BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar 1. Pengertian Kutu kemaluan adalah serangga parasit penghisap darah yang ditemukan dan hidup terutama di kulit daerah kemaluan atau alat kelamin manusia. Kutu kelamin ini memiliki nama lain Pediculosis pubis dan sering juga disebut dengan nama Phthirus pubis atau kutu kepiting (crabs). Serangga ini disebut juga dengan kutu kepiting karena tampilan mikroskopiknya yang menyerupai kepiting, habitatnya ada di daerah kemaluan manusia atau primata lainnya. Phthirus pubis di tularkan dengan cara hubungan sexual, melalui kontak fisik dan masih banyak lagi.Penyakit Kutu Kelamin disebabkan oleh sejenis kutu yang mirip wujudnya dengan kutu yang biasa menyerang rambut di kepala. Kutu ini adalah spesies kutu yang lebih memilih hidup di antara rambut manusia kasar, seperti rambut kemaluan. Selain itu kutu kemaluan ini digolongkan menjadi salah satu penyakit menular seksual karena faktor penyebaran terbesarnya adalah ditularkan melalui hubungan seksual. Namun meskipun begitu kutu ini juga bisa ditularkan dengan cara menggunakan handuk secara bergantian, menggunakan selimut atau tempat tidur bergantian dengan penderita serta kadang pada wanita bisa juga tertular melalui penggunaan pakaian renang bergantian. Kutu ini bisa hinggap pada siapapun, namun biasanya kutu ini lebih sering hinggap pada para remaja. Hal ini disebabkan karena biasanya para remaja kurang bisa menjaga kebersihan pada tubuh mereka sehingga banyak parasit yang gemar hinggap di tubuh mereka ini.
1
2. Morfologi Kutu Kelamin a) Berwarna putih, badan pendek seperti ketam b) Bentuk tubuh pipih dorsoventral c) Ukuran tubuh betina kira – kira 1,75 mm dan jantan kira 1,35 mm d) Thorax dengan 3 pasang kaki yang pendek dan kuat e) Pada bagian samping abdomen terdapat tonjolan ( proscesus lateralis ) f) Organ genital jantan tidak menonojol seperti pada pediculuc, hanya terlihat serat – serat otot saja, sedangkan yang betina sama dengan pediculus, organ genitalnya berbentuk sperti huruf ‘V’ terbalik g) Habitatnya di daerah kemaluan, ketiak, dada dan alis h) Telur berwarna putih, mempunyai operkulum, ukuran 0,6 – 0,8 mm, disebut nits. 3. Gejala Klinis Telur kutu (nits) yang mengkilat dan tembus pandang disekresikan oleh kutu ke poros rambut manusia. Kutu dewasa hidup dan mencari makan di dasar rambut. Ketika kutu mengisap darah mereka menyuntikkan air liur, dan air liur yang terus menerus keluar inilah yang menyebabkan gatal yang sangat merepotkan terutama pada malam hari. Pasien mulai menggaruk hingga daerah garukan tampak seperti terbakar. Rasa gatal dari Penyakit Kutu Kelamin dihasilkan oleh sensitisasi alergi terhadap antigen kutu, dan reaksi alergi ini membutuhkan waktu untuk berkembang. Dari pertama kali seseorang terinfeksi dengan kutu kemaluan hingga gatal parah mungkin memerlukan lima sampai lima belas hari, tetapi reinfestasi akan memulai rasa gatal dalam waktu dua puluh empat jam. Berikut ini ringkasan gejala klinisnya: 1. Penderita Phthirus pubis biasanya akan mengalami gatal-gatal di daerah sekitar rambut kemaluan. Gatal-gatal ini mulai berasa setelah sekitar 1-3 minggu setelah penderita terinfeksi Phthirus pubis. Rasa gatal ini biasanya paling parah waktu malam hari, di saat mereka sedang menghisap darah si penderita. Rasa gatal ini disebabkan karena air liur Phthirus pubis menyentuh kulit si penderita. 2. Di daerah yang terkena Phthirus pubis bisa terlihat bentol-bentol merah dan gatal. 2
3. Di kulit penderita mungkin akan terlihat bintik-bintik sedikit biru seperti memar. Bintik-bintik biru ini menunjukkan bahwa Phthirus pubis ini sebelumnya menggigit daerah kulit itu. 4. Menggaruk intens dan lama dapat mengakibatkan kulit terluka dan akhirnya terinfeksi oleh bakteri. 5. Demam, terbakar ketika buang air kecil atau keluarnya cairan kelamin. 4. Penyebab Kutu Kelamin Kutu kelamin secara dasar tak ada pada alat kelamin manusia. Namun apabila beberapa penyebab di bawah ini terjadi, maka tak menutup kemungkinan muncul kutu tersebut. Apa sajakah penyebabnya? a) Adanya kontak intim dengan orang lain yang telah terinfeksi b) Penularan yang terjadi ketika hubungan intim terjadi c) Kontak dengan macam-macam barang yang sudah terkontaminasi kutu kelamin ini. Beberapa contoh barang tersebut misalnya sprei, handuk ataupun pakaian, yang rata-rata memiliki bulu d) Kutu kelamin tak bisa terbang ataupun melompat, jadi kontak sebenarnya yang dibutuhkan untuk penularan atau transmisi adalah bersentuhan. Misalnya saja handuk yang digunakan untuk mengeringkan alat kelamin sesudah mandi, di mana handuk tersebut akan secara langsung bersentuhan dengan kulit alat kelamin, di situ kutu akan berpindah
5. Mencegah Kutu Kelamin Cara pengobatan terbaik adalah dengan mencegah. Berikut beberapa cara untuk menghindari terinfeksi kutu kelamin: a) Cucilah semua handuk, selimut dan juga pakaian menggunakan air panas b) Jangan menggaruk daerah yang gatal karena kutu kelamin, sebab nanti jika terjadi luka bisa mengakibatkan infeksi
3
c) Pastikan Anda tak kontak seksual maupun berbagi tempat tidur bersama penderita d) Jagalah kebersihan daerah alat kelamin Anda, Anda juga dapat mencukur rambut di sekitar alat kelamin 6. Cara Mengatasi Tindakan perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi infeksi kutu kelamin adalah: a) Mengeramasi rambut kemaluan dan wilayah sekitarnya sedikitnya selama 5 menit b) Bilas dengan baik c) Menyisir rambut kemaluan dengan sisir bergigi halus untuk menghilangkan telur d) Beberapa dokter menyarankan menggunting rambut kemaluan dengan pisau cukur listrik nonsharp untuk mengurangi jumlah kutu dan telur. Namun ada juga yang tidak menyarankan untuk mencukur habis bulu pubis. Cukup dengan menggunakan 0.5% Malathion salap dioleskan pada kulit terinfeksi yang sudah dikeringkan. Bisa dioleskan dari pusat kearah perineum, perianal, hingga ke pangkal paha. Setelah itu dibilas setelah 12 jam. Penggunaan Gamma benzene hexachloride dan permethrin juga efektif. e) Semua pakaian dalam, handuk, sprei, dan lain-lain harus dicuci dan disetrika. 7. Pengobatan Cara pengobatan kutu kelamin yaitu dengan ramuan secara herbal dari ace maxs yang terbukti paling ampuh, bahan dasar obat herbal ace maxs yang terbuat dari daun sirsak dan kulit manggis ini diyakini mampu mengatasi keluhan tentang penyakit anda. Dengan perpaduan yang sangat ampuh untuk menyembuhkan penyakit kutu kelamin sampai tuntas.
4
Dari hasil penelitian, bahwa kulit manggis membantu menghancurkan semua penyakit yang ada dalam tubuh serta membantu memperbaiki sistem antibodi dan buah kulit manggis kaya dengan vitamin B1, B2 dan C. Di dalam kulit manggis terdapat kandungan zat xanthone yang di gunakan sebagai pengobatan kutu kelamin yang sangat sempurna. B. Pengkajian a. Data biografi (nama, umur, pekerjaan, alamat, dll) b. Riwayat kesehatan lalu Riwayat personal hygiene yang buruk Sering berganti pakaian secara bersama-sama Penyakit menular seksual : sifilis, gonorrhea. c. Riwayat kesehatan keluarga Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama, sehingga penularan penyakit dapat terjadi. Keluarga / pasangan yang menderita PMS Hygiene anggota keluarga yang buruk. d. Riwayat kesehatan sekarang Integritas ego
Gejala
: mungkin cemas, ketakutan dan khawatir, menarik diri.
Tanda
: gelisah, pucat, kurang percaya diri
Nyeri dan kenyamanan Tanda
: gatal pada daerah temporal, occiput dan pubis Rasa panas di kulit kepala, eritema, iritasi dan kulit kering, bersisik, adanya bekas garukan dan bintik-bintik kemerahan. Adanya lesi, krusta akibat garukan.
Keamanan Keadaan pada kulit
: adanya lesi, pus dan krusta, pembesaran kelenjar getah bening.
Keadaan pada rambut : rambut bergumpal dan berbau busuk, infeksi sekunder akibat garukan, ditemukannya kutu / telur kutu.
5
Interaksi sosial Tanda
: perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular, perasaan malu, dan minder.
Penyuluhan / pembelajaran Tanda
: Ketidaktahuan mengenai penyebab penyakit dan pengobatan.
C. Diagnosa Keperawatan a. Gangguan rasa nyaman & nyeri : gatal b.d adanya gigitan kutu disertai pengeluaran lendir. b. Kerusakan integritas kulit b.d adanya lesi akibat garukan. c. Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan pertahanan primer d. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, perawatan dan prosedur pengobatan b.d kurangnya informasi. D. Intervensi a. Dx.1 Gangguan rasa nyaman & nyeri : gatal b.d adanya gigitan kutu disertai pengeluaran lendir Tujuan
: setelah dilakukan intervensi, rasa nyeri klien berkurang
KH
: Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 0-1 Klien tampak rileks Gatal (-)
Intervensi : 1) Kaji keluhan nyeri / gatal, lokasi, frekuensi, intensitas (skala) dan waktu R/ dengan mengkaji keluhan nyeri / gatal dapat diperoleh data yang dibutuhkan untuk intervensi selanjutnya. 2) Observasi petunjuk non verbal gatal, misal : menggaruk, ekspresi wajah. R/ Rasa
gatal merupakan petunjuk non verbal dapat membantu
mengevaluasi rasa gatal dan keefektifan perawatan. 3) Ajarkan klien untuk melakukan tehnik mengurangi nyeri / gatal : relaksasi dan distraksi, terutama bila keluhan gatal timbul. R/ tehnik relaksasi dan distraksi dapat mengurangi nyeri / gatal. 4) Berikan pendkes tentang efek menggaruk dengan benar daerah yang nyeri / gatal, misalnya dengan menggaruk dengan ujung jari kuku dan
6
garukan yang keras, melainkan dengan permukaan kuku-kuku jari dan garukan perlahan. R/ dengan adanya pendkes dapat mencgah terjadinya infeksi yang lebih akut serta erosi. 5) Anjurkan pada klien untuk menggunakan sarung tangan kain lembut R/ sarung tangan kain yang lembut dapat mengurangi iritasi akibat garukan. 6) Bersihkan kutu / telur pada batang rambut menggunakan sisir yang rapat. R/ mengurangi rasa gatal akibat gigitan kutu. 7) Kolaborasi dalam pemberian analgetik jika perlu R/ analgetik dapat mengurangi rasa nyeri. 8) Kolaborasi dalam pemberian obat antipruritus (anti gatal) R/ anti pruritus dapat mengurangi rasa gatal. b. Dx. 2 Kerusakan integritas kulit b.d adanya lesi akibat garukan. Tujuan : setelah dilakukan intervensi, integritas kulit klien kembali utuh. KH
: Lesi (-)
- Iritasi (-)
Pruritus (-)
- Erosi (-)
Eritema (-)
- kulit lembut dan elastis.
Intervensi : 1) Kaji keadaan kulit, warna, turgor kulit dan sirkulasi R/ menentuan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya. 2) Anjurkan kepada klien untuk mempertahankan hygiene kulit, misal dengan
mandi
menggunakan
sabun
antiseptik,
kemudian
mengeringkannya secara hati-hati dan menggunakan lotion serta melakukan massase. R/
mempertahankan
kebersihan
karena
kulit
yang kering dapat
menjadi barier infeksi. Pembasuhan kulit kering sebagai ganti menggaruk menurunkan resiko trauma dermal pada kulit yang kering / rapuh. Massase meningkatkan sirkulasi kulit dan meningkatkan kenyamanan.
7
3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan topikal / sistemik sesuai indikasi. R/ oabt-obatan topikal dapat meningkatkan penyembuhan lesi dan menghindari kontaminasi silang. 4) Kolaborasi dalam pemberian obat penghilangan kutu (pedytox, grimekson) R/ pemberian obat menghilang kutu dapat mengurangi kerusakan integritas kulit karena penyebab kerusakan integritas kulit berkurang / hilang. c. Dx. 4 Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan pertahanan primer Tujuan
: Setelah melakukan intervensi, penyebaran infeksi tidak terjadi
KH
: Tanda-tanda infeksi (-) (tumor (-), rubor (-), kalor (-), dolor (-), fungsiolaesa (-)) : TTV dalam batas normal : suhu 36,1-37oC : Tidak adanya kutu maupun telur kutu pada klien.
Intervensi : 1) Kaji tanda-tanda infeksi (tumor, rubor, kalor, dolor, fungsiolaesa) R/ menentukan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya. 2) Anjurkan pentingnya tehnik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang kontak dengan pasien. R/ mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi. 3) Anjurkan klien untuk mencuci dengan air panas, sedikitnya dengan suhu 54oC atau dicuci kering (dry cleaning) semua barang, pakaian, handuk, perangkat tempat tidur. R/ mencegah kontaminasi silang, mencegah terpajan dari organisme infeksius. 4) Anjurkan klien untuk tidak menggunakan sisir, pakaian, bantal, handuk (alat tenun) secara bergantian R/ untuk mengurangi kontaminasi silang. 5) Batasi pengunjung, jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung bila perlu 8
R/ mencegah kontaminasi silang pada pengunjung masalah resiko infeksi harus seimbang melawan kebutuhan pasien untuk dukungan keluarga dan sosialisasi. 6) Anjurkan kepada klien untuk tidak bergonta-ganti pasangan seks R/ gonta-ganti pasangan seks dapat menyebabkan infeksi silang karena adanya kontak langsung. 7) Anjurkan klien untuk mencukur atau mengikat rambut di sekitar area yang terdapat kutu. R/ rambut media yang baik untuk pertumbuhan kutu. d. Dx. 5 Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, perawatan dan prosedur pengobatan b.d kurangnya informasi. Tujuan
: pengetahuan klien dan keluarga meningkat setelah dilakukan intervensi
KH
: Klien
dan
keluarga dapat memahami tentang proses
penyakit, perawatan dan pengobatan. : Klien terlihat kooperatif dalam pengobatan /berpartisipasi : Klien terlihat tidak bertanya-tanya lagi :Klien melakukan tindakan benar dan dapat menjelaskan alasannya. : Klien melakukan perubahan pola hidup. Intervensi : 1) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya. R/ mengetahui sejauh mana klien mengerti mengenai penyakitnya dan prosedur pengobatan. 2) Diskusikan tentang diagnosa penyakit dan cara perawatan berikutnya R/ menambah pengetahuan klien mengenai penyakitnya. 3) Diskusikan tentang pengobatan, nama, jadwal, tujuan, dosis dan efek sampingnya R/ memberi struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakitnya. 4) Anjurkan klien untuk mengekspresikan perasaannya 9
R/ mengetahui sejauh mana perasaan klien terhadap penyakitnya. 5) Beri kesempatan klien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami R/ mengetahui sejauh mana tingkat pengetahun dan pemahaman klien tentang proses penyakit, perawatan dan pengobatan. 6) Jelaskan pada klien mengenai proses penyakit dan cara pemakaian obat serta efek samping yang ungkin timbul. R/ memberikan informasi untuk membentuk klien dalam memahami dan mengatasi situasi. 7) Berikan
pendkes
mengenai
proses
penyakitnya,
perawatan
dan
pengobatan, misalnya meningkatkan personal hygiene. R/ peningkatan pengetahuan pada klien dapat meminimalkan terjadinya komplikasi. 8) Evaluasi klien dalam pemahaman klien mengenai proses penyakit, perawatan dan prosedur pengobatannya. R/ pemantauan
sendiri
meningkatkan
pemahaman klien dalam
pemeliharaan kesehatan dan mencegah terjadinya komplikasi. E.
Evaluasi a. Rasa nyaman, nyeri dan gatal klien hilang / terkontrol b. Integritas kulit klien utuh c. Konsep diri klien adekuat d. Penyebaran infeksi tidak terjadi e. Pengetahuan klien bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
http://amarawilis.blogspot.co.id/2012/05/phthirus-pubis.html 10
http://binbask.blogspot.co.id/2013/11/asuhan-keperawatan-pedikulosis.html http://doktersehat.com/pengobatan-untuk-kutu-kelamin/
11