HUBUNGAN INTERNAL AUDITOR DENGAN AUDITOR EKSTERNAL Antara auditor internal dan eksternal tentunya memiliki perbedaan, mulai dari sasaran, pertanggungjawaban, kualifikasi dan beberapa hal lainnya. Namun satu hal yang perlu dipahami bahwa kemampuan keduanya sangat dibutuhkan demi kepentingan perusahaan. Beberapa perbedaan antara auditor eksternal dan internal dapat dilihat sebagai berikut : Auditor Internal Menelaah efisiensi
Sasaran
Auditor Eksternal dan Menyatakan suatu opini
efektivitas operasi, kepatuhan, tentang
kewajaran
serta kecukupan dan efektivitas penyusunan
dan
dalam
penyajian
kontrol internal di perusahaan laporan keuangan Tanggung
secara keseluruhan Bertanggung jawab
kepada Bertanggung jawab kepada
jawab
manajer
dewan yang mempekerjakan mereka;
senior
atau
komite audit Kualifikasi
pemegang
saham,
Stakeholders pada perusahaan Dianggap tepat oleh manajemen Umumnya ditentukan oleh untuk
melakukan
tugasnya peraturan
dan
walau hanya pelatihan ditempat mensyaratkan kerja.
Terkadang
biasanya keanggotaan
dibutuhkan dalam suatu lembaga profesi.
sertifikasi atau latar belakang Seperti
keanggotan
dalam
profesi yang baik agar dapat IAPI Aspek
melaksanakan tugasnya yang Memperhatikan seluruh aspek Umumnya
menjadi
aktivitas
yang
berjalan
perhatian
perusahaan,
Auditor
keuangan
Profesionalism
keuangan Harus independen
baik maupun
hanya
di berkepentingan
untuk
aspek memperhatikan
aspek
non- keuangan perusahaan. terhadap Independen
terhadap
e
aktivitas atau unit yang sedang manajemen/klien, baik dalam diaudit,
namun
merespon Review
selalu
kebutuhan
siap penampilan
maupun
sikap
dan mental
keinginan manajemen. Review atas aktivitas dilakukan Review atas catatan/dokumen secara terus menerus (kontinyu)
yang
mendukung
keuangan
secara
laporan periodik
(umumnya satu tahun sekali) Namun selain perbedaan antara auditor internal dan eksternal, keduanya juga harus menjalin hubungan baik dimana masing-masing saling mempengaruhi dan juga melengkapi terkait dengan kepentingan perusahaan. seperti contohnya adalah bila pengendalian internal suatu perusahaan berjalan baik maka tentunya auditor eksternal tidak perlu terlalu jauh dan menghabiskan waktu yang lebih lama dalam melakukan tugas auditnya sehingga hal tersebut berimplikasi pada penurunan biaya audit atau dapat dikatakan biaya audit yang dikeluarkan lebih rendah. Dengan fungsi auditor internal yang berjalan baik maka akan terjalin sikap kooperatif dengan auditor eksternal dimana mereka akan lebih mudah dalam melaksanakan tugasnya karena telah meyakini bahwa pengendalian internal dalam perusahaan berjalan baik. Intinya adalah tidak ada pekerjaan yang berjalan saling tumpang tindih ataupun yang dilakukan dua kali, oleh karena itu perlu adanya koordinasi dimana hal-hal yang telah dilaksanakan oleh auditor internal tidak dilakukan kembali oleh auditor eksternal, dengan demikian pekerjaan audit oleh auditor eksternal dapat berjalan lebih cepat, efisien, efektif dan dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. untuk lebih memahami persoalan diatas maka selanjutnya akan dibahas manfaat dan keuntungan dari koordinasi, beberapa persyaratan untuk koordinasi, penilaian terhadap kualifikasi audit internal dan beberapa sarana koordinasi termasuk konsep audit sebagai suatu kesatuan. PENTINGNYA DAN MANFAAT KOORDINASI
Koordinasi antara auditor internal dengan auditor eksternal merupakan hal yang penting karena berpotensi untuk meningkatkan nilai ekonomi, efisiensi dan efektifitas dari keseluruhan aktivitas audit bagi perusahaan. Tidak ada bentuk audit yang bisa menggantikan lainnya. Namun dalam banyak hal, audit internal dan eksternal saling berbenturan. Jika kedua audit tidak terkoordinasi, maka akan menjadi tumpang tindih dan duplikasi yang tidak perlu sehingga akan mempertinggi biaya audit dan membuat rumit pertanggungjawaban audit. Kebutuhan koordinasi semakin mendesak seiring berjalannya waktu. Baik sektor usaha maupun sektor publik menjadi lebih kompleks. Standar pelaporan keuangan telah membentangkan cakupan yang dibutuhkan untuk audit keuangan. Inflasi telah meningkatkan biaya personel kantor akuntan publik. Biaya jasa audit meningkat karenanya dan peningkatan biaya tersebut terjadi tanpa disadari oleh manajemen dan dewan komisaris. Maka, sedapat mungkin auditor internal dan eksternal harus berkoordinasi. Auditor internal dapat memengaruhi lingkup pekerjaan auditor eksternal dengan cara menurunkan batas dan kebutuhan untuk melaksanakan pengujian yang rinci. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wallace tahun 1984. Ia menemukan bahwa peningkatan yang dilakukan auditor internal pada presentase yang diperkirakan dari total aktiva yang diaudit, total laba yang diaudit dan total harga pokok penjualan yang diaudit, berhubungan dengan biaya jasa auditor eksternal yang secara statistic lebih rendah. Dan, alokasi jam audit operasional oleh auditor internal juga berhubungan dengan biaya jasa auditor eksternal yang lebih rendah. Di samping itu, manajer auditor internal yang lebih berpengalaman berhubungan dengan biaya jasa auditor eksternal yang lebih rendah dan demikian pula dengan koordinasi formal antara auditor internal dengan eksternal. Koordinasi yang bermanfaat menghasilkan lebih dari sekadar pengurangan biaya jasa audit eksternal. Auditor internal juga dapat memanfaatkan pekerjaan auditor eksternal HAMBATAN-HAMBATAN HISTORIS UNTUK KOORDINASI
Terdapat beberapa hal yang menghambat terjalinnya sebuah koordinasi yang baik antara auditor internal dengan eksternal, SAS No. 9 menyatakan bahwa “pekerjaan auditor internal tidak dapat digantikan oleh pekerjaan auditor independen (eksternal)”. Penelitian Berry mengungkapkan kritik terhadap SAS No. 9 tersebut dengan mengungkapkan bahwa aturan tersebut sudah ketinggalan jaman. Secara khusus kritik terhadap SAS No. 9 diungkapkan sebagai berikut :
SAS No.9 tidak mengakui kontribusi audit internal sebagai sebuah profesi
Tidak mengakui perkembangan signifikan dari auditor internal sebagai suatu disiplin ilmu yang kompeten
Mengasumsikan bahwa auditor eksternal meninggalkan independensi mereka dan malah meningkatkan risiko audit bila mengandalkan pekerjaan auditor eksternal
Dari samplingnya pada 14 perusahaan, Berry menemukan bahwa sebagian besar pekerjaan auditor internal telah tergantikan dengan auditor independen.
Tidak menunjukkan subjek koordinasi dengan suatu cara yang sistematis dan hanya berdasarkan pada pandangan auditor eksternal.
PENERBITAN SAS No. 65 – Sebuah Kontrak Baru SAS No. 9 menjadi pedoman sejak awal penerbitannya pada tahun 1975 sampai tahun 1990. Namun karena audit intenal telah diakui sebagai suatu disiplin ilmu yang mengalami perkembangan cepat dan modern serta membutuhkan tehniktehnik yang semakin canggih dan efektif maka SAS No. 9 keberadaannya sudah tidak relevan lagi, maka digantikan posisinya oleh petunjuk baru yang lebih rinci yakni SAS No. 65 yang menyatakan “pertimbangan auditor mengenai fungsi audit internal dalam audit laporan keuangan”. Untuk mengakomodasi pernyataan SAS No. 65, maka auditor eksternal harus:
Menentukan relevansi fungsi audit internal
Mengevaluasi tujuan dan kompetensi auditor internal
Mempertimbangkan akibat dari pekerjaan auditor internal terhadap audit keuangan yang dilaksanakan oleh auditor eksternal, termasuk prosedur audit yang diperlukan
Mengevaluasi dan menguji efektivitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor internal
Kandungan dalam SAS No. 65 memberikan instruksi dalam 7 bidang yang sama dengan SAS No. 9, bidang-bidang tersebut adalah :
Peranan auditor dan auditor internal
Fungsi audit internal
Kompetensi dan tujuan audit internal
Luas dampak pekerjaan audit internal
Koordinasi auditor/auditor internal
Evaluasi auditor terhadap pekerjaan audit internal
Bantuan langsung oleh auditor internal
Pekerjaan auditor internal tidak dapat digantikan oleh auditor eksternal, namun SAS No. 65 telah memperluas pernyataan diatas dengan menyatakan bahwa auditor eksternal harus menjaga independensi dari klien dan auditor internal harus menjaga objektivitas terhadap unit-unit dari klien. Dalam SAS No. 65 juga disebutkan bahwa auditor eksternal harus memahami fungsi audit internal, maka untuk melakukan hal tersebut auditor eksternal harus menanyakan hal-hal berikut ini :
Status organisasi auditor internal. Hal ini diperlukan untuk mengukur independensi dan objektivitas
Tingkat penerapan standar audit professional oleh auditor internal. Untuk mengukur keandalan
Isi dari program tahunan internal audit internal serta sejauh mana program tersebut diikuti
Batas akses yang dapat dilakukan serta kendala yang coba diatasi pada lingkup pekerjaan auditor internal
Isi dari akta auditor intenal atau arahan serupa dan tingkat sejauh mana hal tersebut dapat dipatuhi.
SAS No. 65 juga menyatakan bahwa kompetensi audit internal dapat dinilai berdasarkan pada hal-hal berikut :
Tingkat pendidikan dan pengalaman professional
Sertifikasi profesi dan pendidikan profesi yang berkelanjutan
Kebijakan, program, dan proses audit yang sedang digunakan
Praktik yang berhubungan dengan penugasan staff
Supervisi dan telaah atas aktivitas audit
Kualitas dari dokumentasi kertas kerja, laporan dan rekomendasi
Evaluasi kinerja audit secara umum
Tujuan audit internal juga harus dinilai berdasarkan status organisasional seperti pelaporan dan istrasi, kemudian juga kebijakan yang mencegah auditor internal dari pekerjaan audit pada bidang-bidang yang objektivitasnya akan dikompromikan dengan kendala personal. Kerja dari audit internal juga dapat mempengaruhi pekerjaan auditor eksternal dalam hal :
Pemahaman tentang struktur kontrol internal
Penentuan risiko dalam bidang-bidang yang terdapat salah saji material
Kinerja pengujian substantive
Kemudian sejauh mana auditor eksternal menggunakan hasil kerja auditor internal tergantung pada hal-hal berikut :
Materialitas dari laporan keuangan yang disertakan
Risiko inheren dan risiko control dari asersi material
Tingkat subjektivitas yang tercakup dalam pengevaluasian bukti audit
Dalam SAS No. 65 juga disebutkan aktivitas yang dapat membangun koordinasi antara auditor internal dan eksternal, yakni :
Pertemuan rutin antara auditor internal dan eksternal
Pengembangan suatu skedul audit yang terkoordinasi
Akses oleh auditor eksternal terhadap kertas kerja dan laporan auditor internal
Diskusi tentang masalah-masalah akuntansi yang potensial
Terkait evaluasi auditor eksternal terhadap tentang hasil pekerjaan auditor internal maka auditor eksternal harus mempertimbangkan hal-hal berikut :
Apakah lingkup pekerjaannya benar?
Apakah program audit dan cara pengerjaannya memadai?
Apakah kesimpulannya tepat?
Apakah laporan yang disiapkan konsisten dengan kerja yang dilakukan?
Kemudian juga auditor eksternal akan meminta bantuan langsung kepada auditor internal, bantuan tersebut dapat berupa :
Bantuan dalam memahami struktur kontrol internal
Kinerja dari pengujian terhadap kontrol
Kinerja dari pengujian substantif
Sebagai sebuah profesi tentunya auditor internal harus mematuhi standar IIA sebagai sebuah organisasi yang menaungi audit internal. Kemudian penting juga untuk direktur audit waspada kepada informasi sensitif dalam menelaah bidang-bidang dalam perusahaan sehingga dapat mewujudkan kontrol operasional yang baik. Yakni :
Kualifikasi personel; pendidikan, pengalaman, sertifikasi
Program-program pelatihan
Program pendidikan berkelanjutan
Bagan organisasi
Manual prosedur
Arsip kertas kerja
Prosedur pengawasan
Arsip laporan audit
Prosedur kontrol kualitas
Diaharapkan bahwa SAS No. 65 dapat mendukung timbulnya suatu hubungan yang lebih erat antara auditor internal dan eksternal, khususnya dalam hal penjadwalan audit dan segmen audit yang terkoordinasi. Auditor internal juga dapat mengungkapkan kepada komite audit dan dewan komisari atas kinerja auditor eksternal yang dibawah standar. Ikhtisar Tentang Filosofi Auditor Eksternal Penting untuk disadari bahwa audit eksternal merupakan tugas yang independen dengan risiko yang tinggi, maka mereka harus mengandalkan kemampuannya sendiri dan memberi keputusan yang subjektif. Namun jika diperlukan mereka dapat meminta bantuan kepada staf auditor internal karena pada hakikatnya hasil pekerjaan yang dilakukan audit internal berhubungan dengan proses yang dilakukan audit eksternal. Evaluasi Audit Eksternal – Suatu Subtitusi Untuk Penelaahan Auditor Eksternal Standar Audit IIA No. 1311 dan 1312 memberikan penelaahan quality assurance dari aktivitas audit internal. Penelaahan tersebut terdiri dari dua macam yakni:
Penilaian internal
Penilaian eksternal. Penilaian eksternal berpotensi untuk memenuhi persyaratan SAS No. 65 dan membuat auditor eksternal lebih mengandalkan auditor internal.
Hal-hal yang akan diperiksa dalam penelaahan eksternal dan juga dicakup dalam SAS No. 65 adalah sebagai berikut :
Tingkat pendidikan dan pengalaman professional dari staf anggota IIA
Program pendidikan berkelanjutan
Penunjukkan staf IIA untuk pengawasan pekerjaan staf anggota
Sertifikasi professional yang dimiliki staf anggota
Kualitas kebijakan audit internal, kertas kerja, laporan, rekomendasi dan kinerja
Penelaahan eksternal dapat membangun kepercayaan diri yang lebih besar di pihak auditor eksternal daripada penelaahan oleh auditor eksternal itu sendiri. Persiapan Penelaahan Auditor Eksternal Bahan-bahan yang harusnya disiapkan oleh direktur audit dalam proses penelaahan oleh auditor eksternal, yakni : Pemahaman fungsi audit internal : -
Persyaratan SAS No. 65 - status organisasi dalam entitas - Penerapan standar professional - rencana audit - akses pada catatan; pembahasan lingkup
Penilaian kompetensi dan objektivitas -
Persyaratan SAS No. 65 - tingkat pendidikan dan pengalaman profesi - sertifikasi profesi dan pendidikan yang berkelanjutan - kebijakan, program dan prosedur audit - praktik yang berhubungan dengan penunjukan auditor internal - pengawasan dan penelaahan aktivitas auditor internal - kualitas dokumentasi kertas kerja, laporan dan rekomendasi - evaluasi kinerja auditor internal meurut persyaratan SAS No. 65
Evolusi Posisi Ikatan Auditor Internal Tahun1987 IIA menerbitkan pernyataan standar audit internal (SIAS) No. 5. Selanjutnya komite standar audit IIA mengakui adanya kebutuhan untuk memperluas pernyataan SIAS No. 5 karena timbul kebingungan dengan SAS No. 9 AIA. Kemudian juga harus diperhatikan bahwa ada alur penekanan dan arahan dalam SIAS
yang berhubungan dengan tanggung jawab proaktif dari direktur audit untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas pekerjaan auditor eksternal. Perolehan Jasa Audit Eksternal IIA meyakini bahwa adalah hal yang tepat untuk memperluas standar 2050 yang berkenaan dengan koordinasi antara operasi audit internal dengan eksternal sehingga memastikan cakupan yang tepat dan meminimalkan duplikasi upaya audit kyang berdampak langsung pada penurunan biaya audit. IIA menerbitkan practice advisory 2050-2, yakni “acquisition of external audit services”. Tujuannya adalah agar auditor internal memiliki suatu peran dalam pemilihan atau pembatasan auditor eksternal dan dalam pendefinisian lingkup pekerjaan. Hal-hal yang diatur didalamnya mengacu pada batasan-batasan yang ada dalam Sarbanes-Oxley Act. Persyaratan Independensi Auditor Eksternal untuk Menyediakan Jasa Audit Internal IIA telah menerbitkan practice advisory 2030-2 SEC, persyaratan independensi auditor eksternal, untik menyediakan jasa audit internal. SEC ini memiliki karakter yang informatif dan menyediakan informasi yang berkenaan dengan penilaian independensi. Amandemen SEC berhubungan dengan :
Investasi oleh auditor atau anggota keluarga mereka dalam klien audit
Hubungan ketenaga kerjaan antara auditor dan anggota keluarganya dengan klien audit
Lingkup jasa yang disediakan oleh perusahaan audit kepada klien audit mereka
Amandemen SEC tersebut berlaku efektif pada tanggal 5 februari 2001. Kemudian pada tahun 2002 disediakan tanggal-tanggal transaksi khusus sebagai bentuk implementasi peraturan baru. Peraturan SEC menyebutkan bahwa auditor eksternal tidak independen jika selama periode audit mereka menyediakan jasa lain kepada klien, tergantung pada pembatasan kriteria yang dijelaskan dalam peraturan :
Tata buku atau jasa akuntansi lain yang berhubungan dengan lapkeu klien
Rancangan dan implementasi system informasi keuangan
Jasa penilaian atau valuasi atau opini tentang kewajaran
Jasa aktuaria
Jasa audit internal
Fungsi manajemen
Sumber daya manusia
Jasa pialang perdagangan
Jasa hukum
Dalam practice advisory merinci peraturan SEC yang berhubungan dengan beberapa hal seperti independensi yang menurun jika pada saat yg bersamaan auditor eksternal memberikan jasa audit internal kepada klien, karyawan kompeten yang akan bertanggung jawab atas fungsi audit internal, evaluasi manajemen klien tentang temuan dan hasil dari temuan akuntan, penentuan oleh klien tentang lingkup risiko dan frekuensi aktivitas audit internal oleh akuntan dan terakhir manajemen dari klien yang diaudit tidak bergantung pada pekerjaan akuntan sebagai dasar untuk menentukan kecukupan control internal. Selebihnya mengatur hubungan dan tanggung jawab direktur audit untuk dapat berkomunikasi secara baik dengan auditor eksternal. Partisipasi Auditor Internal dalam Audit Eksternal Pada bagian ini membahas hubungan auditor internal-eksternal dan kualitas yang dicari auditor eksternal dalam menetapkan tingkat bantuan yang akan diperoleh dari staf audit internal, kemudian juga pendekatan auditor internal atas bantuan. Selanjutnya juga dilakukan penelitian untuk mengetahui berapa jumlah waktu yang dihabiskan untuk memberikan bantuan dan tugas-tugas apa saja yang dikerjakan. Berikut ringkasan informasi penelitiannya :
Banyaknya peserta
Dari 170 responden, 10 tidak berpartisipasi. Selanjutnya responden dikelompokkan ke dalam dua bagian, 61 responden dengan partisipasi terbatas dan 99 respondens yang signifikan
Kontribusi auditor internal bagi auditor eksternal Dalam hal ini kelompok terbatas mengungkapkan bahwa auditor internal hanya memberikan sedikit bantuan dalam 16% penugasannya, namun menggunakan 100 jam lebih dalam 83,6% kasus. Kemudian dalam kasus lain bantuan diberikan dalam 60% dari penugasan (lebih dari 500 jam) dan dalam kasus lain pula bantuan tersebut kadang diberikan lebih dari 1000 jam sampai 10.000 jam.
Jumlah Jam Partisipasi dalam Tugas-tugas yang Berhubungan dengan Audit Eksternal Dari 61 responden terbatas, hanya 40 yang menggunakan jam-jam khusus dan dari 99 yang berpartisipasi secara signifikan, hanya 76 yang memberikan jam khusus.
Jumlah Jam Partisipasi dalam Audit Eksternal dari Gabungan Kelompok Dengan klasifikasi waktu dari 1000 jam sampai 5000 jam dan dengan rata-rata 3000 jam serta waktu penugasan kurang lebih selama enam minggu, maka dengan mengasumsikan satu minggu 50 jam termasuk lembur maka diperoleh rata-rata 10 anggota staf audit internal dalam tiap penugasan.
Bagian dari Total Jam Audit Internal yang Dikontribusikan untuk Audit Eksternal Pertanyaan selanjutnya adalah berapa waktu dari keseluruhan waktu auditor internal yang diberikan untuk membantu auditor eksternal? Dalam kelompok terbatas 92% melaporkan bahwa mereka memberikan 10% dari total waktunya. Kemudian kelompok yang signifikan hamper 50% dari responden melaporkan bahwa mereka memberikan 11% atau lebih, bahkan 20% lagi menyatakan memberikan 20% atau lebih waktunya.
Presentase Audit Eksternal yang Dikerjakan oleh Auditor Internal Dalam banyak kasus kurang lebih 27% pekerjaan auditor eksternal dilaksanakan oleh auditor internal. Hal ini merupakan pertanda yang baik terjalinnya hubungan serta koordinasi antara auditor internal dan eksternal.
Sifat Tugas yang Dilaksanakan oleh Auditor Internal Tugas yang banyak dibantu oleh audit internal adalah dalam tiga bidang audit utama; penelaahan kontrol internal, uji kepatuhan dan pengujian substantif.
Tugas Khusus yang Dilaksanakan oleh Auditor Internal Banyak tugas-tugas khusus yang dilaksanakan oleh auditor internal seperti; tugas yang berkaitan dengan EDP, konfirmasi piutang, penelaahan analitis, pengamatan dan penghitungan persediaan, audit cabang/unit yang lengkap, penyusunan laporan, penyusunan surat manajemen dll.
Penilaian Kerja Sama Selama Audit Tahunan Berakhir Indikasi positif tentang efektivitas kerja sala selama audit (sebesar 84,4%) merupakan suatu tanda yang menggembirakan tentang status kerja sama dari upaya audit gabungan.
Bagaimana Auditor Internal Memandang Auditor Eksternal Sebuah survei telah dilakukan untuk melihat hal ini dan hasilnya adalah secara umum auditor internal merespon baik kerja sama mereka dengan auditor eksternal, namun dalam beberapa hal juga banyak auditor yang merasa kurang puas atas kerja sama mereka dengan auditor eksternal.
Opini Auditor Internal tentang Audit Eksternal Dalam penelitian ini dilakukan pemeringkatan atas hal-hal terkait auditor eksternal dan diperoleh lah hasil yang cukup, dimana tidak lebih dan juga tidak terlalu mengecewakan. Hal ini menandakan masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam hubungan keduanya. Berdasarkan pengungkapan point-point dalam penelitian, auditor internal merasa mereka lebih banyak berkontribusi membantu tugas dari audit eksternal terutama dalam penelaahan control internal. Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang bagus
tentang hubungan auditor internal-eksternal serta jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh staf audit. Makna Koordinasi Koordinasi dari keseluruhan cakupan audit terus berubah dan berkembang secara cepat dari tahun ke tahun, 2 hal yang mendasari perubahan tersebut yakni; profesionalisme auditor internal yang meningkat dan juga biaya audit yang meningkat secara keseluruhan sehingga meningkatkan perhatian manajemen perusahaan. oleh karena itu perlu adanya koordinasi antar elemen terutama auditor internal-eksternal. Konsep “Audit Sebagai Satu Kesatuan” (Unified Audit) Konsep “audit sebagai suatu kestuan” (unified Audit) yakni menganggap audit internal dan eksternal dalam tingkatan kelompok yang sama, kedua staf audit tersebut dianggap sebagai satu kumpulan auditor yang tersedia untuk penugasan satu segmen audit tertentu di bawah pengawasan auditor internal atau auditor eksternal. Dalam konsep ini, semua laporan keuangan, entitas dan fungsi harus diaudit hanya satu kali selama suatu periode tertentu oleh kelompok mana pun. Kedua kelompok tentunya harus mengikuti aturan standar dalam pelaksanaan dan control rencana audit yang terkoordinasi. Keduanya dapat saling melengkapi dengan adanya koordinasi dan komunikasi yang tepat antar staf audit. Outsourcing dan Cosourcing Outsourcing merupakan suatu bentuk yang menjalankan fungsi audit internal yang telah ada sejak lama, secara khusus merupakan kinerja fungsi organisasi yang dilakukan oleh organisasi lain yang bukan merupakan bagian dari struktur dasar organisasi secara integral, atau bias dikatakan secara lebih singkat sebagai suatu badan atau organisasi lain yang ditunjuk untuk melakukan fungsi audit internal pada suatu entitas. Masalah utama yang timbul dari hal tersebut yakni terkait independensi, hal tersebut dikarenakan karena kebanyakan auditor eksternal juga melakukan fungsi sebagai audit internal. Timbulnya outsourcing ini mendatangkan keuntungan dan juga kerugian bagi klien. Bentuk lain selain outsourcing yakni cosourcing, cosourcing
maksudnya adalah perusahaan memanfaatkan source dari perusahaan lain dan begitu sebaliknya sehingga mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Harus ada tanggung jawab resmi yang tinggi dari audit internal yang disusun untuk mengawasi operasi cosourcing. Mengkoordinasikan Cakupan Audit secara Keseluruhan Suatu survei (1998) tentang hubungan antara auditor internal dengan eksternal, didukung oleh Badan Riset IIA menunjukkan bahwa persepsi auditor internal dan eksternal tentang hubungan dimulai dari adanya eksistensi akibat tugas yang dilakukan sampai timbulnya kemitraan antara keduanya. Dalam penelitian tersebut terlihat hasil bahwa adanya kesepakatan antara kedua kelompok karena adanya koordinasi yang terjalin. Dari survei yang dilakukan terdapat pemikiran yang dapat disimpulkan dimana auditor internal menganggap kerja sama dengan auditor eksternal sebagai suatu eksistensi bersama yang terintegrasi, begitu pula sebaliknya. Selain aspek koordinasi, survei tersebut juga mengeksplorasi frekuaensi pertemuan formal dan informal tahunan, aktivitas penjadwalan dan perencanaan, akases ke laporan dan kertas kerja, pemahaman tentang operasi audit eksternal, aktivitas pelatihan dan aktivitas penilaian. Jembatan Kerja Sama Kepercayaan menjadi modal awal terjalinnya jembatan kerja sama, tidak ada salah satu pihak yang ingin memperoleh keuntungan dengan membebani pihak lainnya. Rasa saling percaya dan menghormati membuat jembatan kerja sama terbentuk kokoh dan berjalan dengan baik. Berikut komponen yang dapat memperkuat jembatan kerja sama:
Kepedulian masing-masing pihak terhadap rencana dan tugas pihak lainnya sehingga jika terjadi hal-hal diluar perkiraan dapat saling mengatasi.
Auditor eksternal perlu diberikan informasi tentang kondisi yang dapat mempengaruhi kualifikasi, independensi dan kompetensi dari staf audit internal
Membangun sebuah system kontrol internal klien yang baik, dimana hal tersebut merupakan dasar pembentukan sebuah audit independen. Auditor eksternal dan internal harus saling memberi informasi yang andal dan memadai agar mereka dapat bersama-sama mengambil keputusan yang independen.
Kedua kelompok dapat memanfaatkan teknik pengambilan sampling yang sama dan sistem yang sama
Auditor internal dan eksternal harus memadukan pengetahuan mereka tentang pembuatan dan penerapan sistem
Membantu menyediakan pandangan dari orang luar yang independen dan tidak terkait dengan perusahaan atau auditor internal itu sendiri untuk menyediakan saran tentang perkembangan terbaru yang terjadi di akuntansi dan juga dalam audit keuangan untuk lebih membuka pikiran dari auditor internal-eksternal.
Yang terpenting adalah komunikasi yang erat dan berkelanjutan antara kedua kelompok tersebut, yakni audit internal dan eksternal.
Penelitian Berry mengungkapkan beberapa jenis informasi untuk membangun dan mengembangkan komunikasi yang efektif; penyelesaian tugas utama, mendeteksi kebutuhan-kebutuhan audit, pertukaran ide, identifikasi masalah-masalah yang mungkin timbul, pengungkapan modifikasi rencana sesuai situasi dan kondisi, identifikasi perkembangan yang terjadi dan pembahasan tentang kelemahankelemahan yang ada dalam sistem koordinasi. Dengan demikian maka akan terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik antara keduanya yang berimlikasi langsung terhadap manajemen dimana salah satu dampak pentingnya adalah tidak terjadi tumpeng-tindih atau duplikasi pengerjaan sehingga secara tidak langsung akan mengurangi biaya yang akan dikeluarkan manajemen untuk pelaksanaan audit.