DIDI PURNAMA, SKM, MKM Disampaikan dalam Pelatihan Klinik Santasi di Provinsi Banten, Tangerang 26 Mei 2015
Dasar Hukum Klinik Sanitasi • UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 162 dan 163 • PP RI No. 66 Tahun 2014 Pasal 30 (1) • Permenkes No. 32 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian Pasal 14 dan 15 • Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas Pasal 36 • Permenkes No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 1 (1) dan Pasal 9 bertentangan dengan Klinik Sanitasi
PUSKESMAS • Definisi: fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya di wilayah kerjanya. • UKM Tingkat pertama: 1) Esensial; 2) Pengembangan • UKM Tingkat Pertama Esensial: 1) Promkes; 2) Kesling; 3) KIAKB; 4)Gizi; dan 5) P2 Penyakit
Sejarah Klinik Sanitasi:
Klinik Sanitasi mulai dikenal pada tahun 1995, di Puskesmas Wanasaba Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di dalam upaya Klinik Sanitasi dilakukan integrasipenanganan penyakit berbasis lingkungan yang difokuskan pada populasi berisiko secara preventif dan kuratif.
Menurunkan angka penyakit dan meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, promotif dan kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan berkesinambungan
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan masyarakat untuk mengendalikan PBL serta masalah kesehatan lingkungan dengan sumber daya yang ada serta mewujudkan lingkungan sehat dan PHBS
Terciptanya keterpaduan lintas program dan lintas sektor dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan masyarakat
PASIEN KLINIK SANITASI
LINGKUNGAN
KLIEN
RUANG LINGKUP KLINIK SANITASI PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO (FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGI)
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN MASYARAKAT
KLINIK SANITASI
PENINGKATAN PERILAKU HYGIENE DAN SANITASI
PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN
STRATEGI OPERASIONAL DALAM PELAKSANAAN KLINIK SANITASI (1) 1.
2.
3.
4.
Inventarisasi masalah kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang dihadapi masyarakat dengan cara pengumpulan data dan pemetaan yang berkaitan dengan penyakit, perilaku,sarana bersih/sanitasi, dan keadaan lingkungan. Mengintegrasikan intervensi kesehatan lingkungan dengan program terkait di Puskesmas dan program lintas sektor terkait dalam rangka pengendalian penyakit berbasis lingkungan, karena Klinik Sanitasi merupakan kegiatan yang integral yang tidak terpisahkan dalam kegiatan Puskesmas. Menentukan sekala prioritas penyusunan perencanaan dan pelaksanaan penanganan masalah kesehatan lingkungan dengan mempertimbangkan segala sumber daya yang ada dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait di wilayah kerja Puskesmas Menumbuh kembangkan peran serta masyarakat melalui kemitraan dengan kelembagaan yang sudah ada, misalnya Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), maupun kelompok swadaya masyarakat setempat (kelompok pengajian, kelompok arisan, dll)
STRATEGI OPERASIONAL DALAM PELAKSANAAN KLINIK SANITASI (2) 5.
6. 7. 8. 9.
Menciptakan perubahan dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta menumbuhkan kemandirian masyarakat melalui upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menggunakan pendekatan partisipatif melalui metode MPAPHAST. Untuk mencapai Sanitasi Total menggunakan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, melalui metode pemicuan. Mengupayakan dukungan dana dari berbagai sumber antara lain masyarakat, swasta, pengusaha, dan pemerintah. Melakukan pemasaran sanitasi Melaksanakan pengelolaan pengetahuan (knowlegde management).
RANAH (UKP) UPAYA KESEHATAN PERORANGAN: “Pasien Penyakit Berbasis Lingkungan (PBL) dan/atau klien dikonseling per individu”
RANAH (UKM) UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT: - home visit pasien PBL yang telah dikonseling - Penemuan penderita secara aktif - Penemuan dan pemetaan populasi berisiko - Intervensi RTL meliputi: Advise perbaikan sarana Stimulasi perbaikan sarana
Kegiatan Klinik Sanitasi dalam Gedung • Pelayanan Pasien
Janjian Kunjungan Rumah
Periksa: Anamnesa, dll
Loket
Pasien
Registrasi
Penetapan Diagnosis (Non PBL)
Konseling (Memberikan Saran)
Penetapan Diagnosis (PBL)
Wawancara
Rujuk oleh Poli Pakai Kartu
• Pelayanan Klien Klien
Loket
Wawancara
Konseling (Berikan Saran)
Registrasi
Janjian Kunjungan Rumah (Bila Perlu)
KRITERIA DALAM MEMPRIORITASKAN PENYAKIT YANG DIRUJUK • Jenis penyakit yang disepakati bersama oleh kepala Puskesmas, dan petugas terkait untuk dijadikan prioritas. • Penyakit yang menjadi program prioritas daerah/nasional. • Pasien sudah berulang-ulang datang dengan penyakit yang sama. • Penyakit yang potensial menimbulkan kejadian luar biasa • Penyakit baru yang selama ini belum pernah terjadi di wilayah Puskesmas.
CONTOH KARTU RUJUKAN
CONTOH KARTU STATUS LINGKUNGAN
CONTOH LEMBAR SARAN/REKOMENDASI
CONTOH FORMULIR REGISTRASI HARIAN KLINIK SANITASI
Penugasan Kelompok • Buat kriteria penyakit yang perlu dirujuk dari BP ke Klinik sanitasi, dengan kelengkapan – Justifkasi – Data dasar real di puskesmas jumlah kunjungan penyakit tersebut – Mekanisme rujukan
Kegiatan Klinik Sanitasi Luar Gedung • Kunjungan rumah dan lingkungan Observasi Petugas Wawancara
Rumah Pasien/Klien Dan Lingkungannya
Rumah Lain Di Sekitar Rumah Pasien/Klien, Serta Lingkungan
Kegiatan Klinik Sanitasi Luar Gedung • Penemuan Penderita Secara Aktif Kunjungan rumah pasien dan mencari pasien PBL lainnya (baik anggota keluarga maupun tetangga)
Kegiatan Klinik Sanitasi Luar Gedung • Penemuan dan pemetaan populasi berisiko (population at risk), bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu: – Prosedur Penilaian Cepat (Rapid Assessment Procedure =RAP) – Survei Cepat ( Rapid Survey ) – Focus Group discussion (FGD) – MPA-PHAST – Menggunakan Kartu Rumah – Melakukan Inspeksi Sanitasi (IS)
CONTOH FORMAT KARTU RUMAH
Kegiatan Klinik Sanitasi Luar Gedung • Intervensi rencana tindak lanjut: – Intervensi fokus pada 1 penyakit di beberapa desa yang kasusnya menonjol – Intervensi dilakukan pada beberapa penyakit di satu desa – Intervensi lingkungan – Intervensi perilaku
CONTOH FORMAT LAPORAN PEMBANGUNAN DAN PERBAIKAN SARANA SANITASI DAN LINGKUNGAN
PENGOLAHAN DATA, ANALISIS DAN PELAPORAN • Data diolah dengan rekap • Analisis data Visual penyakit menurut wilayah (tabel atau peta), penyakit secara trend (grafik) • Ada visualisasi data spasial Peta • Pelaporan dilakukan rutin secara berjenjang, yaitu: – Bulanan – Tiga bulanan – Enam bulanan
CONTOH FORMAT LAPORAN BULANAN KLINIK SANITASI
CONTOH FORMAT LAPORAN TRI BULANAN KLINIK SANITASI
CONTOH FORMAT LAPORAN ENAM BULANAN KLINIK SANITASI
Tugas Kelompok • Bagi menjadi 3 kelompok • Tentukan jenis data yang perlu diolah • Tentukan jenis data program lain yang bisa digabung • Tentukan visualisasi pengolahan datanya
PERAN DINKES PROVINSI • •
•
• • •
Membuat Kebijakan agar Klinik Sanitasi dapat berjalan dengan baik sebagai bagian penting dalam pembangunan kesehatan dan proses pembangunan pada umumnya. Menyiapkan dukungan teknologi untuk memungkinkan pengelolaan Klinik Sanitasi menjadi suatu kegiatan operasional dalam proses pembangunan lingkungan dan perilaku sehat, termasuk pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG), dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Membangun dan meningkatkan kemitraan (partnership) antara pemerintahan dengan sektor swasta termasuk institusi pendidikan dan perguruan tinggi dalam mengembangkan dan memperluas gagasan klinik sanitasi di berbagai unit Klinik Sanitasi. Melibatkan organisasi profesi kesehatan (IDI, HAKLI, IAKMI, IBI, PPNI dsb.) dalam pengembangan kegiatan klinik sanitasi terutama dalam supervisi dan monitoring/evaluasi. Mengembangkan sistem informasi manajemen yang berkaitan dengan Klinik Sanitasi. Melakukan advokasi kepada pihak-pihak pemangku kepentingan
PERAN DINKES KAB./KOTA • Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, penggerakan, pengawasan, pengendalian, dan penilaian. • Melakukan koordinasi dengan Bappeda Kabupaten/Kota dalam merencanakan kebutuhan dan mengusulkan anggaran. • Melakukan advokasi kepada pihak-pihak pemangku kepentingan • Menetapkan strategi dan kebijaksanaan operasional. • Mengembangkan indikator keberhasilan, penetapan standar keberhasilan, sistem informasi manajemen, dan teknologi tepat guna sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh kabupaten/kota. • Menyusun pedoman operasional termasuk media penyuluhan untuk pelaksanaan di tingkat Puskesmas tentang kegiatan lokal spesifik. • Mendorong Puskesmas untuk melaksanakan dan mengembangkan Kegiatan klinik sanitasi. • Meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam melaksanakan Kegiatan klinik sanitasi (orientasi pimpinan Puskesmas, pelatihan/ on the job training, seminar, studi banding). • Mengembangkan sistem informasi manajemen yang berkaitan dengan Klinik Sanitasi.
PERAN PUSKESMAS • Menyelenggarakan kegiatan klinik sanitasi dalam gedung maupun luar gedung sesuai dengan manajemen Puskesmas . • Pengumpulan pengolahan dan analisis data tentang kualitas lingkungan (data sarana air bersih dan sanitasi), penyakit berbasis lingkungan dll. • Pengawasan, penilaian dan perbaikan kualitas lingkungan. • Mencari menggali dan mengelola sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintahan, masyarakat, swasta, dan sumber lain untuk Kegiatan klinik sanitasi. • Melakukan pengendalian pada kasus-kasus penyakit berbasis lingkungan. • Memberikan pelatihan dan bantuan teknis (pemanfaatan, pemeliharaan dan perbaikan) bagi tokoh-tokoh masyarakat, kader, swasta, dsb. • Menyiapkan tenaga, ruang Klinik Sanitasi/Bengkel Sanitasi dan peralatannya termasuk pengadaan media penyuluhan. • Melakukan pembinaan masyarakat melalui penyuluhan dan konseling, dll. • Mendayagunakan tenaga lapangan PPM&PL dan Bidan, Kader Ksehatan Lingkungan, natural leader di desa untuk mendukung Kegiatan klinik sanitasi. • Koordinasi dengan lintasan program dan lintas sektor di tingkat kecamatan dalam Kegiatan klinik sanitasi termasuk: – Membina kemitraan dengan unsur terkait (LSM, Pengusaha, Swasta, PKK, Pramuka, organisasi masyarakat) di wilayah kerjanya. – Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang pelaksanaan Klinik Sanitasi.
PERAN LINTAS PROGRAM DI PUSKESMAS • Melakukan sinergisme dan kerja-sama sehingga upaya promotif, preventif dan kuratif dapat terintegrasi • Merujuk penderita yang penyakitnya diduga berhubungan dengan lingkungan ke petugas klinik sanitasi • Membantu melakukan konseling dan pada waktu kunjungan rumah dan lingkungan • Apabila dilapangan menemukan penderita penyakit karena ada hubungannya dengan lingkungan, harus melaporkan pada waktu lokakarya mini puskesmas, untuk diketahui dan ditindak lanjuti
PERAN MASYARAKAT • Membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat • Membina keluarga binaan. • Ikut serta melakukan inventarisasi data sarana kesehatan lingkungan: jamban, air bersih, limbah, perumahan, dan lain sebagainya. • Menggali dan memanfaatkan sumber daya setempat untuk keperluan intervensi lingkungan. • Melakukan pengorganisasian dan pendanaan masyarakat untuk upaya meningkatkan kualitas lingkungan. • Mengembangkan cara penilaian dan pemantauan partisipatif oleh masyarakat sendiri.
INSTITUSI Kemen Kesehatan R I, Ditjen PP&PL
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
Balai Latihan Kesehatan Organisasi profesi
Kantor Kesehatan Pelabuhan Perusahaan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM
Kementerian Dalam Negeri Kementerian P U Kementerian Agama Kementerian Dikbud Pokja AMPL Pokja PKP Kemenpera
1. Menyusun NSPK. 2. Pengembangkan konsep 1. Pengembangan konsep 2. Melakukan kajian, studi. 3. Evaluasi 4. Pendidikan dan Pelatihan PengembanganTeknologi Tepat Guna (TTG) Pelatihan Kajian, studi Pengembangan media promosi 1. Menyelenggarakan pelatihan. 2. Pengembangan modul pelatihan 1. Pengembangan konsep 2. Melakukan kajian, studi. 3. Evaluasi 1. Melaksanakan konsep kegiatan klinik sanitasi di wilayah kerjanya Mendukung kegiatan klinik sanitasi dengan program CSR. 1. Pendampingan masyarakat 2. Penyebar luasan informasi 1. Koordinasi lintas sektor 2. Mengorganisasikan masyarakat 1. Perbaikan kualitas lingkungan 2. Pembangunan Sarana air Bersih dan sanitasi Penyebar luasan informasi 1. Penyebar Luasan Informasi 2. Pendidikan dan Pelatihan Penyebar luasan Informasi Penyebar luasan Informasi 1. Perbaikan Perumahan 2. Perbaikan Lingkungan Permukiman
PERAN PARA PIHAK
Intitusi Pendidikan, Perguruan Tinggi
PERAN
INDIKATOR OUTPUT KLINIK SANITASI • Jumlah kunjungan klien ke Puskesmas atau ruang Lakeslingklinik sanitasi • Jumlah Kunjungan pasien penyakit berbasis lingkungan ke Puskesmas berdasarkan jenis penyakit. • Proporsi kunjungan pasien penderita penyakit berbasis lingkungan dibandingkan dengan seluruh kunjungan pasien Puskesmas, yaitu: Jumlah kunjungan pasien berbasis lingkungan Jumlah kunjungan seluruh pasien ke Puskesmas • Persentase penderita yang di konseling yaitu: Jumlah penderita yang di konseling x 100 % Seluruh Jumlah pasien berbasis lingkungan
INDIKATOR OUTPUT KLINIK SANITASI • Persentase kunjungan rumah/ lingkungan yaitu : Jumlah rumah pasien dan klien yang dikunjungi Seluruh Jumlah pasien/klien yang di konseling
x 100%
• Persentase pasien/klien yang melaksanakan saran/rekomendasi yaitu: Jumlah Pasien/klien yang melaksanakan saran/rekomendasi Jumlah pasien/klien yang dilakukan konseling
x 100%
• Persentase pasien/klien yang melaksanakan saran/rekomendasi yaitu: Jumlah Pasien/klien yg melaksanakan saran/rekomendasi Jumlah pasien/klien yg dikunjungi rumahnya
x 100 %