Kajian Q.S. Ali Imran/3:190-191 KELOMPOK 2 : A. NADZIF SYAFIUL MUBAROK
(XII IPS/01)
IBNU FAJAR MUHAMMAD
(XII IPS/13)
INDAH NURAFANI SYARQIYAH
(XII IPS/15)
LADY AVITA VIRON
(XII IPS/19)
RISKI NUR FITRIA
(XII IPS/32)
A. Cara Baca yang Benar Beserta Tajwidnya
Q.S. Ali Imran / 3 :190 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Lafadz ن إإ ن ن إفى خخل لإق ٱل ن خسوخموخو إ ت خو ٱل لأ خلرإض خوٱل لأخ خلرإض خوٱلخإت ل وخإف
Tajwid
Cara Baca
Ghunnah: karena nun bertasydid
Dibaca dengung
Mad Thabii: Ya sukun sebelumnya harakat kasrah
Dibaca panjang 2 harakat / 1 alif
Idgham Syamsiyah: Alif Lam bertemu dengan huruf Sin
Memasukkan bunyi huruf
Alif Lam Qamariyah: Alif Lam bertemu dengan hamzah
Alif lam dibaca jelas
Ra Tafkhim: Ra sukun sebelumnya harakat fathah
Ra sukun dibaca tebal dan jelas
Mad thabii: Lam alif berharakat fathah
Lam dibaca panjang 2 harakat / 1 alif
Q. S. Ali Imran / 3 : (190) No . 7. 8.
9. 10. 11.
Lafadz
ٱل نخيلإل خو ٱلن نخخهاإر يت ت لإ نأ أووإلى خلخءا وخ ت ٱل لأ خل ل وبوخإب
ٱل لأ خل لبخوخإب
Tajwid
Cara Membaca
Alif Lam Qamariyah: alif lam tasydid vertemu dengan huruf ya’
Lam dibaca jelas
Idzgham Syamsyiyah: alif lam bertemu dengan huruf nun. Mad thobi’i: harakat fathah bertemu dengan alif.
Alif lam dibaca samar dan memasukkan bunyi wawu ke dalam huruf nun. dibaca panjang 2 harakat (1 alif).
Idzgham bi laghunnah: kasrah tanwin bertemu dengan lam.
Memasukkan bunyi huruf ta ke huruf lam tanpa disertai dengung.
Mad arid lissukun: mad thabii diikuti huruf hidup dan diwaqafkan. Qal-qalah sughra :huruf qalqalah
Ba dibaca panjang 1-3 alif.
Mementalkan suara ba’ berharakat sukun di akhir kalimat. secukupnya..
Q.S. Ali Imran / 3 : 191
Q.S. Ali Imran / 3 : 191
No. 1.
2. 3.
4.
Lafadz
ٱل نخإذإيخن
Tajwid
Cara Membaca
Alif lam qamariyah(idzhar qamariyah): alif lam diikuti dzal. Mad thabii: harakat kasrah diikuti ya sukun.
Alif lam dibaca jelas.
يخلذك أأروخن يخلذك أأروخن ٱلل نخخه
Mad thabii: harakat dhommah diikuti wau sukun
Ra dibaca panjang dua harakat.
Lam jalalah tafkhim : lafadz Allah sebelumnya diikuti harakat fathah.
Lam jalalah (ALLAH) dibaca tebal dan jelas.
إقيخخ مومما خوخأقأعو مدما
Mad thabii : ya fathah diikuti alif. Idzgham bighunnah : tanwin diikuti wau. Mad thabii : harakat dhommah
Ya dibaca panjang dua harakat. Memasukkan bunyi mim ke dalam wau diikuti dengung. Ain dibaca panjang 2 harakat.
Dzal dibaca panjang 2 harakat.
Q.S. Ali Imran / 3 : 191 No .
Lafadz
5.
عل خوى خوأقأعو مدما خ خو خ
6.
أجأأنوإب إ إهلم خو خيختخخفك نخأروخن
7.
خخل لإق ٱل ن خسوخموخو إ ت
Tajwid
Cara Membaca
Idzgham bighunnah : tanwin diikuti wau.
Memasukkan bunyi mim ke dalam wau diikuti dengung.
Mad thabii : dhommah diikuti wau sukun. Idzhar syafawi : mim sukun diikuti wau . Mad thabii : dhommah diikuti wau sukun.
Nun dibaca panjang dua harakat. Mim sukun dibaca jelas.
Idzgham syamsiyah : alif lam diikuti sin.
Alif lam tidak jelas dibaca.
Ra dibaca panjang dua harakat.
8.
خوٱل لأ خلرإضإ
Ra tafkhim : ra sukun sebelumnya harakat fathah.
Ra sukun dibaca jelas dan tebal.
9.
ت خ خل خقل خ
Qal-qalah sughra : huruf qalqalah (qaaf) di tengah kata.
Huruf qaf dipentalkan sewajarnya (dibaca jelas).
Q.S. Ali Imran / 3 : 191
No. 10. 11. 12. 13.
Lafadz
بوخإط ل ما حن خخك أس لبل خو خفإقخنا ب ٱل ن نخار خ عخذا خ
Tajwid
Cara Membaca
Mad Iwad: mad thabii diwaqafkan
La dibaca panjang 2 harakat.;[p
Qal-qalah sughra : huruf qal-qalah (ba sukun) berada di tengah kata.
Ba sukun dipentalkan sewajarnya
Mad thabii : fathah diikuti alif
Na dibaca panjang 2 harakat.
Mad thabii : fathah diikuti alif. Idzgham syamsiyah : alil lam diikuti nun. Mad Arid lissukun : mad thabii diikuti huruf hidup dan diwaqafkan.
Dzal dibaca panjang 2 harakat Alif lam tidak jelas dibaca. Na dibaca panjang 1-3 alif.
Terjemahan Secara harfiah Q.S. Al Imran ayat 190 Lafaz
Arti
Lafaz
Arti
إإ نخن إفى
Sesungguhnya
Dan
Dalam
خو ٱلن ن خخهاإر
خخل لإق
Penciptaan
يتت خلخءا وخ ت
Terdapat tanda-tanda ( kebesaran Allah )
ٱل ن خسوخموخو إ ت
Langit
لإ نأ أووإلى
Bagi orang – orang yang
خو ٱل لأ خلرإض
Dan
ٱل لأ خل لبوخإب
berakal
خو ٱلخإتل وخإف ٱل نخيلإل
Bumi dan Pergantian ( silih berganti ) Malam
Siang
Terjemahan Secara harfiah Q.S. Al Imran ayat 191 Lafaz ٱل ن خإذيخن
Arti ( Yaitu ) orang – orang yang
Lafaz إفى
Arti Tentang/dalam
يخلذك أأروخن ٱلل نخخه يمما إق وخ م خو عودما أق أ م خو عل خوى خ
Mengingat Allah
أجأنوإبإهلم
Keadaan berbaring
ت خخل خلق خ
Engkau menciptakan
خو يختخخفك نخأروخن
dan
.وخهخذا بوخإطلمما
Ini
Berdiri Dan Duduk Dan dalam
Mereka memikirkan
خخل لإق ٱل ن خسوخموخو إ ت خو ٱل لأ خلرإض خربن خخنا خما
Penciptaan Langit Dan Bumi Ya Tuhan kami
Tidaklah
Sia sia
Lafaz
Arti
حن خخك أسبل وخ
Mahasuci Engkau
خفإقخنا
lindungilah
ب خ عخذا خ ٱل ن خناإر
Azab
Lafaz
Arti
neraka
Terjemah Surat Ali ‘Imran Ayat 190-191 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.
Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul adalah sebab-sebab/latar belakang turunnya ayat/surat dalam Al-Qur'an. Asbabun Nuzul Q.S Ali Imran : 190-191 : At-Thabrani dan Ibnu Hatim meriwayatkan hadist dari Ibnu Abbas r.a., dia berkata, Orangorang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada mereka, "Apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?". Orang-orang Yahudi itu menjawab, "Tongkat dan tangannya yang putih bersinar bagi orang-orang yang melihatnya." Kemudian orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya kepada mereka, "Apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?" Mereka menjawab,"Dia dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan orang mati". Selanjutnya mereka mendatangi Nabi Muhammad SAW. lalu mereka berkata kepada beliau, "Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit Shafa dan Marwah menjadi emas untuk kami" Lalu beliau berdoa, maka turunlah firman Allah : Q.S Ali Imran : 190191.
Tafsir Ibnu Katsir Al Imran 190-191 Ayat 190-191 surat Ali Imran merupakan penutup surat Ali Imran. Ini antara lain terlihat pada uraian-uraiannya yang bersifat umum. Setelah dalam ayat-ayat lalu menguraikan hal-hal yang rinci, sebagaimana terbaca pada ayat 189 yang menegaskan kepemilikan Allah Swt. Atas alam raya. Maka pada ayat yang ke-190-191 Allah menguraikan sekelumit dari penciptaan-Nya, serta memerintahkan agar memikirkannya. Salah satu bukti kebenaran bahwa Allah merupakan Sang Pemilik atas alam raya ini, dengan adanya undangan kepada manusia untuk berpikir, karena sesungguhnya dalam penciptaan, yakni kejadian benda-benda angkasa, seperti matahari, bulan dan jutaan gugusan bintang-bintang yang terdapat dilangit, atau dalam pengaturan sistem kerja langit yang sangat teliti serta kejadian dan perputaran bumi pada porosnya yang melahirkan silih bergantinya malam dan siang, perbedaannya baik dalam masa maupun panjang dan pendeknya terdapat tanda-tanda kemahakuasaan Allah bagi ulul albab, yakni orang orang yang memiliki akal yang murni.
Kata ()الباب ) al-bab adalah bentuk jamak dari ) )لبlub yaitu “saripati” sesuatu. Kacang misalnya, memiliki kulit yang menutupi isinya. Isi kacang dinamai lub. Ulul albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang murni, yang tidak diselubungi oleh “kulit”, yakni kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan dalam berpikir. Orang yang merenungkan tentang penomena alam raya akan dapat sampai kepada bukti yang sangat nyata tentang keesaan dan kekuasaan Allah Swt. Ayat ini mirip dengan ayat 164 surat Al-Baqarah, hanya saja di sana disebutkan delapan macam ayat-ayat Allah, sedang di sini hanya tiga. Bagi kalangan sufi, pengurangan ini disebabkan karena memang pada tahaptahap awal, seorang salik yang berjalan menuju Allah membutuhkan banyak argumen akliyah. Akan tetapi, setelah melalui beberapa tahap, yakni ketika kalbu telah memperolah kecerahan, maka kebutuhan akan argumen aqliyahsemakin berkurang, bahkan dapat menjadi halangan bagi kalbu untuk terjun ke samudra ma’rifat. Selanjutnya, kalau bukti-bukti yang disebutkan di sana adalah hal-hal yang terdapat di langit dan di bumi, maka penekanannya di sini adalah pada bukti-bukti yang terbentang di langit. Ini karena bukti-bukti di langit lebih menggugah hati dan pikiran, seta lebih cepat mengantar seseorang meraih rasa keagungan ilahi.
Disisi lain, ayat 164 Al-Baqarah ditutup dengan menyatakan bahwa yang demikian itu merupakan “tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” ()ليت لقوم يعقلون la ayatin liqaumin ya’qilun, sedangkan pada ayat ini, karena mereka telah berada pada tahap yang lebih tinggi dan juga telah mencapai kemurnian akal, maka sangat wajar ayat ini ditutup dengan ( ليت للي )اللباب la ayatin liulil albab. Sejumlah riwayat menyatakan bahwa rasul Saw. Seringkali membaca ayat ini dan ayatayat berikutnya saat beliau bangun shalat tahajud dimalam hari. Imam bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata bahwa, “Suatu malam aku tidur dirumah bibiku, Maemunah. Rasul Saw. berbincang-bincang dengan keluarga beliau, beberapa saat kemudian pada sepertiga malam terakhir beliau bangkit dari pembaringan dan duduk memandang ke arah langit sambil membaca ayat ini lalu beliau berwudhu,. Dan shalat sebelas rakaat. Kemudian adzan subuh, maka belau shalat dua rakaat, lalu menuju ke mesjid untuk mengimami jama’ah shalat subuh.”
KANDUNGAN SURAT ALI IMRAN AYAT 190 Satu cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan membaca dan merenungkan ayat-ayat-Nya yang terbentang di alam semesta. Dalam ayat 190, Allah menyuruh manusia untuk merenungkan alam, langit dan bumi. Langit yang melindungi dan bumi yang terhampar tempat manusia hidup. Juga memperhatikan pergantian siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan ayat-ayat, tandatanda kebesaran Allah SWT. Langit adalah yang di atas yang menaungi kita. Hanya Allah yang tahu berapa lapisnya, yang dikatakan kepada kita hanya tujuh. Menakjubkan pada siang hari dengan berbagai awan germawan, mengharukan malam harinya dengan berbagai bintang gemintang. Bumi adalah tempat kita berdiam, penuh dengan aneka keganjilan. Makin diselidiki makin mengandung rahasia ilmu yang belum terurai. Langit dan bumi dijadikan oleh Al-Khaliq tersusun dengan sangat tertib. Bukan hanya semata dijadikan, tetapi setiap saat nampak hidup. Semua bergerak menurut aturan. Silih bergantinya malam dan siang, besar pengaruhnya atas hidup kita dan segala yang bernyawa. Kadang-kadang malam terasa panjang dan sebaliknya. Musim pun silih berganti. Musim dingin, panas,gugur, dan semi. Demikian juga hujan dan panas. Semua ini menjadi tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah bagi orang yang berpikir. Bahwa tidaklah semuanya terjadi dengan sendirinya. Pasti ada yang menciptakan yaitu Allah SWT. Orang yang melihat dan memikirkan hal itu, akan meninjau menurut bakat pikirannya masingmasing. Apakah dia seorang ahli ilmu alam, ahli ilmu bintang, ahli ilmu tanaman, ahli ilmu pertambangan, seorang filosofis, ataupun penyair dan seniman. Semuanya akan terpesona oleh susunan tabir alam yang luar biasa. Terasa kecil diri di hadapan kebesaran alam, terasa kecil alam di
KANDUNGAN SURAT ALI IMRAN AYAT 191 Dalam ayat 191, diterangkan karakteristik Ulil Albab, yaitu selalu melakukan aktivitas dzikir dan fikir sebagai metode memahami alam, baik yang ghaib maupun yang nyata. Dzikir, secara bahasa berasal dari kata dzakara , tadzakkara, yang artinya menyebut, menjaga, mengingat-ingat. Secara istilah dzikir artinya tidak pernah melepaskan Allah dari ingatannya ketika beraktifitas. Baik ketika duduk, berdiri, maupun berbaring. Ketiga hal itu mewakili aktifitas manusia dalam hidupnya. Jadi,dzikir merupakan aktivitas yang harus selalu dilakukan dalam kehidupan. Dzikir dapat dilkukan dengan hati,lisan, maupun perbuatan. Dzikir dengan hati artinya kalbu manusia harus selalu bertaubat kepada Allah, disebabkan adanya cinta, takut, dan harap kepada-Nya yang berhimpun di hati (Qolbudz Dzakir). Dari sini tumbuh keimanan yang kokoh, kuat dan mengakar di hati. Dzikir dengan lisan berarti menyebut nama Allah dengan lisan. Misalnya saat mendapatkan nikmat mengucapkan hamdalah. Ketika memulai suatu pekerjaan mengucapkan basmalah. Ketika takjub mengucapkan tasbih. Dzikir dengan perbuatan berarti memfungsikan seluruh anggota badan dalam kegiatan yang sesuai dengan aturan Allah. Fikir, secara bahasa adalah fakara, tafakkara yang artinya memikirkan, mengingatkan, teringat. Dalam hal ini berpikir berarti memikirkan proses kejadian alam semesta dan berbagai fenomena yang ada di dalamnya sehingga mendapatkan manfaat daripadanya dan teringat atau mengingatkan kita
Dengan dzikir manusia akan memahami secara jelas petunjuk ilahiyah yang tersirat maupun yang tersurat dalam al-Qur’an maupun as-sunnah sebagai minhajul hayah (pedoman hidup). Dengan fikir, manusia mampu menggali berbagai potensi yang terhampar dan terkandung pada alam semesta. Aktivitas dzikir dan fikir tersebut harus dilakukan secara seimbang dan sinergis (saling berkaitan dan mengisi). Sebab jika hanya melakukan aktivitas fikir, hidup manusia akan tenggelam dalam kesesatan. Jika hanya melakukan aktivitas dzikir, manusia akan terjerumus dalam hidup jumud (tidak berkembang, statis). Sedangkan, jika melakukan aktivitas dzikir dan fikir tetapi masing-masing terpisah, dikhawatirkan manusia akan menjadi sekuler. Bagi Ulil Albab, kedua aktivitas itu akan berakhir pada beberapa kesimpulan: • Allah dengan segala kebesaran dan keagungan-Nya adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. • Tiada yang sia-sia dalam penciptaan alam.Semua mengandung nilai-nilai dan manfaat. • Mensucikan Allah dengan bertasbih dan bertahmid memuji-Nya. • Menumbuhkan ketundukan dan rasa takut kepada Allah dan hari Akhir
Penerapan ALqur’an surah ali imran ayat 190-191 dalam kehidupan sehari hari a.) termotivasinya untuk selalu mempelajari ,melakukan pelitian-penelitian dan memanfaatkan sumber daya alam sebaik baiknya sambil mensyukuri segala nikmat ALLAH S.W.T b.) menggunakan akal yang dianugrahkan ALLAH S.W.T untuk memfikirkan ,dan menganalisa, dan menafsirkan segala ciptaan ALLAH S.W.T c.) bersikap konsisten(istiqomah) dalam berbudi pekerti dan hal hal yang sedangdikerjakan d.) mengingat /berzikior kepadsa ALLAH dengan ucapan atau hati dalam situasi dan kondisi apapun sehingga segala hal dilakukan atas nama ALLAH.S.W.T e.) membagi dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhaannya masing – masing,seperti waktu untuk ibadah,belajar,bekerja,dan istirahat f.) segala hal yang terjadi tidak diterima begitu saja,melainkan direnungkan dan dipelajari sehingga, bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat
SEKIAN DAN TERIMAKASIH..
WASSALAMUALAIKUM Wr. Wb…