudang khusus. Adapun cost penjualan varibel dari produk tersebut sebesar Rp 1.000.000 / unit mesin. Diminta : a. Jika PT Choky Koki menginginkan tingkat pengembalian investasi (ROI) sebesar 20%, Berapa harga pembelian maksimum mesin pembuat gelato yang akan dibeli dari Produsennya? b. Setelah ada negosiasi, pihak produsen ternyata tidak bersedia menjual mesin pembuat gelato dengan harga yang diajukan oleh PT Choky Koki. Jika Produsen tetap memberikan tawaran dengan hargaRp 33.000.000/unit,
berapa prosentase tingkat pengembalian investasi (ROI) yang akan diperoleh oleh PT Choky Koki (asumsikan proyeksi harga jual dan cost penjualan varibel-nya tetap)? Jelaskan pula rekomendasi kelompok Anda untuk pihak manajemen PT Choky Koki ?
Jawaban : Diketahui : Harga per unit
: Rp. 35.000.000
Total penjualan 1th : 80 unit ROI
: 20%
Biaya variabel
: Rp 1.000.000
a). Tingkat pengembalian 20% 20% x Rp 500.000.000 = Rp 100.000.000 Penjualan 1th ( 80 unit ) 80 unit x Rp 35.000.000 = Rp 2.800.000.000 Harga pokok penjualan Rp 2.800.000.000 – Rp 100.000.000= Rp 2.700.000 Harga pokok per unit Rp 2.700.000.000 = Rp 33.750.000 80 unit Harga beli maksimum = Rp 33.750.000 – Rp 1.000.000 (HPP per unit)
= Rp 32.750.000
(cost variabel penjualan)
b) Harga beli
: Rp 33.000.000
Modal
: Rp 500.000.000
Harga beli
= Rp 33.000.000 x 80 unit= Rp 2.640.000.000
Harga Jual
= Rp 35.000.000 x 80 unit= Rp 2.800.000.000
Variabel cost penjualan = Rp 1.000.000 x 80unit = Rp 80.000.000 ROI
= Harga jual – Harga beli- cost = Rp 2.800.000.000 – Rp 2.640.000.000 – Rp 80.000.000 = Rp 80.000.000
% ROI
= Rp 80.000.000
= 16%
Rp 500.000.000
Kami merekomendasikan agar perusahaan ini mengambil asumsi A karena disamping tingkat ROI(Return of Investment) lebih besar,tingkat laba yang didapat perusahaan juga besar dan harga pembelian produk dari produsen tersebut juga lebih murah.
Kasus Pertama PT. Sinar Gemilang merupakan perusahaan percetakan (sablon), perusahaan tersebut menginginkan untuk membeli mesin yang mampu mendukung beberapa kegiatan operasional perusahaan yang selama ini dikerjakan secara manual. Mesin tersebut seharga $50,000 dan memiliki umur ekonomis selama 5 tahun, mesin tersebut tidak memiliki nilai residu di akhir tahun ke-5. Apabila perusahaan menggunakan mesin tersebut maka akan ada penghematan kos
tenaga kerja sebesar $18,000/tahun. PT Sinar Gemilang menginginkan tingkat pengembalian sebelum pajak sebesar 20%. Dengan menggunakan metode NPV berikanlah masukan (berikut alasanny) apakah PT Sinar Gemilang harus membeli mesin tersebut atau tidak. Kasus Kedua Star Cruise merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa wisata kapal pesiar. Salah satu kapal saat ini dalam kondisi yang sudah tidak layak. Apabila dilakukan perbaikan segera biayanya sekitar $200,000. Dan untuk perbaikan/pemeliharaan lebih lanjut selama 5 tahun kedepan biayanya sebesar $ 80,000. Armada tersebut memiliki umur ekonomis selama 10 tahun dengannilaisisasebesar $ 60,000 di akhirtahun ke-10.Nilairesiduarmadasaatinisebesar $70,000.Biaya untuk mengoperasikan kapal tersebut sebesar $300,000 dengan pendapatan sebesar $400,000 per tahun. Sebagai alternative Star Cruise dapat membeli kapal pessiar yang baru dengan kos sebesar $360,000. Kapal pesiar yang baru tersebut memiliki umur ekonomis selama 10 tetapi akan membutuhkan beberapa perbaikan biaya$ 30.000 sampaitahun ke-5. Pada akhir tahun ke-10 kapal pesiar memiliki nilai residu sebesar $60,000. Biaya utuk mengoperasikan kapal pesiar tersebut sebesar $210,000 dengan pendapatan sebesar $400,000 per tahun. Star Cruise menginginkan tingkat keuntungan minimal 14% dalam pengambilan keputusannya. Dengan menggunakan metode NPV dengan pendekatan total kos, berikan analisis Anda apakah Star Cruise lebih baik mempertahankan kapal pesiar lama atau membeli yang baru? II.3 PEMBAHASAN SOAL PERMASALAHAN a. Kasus pertama, diketahui : Harga mesin
= $50.000
Umur ekonomis
= 5 tahun
NPV = Harapan pendapatan – Biaya yang dikeluarkan = (18.000 x 2,9906) – 50.000 = 53.930,8 – 50.000 NPV
= $3830,8
NPV > 0 Sehingga, PT. sinar gemilang dianjurkan untuk membeli mesin tersebut. Dikarenakan pendapatan yang diharapkan lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. b. Kasus kedua, diketahui : Tingkat keuntungan
= 14%
Kapal lama yang digunakan : Umur ekonomis
= 10 tahun
Nilai residu saat ini
= $70.000
Nilai residu
= $60.000
Biaya perbaikan
= $200.000
Biaya perbaikan untuk 5 tahun kedepan
= $80.000
Biaya pengoprasian
= $300.000
Pendapatan
= $400.000
Kapal pesiar baru: Umur ekonomis
= 10 tahun
Harga kapal
= $360.000
Nilai residu
= $70.000
Biaya perbaikan sampai tahun ke-5 = $30.000 Biaya pengoprasian
= $210.000
Pendapatan
= $400.000
Pilihan pertama, mempertahankan kapal lama :
Pendapatan
$ 400.000
Biaya pengoprasian
$ 300.000
Laba perusahaan
$ 100.000 x 5,216
Nilai residu
$ 60.000 x 0,2697
Biaya perbaikan
= $521.600 = $16.182 ($200.000)
Biaya perbaikan 5 tahun kedepan
$80.000 x 0,5194
NPV
= ($41.552) $ 296.230
Pilihan kedua, membeli kapal baru : Pendapadat
$ 400.000
Biaya pengoprasian
$ 210.000-
Laba perusahaan
NPV
$190.000 x 5,216
= $991.40
Nilai residu kapal baru
$ 60.000 x 0,2697
= $16.182
Nilai residu kapal lama
$70.000 x 1,00
= $70.000
Biaya pembelian kapal
($360.000)
Biaya perbaikan sampai tahun ke-5 $ 30.000 x 0,5194
= ($15.582) $701.640
Dilihat dari kedua pilihan diatas, NPV menyatakan bilangan positif, maka dapat diartikan kedua pilihan diatas sebenarnya layak untuk dijalankan. Namun, dilihat dari selisih NPV yang cukup besar antara mempertahankan kapal lama dengan membeli kapal baru, maka saran kami untuk perusahaan Star Cruise adalah membeli kapal baru.
Kasus: Zhafran Company memproduksi tiga produk: A, B, dan C. Data harga jual, biaya variable, margin kontribusi per unit untuk produk-produk tersebut adalah sebagai berikut: Produk A
B
C
$180
$270
$240
Bahan baku langsung
24
72
32
Biaya variabel lain-lain
102
90
148
Total biaya variabel
126
162
180
Margin kontribusi
$ 54
$108
$ 60
Rasio margin kontribusi
30%
40%
25%
Harga jual Biaya Variabel:
Bahan baku yang sama digunakan untuk ketiga produk tersebut. Zhafran Company hanya memiliki 5,000kg bahan baku tersisa di gudang persediaan dan tidak dapat memesan untuk beberapa waktu ke depan karena perkebunan supplier yang belum dapat dipanen. Manajemen berusaha untuk memutuskan produk manakah yang harus diproduksi terlebih dahulu untuk memenuhi pesanan pelanggan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Biaya bahan baku langsung adalah $8 per kg. Pertanyaan: a. Hitung kontribusi margin per kg bahan baku yang digunakan untuk masing-masing produk. b. Produk manakah yang akan dioptimalkan poduksinya oleh Zhafran Company untuk memenuhi pesanan pelanggan, produk A, B, atau C? Tunjukkan perhitungannya.
c. Supplier dari luar negeri memberikan penawaran bahan baku yang dapat digunakan untuk melakukan produksi dan memenuhi pesanan pelanggan. Namun, supplier tersebut memberikan penawaran yang lebih tinggi dari harga beli biasanya. Berapakah harga beli maksimal (tertinggi) yang dapat diterima oleh Zhafran Company jika bahan baku tersebut dibeli dan digunakan seluruhnya untuk memproduksi pesanan: (1) Produk A; atau (2) Produk B; atau (3) Produksi C. Tunjukkan perhitungan dan jelaskan jawaban Anda. Penyelesaian: a. Kontribusi margin per kg untuk bahan baku:
Produk A : $24 ÷ $8/kg = 3 kg Margin kontribusi per unitnya : $54 ÷ 3 kg = $18 / kg
Produk B : $72 ÷ $8/kg = 9 kg Margin kontribusi per unitnya : $108 ÷ 9 kg = $12/kg Produk C : $32 ÷ $8/kg = 4 kg Margin kontribusi per unitya : $60 ÷ 4 kg = $15/kg
b. Produk yang akan dioptimalkan produksinya : $18/kg x 5000 kg = $90.000 $12/kg x 5.000 kg = $60.000 $15/kg x 5.000 kg = $75.000 Produk yang akan dioptimalkan produksinya adalah produk A karena margin keuntungannya paling besar. c. Harga beli maksimal untuk bahan baku: Laba = pendapatan – beban = 180 – (x + 102) = 180 – x – 102 X = 180 – 102
= $78 Maka harga maksimal bahan baku : $78 ÷ 3 kg= $26/kg Laba = pendapatan – beban
= 270 – (x + 90) = 270 – x – 90 X = 270 – 90 = $180 Harga maksimal bahan baku : $180 ÷ 9 kg = $20/kg
Laba
= pendapatan – beban = 240 – (x + 148) = 240 – x – 148 X = 240 – 148 = $92
Harga maksimal bahan baku : $92 ÷ 4kg = $23/kg