BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Negara berkembang memiliki karakteristik ganda dalam pasar tenaga kerjanya. Pasar dibagi antara sektor formal dan sektor informal. Hal ini biasanya di karakteristikkan dengan tingkat gaji tinggi dan gaji rendah, penghasilan mereka dapat juga dikenali dari tingkat pendidikan. Dua sektor ini adalah hasil dari ketidaksamaan yang berarti dan keterputusan dalam sistem ekonomi mereka. Ada ketidaksamaan kelembagaan antara pasar tenaga kerja formal dan informal karena mereka menjalankan dengan dua latar tenaga kerja yang berbeda, yang menghasilkan perbedaan yang cukup signifikan antara produktivitas tenaga kerja dan gaji mereka. Selain itu, nampak pembatasan atas mobilitas tenaga kerja antara sektor formal dan informal yang memberikan kesan adanya pasar tenaga kerja yang terputus. Pasar Tenaga Kerja adalah seluruh aktivitas dari pelaku-pelaku untuk mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja, atau proses terjadinya penempatan dan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan penempatan tenaga kerja. Pelaku-pelaku yang dimaksud disini adalah pengusaha, pencari kerja dan pihak ketiga yang membantu pengusaha dan pencari kerja untuk dapat saling berhubungan. Pasar tenaga kerja yang tidak fleksibel diyakini merupakan penyebab utama kondisi tersebut. Bentuk-bentuk kekakuan dalam pasar tenaga kerja yang disebabkan oleh berbagai regulasi pemerintah seperti upah minimum provinsi (UMP), aturan pesangon, dan aturan perlindungan kerja dinilai sangat memberatkan pengusaha. Berdasarkan alasan tersebut, terdapat rekomendasi agar pemerintah mengurangi perannya dalam bentuk berbagai regulasi di pasar tenaga kerja. Konsekuensinya, peran bipartit (pengusaha dan pekerja) akan menentukan keseimbangan pasar.
1
Selanjutnya seiring dengan terus berkembangnya zaman dari berbagai aspek mulai dari bidang kehidupan social, ekonomi dan lain sebagainya telah diikuti oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat pada umumnya dan kebutuhan untuk hidup yang layak bagi setiap individu maupun setiap kelompok orang dalam kelompok social masyarakat. Dan tentunya memerlukan sebuah proses untuk mencapai pemenuhan kebutuhan tersebut. Yaitu melalui bekerja dan mendapat penghasilan yang sesuai dengan pekerjaan yang dimpunya hingga dapat memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut telah memicu pihak pemerintah untuk menentukan kebijakan serta peraturan tentang penyediaan tenaga kerja dan lapangan kerja yang di tawarkan melalui bursa tenaga kerja DEPNAKER. Namun dalam menentukan kebijakan atau peraturan pemerintah perlu melakukan analisa yang baik dan matang agar kedepannya tidak menimbulkan hal-hal di luar dugaan serta di dalam menjalankan kebijakan pemerintah tidak terbentur pada persoalan-persoalan social tenaga kerja yang dapat merugikan pemerintah maupun tenaga kerja itu sendiri. Oleh sebab itu baik pemerintah maupun masyarakat yang akan terlibat dalam hal ini lebih waspada dalam menyikapi hal-hal tersebut. Pada BAB. IV UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di jelaskan pada pasal 39 dan pasal 40 yaitu tentang perluasan kesempatan kerja bagi tenaga kerja yang sedang mencari pekerjaan, di mana masyarakat dan pemerintah bersama-sama mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik di dalam maupun di luar negeri. Bursa kerja merupakan wadah atau tempat para tenaga kerja untuk mencari dan mendapatkan informasi tentang kesempatan kerja yang terbuka dan obyektif. Selain Depnaker, di Indonesia juga berkembang penyelenggaraan bursa tenaga kerja swasta yang biasa disebut Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja. Perusahaan swasta yang berusaha mengumpulkan dan menampung pencari kerja, kemudian menyalurkan kepada orang-orang atau lembaga - lembaga yang membutuhkan tenaga kerja, baik di dalam maupun diluar negeri seperti Malaysia, Singapura, Hongkong dan Arab Saudi. Sebelum diadakan penyaluran, perusahaan ini juga sering menyelenggarakan pelatihan kepada para pencari kerja yang
2
ditampungya agar mereka lebih terampil. Apabila ada kesesuaian antara pencari kerja dengan orang atau lembaga yang membutuhkan, dapat dilakukan transaksi. Atas jasanya menyalurkan tenaga kerja ini, perusahaan tersebut akan mendapatkan komisi. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengerian pasar kerja serta bagaimana konsep-konsep dasar pasar kerja? 2. Apa saja yang menjadi informasi pasar kerja? 3. Bagaimana dinamika pasar kerja? 4. Apa saja bentuk-bentuk pasar kerja? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui apa pengerian pasar kerja serta bagaimana konsep-konsep dasar pasar kerja. 2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi informasi pasar kerja. 3. Untuk mengetahui bagaimana dinamika pasar kerja. 4. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk pasar kerja.
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan konsep-konsep dasar di pasar kerja Menurut Suroto (1990 : 147), Pasar Kerja adalah seluruh kebutuhan dan persediaan tenaga kerja, atau seluruh permintaan dan penawaran dalam masyarakat dengan seluruh mekanisme yang memungkinkan adanya transaksi produktif diantara orang menjual tenaganya dengan pihak pengusaha yang membutuhkan tenaga tersebut. Pasar kerja adalah area bebas yang di mana pekerja dapat direkrut untuk mengisi berbagai macam posisi, seperti sekretaris, mekanik, kasir, dan sebagainya. Menurut Payaman J. Simandjuntak, pasar kerja adalah proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja. Dalam sebuah buku Hj. Ike Kusdyah Rachmawati, SE, MM menjelaskan bahwa pasar kerja merupakan seluruh aktivitas yang mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja, yaitu pengusaha atau produsen, pencari kerja, perantara atau pihak ketiga dimana terdapat kemudahan bagi kedua pihak untuk saling berhubungan. Pihak ketiga bisa pemerintah, lembaga informal atau formal, konsultan, dan badan swasta. Sedangkan menurut Simanjuntak (2001 : 101), pasar kerja adalah seluruh aktivitas dari pelaku-pelaku yang mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja. Pelaku ini terdiri dari : 1. Yang membutuhkan Pengusaha tenaga. 2. Pencari Kerja 3. Perantara atau pihak ketiga yang memberikan kemudahan bagi pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan.
4
Menurut Suroto (1992: 193) masalah dalam pasar kerja pada dasarnya dapat disebut sebagai ketidakseimbangan antara pesediaan dengan kebutuhan tenaga kerja dan dapat digolongkan dalam 4 (empat) kelompok yaitu : 1. Masalah kelebihan tenaga kerja yang timbul apabila persediaan tenaga kerja lebih besar dari pada kebutuhan tenaga kerja dalam masyarakat. 2. Masalah kekurangan tenaga kerja yang timbul apabila persediaan tenaga kerja daripada kebutuhan. 3. Masalah rintangan pasar kerja yang timbul apabila persediaan tenaga kerja sebenarnya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dalam masyarakat, akan tetapi nyatanya karena adanya suatu rintangan, keduanya tidak bertemu pada tempat dan waktu yang sama. Disini masalahnya terletak dalam mekanisme penyalurannya. 4. Semua masalah dalam ketiga golongan a,b,c, diatas terjadi sebelum orang memiliki atau masuk dalam pekerjaaan, baik pekerjaan mandiri. Massalah disini antara lain menyangkut pendapatan, kepastian tenaga kerja untuk memiliki dan mempertahankan pekerjaan, keselamatan jasmani, ketentraman, perlakuan adil dan produktivitas kerja. Kelompok masalah ini disebut ketidaklayakan dalam lingkungan kerja. Pasar tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini adalah para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya adalah orang-orang atau lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan dapat memberikan jalan keluar bagi perusahaan untuk memenuhinya. Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yaitu antara penjual
5
dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah. Para pelaku di pasar tenaga kerja, terdiri dari : 1. Pencari kerja Setiap orang yang mencari pekerjaan baik karena menganggur, putus hubungan kerja maupun orang yang sudah bekerja tetapi ingin mendapatkan pekerjaan lebih baik yang sesuai dengan pendidikan, bakat, minat dan kemampuan yang dinyatakan melalui aktivitasnya mencari pekerjaan 2. Pemberi kerja Perorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar imbalan berupa upah atau gaji 3. Perantara Media atau lembaga yang mempertemukan pencari kerja dan pemberi kerja, misalkan agen penyalur tenaga kerja, bursa kerja dan head hunters (Pihak ketiga yang menghubungkan pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Sebagai imbalan, head hunters akan memperoleh prosentasi gaji dari orang yang diterima bekerja atau komisi dari perusahaan). 2.1.1. Fungsi Pasar Tenaga Kerja Fungsi pasar kerja adalah mengalokasikan secara optimal tenaga kerja diantara berbagai alternative pengguna dalam pekerjaan produktif, yang memberikan pendapatan layak, perasaan tentram aman dari ancaman bahaya, tidak kuatir akan kehilangan sumber penghidupan, serta memberikan rasa harga diri dan kepastian hidup.
6
Fungsi pasar tenaga kerja ialah : a. Sebagai Sarana Penyaluran Tenaga Kerja, b. Sebagai sarana untuk mendapatkan informasi tentang ketenagakerjaan, c. Sebagai sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. Manfaat Bursa Tenaga Kerja Manfaat adanya bursa tenaga kerja yaitu : a. Dapat membantu para pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan sehingga dapat mengurangi penggangguran, b. Dapat membantu orang-orang atau lembaga-lembaga yang memerlukan tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja, c. Dapat membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan ketenagakerjaan 2.2 Informasi Pasar Kerja (IPK) Informasi Pasar Kerja (IPK) dapat didefisinikan sebagai : " Keterangan mengenai
karakteristik
kebutuhan
dan
persediaan
tenaga
kerja
"
(Permennakertrans No. PER. 07/MEN/IV/2008). Informasi Pasar Kerja (IPK) mempunyai peranan sangat penting. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menggambarkan profil kebutuhan dan persediaan tenaga kerja di pasar kerja; 2. Menggambarkan jumlah kebutuhan dan persediaan tenaga kerja; 3. Menggambarkan kualitas kebutuhan dan persediaan tenaga kerja; 4. Menggambarkan kecenderungan perubahan jumlah dan kualitas kebutuhan dan persediaan tenaga kerja;
7
5. Menggambarkan berbagai masalah atau faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dan kualitas kebutuhan dan persediaan tenaga kerja. Singkatnya
peranan
informasi
pasar
kerja
sangat
penting
dalam
mempertemukan pencari kerja dengan pekerjaan yang diinginkan dan antara penguna tenaga kerja dengan tenaga kerja yang dibutuhkkan. Dengan demikian, informasi pasar kerja harus mampu menyediakan informasi atau data yang berkaitan dengan pencari kerja lengkap dengan kualifikasinya dan lowongan kerja lengkap dengan kondisinya dan syarat jabatannya. Dalam informasi pasar kerja secara cepat akurat dan lengkap, maka Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI telah berusaha untuk membantu seluruh instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan di provinsi dan kabupaten/kota berupa bantuan peralatan bursa kerja online (BKOL) dihaapkan dapat didayagunakan secara maksimal. Pelayanan IPK terdiri dari : 1. Mengumpulkan, mengolah dan menyusun data IPK 2. Menganalisa pasar kerja 3. Menyajikan dan menyebarluaskan IPK Fungsi IPK : 1. Memberikan informasi kepada pencaker, pelajar dan siswa latihan 2. Memberikan informasi kepada perusahaan dan pekerja 3. Memberikan informasi kepada dunia pendidikan dan pelaksana latihan 4. Memberikan informasi kepada pengambil kebijakan dan analis ketenagakerjaan 5. Menyebarluaskan informasi ke seluruh Indonesia secara terus-menerus Dengan menggunakan komputer yang sudah online system maka setiap kebutuhan akan informasi diharapkan dapat dilayani dengan cepat, dan tepat. Dalam pelayanan informasi diharapkan adanya suatu jaringan yang baik antar setiap pengelola sehingga informasi yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Informasi Pasar Kerja diberikan kepada masyarakat dalam waktu yang lebih singkat, sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik khususnya bagi pencari kerja.
8
Oleh karena itu dibutuh IPK yang baku dan arus pelayanan yg benar antar setiap pengelola dan pengguna sehingga informasi tersebut dapat digunakan.1 2.3 Dinamika Pasar Kerja 2.3.1
Penawaran Tenagakerja di Suatu Daerah Penawaran terhadap pekerja adalah hubungan antara tingkat upah dan
jumlah satuan pekerja yang disetujui oleh pensuplay untuk ditawarkan. Arfida menyebutkan
jumlah
tenaga
kerja
keseluruhan
yang
disediakan
suatu
perekonomian tergantung pada jumlah penduduk, persentase jumlah penduduk yang memilih masuk dalam angkatan kerja, dan jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja. Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga komponen ini dari jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar. Payaman menyatakan besarnya waktu yang disediakan atau dialokasikan oleh suatu keluarga untuk keperluan bekerja merupakan fungsi dari tingkat upah. Pada tingkat upah tertentu penyediaan waktu bekerja dari keluarga bertambah bila tingkat upah bertambah. Setelah mencapai tingkat upah tertentu, pertambahan upah lebih lanjut justru mengurangi waktu yang disediakan oleh keluarga untuk keperluan bekerja. Hal ini disebut backward bending supply curve, atau kurva penawaran yang membelok (mundur). Tingkat upah
kurva penawaran tenaga kerja melengkung ke belakang Kurva penawaran tenaga kerja yang membalik ke belakang terjadi jika efek pendapatan kenaikan upah lebih besar dari pada efek subtitusi kenaikan upah. Bila 1.http://www.disnaker.bone.go.id/index.php? option=com_content&view=article&id=186&Itemid=158
9
efek subtitusi akibat kenaikan upah lebih besar dari pada efek pendapatan, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan naik bersamaan kenaikan upah. Di atas tingkat upah tertentu, efek pendapatan lebih besar dari pada efek subtitusi. Di atas tingkat upah tersebut, kurva penawaran bengkok ke belakang, kenaikan upah lebih lanjut mengurangi jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Kurva penawaran tenaga kerja di suatu daerah Penawaran tenaga kerja di suatu daerah merupakan penjumlahan penawaran dari tiap-tiap keluarga dalam suatu daerah. Misalkan dalam suatu daerah tertentu terdapat hanya tiga keluarga, A, B, C dengan masing-masing kurva penawaran Sa, Sb, Sc. Pada tingkat upah W1, tidak ada keluarga yang menawarkan jasanya untuk bekerja sehingga penawaran tenaga kerja di daerah tersebut menjadi nol. Untuk tingkat upah W2, keluarga A menawarkan W2A, keluarga B menawarkan W2B dan keluarga C menawarkan nol. Untuk daerah tersebut, penawaran tenaga kerja adalah W2B’ yaitu W2A’ (yang sama dengan W2A) ditambah dengan A’B’ (yang sama dengan W2B). Pada tingkat upah W3, keluarga A menawarkan W3C, keluarga B menawarkan W3D, dan keluarga C menawarkan W3E. Penawaran untuk daerah tersebut adalah W3E’ yaitu penjumlahan W3C’ (yang sama dengan W3C), C’D’ (yang sama dengan W3D) dan D’E’ (yang sama dengan W3E). Penawaran tenaga kerja untuk daerah ini Sn merupakan fungsi dari tingkat upah. 2.3.2 Permintaan Tenaga Kerja Di Suatu daerah Permintaan tenaga kerja sama halnya dengan penawaran tenaga kerja, maka permintaan tenaga kerja juga merupakan fungsi tingkat upah. Semakin tinggi tingkat upah maka akan semakin kecil permintaan pengusaha akan tenaga kerja. Ini dilukiskan dengan D1,D2, dan D3 pada gambar dibawah. Dan garis-garis D1,D2,dan D3 merupakan tiga bentuk kurva permintaan tenaga kerja dari tiga perusahaan yang berbeda. Tiap perusahaan mempunyai jumlah dan fungsi permintaan yang berbeda sesuai dengan besar kecilnya perusahaan atau produksi, jenis usaha, penggunaan teknologi, serta kemampuan manajemen dari perusahaan yang bersangkutan. Untuk tingkat upah W1, tidak ada permintaan dari perusahaan, sehingga permintaan untuk seluruh daerah yang bersangkutan juga
10
sama dengan nol. Dalam gambar dibawah untuk tingkat upah W2<W1, permintaan dari perusahaan P1 dilukiskan dengan garis W2A, dari perusahaan P2 dengan W2B dan dari perusahaan P3 dengan garis W2C. Jumlah permintaan akan tenaga kerja di seluruh daerah dilukiskan dengan garis W2C1 pada gambar b, yaitu sama dengan W2A1(yang sama W2A) ditambah dengan A1B2 (yang sama dengan W2B) ditambah dengan B1C1(yang sama dengan W2C). Dengan hal yang sama untuk teingkat upah yang berbeda, kurva permintaan akan tenaga kerja didaerah yang bersangkutan dapat dilukiskan, misalnya Dn pada gambar. Sama halnya permintaan disuatu perusahaan: permintaan akan tenaga kerja disuatu daerah merupakan fungsi tingkat upah, dan kurva permintaan, merurun dari kiri ke kanan yang berarti semakin tinggi tingkat upah, semakin sedikit permintaan akan tenaga kerja.
Kurva a. Permintaan 1 perusahaan Kurva b. Permintaan di 1 daerah
2.3.3 Permintaan dan Penawaran Permintaan akan tenaga kerja dari suatu perusahaan dan Penawaran akan tenaga kerja dari tiap-tiap keluarga merupakan fungsi tingkat upah yang sedang berlaku. Jumlah permintaan akan tenaga kerja di suatu daerah tertentu, adalah
11
penjumlahan permintaan dari seluruh pengusaha yang ada di daerah tersebut. Dan jumlah penawaran tenaga kerja untuk suatu daerah adalah penjumlahan penawaran dari seluruh keluarga yang ada di daerah tersebut pula. Perpotongan antara penawaran dan permintaan ( disebut Titik Equilibrium yang menentukan besarnya penempatan atau jumlah orang yang bekerja dan tingkat upah yang berlaku yang kemudian dipakai sebagai patokan, baik oleh keluarga maupun oleh pengusaha di daerah bersangkutan. Tingkat Upah
Gambar 1 : Penawaran dan Permintaan Tenaga kerja Untuk Satu Daerah atau Negara dan pada Gambar 1 dapat dipandang sebagai penawaran dan permintaan untuk suatu negara. Penawaran tenagakerja untuk Negara dapat dipandang sebagai penjumlahan penawaran dari tiap-tiap daerah dalam Negara itu atau penjumlahan penawaran dari seluruh keluarga yang ada di Negara tersebut. Permintaan untuk suatu Negara dapat dipandang sebagai jumlah permintaan dari tiap-tiap daerah atau dari seluruh perusahaan yang ada di Negara tersebut. Fungsi Penawaran dan Permintaan Tenaga kerja tersebut dapat dirumuskan dalam persamaan-persamaan. Dari persamaan ini dapat dihitung antara lain tingkat upah dan jumlah pekerja pada titik equilibrium, elastisitas penawaran dan elastisitas permintaan.2 2.4 Bentuk-Bentuk Pasar Kerja 1. Pasar Tenaga Kerja Persaingan Sempurna
2 https://plus.google.com/104118392873209293390/posts/4r6YbAD8HgY
12
Pasar persaingan sempurna dalam pasar tenaga kerja berarti didalam pasar terdapat banyak perusahaan yang memerlukan tenaga kerja, dan tenaga kerja yang ada dalam pasar tidak menyatukan diri didalam serikat-serikat buruh yang akan bertindak sebagai wali mereka. Sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda dengan sifat permintaan dan penawaran di pasar barang. Kurva permintaan ke atas tenaga kerja seperti juga kurva permintaan ke atas suatu barang bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Berarti permintaaan keatas teaga kerja bersifat : semakin tinggi/rendah upah tenaga kerja, semain sedikit/banyak permintaan keatas tenaga kerja. Begitupula untuk kurva penawaran berlaku sebaliknya sama seperti penawaran barang. 2. Pasar Tenaga Kerja Monopsoni Monopsoni berarti hanya terdapat satu pembeli dipasar sedangkan penjual jumlahnya banyak. Berarti dipasar hanya terdapat satu firma yang akan menggunakan tenaga kerja yang ditawarkan. Ini terwujud jika disuatu tempat/daerah tertentu terdapata suatu firma yang sangat besar dan ia merupakan satu-satunya perusahaan modern ditempat tersebut. 3. Pasar Tenaga Kerja Monopoli Dengan tujuan agar mereka dapat mempeoleh upah dan fasilitas bukan keuangan yang lebih baik, tenaga kerja dapat menyatukan diri didalam serikat buruh atau persatuan pekerja. Serikat buruh adalah organisasi yang didirikan dengan tujuan agar para pekerja dapat sebagai suatu kesatuan membicarakan atau menuntut syarat-syarat kerja tertentu dengan para pengusaha. Manfaat penentuan upah dalam pasar tenaga kerja yang bersifat monopoli : 1.
Menentukan upah yang lebih tinggi dari yang dicapai pada keseimbangan permintaan dan penawaran.
2.
Membatasi penawaran tenaga kerja
3.
Menjalankan usaha-usaha yang bertujuan menaikkan permintaan tenaga kerja.
13
Membatasi penawaran tenaga kerja dengan cara : Membentuk organisasi pekerja yang bersifat sangat khusus (ikatan dokter, insinyur mesin dsb) Melarang yang tidak menjadi anggota untuk memasuki pasar tenaga kerja Memberikan persyaratan yang sukar untuk menjadi anggota organisasi tsb Menambah permintaan tenaga kerja
Menambah produktifitas Seminar Kursus / workshop Menuntut pemerintah memberikan proteksi kepada industry domestik dan melarang impor
4. Pasar Tenaga Kerja Monopoli Bilateral Di pasar monopoli upah adalah lebih tinggi dari pasar persaingan sempurna. Penentuan tingkat upah didalam pasar tenaga kerja dimana tenaga kerja bersatu dalam satu serikat buruh, dan didalam pasar hanya terdapat satu perusahaan saja yang menggunakan tenaga kerja. Tingkat upah yang terjadi bisa lebih tinggi / rendah dari pasar persaingan sempurna tergantung mana yang lebih kuat, tenaga kerja atau perusahaan. Faktor-faktor yang menimbulkan perbedaan upah : 1.
Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan
2.
Perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan
3.
Perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan
4.
Terdapatnya pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan
5.
Ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja3
3 http://aziedzamily.blogspot.co.id/2013/11/makalah-ekonomi-pasar-tenaga-kerja.html
14
KESIMPULAN 1. Pasar tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini adalah para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya adalah orang-orang atau lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.
15
2. Di dalam informasi kerja, pertama menggambarkan profil kebutuhan dan persediaan tenaga kerja di pasar kerja, kedua menggambarkan jumlah kebutuhan dan persediaan tenaga kerja, ketiga menggambarkan kualitas kebutuhan dan persediaan tenaga kerja, dan yang keempat menggambarkan kecenderungan perubahan jumlah dan kualitas kebutuhan dan persediaan tenaga kerja. 3. Terdapat tiga dinamika dalam pasar kerja, pertama penawaran tenaga kerja di suatu daerah dimana penawaran terhadap pekerja adalah hubungan antara tingkat upah dan jumlah satuan pekerja yang disetujui oleh pensuplay untuk ditawarkan, kedua permintaan tenaga kerja di suatu daerah dimana asumsinya yaitu semakin tinggi tingkat upah maka akan semakin kecil permintaan pengusaha akan tenaga kerja, ketiga permintaan dan penawaran , dimana permintaan akan tenaga kerja dari suatu perusahaan dan penawaran akan tenaga kerja dari tiap-tiap keluarga merupakan fungsi tingkat upah yang sedang berlaku. Jumlah permintaan akan tenaga kerja di suatu daerah tertentu, adalah penjumlahan permintaan dari seluruh pengusaha yang ada di daerah tersebut. Dan jumlah penawaran tenaga kerja untuk suatu daerah adalah penjumlahan penawaran dari seluruh keluarga yang ada di daerah tersebut pula. 4. Bentuk-bentuk pasar kerja: pasar tenaga kerja persaingan sempurna, pasar
tenaga kerja monopsoni, pasar tenaga kerja monopoli, pasar tenaga kerja monopoli bilateral.
16
DAFTAR PUSTAKA
Simanjuntak, Payaman. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. LPFE UI. Jakarta. Suroto. 1990. Strategi Pembangunan Kesempatan Kerja. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
17
http://www.disnaker.bone.go.id/index.php? option=com_content&view=article&id=186&Itemid=158 https://plus.google.com/104118392873209293390/posts/4r6YbAD8HgY
18