Gedung Sate Bandung 452t4u

Gedung Sate, dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, namun juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat. Bangunan gedung ini dirancang arsitek Ir J. Berger dari Landsgeboundienst, dinas pembangunan gedung-gedung pemerintah Negeri Belanda. Dibutuhkan tenaga hingga 2.000 orang pekerja. Di antara ribuan pekerja itu, terdapat lebih kurang 150 Cina Konghu atau Kanton, tukang kayu dan pemahat batu yang trampil di negerinya. Arsitek Belanda, Dr. Hendrik Petrus Berlage, menyebut bahwa Gedung Sate beserta rancangan kompleks Pusat Perkantoran Instansi Pemerintahan Sipil Hindia Belanda di Bandung merupakan sebuah karya besar. Sementara Coor chier dan Jan Wittenberg, dua arsitek Belanda yang menginventarisir bangunan kolonial di Bandung, menyebut Gedung Sate sebagai sebagai bangunan monumental yang anggun mempesona, serta memiliki gaya arsitektur yang unik, dan gigantik. Gedung Sate sendiri sebenarnya hanya bagian kecil atau sekira 5% dari area Kompleks Pusat Perkantoran Insatansi Pemerintah Sipil, Hindia Belanda yang menempati lahan Bandung Utara seluas 27.000 meter persegi. Oleh penduduk tempo dulu area Gedong Sate dinamai Gedong Bebe yang kemudian lebih populer dengan nama Gedung Sate, karena di puncak menara gedung tersebut terdapat tusuk sate dengan 6 buah ornamen berbentuk jambu air. Khusus di hari minggu lingkungan halaman Gedung Sate dijadikan pilihan tempat sebagian besar masyarakat untuk bersantai, sekedar duduk-duduk menikmati udara segar kota Bandung atau berolahraga ringan. Membandingkan Gedung Sate dengan bangunan-bangunan pusat pemerintahan (capitol building) di banyak ibukota negara sepertinya tidak berlebihan. Persamaannya semua dibangun di tengah kompleks hijau dengan menara sentral yang megah. Terlebih dari segi letak gedung sate serta lanskapnya yang relatif mirip dengan Gedung Putih di Washington, DC, Amerika Serikat. Dapat dikatakan Gedung Sate adalah "Gedung Putih"nya kota Bandung.

Sate House (Gedung Sate), with his trademark ornamentation skewers on a central tower, has long been a marker or landmark Bandung is not only known to the public in West Java, Indonesia but also throughout the building was used as a model even a sign to some buildings and signs of in West Java. For example, the shape of the building front Tasikmalaya Railway Station. Built in 1920, the white building is still standing strong, elegant, and now serves as the seat of government buildings in West Java. This architect designed buildings Ir J. Berger of Landsgeboundienst, development agencies and government buildings of the Netherlands. It takes energy to 2,000 workers. Among the thousands of workers, there are approximately 150 Chinese Konghu or Canton, carpenters and skilled stone carvers in the country. Dutch architect, Dr. Hendrik Petrus Berlage, said that along with the design of complex Sate House Office Centre Netherlands Indies Civil istration Agency in London is a masterpiece. While Coor chier and Jan Wittenberg, two Dutch architects inventory of colonial buildings in London, called Sate House as a stunning elegant monumental buildings, and has a unique architectural style, and gigantic. Sate of the building itself is actually only a small part, or approximately 5% of the "Central Office Complex Insatansi Civil Government" Dutch East Indies occupying the North London area of 27,000 square meters. By residents of the past "Gedong Sate" named "Gedong Bebe" the then more popular with the "Satay House" because of the spire of the building there is a "skewer" with 6 water guava fruit-shaped ornaments. Sunday Special in Satay House lawn environment be an option where most people to relax, just sit around enjoying the fresh air or light exercise Bandung city. Comparing with the Sate House seat of government buildings (capitol building) in many of the nation's capital does not seem excessive. The equation is all built in the middle of a green complex with a magnificent central tower. Especially in of building layout and landscaping satay relatively similar to the White House in Washington, DC, United States. Can be said Sate Building is the "White House" was the city of Bandung.