BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang Pengorganisasian tanggung jawab dan wewenang jabatan dalam Unit Radiodiagnostik Imaging dan Radiologi Intervensional, merupakan salah satu unit penunjang medis, yang merupakan bagian terpisahkan dari sistem organisasi rumah sakit dan berada di bawah struktural jabatan Penunjang Medik. Proses pengorganisasian struktur dan wewenang jabatan di Instalasi Radiologi dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan didalam pendelegasian tugas, wewenang dan pengontrolan kinerja di Instalasi Radiologi dan selain itu juga akan menggambarkan identitas Instalasi Radiologi itu sendiri. Namun, selain proses pengorganisasian struktur dan wewenang jabatan maka uraian tugas, tata hubungan kerja, dan metode pelaporan juga merupakan hal yang harus dilakukan, karena dengan uraian tugas, tata hubungan kerja dan metode pelaporan yang jelas sehingga akan dihasilkan suatu sistem pelayanan yang sistematis. 2. Ruang Lingkup a. Pengorganisasian Pelayanan Unit Radiodiagnostik Imaging dan Radiologi Intervensional 1) Tata hubungan kerja 2) Metode pelaporan b. Uraian Tugas dan tanggung jawab 1) Pendelegasian wewenang 2) Uraian Tugas dan tanggung jawab 3. Tujuan a. Tujuan Umum 1) Menggambarkan identitas Unit Radiologi Diagnostik Imaging Terintegrasi 2) Terwujudnya suatu pelayanan yang sistematis, akurat, efisien dan efektif 3) Meningkatkan mutu pelayanan Unit Pelayanan Radiologi Diagnostik Imaging Terintegrasi b. Tujuan Khusus 1) Memudahkan didalam pendelegasian tugas 2) Memudahkan pengontrolan kinerja di Unit Radiologi 3) Menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab di Unit Radiologi
4. Landasan Hukum Pedoman Pengorganisasian di Unit Radiologi dibuat dengan merujuk kepada peraturan Perundang – Undangan yang berlaku seperti: a. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran b. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan c. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit d. UU No. 36 tahun tentang Tenaga Kesehatan e. Kepmenkes RI No.1045 tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum f. Kepmenkes RI No. 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 780/MENKES/PER/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi. h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik disarana Pelayanan Kesehatan. i. Permenkes RI No. 290 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1144/MENKES/PER/XII/2007 tentang Tata Kerja Kementerian Kesehatan. k. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No.2 tahun 2012 tentang Pembentukan Rumah Sakit umum Daerah Cileungsi Kelas C l. Keputusan Bupati Bogor Nomor 900/168/Kpts/Per-UU/2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi Kelas C Sebagai Satuan perangakat Daerah yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara Penuh.
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Sejarah Rumah Sakit Kehadiran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cileungsi yang pengoperasiannya telah diresmikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada tanggal 25 Mei 2012, merupakan layanan kesehatan milik Pemerintah Kabupaten Bogor Sebagai Rumah Sakit Tipe C berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No: HK.03.05/1/627/12. RSUD Cileungsi yang berlokasi di Jalan Raya Cileungsi Jonggol Km. 10 merupakan salah satu layanan kesehatan yang tersedia bagi masyarakat sekitar daerah Cileungsi, Jonggol, Cariu, Tanjung Sari di Kabupaten Bogor. Dengan kapasitas 110 tempat tidur yang tersedia saat ini, dan ditunjang fasilitas memadai, seperti 12 pelayanan spesialistik, yang didukung oleh 359 tenaga profesional, baik tenaga medis maupun tenaga non medis, antara lain hadirnya 18 Dokter Spesialis, 3 Dokter Gigi, 17 Dokter Umum, 98 Perawat dan 24 Bidan, serta sejumlah tenaga non medis, juga tenaga struktural dan tenaga penunjang. RSUD Cileungsi secara terus menerus melakukan berbagai pengembangan dalam penyelengaraan pelayanan kesehatan yang desesuaikan dengan master plan maupun Rencana Bisnis Strategi. B. Fasilitas 1. Fasilitas Pelayanan Medis Contoh : a. Rawat Jalan Beberapa Poliklinik yang tersedia yaitu: 1) Poliklinik Umum 2) Poliklinik gigi dan mulut, 3) Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24jam/hari 4) Poliklinik Spesialis, terdiri dari: Poliklinik Penyakit Dalam Poliklinik Penyakit Paru Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin Poliklinik Anak Polikilinik Syaraf Poliklinik Kebidanan Poliklinik THT Poloklinik Bedah Poliklinik Rehabilitasi Medik
Polkilinik Mata b. Rawat Inap Fasilitas Rawat Inap terdiri dari: Kantor Perawatan Dewasa, terbagi menjadi 2 bagian, terdiri dari: 1. Kamar Perawatan Umum, yaitu: VIP Kelas I Kelas II Kelas III 2. Kamar Perawatan Khusus, yaitu: Ruang Perawatan HCU Kamar Operasi 3. Kamar Perawatan Anak, terbagi menjadi 1 bagian, terdiri dari: 4 Kamar Perawatan Umum, yaitu: Kelas I Kelas II Kelas III
C. Fasilitas Pelayanan Penunjang Medis Jenis pelayanan penunjang medis yang tersedia, terdiri dari: 1. Laboratorium 2. Radiologi 3. Instalasi Farmasi 4. Fisioterapi
BAB III VISI, MISI, NILAI RUMAH SAKIT
A. Visi Rumah Sakit “ TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN YANG BERMUTU DAN TERJANGKAU” B. Misi Rumah Sakit Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan berberapa misi sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan layanan kesehatan sesuai standar RS, 2. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM Rumah Sakit, 3. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pelayanan Rumah Sakit, 4. Menerapkan management yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. C. Motto Rumah Sakit “ KAMI ADA UNTUK KESEHATAN ANDA” D. Nilai – Nilai Rumah Sakit 1. Ramah 2. Disiplin 3. Komitmen 4. Sabar 5. Rapih 6. Adil 7. Cekatan 8. Responsif 9. Transparan 10. Informatif E. Visi Radiologi : Mewujudkan radiologi unggulan di kabupaten Bogor. F. Misi Radiologi : 1. Memiliki SDM yang mengikuti perkembangan ilmu kemajuan teknologi 2. Memiliki sarana lengkap dan modalitas imejing yang canggih 3. Memiliki tenaga profesional, handal dan memadai
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RSUD CILEUNGSI
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau rumah sakit dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan di inginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang suatu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Berikut adalah struktur organisasi RSUD Cileungsi :
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA RADIOLOGI
Berikut gambarkan dan struktur organisasi dari Unit Radiologi :
Kepala Instalasi Radiologi
Koordinator Radiologi
Radiografer
Penanggung Jawab Konvensional
Petugas istrasi
Petugas Kamar Gelap
Penanggung Jawab Dental/Panoramik
Penanggung Jawab CT. SCAN
PPR
Penanggung Jawab USG
Perawat
Penanggung Jawab CR/Automatic Processing
A. URAIAN JABATAN Uraian jabatan mencakup uraian pekerjaan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang melekat pada suatu jabatan untuk dilaksanakan oleh pejabat yang melakukan tugas tersebut agar jelas dan mudah dipahami agar pejabat yang bersangkutan mengetahui tanggung jawab, wewenang dan standar kompetensi yang harus dicapainya. Uraian jabatan juga memuat dan menggambarkan spesifikasi pekerjaan yang menjadi dasar penentuan syarat jabatan atau standar kualifikasi orang yang menduduki jabatan tersebut. Beberapa istilah yang sering muncul dalam uraian jabatan : 1. Tanggung Jawab (responsibility): kewajiban untuk memastikan bahwa tugas yang dikerjakannya telah dijalankan dengan baik sesuai dengan tujuan/sasaran yang ditetapkan. 2. Wewenang (authority): hak dan kewenangan yang melekat pada seseorang karena jabatan yang dipangkunya, baik untuk menerbitkan keputusan dan kebijakan maupun untuk penugasan staf dan penggunaan anggaran dalm organisasi. 3. Kompetensi : Kecakapan, kemampuan, persyaratan yang harus dimiliki oleh masingmasing pemangku jabatan.
Berikut uraian jabatan yang ada di Instalasi Radiologi : 1. Kepala Instalasi Radiologi SEBUTAN JABATAN
TANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi 1. Merencanakan dan menyusun program kerja dan anggaran tahunan yang meliputi utilisasi optimal seluruh prasarana, sarana, dan sumber daya manusia. 2. Merencanakan pengembangan prasarana, sarana, dan pembinaan sumber daya manusia agar mampu menerapkan teknologi – teknologi mutakhir dengan menjunjung tinggi profesionalisme dan layanan prima terhadap para pasien serta para ahli dari displin ilmu kedokteran lain. 3. Mengawasi dan melakukan evaluasi seluruh kegiatan operasional, untuk kemudian melakukan perbaikan dan penyempurnaan yang berkesinambungan. 4. Membicarakan pengembangan instalasi radiologi kepada pihak manajemen agar dapat ditindaklanjuti, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang mengutamakan efektifitas, efesiensi, dan produktivitas kerja. 5. Menjamin kelancaran penyelenggaraan operasional Instalasi Radiologi. 6. Menciptakan suasana dan etos kerja yang kondusif sehingga tercapai produktivitas kerja yang efektif, efesien dan maksimal. 7. Mengusahakan selalu tercapainya layanan prima terhadap para pasien, pelanggan, serta kepuasan pekerja di Instalasi Radiologi. 8. Bertanggung jawab untuk pengawasan istrasi radiologi secara keseluruhan, program kontrol mutu, dan menjamin pelaksanaannya berjalan baik. 9. Bertanggung jawab untuk merekomendasikan dan menetapkan pelayanan radiologi rujukan dan menjamin pelaksanaannya berjalan dengan baik.
10. Melakukan pemantauan dan review semua pelayanan radiologi diagnostik. WEWENANG
KOMPETENSI 1. Pendidikan 2. Pelatihan 3. Pengalaman
1. Pengawasan : Mengkoordinasi, mengawasi dan melakukan evaluasi seluruh kegiatan operasional, untuk kemudian melakukan perbaikan, peningkatan mutu dan penyempurnaan yang berkesinambungan serta penetapan sanksi pelanggar peraturan perusahaan. 2. Jasa : Penandatanganan yang menyangkut permintaan perintah kerja. 3. Peralatan : Penetapan jenis, jumlah dan kualitas kebutuhan Instalasi Radiologi. 4. istratif : Tertib istrasi di Instalasi Radiologi.
Dokter Spesialis Radiologi, memiliki STR Penyegaran Ilmu Radiologi Masa kerja minimal 1 tahun bekerja di radiologi
2. Koordinator SEBUTAN JABATAN TANGGUNG JAWAB
Koordinator 1. Membantu Ka. Instalasi Radiologi membuat rencana kerja meliputi kebutuhan tenaga, barang modal dan barang habis pakai. 2. Merencanakan pelatihan internal dan eksternal radiografer, istrasi dan perawat. 3. Mengatur rotasi, dan tugas-tugas radiografer dan istrasi baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja. 4. Membuat permintaan kebutuhan material untuk barang-barang habis pakai, sesuai dengan yang telah dianggarkan dan mengontrol persediaan di Radiologi untuk kelancaran pelayanan. 5. Memantau dan membimbing radiografer, istrasi dan perawat dalam melakukan tugas sehari –hari. 6. Mengawasi pemeliharaan ruanganruangan, pelaksanaan service dan maintenance alat-alat radiologi, serta
meneruskan laporan kerusakan dari radiografer kebagian teknik. 7. Melaporkan kegiatan istrasi berupa laporan bulanan, jumlah kunjungan dan jenis pemeriksaan ke Kepala Instalasi. 8. Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas radiografer, istrasi dan perawat radiologi serta memberikan masukan berupa usulan kepada Ka. Instalasi tentang pelaksanaan tugas-tugas untuk meningkatkan mutu layanan radiologi. 9. Melaporkan setiap kegiatan operasional Instalasi Radiologi secar berkala ke Bidang Penunjang Medis. WEWENANG
KOMPETENSI 1. Pendidikan 2. Pelatihan 3. Pengalaman
1. Pengawasan: Mengatur dan mengawasi tugas-tugas radiografer , istrasi dan keperawatan. 2. Jasa : Penandatanganan yang menyangkut permintaan perintah kerja. 3. Peralatan : Memastikan peralatan radiologi siap pakai, menyiapkan data jenis dan jumlah kebutuhan Instalasi Rdiologi 4. istratif : Tertib istrasi di Instalasi Radiologi.
Minimal D-III Radiologi, memiliki STR Pelatihan teknik radiologi Masa kerja minimal 5 tahun
3. Radiografer SEBUTAN JABATAN TANGGUNG JAWAB
Radiografer 1. Mempersiapkan pasien, obat-obatan dan peralatan untuk pemeriksaan dan pembuatan foto radiologi. 2. Memposisikan pasien sesuai teknik pemeriksaan. 3. Mengoperasionalkan peraltan radiologi sesuai SOP. Khusus untuk pemeriksaan kontras dan fluoroskopi pemeriksaan dikerjakan bersama dokter spesialis radiologi. 4. Melakukan tindakan processing film pencetakan film (kamar gelap dan work
station). 5. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri dan masyarakat di sekitar ruang pesawat sinar-X. 6. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan yang diterima pasien sesuai kebutuhan. 7. Merawat dan memelihara alat pemeriksaan radiologi secara rutin. WEWENANG
KOMPETENSI 1. Pendidikan 2. Pelatihan 3. Pengalaman
1. Berwenang dalam melakukan pemeriksaan pasien secara radiografi. 2. Menjamin terlaksananya penyelenggaraan pelayanan kesehatan radiologi. 3. Berwenang dalam menjaga akurasi dan keamanan proteksi radiasi. 4. Berwenang dalam melakukan jaminan mutu peralatan radiografi.
D-III Radiologi, memiliki STR -
4. Perawat SEBUTAN JABATAN TANGGUNG JAWAB
Perawat 1. Mempersiapkan pasien dan peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan radiologi 2. Membantu dokter dalam pemasangan alatalat pemeriksaan dengan bahan kontras 3. ihkan dan melakukan sterilisasi alat 4. Bertanggung jawab atas keutuhan dan kelengkapan alat
WEWENANG
Melakukan asuhan keperawatan di radiologi
KOMPETENSI 1. Pendidikan
D-III Keperawatan, memiliki SIP
2. Pelatihan 3. Pengalaman
BTCLS -
5. Petugas Proteksi Radiasi SEBUTAN JABATAN TANGGUNG JAWAB
Petugas Proteksi Radiasi (PPR) 1. Membuat program proteksi radiasi 2. Memantau aspek operasional program proteksi radiasi dan keselamatan radiasi 3. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan proteksi radiasi dan memantau pemakaiannya. 4. Meninjau secara sistematik dan periodic program pemantauan disemua tempat dimana pesawat Sinar-X digunakan. 5. Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan keselamatan radiasi. 6. Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas radiologi. 7. Memelihara rekaman. 8. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan. 9. Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian keterangan dalam hal kedaruratan. 10. Melaporkan kepada Pemegang Ijin setiap kejadian kegagalan operasi yang berpotensi kecelakaan radiasi. 11. Mnyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program proteksi radiasi dan verifikasi keselamatan yang diketahui oleh Pemegang Ijin untuk dialporkan kepada Kepala BAPETEN. 12. Melakukan inventarisasi zat radioaktif. 13. Mengambil tindakan yang menjamin agar tingkat penyinaran serendah mungkin dan tidak akan pernah mencapai batas tertinggi yang berlaku radiasi secara mandiri. 14. Mencegah kehadiran orang lain yang tidak berkepentingan ke dalam daerah pengendalian radiasi. 15. Memastikan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi dan melaksanakan pemonitoran radiasi. 16. Menyelenggarakan dokumentasi dan invetarisasi yang berhubungan dengan proteksi radiasi radiasi secara mandiri.
WEWENANG
KOMPETENSI 1. Pendidikan 2. Pelatihan 3. Pengalaman
Petugas Proteksi Radiasi mempunyai wewenang untuk menjamin keselamatan, baik pekerja, pasien dan lingkungan dari bahaya radiasi serta mengawasi pemanfaatannya. Minimal D-III radiologi Pelatihan Proteksi Radiasi, memiliki SIB -
6.Petugas istrasi SEBUTAN JABATAN TANGUNG JAWAB
WEWENANG
KOMPETENSI 1. Pendidikan 2. Pelatihan 3. Pengalaman
Petugas istrasi 1. Melakukan pencatatan. 2. Melakukan pelaporan kegiatan pemeriksaan yang dilakukan di Instalasi radiologi. 3. Bertanggung jawab atas hasil pencatatan dan pelaporan yang dikeluarkan. Mempunyai wewenang untuk melakukan proses rekaman data yang diperlukan dalam rangka tanggung jawabnya melakukan pencatatan dan pelaporan. Minimal SMU/sederajat -
7. Petugas Kamar Gelap SEBUTAN JABATAN TANGUNG JAWAB
Petugas Kamar Gelap 1. Menyiapkan kaset, film dan perlengkapan lainnya. 2. Melakukan pemrosesan film. 3. Mengganti cairan processing (untuk automatic processing). 4. Melakukan rekaman data pasien (untuk pengoperasian CR) 5. Bertanggung jawab terhadap kebersihan ruang kamar gelap.
WEWENANG
Mempunyai wewenang untuk menginventarisir peralatan di kamar gelap dan kesediaan stok film dan processing
KOMPETENSI 1. Pendidikan 2. Pelatihan 3. Pengalaman
B.
Minimal SMU/sederajat -
KODE ETIK TENAGA KESEHATAN 1.
Kode etik kedokteran Sesuai dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) tahun 2012, diuraikan kode etik kedokteran yang dituangkan dalam pasal-pasal sebagai berikut : a. Kewajiban Umum Pasal 1 Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter. Pasal 2 Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan Professional secara independen,dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi. Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh Dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Pasal 4 Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri . Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut. Pasal 6 Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Pasal 7 Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya. Pasal 8 Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,disertai rasa kasih sayang (comion) dan penghormatan
atas martabat manusia. Pasal 9 Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan. Pasal 10 Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien. Pasal 11 Setiapdokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani. Pasal 12 Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat. Pasal 13 Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati. b. Kewajiban dokter terhadap pasien Pasal 14 Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu. Pasal 15 Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau penyelesaian masalah pribadi lainnya. Pasal 16 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien,bahkan jugasetelah pasien itu meninggal dunia. Pasal 17 Setiapdokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas peri kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada oranglain bersedia dan mampu memberikannya. c. Kewajiban dokter terhadap teman sejawat d. Pasal 18 Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 19 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, Kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis. e. Kewajiban dokter terhadap diri sendiri Pasal 20 Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik. Pasal 21 Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan. 2.
Kode etik radiografer a. Kewajiban Umum 1. Setiap Anggota Radiografi di dalam melaksanakan pekerjaan profesinya tidak diizinkan membeda-bedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis kelamin, agama, politik serta status sosial kliennya. 2. Setiap Anggota radiografi didalam melaksanakan pekerjaan profesinya selalu memakai standar profesi. 3. Setiap Ahli radiografi Indonesia didalam melaksanakan pekerjaan profesi, tidak diperbolehkan melakukan perbuatan yang dipengaruhi pertimbangan keuntungan pribadi. 4. Setiap Ahli radiografi Indonesia didalam melaksanakan pekerjaan profesinya, selalu berpegang teguh pada sumpah jabatan dan kode etik serta standar profesi Ahli Radiografi. b. Kewajiban Terhadap profesinya 1. Ahli Radiografi harus menjaga dari menjunjung tinggi nama baik profesinya. 2. Ahli Radiografi hanya melakukan pekerjaan radiografi, Imejing dan radioterapi atas permintaan Dokter dengan tidak meninggalkan prosedur yang telah digariskan. 3. Ahli Radiografi tidak dibenarkan menyuruh orang lain yang bukan Ahlinya untuk melakukan pekerjaan radiografi, Imejing dan Radioterapi. 4. Ahli Radiografi tidak dibenarkan menentukan diagnosa Radiologi dan perencanaan dosis Radioterapi. c. Kewajiban Terhadap Pasien 1. Setiap Anggota radiografi dalam melaksanakan pekerjaan profesinya senantiasa memelihara suasana dan lingkungan dengan menghayati nilainilai budaya, adat istiadat, agama dari penderita, keluarga penderita dan masyarakat pada umumnya. 2. Setiap Anggota radiografi dalam melaksanakan pekerjaan profesinya wajib dengan tulus dan ikhlas terhadap pasien dengan memberikan pelayanan terbaik terhadapnya. Bila ia tidak mampu atau menemui kesulitan, ia wajib berkonsultasi dengan teman sejawat yang Ahli atau Ahli lainnya.
d.
3.
3. Setiap Ahli radiografi wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui baik hasil pekerjaan profesinya maupun dari bidang lainnya tentang keadaan pasien, karena kepercayaan pasien yang telah bersedia dirinya untuk diperiksa. 4. Setiap Ahli Radiografi wajib melaksanakan aturan kebijakan yang telah digariskan oleh Pemerintah di dalam bidang kesehatan. 5. Setiap Ahli Radiografi demi kepentingan penderita setiap saat bekerja sama dengan anggota lain yang terkait dan melaksanakan tugas secara cepat, tepat dan terhormat serta percaya diri akan kemampuan profesinya. 6. Setiap Ahli Radiografi wajib membangun hubungan kerja yang baik antara profesinya dengan profesi lainnya demi kepentingan pelayanan terhadap masyarakat Kewajiban Terhadap Diri Sendiri 1. Setiap Anggota Radiografi harus menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya baik terhadap bahaya radiasi maupun terhadap penyakitnya. 2. Setiap Anggota Radiografi senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan profesinya baik secara sendiri-sendiri maupun bersama dengan jalan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, meningkatkan keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi pelayanan terhadap masyarakat.
Kode etik keperawatan Dalam melaksanakan kewajibannya, keperawatan berpedoman kepada dasar-dasar seperti tertera di bawah ini : a. Perawat dan Klien 1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan social. 2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien 3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan 4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. b. Perawat dan Praktik 1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus 2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain 4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku professional c. Perawat dan Masyarakat 1. Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat. d. Perawat dan Teman Sejawat 1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh 2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal. e. Perawat dan Profesi 1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan 2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan 3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
BAB VI TATA HUBUNGAN KERJA A. Pola Hubungan Kerja Instalasi Radologi adalah sebagai unit penunjang dan penyelenggara jasa pelayanan. Mempunyai produk akhir film rontgen dan penjelasan ekspertise medik terhadap foto rontgen tersebut. Mengingat keberadaan Instalasi Radiologi sebagai penyelenggara jasa pelayanan didalam suatu sistem organisasi maka sudah pasti Instalasi Radiologi berinteraksi dengan unit lainnya yang memiliki peran dan sumbangsih yang berbeda dengan Instalasi Radiologi, diantaranya ada yang memiliki peran dan logistik, penasihat, pengontrol dan penilai kinerja pelayanan yang diberikan. B. Design Tata Hubungan Kerja Instalasi Radiologi Unit Radiologi merupakan unit penunjang medis yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan semua unit kerja di Rumah Sakit. Design tata hubungan kerja Unit Radiologi dengan unit lainnya, adalah sebagai ; 1. Penyelenggara pelayanan Radiodiagnostik berhubungan dengan langsung yaitu Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat dan pasien dari rumah sakit lainnya. 2. Pelanggan Internal, yakni Unit radiologi menjadi pengguna jasa internal bagi Unit Gudang, Unit Farmasi, Bagian Umum, CSSD, Keuangan, Kepegawaian, Kasir, ission, Komite Medik dan lainnya. 3. Pelanggan atau Customer Eksternal, yakni unit radiologi menjadi customer eksternal bagi Vendor atau factory peralatan radiologi dalam perawatan dan pembelian pare part alat termasuk investor Kerja Sama Operasional (KSO).
C. Pengaturan Tata Hubungan Kerja Pola hubungan kerja secara tertulis dalam wujud Standar Operasional Prosedur (SPO), Perjanjian Kerja Sama (PKS) bila ada, Memorandum of Understanding (MoU) dan lainnya sesuai dengan tata kelola rumah sakit.
Farmasi
Keuangan
KSO
Umum
IPSRS
INSTALASI RADIOLOGI
Ranap
IGD
Rajal
Bid. Medik
BAB VII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIASI PERSONIL
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 1040.MENKES.SK/XI/2008, tentang standar pelayanan Radiologi Diagnostik disarana pelayanan kesehatan, Unit Radiologi memiliki beberapa fungsi jabatan yang ketenagaannya diuraikan sebagai berikut : 1. Dokter Spesialis Radiologi 2. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) 3. Radiografer 4. Tenaga Perawat 5. Petugas istrasi 6. Petugas Kamar Gelap 7. Fisikawan Medis Adapun pola ketenagaan yang terdapat di RSUD Cileungsi adalah sebagai berikut : Nama Jabatan Ka. Instalasi Radiologi Spesialis Radiologi Koordinator Radiografer Petugas Proteksi Radiasi Perawat Petugas istrasi Petugas Kamar Gelap Fisikawan Medis
Pendidikan
Sertifikasi
Jumlah
S-2 S-2 D-IV CT SCAN D-III D-III D-III SLTA SLTA S-1 Fisika Medis
STR STR STR STR SIB STR -
1 1 1 8 1 1 1 1 1
BAB VIII KEGIATAN ORIENTASI 1. Kegiatan Orientasi Semua karyawan baru di unit radiologi , akan melakukan kegiatan orientasi , bertujuan untuk memperkenalkan, membiasakan dan sebagai proses adaptasi terhadap sistem (kondisi) kerja di unit radiologi bagi karyawan baru. Staf radiologi dan diagnostik imajing mendapat pendidikan untuk prosedur baru dan bahan berbahaya. Staf radiologi dan diagnostik imajing diberi orientasi tentang prosedur dan praktek keselamatan. 2. Prosedur kegiatan orientasi karyawan baru antara lain: a. Mempelajari alur pelayanan unit radiologi. b. Memperkenalkan semua staf dan ruangan. c. Pembelajaran tentang VIsi dan Misi RS dan unit radiologi. d. Mengamati proses pelayanan unit radiologi. e. Evaluasi hasil orientasi dilakukan bersamaan dengan evaluasi pada masa training. f. Melaporkan hasil penilaian ke pihak Kepegawaian. 3. Kegiatan orientasi dan masa training karyawan baru. a. Kegiatan diminggu ke-1 No. 1.
2.
Materi Bimbingan Hasil yang diharapkan Orientasi Lingkungan a . Mempelajari denah tiap lantai untuk mengetahui: RS - Letak poliklinik - Letak ruang perawatan dan pembagian kamar - Letak ruang perawatan emergency - Letak fisioterapi - Letak Kamar Operasi, HCU dll - Ruang perkantoran dan unit pendukung lainnya b. Memperkenalkan karyawan yang baru tersebut ke unit keperawatan dan bagian lainnya. Buku Panduan Kerja a. Sasaran keselamatan pasien b. Pelaporan keselamatan pasien c. Alat pelindung diri d. Manajemen keamanan e. Manajemen material berbahaya f. Manajemen siaga bencana g. Fire/ life safety h. Manajemen peralatan medis i. Utility manajemen j. Pengendalian infeksi k. Hak – hak dan tanggung jawab pasien dan keluarga pasien l. Hak dan tanggung jawab Rumah sakit m. Hak dan kewajiban staff
3.
4.
5.
6.
7. 8.
Mempelajari pedoman a. Mempelajari Visi, Misi, motto dan nilai-nilai Rumah dan pengorganisasian Sakit unit Radiologi b. Mempelajari Visi, Misi Instalasi Radiologi c. Mengetahui standar pelayanan, ketenagaan, logistik d. Mengetahui kebijakan Rumah Sakit dan Radiologi Mempelajari alur Mampu mengarahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan pasien pelayanan yang diinginkan. Radiologi Training alat Radiologi a. Mengetahui peralatan yang dimiliki Instalasi Radiologi. b. Mampu menggunakan alat-alat Radiologi X-ray, Fluoroscopy, panoramic, mobile unit, dll Mempelajari proses Mampu melakukan registrasi pasien rawat jalan. penerimaan pasien rawat jalan Mengenal proses rawat Mengetahui alur rawat inap dan mampu melakukan inap registrasi pasien rawat inap. SPO Unit Radiologi a. Mampu memahami SPO Unit Radiologi yang terkait standar operasional pemeriksaan X-ray konvensional, CT Scan, Panoramic, USG, dll. b. Mampu memahami standar operasional keamanan bagi pasien, petugas dan lingkungan sekitar. c. Mampu memahami standar operasional alur rawat jalan, rawat inap dan luar Rumah Sakit.
b. Kegiatan di minggu ke 2 No. Materi Bimbingan 1. Evaluasi Pedoman Pelayanan dan Pedoman Pengorganisasian Unit Radiologi 2 Evakuasi Buku Pedoman Panduan Kerja 3. Upgrade Mempelajari Sistem Informasi Radiologi 4.
Hasil yang diharapkan Mampu menyebutkan isi dari pedoman Instalasi Rdaiologi melalui wawancara.
Mampu menyebutkan isi dari buku Panduan Kerja melalui wawancara. a. Mampu mengaplikasikan Sistem Informasi Unit Radiologi b. Mampu mengaplikasikan Sistem Billing (cek tarif dan detail transaksi) Menerapkan SPO a. Mampu melakukan prosedur Pemeriksaan Pemeriksaan Radiologi Konvesional Non Kontras b. Mampu melakukan Pemeriksaan Konvesional Kontras c. Mampu melakukan Pemeriksaan CT Scan Non kontras Dasar d. Mampu melukukan prosedur Pemeriksaan Konvesional Kontras
c. Kegiatan di minggu ke-3 No. 1.
Materi Bimbingan Menerapkan SPO pengguna alat POCT( Point of care Technologist)
a. b. c.
2.
Program Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi
a. b. c.
Hasil yang diharapkan Mampu melakukan perawatan harian pada alatalat Radiologi. Mampu menghidupkan alat dan mematikan alat sesuai standar. Mampu mengerjakan pemeriksaan dengan alatalat Radiologi sesuai standar. Mampu memahami dan mengaplikasikan Program Proteksi Radiasi di Unit Radiologi. Mampu menjelaskan Keselamtan Radiasi bagi pasie, Pekerja Radiasi dan Lingkungan. Mampu menjelaskan teknik meminimalasi pengulangan pemeriksaan yang disebabkan kurangnya keterampilan dalam melakukan pemeriksaan Radiologi.
d. Kegiatan di minggu ke-4 No 1.
Materi Bimbingan Menjelaskan sasaran mutu unit dan pribadi
2.
Menjelaskan program Kontrol Mutu Peralatan Radiologi
a.
Menjelaskan program Perawatan Radiologi
a.
3.
a. b. c.
b.
b.
Hasil yang diharapkan Mengetahui sasaran mutu Radiologi Menegtahui sasaran mutu pribadi Mampu menyebutkan sasaran mutu Radiologi dan Pribadi Mengetahui program kontrol mutu peralatan unit Radiologi Memahami program kontrol mutu sehingga dapat menerapkan dalam pekerjaan sehari-hari Mengetahui program perawatan peralatan Radiologi Mampu menyebutkan apa saja program perawatan peralatan Radiologi
BAB IX PERTEMUAN RAPAT 1.
2.
3.
Pengertian Pertemuan atau rapat merupakan suatu wadah pertemuan bersama dengan suatu tujuan untuk evaluasi bersama, menyelesaikan atau mencari solusi bersama mengenai pemasalahan atau perencanaan yang dihadapi. Tujuan rapat a. Untuk memecahkan/mencari jalan keluar suatu masalah. b. Untuk menyampaikan informasi, perintah atau peringatan. c. Sebagai alat koordinasi antar intern atau antar ekstern. d. Agar peserta rapat dapat ikut berpatisipasi dalam masalah-masalah yang sedang terjadi. e. Mempersiapkan suatu acara atau kegiatan. f. Menampung semua permasalahan dari para peserta. g. Keluhan dari pelanggan baik internal maupun internal. Jenis Pertemuan / Rapat Pertemuan atau rapat yang diikuti dan diselenggarakan oleh Radiologi, dibedakan menjadi dua bagian, antara lain : a. Rapat Eksternal Merupakan rapat yang diselenggarakan dan melibatkan semua unit yang berada di dalam sistem organisasi, antara lain meliputi : 1) Rapat Rutin, dihadiri oleh Semua Kepala Unit – Kepala Unit, yang terkait dengan Pelayanan atau perwakilan dan staff. Rapat rutin membahas tentang ; evaluasi kinerja mutu, masalah dan pemecahannya, evaluasi dan rekomendasi. 2) Rapat Insidentil, Rapat insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal perlu dibahas segera. b. Rapat Internal Merupakan rapat internal Instalasi Radiologi yang melibatkan semua staff di instalasi, baik radiogragfer, petugas istrasi, perawat, petugas kamar gelap serta PPR. Antara lain meliputi ; 1) Rapat bulanan, sebulan sekali atau sesuai kebutuhan dihadiri oleh kepala instalasi dan atau koordinator radiologi. Membahas tentang permasalahan di Instalasi radiologi, tindak lanjut dan evaluasi mutu pelayanan. 2) Rapat Insidentil, diadakan apabila ada masalah yang harus segera diselesaikan.
BAB X PENCATATAN DAN PELAPORAN 1.
Pengertian Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian aktifitas di radiologi dalam bentuk tulisan. Pencatatan dilakukan di atas kertas, disket/DVD atau film. Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik ataupun gambar. Pelaporan merupakan proses komunikasi paenyampaian informasi, kondisi, dan pertanggung-jawaban, bentuk pelaporan itu sendiri dapat berupa lisan ataupun tulisan. Pelaporan merupakan hal yang penting, karena dengan bentuk pelaporan yang lengkap, akurat, tepat dan informatif, maka dapat menggambarkan kualitas pelayanan Instalasi Radiologi yang sesungguhnya.
2. Jenis Pencatatan dan Pelaporan a. Pencatatan Pencatatan harian ialah pendokumentasian mengenai data dan kuantitas pelayanan Instalasi Radiologi yang dicatatkan setiap hari. Misalnya seperti jumlah pemakaian film, identitas pasien dsb. b. Laporan Laporan ialah laporan mengenai kondisi dan kualitas Pelayanan Instalasi Radiologi yang dilaporkan kurun waktu secara berkala. Antara lain misalnya : laporan jumlah kunjungan pasien dan laporan jumlah pemeriksaan. Cileungsi, Januari 2018 Kepala Instalasi Radiologi
dr.Partogi Napitupulu, Sp.Rad NRP. PTT 1000732
PEDOMAN PENGORGANISASIAN RADIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEUNGSI
Jl. Raya Cileungsi-Jonggol KM.10 Kabupaten Bogor 16820