Kamus Indikator Nun Klinis 5k541r
This document was ed by and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this report form. Report 3b7i
Overview 3e4r5l
& View Kamus Indikator Nun Klinis as PDF for free.
More details w3441
- Words: 4,467
- Pages: 26
Pengkajian awal pasien baru dalam 24 jam Standar Judul Indikator Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
PMKP 3.1 Klinik 1.1 Pengkajian awal pasien baru dalam 24 jam Peningkatan Mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan Input Proses Output Outcome Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi rekam medik Tahap awal yang merupakan proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien Jumlah pengkajian awal pasien baru dalam waktu 24 jam yang disurvey dalam 1 bulan yang diisi lengkap Jumlah pengkajian awal pasien baru dalam 24 jam yang disurvey dalam 1 bulan. Jumlah pengkajian awal pasien baru dalam 24 jam yang disurvey dalam 1 bulan yang diisi lengkap ÷ Jumlah pengkajian awal pasien baru yang disurvey dalam 1 bulan x 100% 100% Seluruh Rekam medis pasien baru rawat inap 1. Pasien rawat jalan 2. Pasien one day care 3. Pasien pulang paksa sebelum 1x24 jam
1 bulan 3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Ruangan dan Rekam Medis setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Observasi (Rekam Medis) Sumber Data Rawat Inap Area Rekam Medik Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Rekam Medik (PJ) Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
Nulliparous women with a term, singleton baby in a vertex position delivered by cesarean section Standar PMKP 3.1 Klinik 1.2 International Lib I-PC-02 Judul Indikator Pengkajian pasien dengan kehamilan pertama cukup bulan dilahirkan melalui sectio cesaria Nulliparous women with a term, singleton baby in a vertex position delivered by cesarean section Peningkatan Mutu Program Kesinambungan pelayanan dan Dimensi Mutu ketepatan assesmen Input Tipe Indikator Proses Output Outcome Tergambarnya kemampuan dokter Tujuan penanggung jawab dalam melakukan assesmen/pengkajian diagnosa dan pemilihan tindakan persalinan Sectio cesar adalah suatu persalinan Definisi Operasional buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi Frekuensi pengumpulan data
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. Indikasi untuk dilakukan Sectio cesaria antara lain : 1. Indikasi Medis a. Power b. enger c. age 2. Indikasi Ibu a. Usia b. Tulang panggul c. Riwayat persalinan d. Kelainan kontraksi rahim e. Ketuban pecah dini 3. Indikasi Janin a. Gawat janin b. Bayi besar c. Malposisi d. Kelainan plasenta dan tali pusat Jumlah persalinan melalui sectio cesar pada pasien kehamilan pertama, tunggal, posisi kepala (vertex) dalam 1 bulan Jumlah seluruh persalinan pada pasien kehamilan pertama, tunggal, posisi kepala (vertex) dalam 1 bulan yang sama Jumlah persalinan melalui sectio cesar pada pasien kehamilan pertama, tunggal, posisi kepala (vertex) dalam 1 bulan ÷ Jumlah seluruh persalinan pada pasien kehamilan pertama, tunggal, posisi kepala (vertex) dalam 1 bulan yang sama x 100% <15% Pasien dengan kehamilan pertama, tunggal, posisi kepala (vertex), cukup bulan 1. Janin letak sungsang atau lintang 2. Plasenta previa/menumbung 1 bulan
3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Ruangan dan Rekam Medis setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Observasi (Rekam Medis) Sumber Data Rawat Inap Area Rekam Medik Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Rekam Medik (PJ) Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
Ketepatan waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium Standar Judul Indikator Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan Definisi Operasional
PMKP 3.1 Klinik 2 Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium Pelayanan Medik Efektifitas, kesinambungan pelayanan dan efisiensi Input Proses Output Outcome Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium pasien rawat jalan dan pasien UGD untuk darah rutin (Routine Blood Count) dan/atau kimia darah. Yang dimaksud pasien rawat jalan adalah pasien dari unit rawat jalan (OPD), rujukan dari dokter luar rumah sakit, dan pasien atas permintaan sendiri (APS). Waktu tunggu hasil pelayanan
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
laboratorium adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sample darah sampai dengan hasil pemeriksaan tersedia dan terekspertise, dengan standar waktu ≤140 menit Jumlah pemeriksaan laboratorium patologi klinik Darah lengkap dan/atau Kimia klinik untuk pasien rawat jalan dan UGD dengan waktu tunggu hasil ≤140 menit dalam periode 1 bulan Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium patologi klinik Darah lengkap dan/atau Kimia Klinik untuk pasien rawat jalan dan UGD dalam bulan yang sama Jumlah pemeriksaan laboratorium Darah lengkap dan/atau Kimia klinik untuk pasien rawat jalan dan UGD dengan waktu tunggu hasil ≤140 menit dalam periode 1 bulan ÷ Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium patologi klinik Darah lengkap dan/atau Kimia Klinik untuk pasien rawat jalan dan UGD dalam bulan yang sama x 100% 100% Permintaan pemeriksaan laboratorium Darah Klinik dan/atau Kimia Klinik untuk pasien rawat jalan dan UGD 1. Permintaan pemeriksaan laboratorium dari Rawat Inap. 2. Permintaan pemeriksaan laboratorium dari Bedah Sentral 3. Permintaan pemeriksaan laboratorium secara kumulatif (pemeriksaan kesehatan karyawan) 1 bulan 3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Instalasi Laboratorium setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan.
Survey harian (form telaah waktu tunggu pelayanan laboratorium) Instalasi Laboratorium Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Laboratorium (PJ) Sumber Data
No.
Tanggal
1
2
Nama Px
3
RM
4
Waktu pengambilan sampel darah 5
Waktu pelaporan hasil laborat 6
Respon Time
7
Keterangan
8
Respon time foto rontgen Thorax Konvensional Standar Judul Indikator Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan Definisi Operasional
Numerator
PMKP 3.1 Klinik 3 Respon time foto rontgen Thorax konvensional Peningkatan Mutu dan Pelayanan Medis Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi Input Proses Output Outcome Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi Respon time thorax konvensional adalah tenggang waktu mulai pasien dirujuk parsial (advis Dokter) untuk dilakukan foto Rontgen Thorax sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi. Standar waktu pelayanan foto Thorax adalah 4 jam. Jumlah pasien yang dilakukan foto Thorax dengan waktu <4 jam dalam satu bulan
Jumlah seluruh pasien yang dilakukan foto Thorax dalam satu bulan yang sama Jumlah pasien yang dilakukan foto Formula Thorax dengan waktu <4 jam dalam satu bulan ÷ Jumlah seluruh pasien yang dilakukan foto Thorax dalam satu bulan yang sama x 100% ≥80% Standar Seluruh pasien yang mendapat advis Kriteria Inklusi Dokter untuk dilakukan foto Thorax 1. Pasien yang menolak di foto Thorax Kriteria Eksklusi 2. Atas permintaan pasien, tanpa advis dokter 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Ruangan setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Survey harian Sumber Data Rawat Inap Area Rawat Darurat Penanggung Jawab Pengumpul Data Tim Mutu RSIA NUN Surabaya (PJ) Denominator
No.
Tanggal
1
2
Nama Px
3
RM
4
Waktu pemberian advis Rontgen Thorax 5
Waktu hasil Rontgen Thorax jadi 6
Respon Time
7
Keterangan
8
Angka Kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO) Standar Judul Indikator Program
PMKP 3.1 Klinik 4.1 Angka Kejadian Infeksi Luka Operasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
Keselamatan Pasien Input Proses Output Outcome 1. Melindungi pasien dan petugas dari akibat tertularnya penyakit infeksi dan menurunkan resiko transmisi penyakit menular. 2. Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit. Infeksi Luka Operasi (ILO) yang dimaksud adalah infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca operasi bersih dan hanya meliputi kulit, sub kutan, atau jaringan lain di atas fascia. Yang termasuk operasi bersih : 1. Operasi dilakukan pada daerah/ kulit yang pada kondisi pra bedah tidak terdapat peradangan 2. Tidak membuka traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau traktus biller 3. Operasi berencana dengan penutupan kulit primer, dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup Dinyatakan ILO bila terdapat paling sedikit 1 keadaan berikut : 1. Keluar cairan purulen dari luka insisi atau drain di atas fascia 2. Biakan positif dari cairan atau jaringan yang diambil secara aseptik 3. Jahitan sengaja dibuka oleh dokter karena terdapat tanda peradangan, kecuali bila hasil biakan negatif 4. Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi Yang tidak termasuk superficial insisional ILO : 1. Transudasi/abses luka jahitan
2. Infeksi jahitan episiotomi 3. Infeksi luka bakar Jumlah pasien pasca operasi bersih yang Numerator mengalami infeksi dalam satu bulan Jumlah seluruh pasien yang dioperasi Denominator bersih dalam bulan yang sama Jumlah pasien pasca operasi bersih yang Formula mengalami infeksi dalam satu bulan ÷ Jumlah seluruh pasien yang dioperasi bersih dalam bulan yang sama x 100% ≤ 1.5% Standar Seluruh pasien yang mengalami infeksi Kriteria Inklusi pada luka pasca operasi bersih kurang dari 30 hari pasca operasi 1. Pasien yang menjalani operasi kotor, Kriteria Eksklusi bersih terkontaminasi 2. Pasien yang mengalami infeksi setelah lebih dari 30 hari pasca operasi 3. Pasien yang mengalami infeksi bukan dari luka operasi 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Instalasi Bedah dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis bersama setiap 3 bulan. Observasi (Rekam Medis) Sumber Data Rawat Inap Area Instalasi/Unit Rekam Medik Penanggung Jawab Pengumpul Tim PPI Data (PJ)
Keterlambatan dimulainya operasi cito (respon time) Standar Judul Indikator Program
PMKP 3.1 Klinik 4.2 Keterlambatan dimulainya operasi cito (respon time) Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
Numerator
Denominator Formula
Standar Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data
Efektivitas, kesinambungan, dan keselamatan Input Proses Output Outcome 1. Mengetahui waktu tanggap (respon time) pembedahan cito 2. Meningkatkan efektivitas dan keselamatan pasien terutama perioperatif Operasi cito adalah suatu tindakan bedah yang dilakukan dengan tujuan life saving pada pasien dengan kondisi gawat darurat. Respon time operasi cito dimulai dari dokter spesialis (operator) memberikan advis operasi cito sampai dimulai pembedahan (irisan pertama pada kulit pasien). Standar respon time operasi/pembedahan cito di RSIA NUN Surabaya adalah 1 jam. Jumlah prosedur pembedahan cito dengan respon time ≤ 1 jam yang diamati dalam periode satu bulan Jumlah prosedur pembedahan cito yang diamati dalam bulan yang sama Jumlah prosedur pembedahan cito dengan respon time ≤ 1 jam yang diamati dalam periode satu bulan ÷ Jumlah prosedur pembedahan cito yang diamati dalam bulan yang sama x 100% ≥ 80% Seluruh prosedur pembedahan cito 1. Seluruh prosedur pembedahan non cito 2. Pembedahan yang tidak dilakukan di kamar operasi 1 bulan 3 bulan
Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Ruangan Bedah Sentral setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Survey Harian Sumber Data Rawat Inap Area Bedah Sentral Rekam Medik Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Unit Bedah Sentral (PJ) Periode analisa data & pelaporan
No.
Tanggal
1
2
Nama Px
3
RM
4
Waktu pemberian advis cito operasi 5
Waktu dimulai operasi cito 6
Respon Time
7
Keterangan
8
Kepatuhan melakukan Time Out pada operasi SC Elektif Standar Judul Indikator
Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
PMKP 3.1 IAK 4.3 International Lib I-PC-01 Kepatuhan melakukan Time Out pada operasi SC Elektif kehamilan aterm Patients with elective vaginal deliveries or elective cesarean sections at >= 37 and < 39 weeks of gestation completed Keselamatan Pasien Keselamatan Input Proses Output Outcome Mencegah terjadinya salah pasien, salah prosedur dan salah lokasi dalam prosedur pembedahan Prosedur pembedahan yang dimaksud adalah prosedur pembedahan sectio
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
cesar yang dilakukan secara elektif/terjadwal pada pasien hamil cukup bulan (usia kehamilan 37-39 minggu) Kepatuhan melakukan time out adalah kepatuhan tim pembedahan dalam melaksanakan semua persyaratan time out. Persyaratan Time Out : 1. Dilakukan di kamar operasi sebelum insisi dilakukan 2. Dipimpin oleh petugas yang ditunjuk oleh Spv. Unit Kamar Bedah 3. Diikuti oleh seluruh tim pembedahan 4. Berisi konfirmasi kebenaran identifikasi pasien, lokasi pembedahan dan prosedur pembedahan 5. Didokumentasikan dalam bentuk check list. Jumlah prosedur pembedahan SC Elektif kehamilan aterm yang diamati yang disertai dengan time out sesuai dengan ketentuan dalam satu bulan Jumlah prosedur pembedahan SC Elektif kehamilan aterm yang diamati dalam bulan yang sama Jumlah prosedur pembedahan SC Elektif kehamilan aterm yang diamati yang disertai dengan time out sesuai dengan ketentuan dalam satu bulan ÷ Jumlah prosedur pembedahan SC Elektif kehamilan aterm yang diamati dalam bulan yang sama x 100% 100% Seluruh prosedur bedah SC Elektif, kehamilan aterm 1. Kehamilan preterm, post term, post date 2. Pembedahan SC CITO 3. Pasien yang pertama kali datang ke RSIA NUN (tidak ada riwayat
kehamilan ini) 1 bulan 3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Ruangan Bedah Sentral setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Observasi (Rekam medis) Rawat Inap Bedah Sentral Rekam Medik Pengumpul Tim Keselamatan Pasien
Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
Sumber Data Area
Penanggung Data (PJ)
Jawab
Ketidak tepatan waktu pemberian obat antibiotik pasien rawat inap Standar Judul Indikator Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
PMKP 3.1 Klinis 5.1 Ketidaktepatan waktu pemberian obat antibiotik pasien rawat inap Keselamatan Pasien Keselamatan, Efektivitas & Efisiensi Input Proses Output Outcome 1. Terwujudnya ketepatan waktu pemberian obat antibiotik sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu dalam pedoman penggunaan antibiotik 2. Tergambarnya keamanan dan efektivitas mutu pelayanan obat antibiotik rawat inap 3. Upaya pencegahan resistensi antibiotik terhadap pasien Pelayanan pasien rawat inap salah satunya adalah pemberian obat secara 5T yaitu Tepat pasien, Tepat indikasi, Tepat Obat, Tepat waktu pemberian, Tepat rute pemberian. Pemberian obat
antibiotik secara tepat waktu pada pasien rawat inap yang dimaksud adalah sesuai dengan instruksi pemberian antibiotik oleh dokter yang mengacu pada pedoman penggunaan antibiotik. Antibiotik yang di monitoring disini adalah golongan BetaLaktamase kombinasi yaitu Ampicillin-Sulbactam (Cinam/Pycin) Jumlah pasien yang diberi obat Numerator antibiotik Ampicillin-Sulbactam secara tidak tepat waktu. Jumlah seluruh pasien yang diberi obat Denominator antibiotik Ampicillin-Sulbactam dalam periode waktu yang sama Jumlah pasien yang diberi obat Formula antibiotik Ampicillin-Sulbactam secara tidak tepat waktu ÷ Jumlah seluruh pasien yang diberi obat antibiotik Ampicillin-Sulbactam dalam periode waktu yang sama x 100% 0% Standar Antibiotik Ampicillin-Sulbactam Kriteria Inklusi Semua antibiotik selain AmpicillinKriteria Eksklusi Sulbactam 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Ruangan Rawat Inap (ruang bersalin & ruang anak) lalu setiap bulannya dikumpulkan kepada Tim Peningkatan Mutu yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. 0% Standar Observasi Sumber Data Ruang rawat inap (ruang bersalin & Area ruang anak) Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Ruangan Rawat Inap (PJ)
Ketepatan waktu pemberian Nebul Ventolin pada anak dengan Asma Standar Judul Indikator
Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
PMKP 3.1 Klinis 5.2 International Lib I-CAC-01 Efektivitas pemberian Nebul Ventolin pada anak dengan Asma Pediatric asthma patients who received relievers during this hospitalization Mutu Pelayanan Efektivitas & Efisiensi Input Proses Output Outcome 1. Terwujudnya ketepatan waktu pemberian medikamentosa (nebul ventolin) di UGD 2. Tergambarnya keamanan dan efektivitas mutu pelayanan obat/terapi nebul 3. Tergambarnya kemampuan tenaga ahli/Dokter UGD dalam pemberian medikamentosa (nebul ventolin) Pelayanan pasien rawat inap salah satunya adalah pemberian obat secara 5T yaitu Tepat pasien, Tepat indikasi, Tepat Obat, Tepat waktu pemberian, Tepat rute pemberian. Pemberian obat/terapi nebulizer (dengan obat) secara tepat obat pada pasien rawat inap yang dimaksud adalah sesuai dengan instruksi pemberian terapi medikamentosa oleh dokter penanggung jawab sesuai dengan kaidah evidence base medicine (dosis dan indikasi). Ventolin merupakan obat merk dagang yang berisi Salbutamol, yang merupakan golongan β2 agonis yang
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
memiliki efek pada saluran pernafasan seperti bronkodilator, menurunkan sekresi mukus, sehingga sering digunakan pada pengobatan asma akut karena efeknya yang cepat (fast action). Penggunaan nebul ventolin pada serangan asma akut dengan dosis 2.55mg diulang 4 kali sehari, atau menggunakan single dose 0.1% atau 0.2%. Jumlah seluruh prosedur nebulizer (dengan obat ventolin) dilakukan di UGD selama 1 bulan Jumlah seluruh kunjungan pasien anak dengan asma ke UGD dalam periode waktu/bulan yang sama Jumlah seluruh prosedur nebulizer (dengan obat ventolin) dilakukan di UGD selama 1 bulan ÷ Jumlah seluruh kunjungan pasien anak dengan asma ke UGD dalam periode waktu/bulan yang sama ≤2 1. Prosedur Nebulizer dengan obat ventolin 2. Anak usia 3-15 tahun 1. Prosedur nebulizer tanpa obat 2. Prosedur nebulizer dengan obat selain ventolin 3. Prosedur nebulizer pada pasien non asma 4. Prosedur nebulizer selain di rawat inap anak dan UGD 1 bulan 3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Ruangan lalu setiap bulannya dikumpulkan kepada Tim Peningkatan Mutu yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan.
Sensus Harian Sumber Data UGD Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Ruangan UGD (PJ)
No. 1
Nama Px 2
Umur 3
No. RM 4
Tgl Kunjungn 5
∑ Nebul dose 6
Keterangan 8
Ketidak lengkapan penulisan resep/Prescription Error Standar Judul Indikator Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
Numerator
Denominator
PMKP 3.1 Klinis 6.1 Kesalahan penulisan resep (Prescription Error) Keselamatan Pasien Keselamatan Input Proses Output Outcome 1. Tergambarnya upaya rumah sakit dalam mencegah kesalahan penulisan resep, untuk mengantisipasi terjadinya kejadian nyaris cedera dalam pengobatan. 2. Terwujudnya ketepatan penyiapan obat oleh Instalasi Farmasi dan keselamatan penggunaan obat bagi pasien. Ketidaklengkapan penulisan resep adalah kesalahan penulisan resep oleh dokter yang meliputi syarat istrasi resep (nama dokter, SIP, paraf dokter, nama pasien, no rekam medis/ID pasien, umur dan berat badan pasien), syarat farmasetis resep (bentuk sediaan, dosis, aturan pakai) Jumlah ketidaklengkapan penulisan resep obat rawat jalan (racikan & non racikan) dalam 1 bulan Jumlah seluruh penulisan resep obat rawat jalan yang dilayani dalam bulan
yang sama Jumlah ketidaklengkapan penulisan resep obat rawat jalan (racikan & non racikan) dalam 1 bulan ÷ Jumlah seluruh penulisan resep obat rawat jalan yang dilayani dalam bulan yang sama x 100% Standar 0% Seluruh peresepan yang berasal dari Kriteria Inklusi dalam RSIA NUN Surabaya 1. Peresepan dari luar rumah sakit Kriteria Eksklusi 2. Turunan resep 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisa data sederhana dilaksanakan Periode analisa data & pelaporan oleh Kepala Instalasi Farmasi, lalu setiap bulannya data akan dikumpulkan kepada Tim Peningkatan Mutu. Data akan dievaluasi secara umum setiap 3 bulan Survey harian (form ketidak lengkapan Sumber Data penulisan resep) Instalasi Farmasi Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Farmasi (PJ) Formula
Kejadian pasien jatuh Standar Judul Indikator
Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
PMKP 3.1 Klinis 6.2 International Lib I-NSC-04 Kejadian Pasien Jatuh All documented falls with or without injury, experienced by patients in a calendar month Keselamatan Pasien Keselamatan Input Proses Output Outcome 1. Tergambarnya upaya rumah sakit dalam mewujudkan keselamatan pasien melalui ketepatan pengkajian
Definisi Operasional
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Analisa data & pelaporan
Sumber Data
risiko jatuh 2. Tergambarnya mutu pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien. Pasien jatuh merupakan standar keselamatan pasien yang harus diterapkan di rumah sakit. Hal ini merupakan salah satu dari 6 Sasaran Keselamatan Pasien yang ditetapkan dalam akreditasi rumah sakit. Standar kejadian pasien jatuh adalah 0%. Jumlah pasien yang mengalami insiden jatuh selama perawatan di rumah sakit dalam periode satu bulan Jumlah seluruh pasien dengan risiko jatuh (terpasang gelang kuning) di ruang perawatan dalam bulan yang sama Jumlah pasien yang mengalami insiden jatuh selama perawatan di rumah sakit dalam periode satu bulan ÷ Jumlah seluruh pasien dengan risiko jatuh (terpasang gelang kuning) di ruang perawatan dalam bulan yang sama x 100% 0% Seluruh pasien rawat inap dengan risiko jatuh (terpasang/seharusnya terpasang gelang kuning) 1. Pasien rawat jalan 2. Pasien tidak terpasang gelang 1 bulan 3 bulan Analisa data sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan dan Tim KPRS, lalu setiap bulannya data akan dikumpulkan kepada Komite PMKP. Data akan dievaluasi secara umum setiap 3 bulan Observasi (Rekam Medis, Laporan Insiden KPRS)
Rawat Inap Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Rekam Medis (PJ)
Efek samping pemberian Anesthesi Epidural Standar
PMKP 3.1 Klinis 7
Judul Indikator
Efek samping pemberian Anesthesi Epidural Keselamatan Pasien Efektivitas, Kesinambungan Pelayanan, dan Keselamatan Pasien Input Proses Output Outcome 1. Mengetahui gambaran pelayanan anesthesi terutama kemampuan mereduksi efek samping anesthesi. 2. Meningkatkan efektifitas pelayanan agar tercapai keselamatan pasien. Anesthesi Epidural adalah pembiusan sebagian tubuh untuk menghalangi timbulnya rasa nyeri. Anesthesi ini dilakukan dengan memasukkan/ menginjeksikan obat bius ke dalam selubung saraf spinal. Pada pemberian anesthesi ini pasien tetap terjaga. Komplikasi/efek samping pembiusan ini : 1. Reaksi alergi 2. Hematoma/perdarahan pada kolumna vertebra 3. Penurunan tekanan darah, hingga syok 4. Infeksi spinal (meningitis) 5. Kerusakan syaraf 6. Kejang 7. Nyeri kepala Jumlah seluruh pasien yang mengalami
Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
Numerator
kejadian efek samping anesthesi epidural dalam satu bulan Jumlah seluruh pasien yang dilakukan Denominator pemberian anethesi epidural dalam satu bulan yang sama Jumlah seluruh pasien yang mengalami Formula kejadian efek samping anesthesi epidural dalam satu bulan ÷ Jumlah seluruh pasien yang dilakukan pemberian anethesi epidural dalam satu bulan yang sama x 100% <10 % Standar Seluruh pasien yang mendapat Kriteria Inklusi anesthesi Epidural di RSIA NUN 1. Pasien yang meninggal Kriteria Eksklusi 2. Pasien dengan kondisi terminal 3. Pasien dengan KU buruk 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Rawat Inap (Dewasa) setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Observasi (Rekam Medis) Sumber Data Rawat Inap Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Rawat Inap Dewasa (PJ) Penggunaan darah dan produk darah Standar Judul Indikator Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
PMKP 3.1 Klinis 8 Monitoring tidak terpakainya produk darah yang sudah di-order Bank Darah Efektivitas dan Keselamatan Pasien Input Proses Output Outcome Tergambarnya manajemen rasionalisme
Definisi Operasional
Numerator Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
penggunaan produk darah Produk darah adalah komponen darah yang digunakan untuk memberikan terapi kebutuhan darah pasien di rumah sakit. Tidak terpakainya produk darah yang sudah di order adalah jumlah darah yang sudah diorder yang setelah dilakukan pemeriksaan darah serta crossmatch, sesuai dengan indikasi klinis namun tidak terpakai karena beberapa penyebab yang mendukung. Darah harus dipesan sesuai dengan diagnosis klinis dan harus digunakan dalam jangka waktu yang ditentukan. Jumlah darah yang tidak dipakai setelah diorder dalam satu bulan (kantong) Jumlah seluruh darah yang diorder dalam bulan yang sama (hitung perkantong) Jumlah darah yang tidak dipakai setelah diorder dalam satu bulan (kantong) : Jumlah seluruh darah yang diorder dalam bulan yang sama (hitung perkantong) x 100% ≤10% Seluruh darah yang disorder -
1 bulan 3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Bank Darah setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Survey harian Sumber Data Rawat Inap Area Bedah Sentral Bank Darah Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Bank Darah (PJ) Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
No.
Tanggal
1
2
Nama Px
3
RM
Dokter PJ
4
5
Jumlah kantong darah yang dipesan 6
Jumlah kantong darah sisa
Keterangan
7
8
Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan Standar PMKP 3.1 Klinis 9 Judul Indikator Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan Pelayanan Medik Program Kesinambungan pelayanan dan Dimensi Mutu keselamatan Input Tipe Indikator Proses Output Outcome Tergambarnya tanggung jawab staf Tujuan medis dalam kelengkapan informasi rekam medik Rekam medik yang lengkap adalah Definisi Operasional rekam medik yang lengkap diisi oleh staf medis yang meliputi : identitas pasien, riwayat keluar masuk, resume dan instruksi dokter (dinyatakan lengkap/tidak lengkap oleh petugas Rekam Medik). Rekam medik harus disetor ke Instalasi/Unit Rekam Medik selambat-lambatnya 24 jam setelah selesai pelayanan rawat inap. Jumlah rekam medis yang disampling Numerator yang terisi dengan lengkap dalam waktu 1x24 jam pada periode satu bulan Jumlah seluruh rekam medis yang Denominator disampling pada periode satu bulan Jumlah rekam medis yang disampling Formula yang terisi dengan lengkap dalam waktu 1x24 jam pada periode satu bulan ÷ Jumlah seluruh rekam medis yang
disampling pada periode satu bulan x 100% ≤ 5% Standar Rekam medis pasien rawat inap Kriteria Inklusi Rekam medis pasien rawat jalan Kriteria Eksklusi 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Ruangan Rawat Inap dan Rekam Medik setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Observasi (Rekam Medis) Sumber Data Instalasi/Unit Rekam Medik Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Rekam Medik (PJ)
Angka Kejadian Phlebitis Standar Judul Indikator
PMKP 3.1 Klinis 10 Angka kejadian phlebitis
Program
Pencegahan dan pengendalian infeksi
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tipe Indikator
Input Proses Output Outcome 1. Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit. 2. Tergambarnya efektivitas mutu dan keamanan pelayanan rawat inap. Infeksi pada dinding pembuluh darah balik atau vena yang dialami oleh pasien yang dipasang infus selama dirawat di rumah sakit. Jumlah pasien yang mengalami phlebitis setelah dilakukan pemasangan infus 2x24 jam dalam waktu satu bulan Jumlah pasien rawat inap yang dipasang infus dalam waktu satu bulan yang
Tujuan
Definisi Operasional
Numerator
Denominator
sama. Jumlah pasien yang mengalami Formula phlebitis setelah dilakukan pemasangan infus 2x24 jam dalam waktu satu bulan ÷ Jumlah pasien rawat inap yang dipasang infus dalam waktu satu bulan yang sama x 100% ≤ 5% Standar Semua pasien yang dilakukan Kriteria Inklusi pemasangan infus di RSIA NUN Surabaya 1. Semua pasien yang sudah terpasang Kriteria Eksklusi infus dari rumah sakit lain, 2. Semua pasien yang sudah terpasang infus di RSIA NUN Surabaya sebelum 2x24 jam. 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Ruangan Rawat Inap dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Survey/sensus harian Sumber Data Rawat Inap Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Tim PPI (PJ)
Exclusive breast milk feeding during the newborn's entire hospitalization Standar PMKP 3.1 Klinis 11 International Lib. I-PC-05 Judul Indikator Ketidak sesuaian antara hipotesa awal dengan hasil/kesimpulan penelitian dengan tema : ‘Exclusive breast milk feeding during the newborn's entire hospitalization’ Peningkatan Mutu Program Dimensi Mutu
Riset Klinis
Tipe Indikator
Input
Tujuan
Definisi Operasional Numerator Denominator Formula
Proses Output Outcome Tergambarnya kemampuan peneliti daalam menentukan hipotesa awal suatu penelitian
Ketidak sesuaian hipotesa awal dengan hasil penelitian/kesimpulan 0 Standar Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi 3 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan peneliti, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Riset Sumber Data Rawat Inap Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Peneliti (PJ)
Tujuan
Definisi Operasional
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
PMKP 3.1 Klinik 1.1 Pengkajian awal pasien baru dalam 24 jam Peningkatan Mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan Input Proses Output Outcome Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi rekam medik Tahap awal yang merupakan proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien Jumlah pengkajian awal pasien baru dalam waktu 24 jam yang disurvey dalam 1 bulan yang diisi lengkap Jumlah pengkajian awal pasien baru dalam 24 jam yang disurvey dalam 1 bulan. Jumlah pengkajian awal pasien baru dalam 24 jam yang disurvey dalam 1 bulan yang diisi lengkap ÷ Jumlah pengkajian awal pasien baru yang disurvey dalam 1 bulan x 100% 100% Seluruh Rekam medis pasien baru rawat inap 1. Pasien rawat jalan 2. Pasien one day care 3. Pasien pulang paksa sebelum 1x24 jam
1 bulan 3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Ruangan dan Rekam Medis setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Observasi (Rekam Medis) Sumber Data Rawat Inap Area Rekam Medik Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Rekam Medik (PJ) Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
Nulliparous women with a term, singleton baby in a vertex position delivered by cesarean section Standar PMKP 3.1 Klinik 1.2 International Lib I-PC-02 Judul Indikator Pengkajian pasien dengan kehamilan pertama cukup bulan dilahirkan melalui sectio cesaria Nulliparous women with a term, singleton baby in a vertex position delivered by cesarean section Peningkatan Mutu Program Kesinambungan pelayanan dan Dimensi Mutu ketepatan assesmen Input Tipe Indikator Proses Output Outcome Tergambarnya kemampuan dokter Tujuan penanggung jawab dalam melakukan assesmen/pengkajian diagnosa dan pemilihan tindakan persalinan Sectio cesar adalah suatu persalinan Definisi Operasional buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi Frekuensi pengumpulan data
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. Indikasi untuk dilakukan Sectio cesaria antara lain : 1. Indikasi Medis a. Power b. enger c. age 2. Indikasi Ibu a. Usia b. Tulang panggul c. Riwayat persalinan d. Kelainan kontraksi rahim e. Ketuban pecah dini 3. Indikasi Janin a. Gawat janin b. Bayi besar c. Malposisi d. Kelainan plasenta dan tali pusat Jumlah persalinan melalui sectio cesar pada pasien kehamilan pertama, tunggal, posisi kepala (vertex) dalam 1 bulan Jumlah seluruh persalinan pada pasien kehamilan pertama, tunggal, posisi kepala (vertex) dalam 1 bulan yang sama Jumlah persalinan melalui sectio cesar pada pasien kehamilan pertama, tunggal, posisi kepala (vertex) dalam 1 bulan ÷ Jumlah seluruh persalinan pada pasien kehamilan pertama, tunggal, posisi kepala (vertex) dalam 1 bulan yang sama x 100% <15% Pasien dengan kehamilan pertama, tunggal, posisi kepala (vertex), cukup bulan 1. Janin letak sungsang atau lintang 2. Plasenta previa/menumbung 1 bulan
3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Ruangan dan Rekam Medis setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Observasi (Rekam Medis) Sumber Data Rawat Inap Area Rekam Medik Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Rekam Medik (PJ) Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
Ketepatan waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium Standar Judul Indikator Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan Definisi Operasional
PMKP 3.1 Klinik 2 Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium Pelayanan Medik Efektifitas, kesinambungan pelayanan dan efisiensi Input Proses Output Outcome Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium pasien rawat jalan dan pasien UGD untuk darah rutin (Routine Blood Count) dan/atau kimia darah. Yang dimaksud pasien rawat jalan adalah pasien dari unit rawat jalan (OPD), rujukan dari dokter luar rumah sakit, dan pasien atas permintaan sendiri (APS). Waktu tunggu hasil pelayanan
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
laboratorium adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sample darah sampai dengan hasil pemeriksaan tersedia dan terekspertise, dengan standar waktu ≤140 menit Jumlah pemeriksaan laboratorium patologi klinik Darah lengkap dan/atau Kimia klinik untuk pasien rawat jalan dan UGD dengan waktu tunggu hasil ≤140 menit dalam periode 1 bulan Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium patologi klinik Darah lengkap dan/atau Kimia Klinik untuk pasien rawat jalan dan UGD dalam bulan yang sama Jumlah pemeriksaan laboratorium Darah lengkap dan/atau Kimia klinik untuk pasien rawat jalan dan UGD dengan waktu tunggu hasil ≤140 menit dalam periode 1 bulan ÷ Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium patologi klinik Darah lengkap dan/atau Kimia Klinik untuk pasien rawat jalan dan UGD dalam bulan yang sama x 100% 100% Permintaan pemeriksaan laboratorium Darah Klinik dan/atau Kimia Klinik untuk pasien rawat jalan dan UGD 1. Permintaan pemeriksaan laboratorium dari Rawat Inap. 2. Permintaan pemeriksaan laboratorium dari Bedah Sentral 3. Permintaan pemeriksaan laboratorium secara kumulatif (pemeriksaan kesehatan karyawan) 1 bulan 3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Instalasi Laboratorium setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan.
Survey harian (form telaah waktu tunggu pelayanan laboratorium) Instalasi Laboratorium Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Laboratorium (PJ) Sumber Data
No.
Tanggal
1
2
Nama Px
3
RM
4
Waktu pengambilan sampel darah 5
Waktu pelaporan hasil laborat 6
Respon Time
7
Keterangan
8
Respon time foto rontgen Thorax Konvensional Standar Judul Indikator Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan Definisi Operasional
Numerator
PMKP 3.1 Klinik 3 Respon time foto rontgen Thorax konvensional Peningkatan Mutu dan Pelayanan Medis Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi Input Proses Output Outcome Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi Respon time thorax konvensional adalah tenggang waktu mulai pasien dirujuk parsial (advis Dokter) untuk dilakukan foto Rontgen Thorax sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi. Standar waktu pelayanan foto Thorax adalah 4 jam. Jumlah pasien yang dilakukan foto Thorax dengan waktu <4 jam dalam satu bulan
Jumlah seluruh pasien yang dilakukan foto Thorax dalam satu bulan yang sama Jumlah pasien yang dilakukan foto Formula Thorax dengan waktu <4 jam dalam satu bulan ÷ Jumlah seluruh pasien yang dilakukan foto Thorax dalam satu bulan yang sama x 100% ≥80% Standar Seluruh pasien yang mendapat advis Kriteria Inklusi Dokter untuk dilakukan foto Thorax 1. Pasien yang menolak di foto Thorax Kriteria Eksklusi 2. Atas permintaan pasien, tanpa advis dokter 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Ruangan setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Survey harian Sumber Data Rawat Inap Area Rawat Darurat Penanggung Jawab Pengumpul Data Tim Mutu RSIA NUN Surabaya (PJ) Denominator
No.
Tanggal
1
2
Nama Px
3
RM
4
Waktu pemberian advis Rontgen Thorax 5
Waktu hasil Rontgen Thorax jadi 6
Respon Time
7
Keterangan
8
Angka Kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO) Standar Judul Indikator Program
PMKP 3.1 Klinik 4.1 Angka Kejadian Infeksi Luka Operasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
Keselamatan Pasien Input Proses Output Outcome 1. Melindungi pasien dan petugas dari akibat tertularnya penyakit infeksi dan menurunkan resiko transmisi penyakit menular. 2. Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit. Infeksi Luka Operasi (ILO) yang dimaksud adalah infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca operasi bersih dan hanya meliputi kulit, sub kutan, atau jaringan lain di atas fascia. Yang termasuk operasi bersih : 1. Operasi dilakukan pada daerah/ kulit yang pada kondisi pra bedah tidak terdapat peradangan 2. Tidak membuka traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau traktus biller 3. Operasi berencana dengan penutupan kulit primer, dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup Dinyatakan ILO bila terdapat paling sedikit 1 keadaan berikut : 1. Keluar cairan purulen dari luka insisi atau drain di atas fascia 2. Biakan positif dari cairan atau jaringan yang diambil secara aseptik 3. Jahitan sengaja dibuka oleh dokter karena terdapat tanda peradangan, kecuali bila hasil biakan negatif 4. Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi Yang tidak termasuk superficial insisional ILO : 1. Transudasi/abses luka jahitan
2. Infeksi jahitan episiotomi 3. Infeksi luka bakar Jumlah pasien pasca operasi bersih yang Numerator mengalami infeksi dalam satu bulan Jumlah seluruh pasien yang dioperasi Denominator bersih dalam bulan yang sama Jumlah pasien pasca operasi bersih yang Formula mengalami infeksi dalam satu bulan ÷ Jumlah seluruh pasien yang dioperasi bersih dalam bulan yang sama x 100% ≤ 1.5% Standar Seluruh pasien yang mengalami infeksi Kriteria Inklusi pada luka pasca operasi bersih kurang dari 30 hari pasca operasi 1. Pasien yang menjalani operasi kotor, Kriteria Eksklusi bersih terkontaminasi 2. Pasien yang mengalami infeksi setelah lebih dari 30 hari pasca operasi 3. Pasien yang mengalami infeksi bukan dari luka operasi 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Instalasi Bedah dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis bersama setiap 3 bulan. Observasi (Rekam Medis) Sumber Data Rawat Inap Area Instalasi/Unit Rekam Medik Penanggung Jawab Pengumpul Tim PPI Data (PJ)
Keterlambatan dimulainya operasi cito (respon time) Standar Judul Indikator Program
PMKP 3.1 Klinik 4.2 Keterlambatan dimulainya operasi cito (respon time) Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
Numerator
Denominator Formula
Standar Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data
Efektivitas, kesinambungan, dan keselamatan Input Proses Output Outcome 1. Mengetahui waktu tanggap (respon time) pembedahan cito 2. Meningkatkan efektivitas dan keselamatan pasien terutama perioperatif Operasi cito adalah suatu tindakan bedah yang dilakukan dengan tujuan life saving pada pasien dengan kondisi gawat darurat. Respon time operasi cito dimulai dari dokter spesialis (operator) memberikan advis operasi cito sampai dimulai pembedahan (irisan pertama pada kulit pasien). Standar respon time operasi/pembedahan cito di RSIA NUN Surabaya adalah 1 jam. Jumlah prosedur pembedahan cito dengan respon time ≤ 1 jam yang diamati dalam periode satu bulan Jumlah prosedur pembedahan cito yang diamati dalam bulan yang sama Jumlah prosedur pembedahan cito dengan respon time ≤ 1 jam yang diamati dalam periode satu bulan ÷ Jumlah prosedur pembedahan cito yang diamati dalam bulan yang sama x 100% ≥ 80% Seluruh prosedur pembedahan cito 1. Seluruh prosedur pembedahan non cito 2. Pembedahan yang tidak dilakukan di kamar operasi 1 bulan 3 bulan
Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Ruangan Bedah Sentral setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Survey Harian Sumber Data Rawat Inap Area Bedah Sentral Rekam Medik Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Unit Bedah Sentral (PJ) Periode analisa data & pelaporan
No.
Tanggal
1
2
Nama Px
3
RM
4
Waktu pemberian advis cito operasi 5
Waktu dimulai operasi cito 6
Respon Time
7
Keterangan
8
Kepatuhan melakukan Time Out pada operasi SC Elektif Standar Judul Indikator
Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
PMKP 3.1 IAK 4.3 International Lib I-PC-01 Kepatuhan melakukan Time Out pada operasi SC Elektif kehamilan aterm Patients with elective vaginal deliveries or elective cesarean sections at >= 37 and < 39 weeks of gestation completed Keselamatan Pasien Keselamatan Input Proses Output Outcome Mencegah terjadinya salah pasien, salah prosedur dan salah lokasi dalam prosedur pembedahan Prosedur pembedahan yang dimaksud adalah prosedur pembedahan sectio
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
cesar yang dilakukan secara elektif/terjadwal pada pasien hamil cukup bulan (usia kehamilan 37-39 minggu) Kepatuhan melakukan time out adalah kepatuhan tim pembedahan dalam melaksanakan semua persyaratan time out. Persyaratan Time Out : 1. Dilakukan di kamar operasi sebelum insisi dilakukan 2. Dipimpin oleh petugas yang ditunjuk oleh Spv. Unit Kamar Bedah 3. Diikuti oleh seluruh tim pembedahan 4. Berisi konfirmasi kebenaran identifikasi pasien, lokasi pembedahan dan prosedur pembedahan 5. Didokumentasikan dalam bentuk check list. Jumlah prosedur pembedahan SC Elektif kehamilan aterm yang diamati yang disertai dengan time out sesuai dengan ketentuan dalam satu bulan Jumlah prosedur pembedahan SC Elektif kehamilan aterm yang diamati dalam bulan yang sama Jumlah prosedur pembedahan SC Elektif kehamilan aterm yang diamati yang disertai dengan time out sesuai dengan ketentuan dalam satu bulan ÷ Jumlah prosedur pembedahan SC Elektif kehamilan aterm yang diamati dalam bulan yang sama x 100% 100% Seluruh prosedur bedah SC Elektif, kehamilan aterm 1. Kehamilan preterm, post term, post date 2. Pembedahan SC CITO 3. Pasien yang pertama kali datang ke RSIA NUN (tidak ada riwayat
kehamilan ini) 1 bulan 3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Ruangan Bedah Sentral setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Observasi (Rekam medis) Rawat Inap Bedah Sentral Rekam Medik Pengumpul Tim Keselamatan Pasien
Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
Sumber Data Area
Penanggung Data (PJ)
Jawab
Ketidak tepatan waktu pemberian obat antibiotik pasien rawat inap Standar Judul Indikator Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
PMKP 3.1 Klinis 5.1 Ketidaktepatan waktu pemberian obat antibiotik pasien rawat inap Keselamatan Pasien Keselamatan, Efektivitas & Efisiensi Input Proses Output Outcome 1. Terwujudnya ketepatan waktu pemberian obat antibiotik sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu dalam pedoman penggunaan antibiotik 2. Tergambarnya keamanan dan efektivitas mutu pelayanan obat antibiotik rawat inap 3. Upaya pencegahan resistensi antibiotik terhadap pasien Pelayanan pasien rawat inap salah satunya adalah pemberian obat secara 5T yaitu Tepat pasien, Tepat indikasi, Tepat Obat, Tepat waktu pemberian, Tepat rute pemberian. Pemberian obat
antibiotik secara tepat waktu pada pasien rawat inap yang dimaksud adalah sesuai dengan instruksi pemberian antibiotik oleh dokter yang mengacu pada pedoman penggunaan antibiotik. Antibiotik yang di monitoring disini adalah golongan BetaLaktamase kombinasi yaitu Ampicillin-Sulbactam (Cinam/Pycin) Jumlah pasien yang diberi obat Numerator antibiotik Ampicillin-Sulbactam secara tidak tepat waktu. Jumlah seluruh pasien yang diberi obat Denominator antibiotik Ampicillin-Sulbactam dalam periode waktu yang sama Jumlah pasien yang diberi obat Formula antibiotik Ampicillin-Sulbactam secara tidak tepat waktu ÷ Jumlah seluruh pasien yang diberi obat antibiotik Ampicillin-Sulbactam dalam periode waktu yang sama x 100% 0% Standar Antibiotik Ampicillin-Sulbactam Kriteria Inklusi Semua antibiotik selain AmpicillinKriteria Eksklusi Sulbactam 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Ruangan Rawat Inap (ruang bersalin & ruang anak) lalu setiap bulannya dikumpulkan kepada Tim Peningkatan Mutu yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. 0% Standar Observasi Sumber Data Ruang rawat inap (ruang bersalin & Area ruang anak) Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Ruangan Rawat Inap (PJ)
Ketepatan waktu pemberian Nebul Ventolin pada anak dengan Asma Standar Judul Indikator
Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
PMKP 3.1 Klinis 5.2 International Lib I-CAC-01 Efektivitas pemberian Nebul Ventolin pada anak dengan Asma Pediatric asthma patients who received relievers during this hospitalization Mutu Pelayanan Efektivitas & Efisiensi Input Proses Output Outcome 1. Terwujudnya ketepatan waktu pemberian medikamentosa (nebul ventolin) di UGD 2. Tergambarnya keamanan dan efektivitas mutu pelayanan obat/terapi nebul 3. Tergambarnya kemampuan tenaga ahli/Dokter UGD dalam pemberian medikamentosa (nebul ventolin) Pelayanan pasien rawat inap salah satunya adalah pemberian obat secara 5T yaitu Tepat pasien, Tepat indikasi, Tepat Obat, Tepat waktu pemberian, Tepat rute pemberian. Pemberian obat/terapi nebulizer (dengan obat) secara tepat obat pada pasien rawat inap yang dimaksud adalah sesuai dengan instruksi pemberian terapi medikamentosa oleh dokter penanggung jawab sesuai dengan kaidah evidence base medicine (dosis dan indikasi). Ventolin merupakan obat merk dagang yang berisi Salbutamol, yang merupakan golongan β2 agonis yang
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
memiliki efek pada saluran pernafasan seperti bronkodilator, menurunkan sekresi mukus, sehingga sering digunakan pada pengobatan asma akut karena efeknya yang cepat (fast action). Penggunaan nebul ventolin pada serangan asma akut dengan dosis 2.55mg diulang 4 kali sehari, atau menggunakan single dose 0.1% atau 0.2%. Jumlah seluruh prosedur nebulizer (dengan obat ventolin) dilakukan di UGD selama 1 bulan Jumlah seluruh kunjungan pasien anak dengan asma ke UGD dalam periode waktu/bulan yang sama Jumlah seluruh prosedur nebulizer (dengan obat ventolin) dilakukan di UGD selama 1 bulan ÷ Jumlah seluruh kunjungan pasien anak dengan asma ke UGD dalam periode waktu/bulan yang sama ≤2 1. Prosedur Nebulizer dengan obat ventolin 2. Anak usia 3-15 tahun 1. Prosedur nebulizer tanpa obat 2. Prosedur nebulizer dengan obat selain ventolin 3. Prosedur nebulizer pada pasien non asma 4. Prosedur nebulizer selain di rawat inap anak dan UGD 1 bulan 3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Ruangan lalu setiap bulannya dikumpulkan kepada Tim Peningkatan Mutu yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan.
Sensus Harian Sumber Data UGD Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Ruangan UGD (PJ)
No. 1
Nama Px 2
Umur 3
No. RM 4
Tgl Kunjungn 5
∑ Nebul dose 6
Keterangan 8
Ketidak lengkapan penulisan resep/Prescription Error Standar Judul Indikator Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
Numerator
Denominator
PMKP 3.1 Klinis 6.1 Kesalahan penulisan resep (Prescription Error) Keselamatan Pasien Keselamatan Input Proses Output Outcome 1. Tergambarnya upaya rumah sakit dalam mencegah kesalahan penulisan resep, untuk mengantisipasi terjadinya kejadian nyaris cedera dalam pengobatan. 2. Terwujudnya ketepatan penyiapan obat oleh Instalasi Farmasi dan keselamatan penggunaan obat bagi pasien. Ketidaklengkapan penulisan resep adalah kesalahan penulisan resep oleh dokter yang meliputi syarat istrasi resep (nama dokter, SIP, paraf dokter, nama pasien, no rekam medis/ID pasien, umur dan berat badan pasien), syarat farmasetis resep (bentuk sediaan, dosis, aturan pakai) Jumlah ketidaklengkapan penulisan resep obat rawat jalan (racikan & non racikan) dalam 1 bulan Jumlah seluruh penulisan resep obat rawat jalan yang dilayani dalam bulan
yang sama Jumlah ketidaklengkapan penulisan resep obat rawat jalan (racikan & non racikan) dalam 1 bulan ÷ Jumlah seluruh penulisan resep obat rawat jalan yang dilayani dalam bulan yang sama x 100% Standar 0% Seluruh peresepan yang berasal dari Kriteria Inklusi dalam RSIA NUN Surabaya 1. Peresepan dari luar rumah sakit Kriteria Eksklusi 2. Turunan resep 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisa data sederhana dilaksanakan Periode analisa data & pelaporan oleh Kepala Instalasi Farmasi, lalu setiap bulannya data akan dikumpulkan kepada Tim Peningkatan Mutu. Data akan dievaluasi secara umum setiap 3 bulan Survey harian (form ketidak lengkapan Sumber Data penulisan resep) Instalasi Farmasi Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Farmasi (PJ) Formula
Kejadian pasien jatuh Standar Judul Indikator
Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
PMKP 3.1 Klinis 6.2 International Lib I-NSC-04 Kejadian Pasien Jatuh All documented falls with or without injury, experienced by patients in a calendar month Keselamatan Pasien Keselamatan Input Proses Output Outcome 1. Tergambarnya upaya rumah sakit dalam mewujudkan keselamatan pasien melalui ketepatan pengkajian
Definisi Operasional
Numerator
Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Analisa data & pelaporan
Sumber Data
risiko jatuh 2. Tergambarnya mutu pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien. Pasien jatuh merupakan standar keselamatan pasien yang harus diterapkan di rumah sakit. Hal ini merupakan salah satu dari 6 Sasaran Keselamatan Pasien yang ditetapkan dalam akreditasi rumah sakit. Standar kejadian pasien jatuh adalah 0%. Jumlah pasien yang mengalami insiden jatuh selama perawatan di rumah sakit dalam periode satu bulan Jumlah seluruh pasien dengan risiko jatuh (terpasang gelang kuning) di ruang perawatan dalam bulan yang sama Jumlah pasien yang mengalami insiden jatuh selama perawatan di rumah sakit dalam periode satu bulan ÷ Jumlah seluruh pasien dengan risiko jatuh (terpasang gelang kuning) di ruang perawatan dalam bulan yang sama x 100% 0% Seluruh pasien rawat inap dengan risiko jatuh (terpasang/seharusnya terpasang gelang kuning) 1. Pasien rawat jalan 2. Pasien tidak terpasang gelang 1 bulan 3 bulan Analisa data sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan dan Tim KPRS, lalu setiap bulannya data akan dikumpulkan kepada Komite PMKP. Data akan dievaluasi secara umum setiap 3 bulan Observasi (Rekam Medis, Laporan Insiden KPRS)
Rawat Inap Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Rekam Medis (PJ)
Efek samping pemberian Anesthesi Epidural Standar
PMKP 3.1 Klinis 7
Judul Indikator
Efek samping pemberian Anesthesi Epidural Keselamatan Pasien Efektivitas, Kesinambungan Pelayanan, dan Keselamatan Pasien Input Proses Output Outcome 1. Mengetahui gambaran pelayanan anesthesi terutama kemampuan mereduksi efek samping anesthesi. 2. Meningkatkan efektifitas pelayanan agar tercapai keselamatan pasien. Anesthesi Epidural adalah pembiusan sebagian tubuh untuk menghalangi timbulnya rasa nyeri. Anesthesi ini dilakukan dengan memasukkan/ menginjeksikan obat bius ke dalam selubung saraf spinal. Pada pemberian anesthesi ini pasien tetap terjaga. Komplikasi/efek samping pembiusan ini : 1. Reaksi alergi 2. Hematoma/perdarahan pada kolumna vertebra 3. Penurunan tekanan darah, hingga syok 4. Infeksi spinal (meningitis) 5. Kerusakan syaraf 6. Kejang 7. Nyeri kepala Jumlah seluruh pasien yang mengalami
Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
Definisi Operasional
Numerator
kejadian efek samping anesthesi epidural dalam satu bulan Jumlah seluruh pasien yang dilakukan Denominator pemberian anethesi epidural dalam satu bulan yang sama Jumlah seluruh pasien yang mengalami Formula kejadian efek samping anesthesi epidural dalam satu bulan ÷ Jumlah seluruh pasien yang dilakukan pemberian anethesi epidural dalam satu bulan yang sama x 100% <10 % Standar Seluruh pasien yang mendapat Kriteria Inklusi anesthesi Epidural di RSIA NUN 1. Pasien yang meninggal Kriteria Eksklusi 2. Pasien dengan kondisi terminal 3. Pasien dengan KU buruk 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Rawat Inap (Dewasa) setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Observasi (Rekam Medis) Sumber Data Rawat Inap Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Rawat Inap Dewasa (PJ) Penggunaan darah dan produk darah Standar Judul Indikator Program Dimensi Mutu Tipe Indikator
Tujuan
PMKP 3.1 Klinis 8 Monitoring tidak terpakainya produk darah yang sudah di-order Bank Darah Efektivitas dan Keselamatan Pasien Input Proses Output Outcome Tergambarnya manajemen rasionalisme
Definisi Operasional
Numerator Denominator
Formula
Standar Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
penggunaan produk darah Produk darah adalah komponen darah yang digunakan untuk memberikan terapi kebutuhan darah pasien di rumah sakit. Tidak terpakainya produk darah yang sudah di order adalah jumlah darah yang sudah diorder yang setelah dilakukan pemeriksaan darah serta crossmatch, sesuai dengan indikasi klinis namun tidak terpakai karena beberapa penyebab yang mendukung. Darah harus dipesan sesuai dengan diagnosis klinis dan harus digunakan dalam jangka waktu yang ditentukan. Jumlah darah yang tidak dipakai setelah diorder dalam satu bulan (kantong) Jumlah seluruh darah yang diorder dalam bulan yang sama (hitung perkantong) Jumlah darah yang tidak dipakai setelah diorder dalam satu bulan (kantong) : Jumlah seluruh darah yang diorder dalam bulan yang sama (hitung perkantong) x 100% ≤10% Seluruh darah yang disorder -
1 bulan 3 bulan Analisis data sederhana dilakukan oleh Kepala Bank Darah setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Survey harian Sumber Data Rawat Inap Area Bedah Sentral Bank Darah Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Bank Darah (PJ) Frekuensi pengumpulan data Periode analisa data Periode analisa data & pelaporan
No.
Tanggal
1
2
Nama Px
3
RM
Dokter PJ
4
5
Jumlah kantong darah yang dipesan 6
Jumlah kantong darah sisa
Keterangan
7
8
Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan Standar PMKP 3.1 Klinis 9 Judul Indikator Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan Pelayanan Medik Program Kesinambungan pelayanan dan Dimensi Mutu keselamatan Input Tipe Indikator Proses Output Outcome Tergambarnya tanggung jawab staf Tujuan medis dalam kelengkapan informasi rekam medik Rekam medik yang lengkap adalah Definisi Operasional rekam medik yang lengkap diisi oleh staf medis yang meliputi : identitas pasien, riwayat keluar masuk, resume dan instruksi dokter (dinyatakan lengkap/tidak lengkap oleh petugas Rekam Medik). Rekam medik harus disetor ke Instalasi/Unit Rekam Medik selambat-lambatnya 24 jam setelah selesai pelayanan rawat inap. Jumlah rekam medis yang disampling Numerator yang terisi dengan lengkap dalam waktu 1x24 jam pada periode satu bulan Jumlah seluruh rekam medis yang Denominator disampling pada periode satu bulan Jumlah rekam medis yang disampling Formula yang terisi dengan lengkap dalam waktu 1x24 jam pada periode satu bulan ÷ Jumlah seluruh rekam medis yang
disampling pada periode satu bulan x 100% ≤ 5% Standar Rekam medis pasien rawat inap Kriteria Inklusi Rekam medis pasien rawat jalan Kriteria Eksklusi 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Ruangan Rawat Inap dan Rekam Medik setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Observasi (Rekam Medis) Sumber Data Instalasi/Unit Rekam Medik Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Kepala Rekam Medik (PJ)
Angka Kejadian Phlebitis Standar Judul Indikator
PMKP 3.1 Klinis 10 Angka kejadian phlebitis
Program
Pencegahan dan pengendalian infeksi
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tipe Indikator
Input Proses Output Outcome 1. Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit. 2. Tergambarnya efektivitas mutu dan keamanan pelayanan rawat inap. Infeksi pada dinding pembuluh darah balik atau vena yang dialami oleh pasien yang dipasang infus selama dirawat di rumah sakit. Jumlah pasien yang mengalami phlebitis setelah dilakukan pemasangan infus 2x24 jam dalam waktu satu bulan Jumlah pasien rawat inap yang dipasang infus dalam waktu satu bulan yang
Tujuan
Definisi Operasional
Numerator
Denominator
sama. Jumlah pasien yang mengalami Formula phlebitis setelah dilakukan pemasangan infus 2x24 jam dalam waktu satu bulan ÷ Jumlah pasien rawat inap yang dipasang infus dalam waktu satu bulan yang sama x 100% ≤ 5% Standar Semua pasien yang dilakukan Kriteria Inklusi pemasangan infus di RSIA NUN Surabaya 1. Semua pasien yang sudah terpasang Kriteria Eksklusi infus dari rumah sakit lain, 2. Semua pasien yang sudah terpasang infus di RSIA NUN Surabaya sebelum 2x24 jam. 1 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan Kepala Ruangan Rawat Inap dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) setiap bulannya, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Survey/sensus harian Sumber Data Rawat Inap Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Tim PPI (PJ)
Exclusive breast milk feeding during the newborn's entire hospitalization Standar PMKP 3.1 Klinis 11 International Lib. I-PC-05 Judul Indikator Ketidak sesuaian antara hipotesa awal dengan hasil/kesimpulan penelitian dengan tema : ‘Exclusive breast milk feeding during the newborn's entire hospitalization’ Peningkatan Mutu Program Dimensi Mutu
Riset Klinis
Tipe Indikator
Input
Tujuan
Definisi Operasional Numerator Denominator Formula
Proses Output Outcome Tergambarnya kemampuan peneliti daalam menentukan hipotesa awal suatu penelitian
Ketidak sesuaian hipotesa awal dengan hasil penelitian/kesimpulan 0 Standar Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi 3 bulan Frekuensi pengumpulan data 3 bulan Periode analisa data Analisis data sederhana dilakukan oleh Periode analisa data & pelaporan peneliti, lalu dikumpulkan kepada Tim Mutu RSIA NUN Surabaya yang kemudian secara umum akan dianalisis setiap 3 bulan. Riset Sumber Data Rawat Inap Area Penanggung Jawab Pengumpul Data Peneliti (PJ)
Related Documents 3m3m1z
Kamus Indikator Nun Klinis 5k541r
April 2020 19
Kamus Indikator 3i3p41
February 2021 0
Kamus Indikator 3i3p41
October 2020 0
Kamus Indikator 3i3p41
February 2021 0
Penyusunan Indikator Klinis Dan Indikator Perilaku Klinis 5w332w
November 2020 0
Kamus Indikator Pemilahan Sampah 3oq2
April 2020 24More Documents from "Centini" 25c5d
Kamus Indikator Nun Klinis 5k541r
April 2020 19