Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan
Aug 24, 2015
ETIKA KEDOKTERAN DAN
HUKUM KESEHATAN Radita Nur Anggraeni Ginting ( Divisi Bioetika , Medikolegal dan
1
Seorang petinju jatuh KO dan todak sadarkan diri. Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit. Dokter Spesialis Bedah menegakkan diagnosis perdarahan otak dan harus segera dioperasi. Keluarga tidak berada d tempat untuk menandatangani Surat Izin. Operasi tertunda dan baru dilakukan 5 jam kemudian. Pasien meninggal dunia Kasus Etis atau kasus Hukum?
Seorang pasien datang untuk second opinion terhadap penyakit yang dideritanya kepada dr. B. Dalam menerangkan kondisi si pasien, dr.B menjelek-jelekkan dr.A yang merupakan dokter yang terlebih dahulu merawat si pasien. Melanggar etis atau melanggar hukum?
Nn. A datang ke praktik seorang Sp.OG, ia meminta Sp.Og tersebut untuk melakukan tindakan aborsi terhadap kehamilannya yang terjadi akibat pemerkosaan yang dialami Nn.A beberapa waktu yang lalu. Kasus pemerkosaan tersebut telah masuk ke dalam penyidikan kepolisian. Bagaimana tanggapan Anda?
Dokter A, seorang umum datang ke praktik seorang dokter spesialis untuk konsultasi. Setelah konsultasi, Spesialis tersebut meminta uang jasa konsultasi kepada dr.A. Masalah etis atau hukum kesehatan?
Seorang dokter berpraktik sampai tengah malam dan hanya memiliki waktu istirahat untuk tidur setiap harinya hanya 4 jam. Pernah satu kali dalam melakukan pekerjaannya sebagai dokter ia melalukan kelalaian dengan tidak melakukan tindakan medis yang seharusnya dlakukannya. Pelanggaran etis atau hukum?
Seorang dokter dengan sadar melakukan tindakan euthanasia dengan alasan kemanusiaan. Pelanggaran etis atau hukum?
Aug 24, 2015
Hukum dan undang-undang tidak mungkin mengatur semua aspek kehidupan dalam masyarakat. Oleh karena itu, harus ada tempat bagi kekuatan dan kemampuan dalam masyarakat sendiri untuk mengatur dirinya dalam hal-hal yang tidak diatur oleh hukum. Inilah tempat di mana norma-norma etika dan kode etik menjadi pedoman dan alat pengukur tentang baik-buruk atau benar-salahnya perbuatan manusia.
Radita Nur Anggraeni Ginting ( Divisi Bioetika , Medikolegal dan
8
Bagi dokter, etika berarti memenuhi harapan profesi & masyarakat, serta secara khusus bertindak terhadap pasien sesuai asas dan aturan yang disepakati bersama oleh komunitas moralnya. Hukum adalah sistem dari asas-asas dan aturan-aturan tentang perbuatan manusia yang ditetapkan dan diakui oleh otoritas tertinggi.
Etika merupakan pemikiran atau refleksi atas moralitas. Dengan demikian tidak semua orang beretika. Ia adalah refleksi filosofis yang sesungguhnya. Contohnya seperti Dokter melanggar janji datang tepat waktu, ia tidak etis.
Etika dan hukum adalah sama-sama tentang nilai perorangan dan nilai dalam masyarakat, tentang keseimbangan antara dua kelompok nilai-nilai itu, dan tentang asas-asas fundamental yang mendasari nilai-nilai itu.
Etika adalah pengaturan diri oleh komunitas moral tertentu terhadap warganya sendiri (self imposed regulation). Hukum formal adalah pengaturan oleh negara yang berlaku untuk semua warga negara dan juga warga asing yang berada dalam wilayah hukum negara.
Etika profesi medis menuntut dokter kewajiban untuk berbuat hal positif terhadap pasien. Hukum menuntut standar moral yang minimum dari warga negara. Hukum lebih banyak memuat apa yang tidak boleh dilakukan, dan jarang menuntut kewajiban positif dari seorang terhadap orang lain.
Etika menetapkan norma perilaku seseorang. Namun, norma etika tidak mengikat secara yuridis. Dalam hal norma etika tertentu bertentangan dengan hukum, yang harus diberlakukan adalah ketentuan hukum.
Etika mengatur hal yang kecil (dari sopan santun), hingga hal berat (seperti euthanasia, transplantasi organ, ganti kelamin, dll). Hukum tidak mengurus hal sepele / hal kecil (De minimis non curat lex)
Pendapat tentang etika dan moral bisa jadi berbeda-beda. Asas hukum menciptakan pengaturan yang berlaku umum dan pasti dalam kehidupan masyarakat. Jika ada perbedaan penilaian tentang etika, hukum harus memutuskan penilaian mana yang tepat.
Wacana tentang etika dapat memengaruhi hukum. Banyak tindakan yang mulanya hanya kepedulian etika, baru disusul dengan pengaturan hukum.
Ada 4 kemungkinan kombinasi perbuatan oleh seorang profesional seperti dokter : Etis dan legal Etis tapi tidak legal Tidak etis tapi legal Tidak etis dan tidak legal
Ada tidaknya pelanggaran hukum diputuskan oleh hakim dalam suatu proses pengadilan, berdasar pada undang-undang. Ada tidaknya pelanggaran etika ditentukan komunitas moralnya sendiri. Untuk dokter di Indonesia oleh Majelis Kehormatan dan Etika Kedokteran (MKEK), berdasarkan pada ketentuan dalam Kode Etik.
Etika dan hukum dapat juga saling bertentangan. Hal ini dapat terjadi pada suatu negara yang tidak demokratis. Jika penguasa membuat dan memberdayakan undang-undang untuk melegalisasikan kekuasaannya, dalam banyak hal hukum dapat menjadi bertentangan dengan nilai moral dan etika yang hakiki.
Aug 24, 2015
TRANSFORMASI dari ERA ETIKA MEDIS TRADISIONAL ke ERA BIOETIKA DAN HUKUM KESEHATAN … Radita Nur Anggraeni Ginting ( Divisi Bioetika , Medikolegal dan
21
Aug 24, 2015 ETIKA MEDIS TRADISIONAL (Hippokrates, 460 – 370 s.M)
MENGATUR: • Perilaku individual dan profesional dokter, • Hubungan dokter-pasien, • Hubungan dokter-guru, •Hubungan dokter-sejawat, •Menjaga kehormatan dan martabat profesi. ASAS-2 ETIKA DLM SUMPAH HIPPOKRATES: Beneficence, nonmaleficence, budi luhur, menghormati hidup insani sejak sebelum lahir, tdk egois, menjaga kerahasiaan pasien, menghormati guru, sejawat adalah saudara, menjunjung tinggi martabat profesi Radita Nur Anggraeni Ginting ( Divisi Bioetika , Medikolegal dan
22
Aug 24, 2015
ETIKA MEDIS KONTEMPORER
….adalah restrukturisasi atau ’reconditioning’ pelanjutan ETIKA MEDIS TRADISIONAL – yg su berumur dan bertradisi lebih daripada 23 abad Hippokrates - dgn modifikasi nilai-2 lama dan t an nilai-nilai dan norma-norma baru sesuai dgn an perubahan situasi.
Etika medis kontemporer (= ETIKA BIOMEDIS = ETIKA) berawal tahun 1960-an, sebagai damp VOLUSI BIOMEDIS akibat kemajuan besar dan ratif dlm bidang-2 ilmu-teknologi biomedis dan rapannya pada asuhan kesehatan, serta sebaga pak perubahan besar situasi sosial-ekonomi-pol global pasca-PD II. Radita Nur Anggraeni Ginting ( Divisi Bioetika , Medikolegal dan
23
Aug 24, 2015
BIOETIKA
Studi ttg isu-2 etis, sosial, hukum, dan isu-2 lain y timbul dlm pelayanan kesehatan dan ilmu-2 biologi. (International Association of Bioethics, 1992)
Radita Nur Anggraeni Ginting ( Divisi Bioetika , Medikolegal dan
24
HUKUM KESEHATAN
Aug 24, 2015
= Keseluruhan aturan hukum: 1. Yang langsung berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan Contoh: UU No. 23/1992 ttg Kes., UU No. 29/’04 ttg Prakdok. 2. Berupa penerapan Hukum Perdata, Hukum Pidana, dan Huk. istrasi Negara pada pemeliharaan kesehatan. 3. Yang bersumber dari hukum otonom yg berlaku utk kalangan tertentu saja, hukum kebiasaan, huk. yurisprudensi, aturan-2 internasional, ilmu pengetahuan yang ada kaitannya dgn pemeliharaan kesehatan.
HUKUM KEDOKTERAN gian Hukum Kesehatan yg menyangkut pelayanan me Radita Nur Anggraeni Ginting ( Divisi Bioetika , Medikolegal dan
25
Aug 24, 2015 MENGAPA TERJADI TRANSFORMASI ?
1950-an
Dari Etika Med Tradisional (Hippokrates)
Ke Etika Biomedis Kontemporer (Bioetika)
dicetus oleh: Perlu etika (bio)-medis 1. Kejahatan medis=oleh kontemporer dokter2 Jerman Nazi kelahiran BIOETIKA
1930 - 1945;
Timbul masalah/dilem etis baru pd pelayanan kesehatan yg tdk dpt diatasi dgn asas-2 etika medis tradisional.
a. Sterilisasi paksa, b. Operasi Euthanasia, c. Tawanan perang sbg objek penelitian Kode Nuremberg 1947. 2. Deklarasi Universal PBB : The new biology & tentang HAM 1948, 3. Revolusi Biomedis 1950 The new Medicine 4. Perubahan Sos-Bud-Ek. Radita Nur Anggraeni Ginting ( Divisi Bioetika , Medikolegal dan
26
SAMSI J; ETIKA MEDIS DAN HUKKES (KONGNASHUK) TRANSFORMASI RAMBU2
Aug 24, 2015
bagi DOKTER dlm menJalankan PRAKDOK
ETIKA MEDIS
Era etika med.
TRADISIONAL
> 24 abad
DISIPLIN
Era Bioetika Era hukum
BIOETIKA & HUKUM
Landasan moral : Kaidah •MKDKI bukan badan peradilan -Sejak Hippolrates •Di Indon.: sejak UU 29/2004, Dasar Moral Bioetika, -Asas moral, teori2 •Fungsi, tugas, kewenangan Landasan legal: Ketentua etika, asas2 etika, -Hukum Kesehatan, MKDKI terbatas, -Hukum Kedokteran kode etik, Sumpah Hip•Disiplin hanya diartikan dari Lex spec.= UU 29/ ‘ pokrates, Smph Dokter. aspek kepatuhan dr pada pe-Memuat, a.l.: -Dokter: kewjbn + t. Jwb nerapan aturan keilmuan dlm -Kewajiban dan Hak d moral. Hak Pasien (-). -Hak dan kewajiban p menjalankan prakdok. -Peran MKEK -> sanksi Ada korelasi implikatif a •Masyarakat dpt saja langsung etika -> pasien sering menuntut dokter secara pida-hak pasien dan kewajiba tidak puas, krn dokter meArtinya, Kewjbn dr adala na atau pidata melalui pengplikasi hak pasien yg kin lindungi sesama sejawat. adilan umum. akui UUD sebagai hak as rakyat.
TUJUAN:
1. MELINDUNGI PASIEN, MENINGKATKAN 2. MENINGKTKN MUTU DR dan MUTU PROFESIONALISME DR. 27 PRAKTIK KEDOKTERAN.
Aug 24, 2015
ALASAN LAIN TRANSFORMASI DARI ERA ETIKA KE ERA HUKUM
Para penganut postmodernisme beranggapan: - tidak ada kemutlakan moralitas (sep. mis. ajaran Kant ttg - nilai-2 moral dlm etika tradisional sdh hilang. Makin menin litas dlm pandangan etis masyarakat, - krn itu makin perlu regulasi hukum dlm upaya pelayanan k peran etika medis menurun, harus dikompensasi dengan p peran hukum kedokteran. Ini sudah terjadi di Indonesia; ba dlm UU 29/2004 yang mengatur ttg praktik kedokteran ‘dia oleh hukum dari ranah etika medis. - demikian juga kegiatan medis lain (seperti penelitian klinis manusia, donor dan transplantasi organ, pencatuan sumbe hatan, teknologi reproduksi) yg semula adalah isu-isu etika diatur oleh peraturan, protokol, atau pedoman yg dibuat o bukan-medis. - wacana ttg suatu isu dlm pelayanan kesehatan tidak lagi d penalaran moral, melainkan bertitik tolak dari peraturan h berlaku. Radita Nur Anggraeni Ginting ( Divisi Bioetika , Medikolegal dan
28
NORMA DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN ATURAN PENERAPAN KEILMUAN KEDOKTERAN
DISIPLIN ATURAN PENERAPAN ETIKA KEDOKTERAN (KODEKI)
ATURAN HUKUM KEDOKTERAN
ETIKA
HUKUM
ETIKA DOK 1. NORMA MORAL - MASALAH MORAL
2. PELANGGARAN: DILEMA NORMA INTERNAL (BAIK - BURUK) 3. DAMPAK - KUALITAS MORAL - KEHORMATAN PROFESI 4. LINGKUP - PERILAKU ETIK
DISIPLIN DOK 1. NORMA DISIPLIN ~ STD PROFESI (KOMPETENSI, YAN, PRLKU) 2. PELANGGARAN → LANGGAR STANDAR PROFESI (BENAR - SALAH) 3. KUALITAS PROFESI (LAYANAN, PERILAKU) - KEHORMATAN PROFESI 4. KOMPETENSI YANMEDIK PERILAKU PROF
HUKUM DOK 1. NORMA HUKUM
2. PELANGGARAN NORMA HUKUM (BENAR – SALAH) 3. PENYELESAIAN KONFLIK/ KEDAMAIAN 4. PERATURAN HK TTG YAN KEDOKTERAN
ETIKA DOK
DISIPLIN DOK
HUKUM DOK
5. BENTUK: KODE ETIK PROFESI 6. DISUSUN: ORG. PROFESI 7. SANKSI - MORAL/HT NURANI - NASEHAT/ TEGURAN - PENGUCILAN
5. ATURAN DISIPLIN KEDOKTERAN 6. KOMPILASI OLEH KKI
8. YANG MEMERIKSA - MKEK - MKEKG - ANGG PROFESI
8. MKDKI: - DOKTER - DOKTER GIGI - SARJANA HUKUM
5. UU, PP, PERMEN, KEPPRES DLL 6. NEGARA (DPR + PEMERINTAH) 7. SANKSI - PID: DENDA/ PENJARA - PDT: GANTI RUGI - ISTRASI: PENCABUTAN 8.PENGADILAN: -NEGERI -TUN ANGGOTA: HAKIM
7. SANKSI ~ TEGURAN REEDUKASI ~ CABUT STR /SIP
ETIKA DR DRG
DISIPLIN
MKEK MKDKI
SENGKETA HUKUMPERADILAN PIDANA
PERADILAN PERDATA SENGKETA
PERADILAN TUN
NON HUKUM LEMBAGA MEDIASI (ADR)
Etika sebagai falsafah, pengetahuan, dan pedoman praktis adalah penting karena :
Etika memberi petunjuk nilai kehidupan sesungguhnya. Etika mengajar manusia membuat keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari. Etika membuat orang berpikir, memilih, dan bertindak bijaksana.
Sedang hukum berfungsi dan bertujuan :
Mengatur hubungan bermasyarakat, kegiatan serta tindakan masyarakat, agar kehidupan tertib, aman, dan adil. Hukum melindungi manusia dan integritasnya, melindungi dari kesewenang-wenangan kekuasaan. Hukum menetapkan ‘aturan main’ dalam masyarakat. Lembaga hukum memberikan bantuan hukum untuk mewujudkan atau membela hak manusia.
Dalam profesi medis, etika kedokteran dan hukum kesehatan dapat saling mengisi agar profesi itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, bagi pasien maupun bagi dokter.