MAKALAH KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI
TUGAS MATA KULIAH : PELAPORAN KORPORAT DOSENPENGAMPU : Dr. HARI SETIYAWATI, AK, M.S, CA
DI SUSUN : KELOMPOK 1 MASNIN
55515120076
DAKUN
55515120066
HERU PRASETYO NUGROHO
55515120036
PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2017
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasi. Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Kemudian penyajian dari hasil usaha dan posisi keuangan (termasuk arus kas) suatu induk perusahaan dan anak perusahaannya, seolah-olah kelompok tersebut merupakan satu perusahaan dengancabang-cabangnya. Ada anggapan bahwa laporan keuangan konsolidasian lebihbermakna dari laporan keuangan yang berdiri sendiri. Laporan keuangan konsolidasianbisanya diperlukan
untuk
kelompoktersebut
penyajian secara
yang
langsung
wajar, jika
satu
atau
langsung
tidak
perusahaan memiliki
dalam hak
mengendalikan (controllingfinancial interest) pada perusahaan lain. Di Indonesia, penyusunan laporan keuangan konsolidasian menunjukkan tendensi yangmakin meluas, seperti terlihat dari makin banyaknya restrukturisasi yang dilakukan olehperusahaan publik yang merombak struktur pemilikan horisontal (sekelompokperusahaan dimiliki satu pemegang saham yang sama) menjadi struktur pemilikanvertikal (satu atau beberapa perusahaan dimiliki oleh
yang lain). Restrukturisasi vertikalini sebenarnya merefleksikan responsi terhadap perkembangan usaha dan kebutuhanpendanaan, di samping adanya ketentuan fiskal yang menunjang dan kondisi pasar modalyang makin matang. Dalam PSAK No. 4, Paragraf 4 penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi oleh induk Perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai Laporan Keuangan mengenai data keuangan dari suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain. Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan bank dan anak perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsure-unsur yang sejenis dari asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Sedangkan kombinasi bisnis Menurut PSAK 22 revisi tahun 2015, adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu bisnis. Transaksi yang juga disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)” merupakan kombinasi bisnis. Transaksi kombinasi bisnis dapat terjadi ketika suatu entitas memperoleh pengendalian atas entitas lain yang berupa bisnis. Hubungan induk anak menyebabkan apa yang terjadi pada entitas anak berdampak terhadap entitas induk. Kesalahan pencatatatan entitas anak akan berakibat pada kesalahan pencatatan pendapatan investasi dan nilai investasi makalah ini akan membahas tentang pengaruh perubahan ekuitas entitas anak terhadap entitas induk. Perubahan ekuitas yang di maksud adalah penjualan saham tambahan dan transaksi saham perbendaharaan entitas anak, baik yang dilakukan dengan entitas induk maupun dengan pihak eksternal. Penjualan saham tambahan entitas anak baik kepada pihak eksternal maupun entitas induk atau entitas anak yang lain dalam satu kelompok usaha atau grup akan bedampak terhadap entitas induk. Yang dimaksud dengan kelompok usaha adalah entitas induk. Yang dimaksud dengan kelompok usaha adalah entitas induk dan seluruh entitas anaknya. Misalkan entitas memiliki 800 saham dari 1.000 lembar saham entitas anak yang beredar. Hak entitas induk atas laba dan deviden entitas anak adalah 80% sesuai dengan persentase kepemilikan induk atas anak. Apabila entitas anak
menjual saham tambahan 250 lembar lagi sehingga jumlah saham entitas anak yang beredar menjadi 1.250 lembar. Jika saham tersebut terjual kepada pihak eksternal, halk induk atas laba dan deviden anak berkurang menjadi 64% karena kepemilikan induk atas anak hanya 800 lembar dari 1.250 yang beredar. Hal ini tampaknya tidak menguntungkan entitas induk, tetap penjualan saham tambahan entitas anak hanya dapat terlaksana atas persetujuan induk, karena aturan bapepam menyebutkan bahwa penjualan saham baru harus dilakukan melalui rapat umum pemegang saham, sementara pemegang saham entitas anak terbesar adalah entitas induk. Transaksi saham pembendaharaan entitas anak meningkat hak induk atas anak. Misalkan induk memiliki 700 lembar dari 1.000 lembar saham anak yang beredar atau 70% kepemilikan atas anak. Apabila entitas anak menarik saham dari perbedaan sebanyak 200 lembar yang bukan milik induk, hak induk atas anak akan menjadi 87,5% sehingga terjadi peningkatan pengendalian atas anak. B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali? 2. Apakah yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri? 3. Bagaimana contoh dan prosedur Penyusunan Laporan Konsolidasi?
C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali. 2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. 3. Untuk mengetahui contoh dan prosedur penyusunan Laporan Konsolidasi
BAB II PEMBAHASAN A. Kombinasi
Bisnis
Entitas
Sepengendali,
Laporan
Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri 1. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali 1.1 Pengertian Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali Entitas sepengendali adalah entitas yang secara langsung atau tidak langsung (melalui salah satu atau lebih perantara), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian yang sama. Kombinasi bisnis entitas sepengendali (PSAK 38 Revisi 2012) adalah kombinasi bisnis yang seluruh entitas ataau bisnis yang bergabung, pada akhirnya dikendalikan oleh pihak yang sama (baik sebelum maupun sesudah kombinasi bisnis) dan pengendaliannya tidak bersifat sementara. Sedangkan pengendalian adalah entitas induk mengendalikan entitas anak ketika entitas induk terlepas atau memiliki hak atas imbal hasil variable dari keterlibatannya
dengan
entitas
anak
dan
memiliki
kemampuan
mempengaruhi imbal hasil melalui kekuasaannya atas entitas anak.
untuk
Contohnya adalah PT. W adalah entitas induk, memiliki PT. X dan PT. Y secara langsung dan PT. Z secara tidak langsung melalui PT. Y, maka PT. W, PT. X, PT. Y dan PT. Z merupakan entitas sepengendalian. PT. W
PT. X
PT. Y
PT. Z hak suara atas Pengendalian bisnis ini dapat diperoleh dengan kepemilikan
entitas lain. Hak suara biasanya melekat dalam kepemilikan ekuitas suatu entitas walaupun tidak selalu demikian.Jika hak suara yang dimiliki sedemikian besar, diperoleh hak pengendalian, dan pada saat itu telah terjadi kombinasi bisnis.Kepemilikan
equitas
suatu
entitas
dalam
jumlah
tertentu
dapat
menimbulkan pengendalian atas entitas tersebut, dan hal itu menunjukkan bahwa telah terjadi kombinasi bisnis. Entitas yang tidak berbadan hukum merupakan usaha yang didirikan namun belum memiliki bentuk hukum tetap.Contoh bentuk hukum dalam hal ini meliputi perusahaan perseorangan, CV Firma, Perseroan Terbatas, dan bentuk lainnya.Sepanjang entitas bersangkutan merupakan bisnis yang riil, kombinasi bisnis dapat dilakukan atas entitas tidak berbadan hukum tersebut.Akan tetapi, makna mengendalikan lebih dari sekedar memiliki ekuitas entitas lain. Pengendalian tidak harus selalu diperoleh dengan kepemilikan dan sebaliknya, kepemilikan hak suara mayoritas tidak selalu memberikan hak pengendalian.Pengendalian yang diperoleh tanpa adanya kepemilikan dapat terjadi melalui kontrak. Sebagai contoh, suatu entitas telah terikat kontrak hanya menjual atau memberikan jasa atau memberikan hak pemakaian aset pada entitas lain yang mengindikasikan adanya pengendalian oleh entitas lain tersebut. Ini berarti entitas yang mengendalikan.Sebaliknya, jika ada pengendalian tanpa kepemilikan, itu merupakan indikasi bahwa telah terjadi kombinasi bisnis. Dalam
kasus lain, suatu entitas mungkin memiliki sebagian saham biasa entitas lain dan entitas pengakuisisi tersebut dalam posisi mengendalikan. Transaksi anatara entitas anak dan entitas induk yang mengubah persentase kepemilikan induk atas anak, yakni entitas anak menjual saham tambahan kepada induk, dan anak menarik saham dari peredaran milik induk, dan anak menarik saham dari peredaran milik induk. Ketika entitas anak menjual saham tambahan ke induk, dari sudut pandang induk hal itu merupakan reakuisisi atau akuisisi tambahan. Dalam akuisisi tambahan tersebut goodwill atau diskon pembelian akan diakui jika harga akusisisi tambahan melebihi atau lebih kecil dari wajar entitas anak. Sebaiknya, transaksi saham perbendaharaananak milik induk dalam sudut pandang induk merupakan pelepasan saham atau divestasi. Dalam divestasi tersebut diakui untung rugi pelepesan saham. Akan tetapi, dalam hubungan induk-anak,
apabila
satu
induk
mengendalikan lebih dari satu anak, dapat terjadi peristiwa di mana transaksi saham perbendaharaan suatu entitas anak atas saham yang dimiliki induk diikuti dengan penjualan saham tambahan anak yang lainnya kepada induk. Dari sudut pandang induk,ada dua transaksi yang terjadi yakni pelepasan saham atau divestasi saham anak dan transaksi re akuisisi atau akuisisi tambahan atas entitas anak lainnya, Dengan kata lain kasus ini adalah pengalihan kepemilikan induk dari suatu entitas anak ke anak yang lain. 1.2 Pengakuan, Pengukuran dan penyajian Sifat Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok tersebut. PSAK 38 revisi 2012 memberi contoh-contoh transaksi di antara entitas sepengendali: a) Entitas Induk memindahkan sebagian aset neto dari entitas anak yang dimilikinya menjadi aset entitas induk yang bersangkutan. Transaksi ini menyebabkan perubahan bentuk hukum kepemilikan atas aset neto, tetapi
tidak menyebabkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan aset neto tersebut. PT. X
Pengalihan Aset neto
PT. Y
b) Entitas Induk mengalihkan sebagian hak kepemilikannya dalam satu entitas anak ke entitas anak lain yang dimiliki oleh induk. Transaksi ini juga merupakan perubahan bentuk hukum kepemilikan entitas anak, tetapi bukan merupakan perubahan substansi ekonomi kepemilikan entitas anak tersebut. PT. X
c) Entitas Induk
Kepemilika PT. X di menukar nkepemilikannya PT. Y
PT. Y
atas sebagian aset neto PT. Z
Kepemilika n PT. Xentitas di dalam PT. Z
anak yang dimilikinya dengan saham tambahan yang diterbitkan oleh entitas
anak lain (yang tidak dimilikinya), sehingga kepemilikannya induk dalam entitas anak lain tersebut bertambah, sedangkan presentase kepemilikan pemegang saham nonpengendali dalam entitas anak tersebut berkurang. Dalam hal ini, walaupun bentuk hukum kepemilikan aset neto dalam entitas anak berubah (dari milik langsung entitas induk menjadi menjadi milik entitas anak lain), tetapi tidak terjadi perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas aset neto.
A2. Laporan Keuangan Konsolidasian Berdasarkan PSAK 4 Revisi Tahun 2013: Laporan Keuangan Tersendiri menyatakan Laporan Keuangan Konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang di dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anaknya disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal
Hal yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, banyak hal bersifat teknik implementasi yang tidak diatur secara spesifikdan rinci, sehingga untuk mengetahui perlakuan yang lazim atau alternatif yang ada,harus merujuk ke praktik. Hal ini dapat dipahami, mengingat bahwa masih terdapatkerancuan penerapan teori entitas (entity theory) dan teori induk perusahaan (parentcompany theory) pada berbagai transaksi, sehingga tidak semua teknik yang diterapkankonsisten secara konsepsional, walaupun mayoritas teknik yang diterapkan berlandaskanpada teori induk perusahaan. PSAK No.4 menganut azas pengendalian (control) dan bukannya pemilikan (ownership),yaitu konsolidasi dilakukan bila terdapat pengendalian (control) -- kemampuan untukmengatur kebijakan finansial dan operasional suatu perusahaan untuk mendapatkanmanfaat dari kegiatan perusahaan tersebut. Pengendalian dianggap ada, bila dimilikisecara langsung atau tidak langsung, lebih dari 50% hak suara dari suatu perusahaan.Pengendalian dianggap ada, walaupun pemilikan di bawah 50%, bila dipenuhi salah satu syarat sebagai berikut: a) Mempunyai hak secara lebih dari 50% berdasarkan perjanjian dengan investorlainnya. b) Mempunyai hak untuk mengendalikan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian. c) Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan. d) Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus. Konsolidasi tidak dilakukan apabila : (1) Pengendalian bersifat sementara, karena pemilikan saham untuk dijual atau dialihkan dalam jangka pendek, seperti bila bankdengan debitur yang dikuasai; (2) Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangkapanjang sehingga mempengaruhi secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana kepada induk perusahaan. Konsolidasi
tetap
dilakukan
walaupun
bidang
usaha
berbeda
(nonhomogeneity), terdapathak minoritas yang besar, atau anak perusahaan berusaha di luar negeri. Anak perusahaanyang tidak dikonsolidasikan harus dilaporkan sesuai dengan PSAK No.13 tentang Properti Investasi.
Konsolidasi dilakukan dengan menggabungkan laporan keuangan masingmasing entitas dengan menjumlahkan unsur-unsur sejenis dari laporan keuangan masing-masing entitasyang dikonsolidasikan. Untuk dapat menyajikan laporan keuangan konsolidasian sebagaisatu kesatuan ekonomi, maka dilakukan penyesuaian sebagai berikut :
Eliminasi akun antar perusahaan : Investasi dengan bagian hak induk perusahaan atas ekuitas. Hutang dengan piutang. Eliminasi transaksi antar perusahaan : Penjualan dengan pembelian. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari transaksi antar
perusahaan. Penyesuaian sehubungan dengan saldo yang timbul dari akuisisi : Penyusutan nilai wajar aktiva neto Amortisasi goodwill.
Eliminasi keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari transaksi antar perusahaantidak diatur caranya dalam PSAK No.4, sehingga umumnya mengacu pada praktik. Dalam praktik, umumnya eliminasi dilakukan atas seluruh laba bila yang menjual adalahinduk perusahaan (downstream), tetapi hanya atas bagian laba sesuai hak pemilikaninduk di anak perusahaan yang menjual, bila penjualan dari anak perusahaan ke indukperusahaan (upstream) atau antar anak perusahaan (horisontal). Praktik ini menunjukkanadanya ketidak-konsistenan penerapan teori, yaitu teori entitas (entity theory) untukpenjualan induk ke anak, dan teori induk perusahaan (parent company theiry) untukpenjualan anak perusahaan ke induk perusahaan dan antar anak perusahaan. Eliminasidilakukan dengan menggunakan angka laba/rugi kotor, dan atas`transaksi yang dilakukan sesudah tanggal akuisisi. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dengankebijakan akuntansi induk perusahaan, maka dilakukan penyesuaian agar kebijakan yangditerapkan adalah sama. Dalam hal tidak praktis untuk dihitung, fakta tersebut harus diungkapkan beserta proporsi unsur tersebut terhadap unsur sejenis dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena kegiatan konsolidasi memerlukan data yang cukup banyak, yang tidak semuanyadapat diperoleh
langsung dari laporan keuangan anak perusahaan, maka biasanya olehinduk perusahaan dibuatkan suatu paket konsolidasi untuk diisi dan dimasukkan oleh setiap anak perusahaan. Suatu paket konsolidasi selain memuat rincian akun dalamlaporan keuangan dalam format yang seragam, juga mencantumkan jadwal konsolidasi yang harus ditaati, serta data yang diperlukan untuk konsolidasi, misalnya :
Daftar anak perusahaan yang saldo dan jumlah transaksinya perlu
dieliminasi. Daftar perusahaan afiliasi yang jumlah saldo dan transaksinya perlu
diungkapkan. Penyesuaian kebijakan akuntansi yang akan digunakan dalam konsolidasi
dan daftarpenyesuaian ke kebijakan tersebut. Data untuk eliminasi laba/rugi yang belum direalisasi konversi ke mata uang yang digunakan untuk konsolidasi.
Laporan keuangan dengan tanggal yang berbeda dapat juga digunakan, sepajang tidaklebih dari tiga bulan dan diterapkan secara konsisten. Dalam hal digunakan tanggal yang berbeda, harus dilakukan penyesuaian untuk pengaruh yang material dari setiap peristiwadan transaksi antar perusahaan antara kedua tanggal tersebut. Konsolidasi dimulai pada tanggal pengendalian secara efektif terjadi, demikian juga dekonsolidasi dimulai pada tanggal pengendalian secara efektif hilang. Dalam halpengalihan/penjualan penyertaan, selisih antara saldo penyertaan dan salso aktiva netoyang diidentifikasi pada saat pengalihan/penjualan diakui sebagai keuntungan ataukerugian. Dalam informasi tambahan diungkapkan mengenai pengaruh dari akuisisi ataupengalihan penyertaan terhadap posisi keuangan dan hasil usaha periode berjalan danperiode sebelumnya. Hak minoritas atas laba bersih disajikan sebagai pengurangan laba bersih konsolidasian,sedangkan hak minoritas atas aktiva neto disajikan di antara kewajiban dan ekuitas.Dalam hal pengendalian diperoleh tidak pada tanggal neraca. Apabila tanggal pelaporan keuangan induk dan anak perusahaan yang digunakan dalammenyusun laporan keuangan konsolidasian tidak sama, maka anak perusahaan biasanyamenyusunkan laporan keuangan dengan tanggal yang
sama dengan induk perusahaan.Sedandainya ini tidak dilakukan, laporan keuangan dengan tanggal yang berbeda dapatjuga digunakan, sepanjang tidak lebih dari tiga bulan dan diterapkan secara konsisten.dalam hal digunakan tanggal yang berbeda, harus dilakukan penyesuaian untuk pengaruhyang material dari setiap peristiwa dan transaksi antar perusahaan antara kedua tanggaltersebut. Kerugian anak perusahaan yang melebihi bagian minoritas atas ekuitas anak perusahaanharus dibebankan ke pemagang saham mayoritas, kecuali jika terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian
tersebut
dan
pemegangsaham
minoritas
mampu
memenuhi
kewajibannya. Apabila kemudian anak perusahaanmemperoleh laba, maka laba tersebut harus dialokasikan terlebih dahulu untuk menutupibagian yang ditanggung oleh pemegang saham mayoritas. Seandainya terdapat sahampreferen kumulatif, maka hak pemegang saham preferen harus dihitung terlebih dahulu sebelum ditentukan bagian pemegang saham mayoritas. A3. Laporan Keuangan Tersendiri Berdasarkan PSAK 4 Revisi Tahun 2013: Laporan Keuangan Tersendiri menyatakan Laporan Keuangan Tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk (yaitu investor yang memiliki pengendalian atas entitas anak) yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama berdasarkan biaya perolehan atau sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan konsolidasian. Entitas induk tidak dapat menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai laporan keuangan bertujuan umum (General PurposeFinancial Statement). Laporan Keuangan Tersendiri minimal terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan penghasilan komprehesif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Pada PSAK 4 Revisi Tahun 2013: Laporan Keuangan Tersendiri menyatakan jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri, maka
entitas induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi pada: a) Biaya perolehan; atau b) Sesuai PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori investasi. B. Contoh dan Prosedur Penyusunan Laporan Konsolidasi Secara umum, prosedur dan proses pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi diawali dengan penggabungan dengan cara menambahkan secara bersama-sama Laporan Keuangan yang terpisah yang terdiri dari dua entitas atau lebih. Kemudian, dilakukan penyesuaian dan eliminasi terhadap transaksi yang terjadi di dalam satu grup. Proses pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi akan menjadi masalah apabila kepemilikan terhadap perusahaan anak kurang dari 100%. Berikut adalah Contoh Laporan Keuangan Konsolidaso saat Akuisisi: PT PT. Raihan membeli semua saham PT. Ramadhan dengan kas sebesar Rp600.000,- tunai. Diasumsikan, nilai wajar/harga pasar PT. Ramadhan sama dengan nilai bukunya pada tanggal penggabungan. Neraca kedua perusahaan sebelum tanggal akuisisi adalah sebagai berikut
Dari neraca diatas, dapat diketahui bahwa total saham yang diperoleh adalah 400.000 + 200.000 = 600.000. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Karena nilai wajar/harga pasar dan nilai bukunya sama, maka tidak ada selisih, dan tidak ada pengakuan terhadap goodwill. Selanjutnya transaksi pembelian saham PT. Ramadhan ini dicatat dalam jurnal seperti berikut: (a)
Investasi di PT. Ramadhan (Db)
Kas (Kr)
600.000 600.000
(Mencatat pembelian saham PT. Ramadhan) Dalam hal ini, tidak ada penambahan aset (aktiva) maupun kewajiban, melainkan dicatat sebagai “Investasi” saja karena yang diakuisisi hanya sahamnya saja, dimana nilai saham seharga 600.000 tersebut merupakan cerminan dari nilai net aset atau aktiva bersihnya juga. Disini, hak pengendali diperoleh dengan membeli saham PT. Ramadhan. Berikut ini adalah neraca kedua perusahaan setelah akuisisi:
Berikut ini adalah neraca kedua perusahaan setelah akuisisi: Perlu diingat bahwasannya neraca konsolidasi ini dibuat oleh PT. Raihan adalah untuk menyatukan laporan keuangan dua perusahaan yang sebelumnya terpisah.Transaksi investasi ini merupakan transaksi antar perusahaan yang ada dalam satu grup, maka harus dieliminasi. Sehingga perlu membuat jurnal sebagai berikut: (a)
Saham – PT. Ramadhan (Db)
Laba di Tahan (Db)
400.000 200.000
Investasi di PT. Ramadhan (Kr) (mencatat eliminasi di PT. Ramadhan) Kemudian dibuat kerja kertas kerja konsolidasi:
600.000
Dan setelah kertas kerja selesai dibuat dengan diikutsertakan eliminasi, Neraca Konsolidasi PT. Raihan akan tampak seperti berikut:
BAB III KESIMPULAN Kesimpulan: Hubungan induk anak menyebabkan apa yang terjadi pada entitas anak berdampak terhadap entitas induk. Kesalahan pencatatatan entitas anak akan berakibat pada kesalahan pencatatan pendapatan investasi dan nilai investasi makalah ini akan membahas tentang pengaruh perubahan ekuitas entitas anak terhadap entitas induk. Perubahan ekuitas yang di maksud adalah penjualan saham tambahan dan transaksi saham perbendaharaan entitas anak, baik yang dilakukan dengan entitas induk maupun dengan pihak eksternal. Hal ini membuat laporan keuangan tersendiri dan konsolidasi tidak dapat disajikan secara terpisah. Jika dilakukan secara terpisah dapat membuat pengguna
Laporan Keuangan menjadi tidak benar dalam membaca Laporan Keuangan tersebut dan berakibat pada pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA Beams, Floyd A. (1992). Advanced ing, Fifth Edition, New Jersey, Prentice Hall-Inc. Boastman, James R., Charles H. Griffin, Don W. Vickrey dan Thomas H. Williams. (1994). Advanced ing, Seventh Edition, Richard D. Irwin Inc. Daryono dan Rusdi.(1996). Penerapan PSAK No.4, 15 dan 22 Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi, Makalah Konvensi Nasional Akuntansi III, Semarang. Fischer, Paul M., William James taylor, dan J. Arthur Leer. (1996). Advanced ing, Third Edition, South Western Publishing Co., Cincinnati Ohio. Golrida Karyawati. (2011). Akuntansi Keuangan Lanjutan. Makassar : Erlangga Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Putra, W. M. (2011). Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 2. Yogyakarta.