hI SEA 2016
SUKSESKAN MUNAS GPFI XV / 2016
PMMC
TRANS HOTEL, 23 - 25 OKTOBER 2016, BANDUNG - JAWA BARAT
daily
www.pmmc.or.id
media komunikasi penjual & pembeli farmasi
Edisi hI SEA 2016
hI South East Asia 2016
Menghadirkan Kombinasi Lima Pameran Sekaligus Indonesia kembali dipercaya menjadi tuan rumah gelaran Convention on Pharmaceuytical Ingrediants Southeast Asia (hI SEA). Tahun 2016 ini merupakan tahun kelima pemeran niaga terkemuka untuk Asean yang diadakan di Indonesia. Jakarta, PMMC Daily – Pameran yang digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran ini dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Maura Linda Sitanggang. Acara ini akan digelar selama tiga hari (6-8 April) dan menghadirkan kombinasi lima pameran sekaligus. Maura Linda mengatakan, pameran ini merupakan peluang bagi para pelaku industri farmasi dan penyedia bahan baku obat dari seluruh dunia untuk menjangkau pasar Asia Tenggara yang sedang tumbuh pesat. “Sejak tahun 2012 kita menjadi tuan rumah pameran, saya melihat sambutannya luar biasa. Ini bisa dimaklumi, mengingat Indonesia merupakan pasar terbesar di Asia,” Pharma Materials Management Club
ujarnya saat memberikan sambutan Pembukaan hI SEA 2016. Menurutnya, target pasar yang tercapai pada tahun 2015 lalu sebesar Rp 62 triliun, diharapkan akan meningkat di tahun 2016 ini. Peningkatan target ini bukan hal yang mustahil, mengingat serapan pasar farmasi di Indonesia dan negara-negara sekitarnya juga cukup tinggi. “Tentunya serapan pasar farmasi ini harus diikuti dengan sediaan obat dan bahan baku yang memadai di kalangan pelaku industri farmasi,” katanya. Christopher Eve, Presiden Direktur PT UBM Pameran Niaga Indonesia, mengatakan, hI SEA merupakan kesempatan untuk berinteraksi dengan para profesonal PMMCDAILY hI SEA 2016 I
1
hI SEA 2016
farmasi global dari seluruh dunia. Pameran ini mencakup semua aspek perkembangan farmasi, mulai dari bahan baku obat hingga mesin, kemasan, dan layanan outsourching pengiriman obat. “Di tahun kelima ini, kami menambahkan Health ingredients yang fokus pada perpaduan farmasi dan pangan fungsional,” katanya. Pameran niaga yang berlangsung selama tiga hari ini akan dilengkapi dengan berbagai aktivitas seperti innovation gallery, exhibitor showcase, business matching dan Seminar Hi South East Asia. Innovation gallery
2
I PMMCDAILY hI SEA 2016
menampilkan produk-produk inovatif, termasuk produk-produk dari pemenang hI Worldwide Pharma Award. Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi Indonesia) Johanes Setijono mengatakan, hI SEA 2016 bukan hanya menjadi peluang besar bagi para pelaku industri farmasi, namun juga menjadi ajang transkasi bisnis yang sangat menguntungkan. Para pelaku industri bisa menjaring pelanggan baru dan menemukan pasar yang jauh lebih besar dari sebelumnya. “Tentu ini peluang yang sangat baik bagi kita pelaku industri farmasi,” ujarnya. hI SEA 2016 memiliki dua pameran baru, yaitu ICSE (International Contract Service Expo) dan Hi (Health ingredients) South East Asia. ICSE adalah pameran khusus outsource dan contract service. Sedangkan Hi South Easth Asia 2016 tercatat mempersembahkan pameran khusus bahan baku untuk pangan fungsional dan nutrasetikal. (a.kholis/tph)
Pharma Materials Management Club
hI SEA 2016
Jelang Munas GP Farmasi Indonesia
Persiapan Panitia
dan Calon yang Digadang-gadang
Jakarta, PMMC daily - Masa kepengurusan Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi Indonesia) periode 2012 – 2016 tak lama lagi akan segera berakhir. Rencananya, 23-25 Oktober mendatang, kepengurusan baru akan segera dibentuk melalui Musyawarah Nasional (Munas) yang akan diadakan di Kota Bandung, Jawa Barat. Seperti apa kesiapan Munas GP Farmasi Indonesia sekarang? Teddy Iman, salah satu anggota SC (Stering Commitee) Munas ini menjelaskan, bahwa sampai saat ini panitia masih terus bekerja. Tim SC bertugas sebagai tim yang menjaring para calon ketua umum. Pebentukan tim ini adalah seuai dengan AD/ART GP Farmasi Indonesia, bahwa enam bulan sebelum pemilihan, harus sudah dibentuk tim yang akan menjaring para kandidat yang akan maju sebagai Ketua Umum GP Farmasi Indonesia. “Tim penjaringan bukan tim yang menentukan calon untuk menjadi ketua, tapi hanya menjaring saja. Tim ini sudah dibentuk yang terdiri dari
lima orang,” ujarnya. Menurut Teddy, sejak dibentuk, tim ini sudah mulai bekerja dan siap mengirimkan formulir ke seluruh Pengurus Provinsi (Pengprov) GP Farmasi Indonesia untuk segera megusulkan nama calon Ketua Umum yang akan diusung. Menurut ketentuan AD/ART, calon yang diusung paling sedikit didukung oleh tiga Pengprov. “Jadi kalau ada satu nama yang didukung oleh tiga Pengprov, maka dia sudah layak dan sah jadi calon ketua umum. Kalau sudah ada nama-nama yang sah kan kami dari SC enak,” tambahnya. Jika sudah terjaring nama-nama calon ketua umum, selanjutnya para kandidat akan dimintakan kesediaan nama-nama tersebut untuk “benarbenar” menjadi calon ketua umum. Ini penting, mengingat tidak semua nama yang diajukan oleh Pengprov itu bersedia. Kesediaan itu akan dituangkan dalam formulir yang telah disiapkan oleh Tim SC. Formulir yang dikirimkan itu memiliki batas waktu, agar tidak berlarut-larut. Menurut Teddy, jika banyak nama
yang muncul untuk jadi kandidat, namun tidak didukung oleh minimal tiga Pengprov, itu akan sulit karena tidak memenuhi kualifikasi yang ditentukan. “Kalau hal ini terjadi, maka nama-nama ini akan kita kirimkan ke Pengprov-pengprov untuk dipersilakan memberi dukungan kepada nama mana yang akan didukung,” ujarnya. Menurut Teddy, proses pemilihan dalam Munas nantinya, akan menggunakan pola Munas sebelumnya, yakni melalui voting. Dan tak tertutup kemungkinan, akan muncul calon tunggal, jika memang nantinya tak ada yang bersedia untuk mencalonkan diri. “Kalau muncul calon tunggal itu bukan lagi wewenang kami di panitia, tapi itu jadi wilayahnya Presidium. Kami hanya berwenang menjaring nama saja,” ujarnya. (a.kholis/tph)
... bersambung hal. 4
Pharma Materials Management Club
PMMCDAILY hI SEA 2016 I
3
hI SEA 2016 - Tirto Kusnadi -
Siap menjawab tantangan
sebagai Ketum GP Farmasi Indonesia Pria berkumis ini hanya menjawab diplomatis saja. Menurutnya, yang menentukan jadi atau tidaknya nanti sangat tergantung pada proses pemilihan. Ia mengatakan, hingga saat ini, kesiapan panitian Munas sudah cukup baik dan sudah mulai bekerja dengan baik.
Jakarta, PMMC daily - Isu yang merebak di kalangan daerah salah satu nama yang sudah digadanggadang adalah Tirto Kusnadi, Sekjend GP Farmasi Indonesia. Dilihat dari pengalamannya, sosok yang satu ini memang tak meragukan lagi. Namun demikian, saat ditanya kesiapannya untuk menjadi salah satu calon Ketua Umum GP Farmasi Indonesia, dia hanya tersenyum. Ia berharap, kepengurusan GP Farmasi Indonesia ke depan bisa menjadikan anggotanya lebih baik dari sebelumnya. Owner Mersi Farma ini juga berharap, Ketua Umum GP farmasi Indonesia ke depan bisa melihat situasi yang sebenarnya sedang terjadi saat ini. “Jangan terlalu banyak kekhawatiran dan was-was, tapi harus lebih berani dalam menghadapi persoalan yang saat ini terjadi,” ungkapnya. Harapan ini tidak berlebihan, mengingat kondisi masyarakat masih perlu diedukasi lebih baik lagi, terutama soal harga obat. “Sekarang harga obat sudah murah, tapi juga masih dipersoalkan dan dibilang mahal. Justru yang sering dijadikan penyebabnya adalah industri farmasi nasional. Padahal, perusahaan obat nasional sudah sangat murah harga obatnya,” ujarnya. Meski demikian, Tirto memaklumi anggapan masyarakat tersebut. Menurutnya, anggapan ini muncul lantaran sebagian besar masyarakat 4 4
PMMCDAILY hI hI SEA SEA 2016 2016 II PMMCDAILY
masih belum tahu. Mereka hanya melihat produk-produk dari perusahaan farmasi asing atau perusahaan multinasional. “Edukasi publik mungkin perlu sekali. Namun yang lebih penting adalah pejabat-pejabatnya. Pejabat itu kan banyak dijadikan panutan oleh masyarakat. Tapi kalau pejabatnya sendiri tidak tahu bahwa harga obat produksi perusahaan nasional sudah sangat murah, kan susah,” katanya. Masih ada PR Nama lain yang muncul sebagai calon ketua umum adalah Kendrariadi Suhanda, Wakil Sekjen GP Farmasi Indonesia. Pria yang aktif di berbagai organisasi ini, sudah beredar di kalangan anggota GP Farmasi Indonesia. Namun, saat dikonfirmasi PMMC News, Kendrariadi menampik informasi tersebut. “Siapa bilang? Saya dari dulu lebih senang bisa seperti sekarang ini. Bisa masuk kemana saja dan bisa bergaul dengan ipa saja,” ujarnya sambil tersenyum. Ia hanya mengatakan, dirinya masih diminta aktif di kepanitiaan Munas. “Sebagai orang organisasi, Kendrariadi tetap diminta untuk terus membantu terlaksananya acara ini.,” tambahnya. Menurutnya, saat ini industri farmasi dalam negeri terus menghadapi tantangan dan perubahan zaman. Makanya, ia
berharap, orang yang nantinya terpilih sebagai Ketua Umum GP farmsi mampu menjawab semua tantangan perubahan. Siap untuk mengahadapi perubahan, baik secara internasional maupun lokal. Dia harus memiliki jaringan yang luas. “Bukan hanya untuk di dalam negeri, tapi juga jaringan di luar negeri, karena negara-negara Asean dan lainnya juga menjadi pasar kita,” ujarnya. Soal Pekerjaan Rumah (PR) GP farmasi yng belum rampung saat ini, menurutnya, adalah bagaimana bisa merealisasikan dengan baik Roap GP Farmasi Indonesia yang telah digagas hingga tahun 2025. Harus memiliki strategi yang jelas untuk bisa mencapai Roap tersebut. “Seperti yang dikatakan ibu Linda, bahwa saat ini di Indonesia masih belum ada industri bahan baku, dan kita masih impor. Artinya, kami bersama pemerintah harus saling bahu-membahu untuk menghadapi ini,” ujarnya. Ia juga berharap, Ketua Umum GP Farmasi Indonesi periode mendatang harus memiliki komunikasi yang baik dengan regulator atau pemerintah. Jika kemampuan ini dimiliki dan dijalankan dengan baik, maka ia yakin industri farmasi di Indonesia akan lebih baik ke depannya. Semoga. (a.kholis/tph)
Pharma Materials Materials Management Management Club Club Pharma
hI SEA 2016
Pergeseran Kemasan
dari Gelas ke Plastik Yohannes Setiono, PT. Merindo Makmur PMMC News – Jakarta. Saat ini, teknologi packaging terus berkembang seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan pasar. Bahkan, bisnis dunia kemasan juga mengalami pergeseran material dan fungsi pemakaian secara signifikan. Salah satunya adalah penggunaan kemasan berbahan baku gelas (kaca). Kemasan dengan material gelas, belakangan mulai bergeser menggunakan plastik. Kini, sudah cukup banyak industri makanan dan minuman yang sebelumnya menggunakan kemasan berbahan baku gelas berlih menggunakan kemasan berbahan baku plastik. Bahkan, dimungkinkan industri farmasi akan melakukan hal yang sama. Ada beberapa alasan mendasar dari tren pergantian ini. Menurut Yohannes Setiono dari PT Merindo Makmur, salah satu alasan pergantian ini adalah
Pharma Materials Management Club
karena kemasan berbahan baku gelas dianggap rijit atau merepotkan. “Untuk aplikasi tertentu, kemasan berbahan baku gelas juga banyak risikonya. Kemasan gelas itu gampang pecah kalau terjatuh atau terbentur,” ujarnya. Alasan lainnya, dari sisi transportasi, kemasan berbahan baku gelas berbiaya tinggi dibandingkan dengan kemasan plastik. Meski dari sisi volume bisa dikatakan sama, namun dari sisi berat, kemasan berbahan baku gelas jauh lebih berat dibanding plastik. Meski demikian, Johanes mengatakan, tak semua kemasan bisa digantikan dengan kemasan berbahan baku plstik. Ada beberapa aplikasi yang masih tetap aman dan terjamin dengan menggunakan kemasan berbahan baku gelas. “Misalnya produk-roduk yang sensitif terhadap udara, maka kemasannya harus tetap menggunakan kemasan
gelas,” katanya. Menurut Johanes, seaman-amannya kemasan plastik, material ini masih memiliki pori-pori. Walaupun ukurannya sangat kecil, namun bisa ditembus. Nah, untuk produk-produk tertentu, justru kemasan ini bisa berbahaya. “Tapi yang paling perlu diperhitungkan adalah soal harga. Harga kemasan berbahan baku gelas, bisa 20 persen lebih mahal dibandingkan dengan kemasan berbahan baku plastik. Ini angka yang cukup signifikan,” ungkapnya. Bagi industri skala besar, selisih 20 persen tentu saja sangat menjadi perhatian serius dari sisi keuangan. Hanya saja, kemasan berbhan baku plastik sampai sekarang masih menyisakan persolan tersendiri, mengingat plastik sulit terurai di dalam tanah. (a.kholis/tph)
PMMCDAILY hI SEA 2016 I
5
hI SEA 2016
- Ketua Umum PMMC Kendrariadi Suhanda -
kebijakan Pemerintah perhatikan
pasar indonesia
Jakarta, PMMC daily - Ketua Umum PMMC Kendrariadi Suhanda menyambut baik kebijakan pemerintah yang membuka peluang industri bahan baku 100 persen untuk asing. Sebab jika hal tersebut bisa direalisasikan Indonesia mendapatkan manfaat banyak dan tidak akan mengalami ketergantungan yang besar. 6
I PMMCDAILY hI SEA 2016
“Kalau misalnya ada industri farmasi di Indonesia yang membuat bahan baku jelas manfaatnya banyak, ketergantungan kita nggak akan sebesar itu. Kalau 100 persen itu adalah mendorong animo industri farmasi dari luar untuk bisa menginvestasikan uangnya di Indonesia,” kata Kendrariadi di sela Pameran Niaga Industri Farmasi Convention of Pharmaceutical Ingredients Southeast Asia (hl SEA) 2016 di JIEXPO, Rabu (6/4). Lebih lanjut, Kendra menuturkan untuk kebijakan tersebut sebaiknya pemerintah juga memperhatikan
pangsa pasar Indonesia yang tidak besar atau sekitar 0.6 dari pangsa pasar dunia. Artinya, lanjut Kendra, kalau ingin membuat industri bahan baku di Indonesia penjualannya jangan hanya diperuntukkan bagi lokal market. “Harus bisa memproduksi sebanyak mungkin bukan hanya untuk market Indonesia tapi dunia. Baru itu bisa terjadilah untuk ekonomis di Indonesia. Nah jalannya seperti apa, salah satunya dengan menggandeng investor dari luar negeri untuk invest di Indonesia dan tidak hanya menjual produknya di Indonesia melalui chanel dan networking. Kalau itu terjadi keuntungan lama-lama akan ada di pihak Indonesia karena sudah ada transport teknologi dan diajari bagaimana membuat bahan baku yang baik dan memenuhi standart internasional,” jelasnya. (ninuk/tph) Pharma Materials Management Club
hI SEA 2016
CEO PT Tigaka Distrindo Perkasa (TDP) Thomas Ricky Harsono
perlu diberikan paket komprehensif
yang tidak bisa ditolak investor
Jakarta, PMMC daily - CEO PT Tigaka Distrindo Perkasa (TDP)Thomas Ricky Harsono menuturkan kebijakan pemerintah soal peluang industri 100 persen asing sebagai inisiatif baik. Tetapi sebaiknya, kata Thomas, Indonesia secara umum harus memberikan offering yang tidak bisa ditolak dan sangat menarik untuk investor berinvestasi di Indonesia. “Karena argumentasinya adalah kalau kita mau buka pabrik bahan baku di Indonesia sudah dikasih 100 persen, apa untungnya mereka buka di negeri asing. Sementara mereka bisa meningkatkan kapasitas produksi mereka di China,” tuturnya. Selain itu, sambung Thomas, tentunya orang-orang Indonesia yang bekerja di luar harus kembali dan membantu untuk menghandle Pharma Materials Materials Management Management Club Club Pharma
technical. Sehingga bisa belajar dan melakukan alih teknologi untuk kedepannya mandiri. “Kita sempat tertinggal sekali dari Cina dan India, ya itu akibat dari man power di Indonesia yang keluar negeri dan tidak kembali. Kedua kesiapan dari kesiapan bahan pembantu, itu industri kimia kita juga harus diperkuat, sehingga tidak hanya focusing di oil dan gas tapi juga di kimia murni. Sedangkan tanpa yang komperhensif dari hulu ke hilir yang kuat tidak akan visible untuk membuat pabrik bahan baku di Indonesia,” jelasnya. Terkait kebijakan ini, Thomas mengingatkan bahwa pabrik bahan baku itu sangat polutif karena limbahnya sangat beracun. Untuk itu, katanya, perlu kawasan industri
yang khusus bagi bahan baku farmasi agar lingkungan Indonesia tidak rusak. Selain berpikir bagaimana memperbesar pangsa pasar hingga ke manca negara. “Ini start yang baik untuk memulai, tapi pemerintah tetap harus memberikan paket kebijakan yang komperhensif bagi investor dan membuat Indonesia bisa sebagai source low cost prod bahan baku selain China dan India. Kalau Indonesia memang mempunyai keinginan ke arah itu, bukan hanya kepemilikan dari investor asing efforts-nya harus lebih mencakup insentif pajak, importasi dan lainnya. Sebab itu "challenging" karena pasar kita mau harga murah dengan kualitas baik dan investor juga ingin ROI cepat,” tutup Thomas. (ninuk/tph)
PMMCDAILY hI SEA 2016 PMMCDAILY hI SEA 2016 I I
77
PT Mersifarma Tirmaku Mercusana Branch & Marketing Office
Head Office & Factory
Wisma Tiara Building, 4th Floor Jalan Raya Pasar Minggu Km 18 No. 17 Jakarta 12510 Telp. (021) 7987683 Fax. (021) 7987686
Jalan Raya Pelabuhan Km. 18 Cikembar Sukabumi - Jawa Barat Telp. (0266) 321877 Fax. (0266) 321878 Email :
[email protected]
hI SEA 2016
ADVETORIAL
Agung Kisworo General Manager PT. Kimia Farma, Tbk
Garam farmasi
produksi pt. kimia farma tbk
Jakarta, PMMC daily - Sejalan dengan roap Kementerian Kesehatan (Kemenkes), PT. Kimia Farma Tbk melakukan pengembangan bahan baku obat, salah satunya adalah mengembangkan garam farmasi di Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk menjawab keprihatinan atas fakta bahwa Indonesia masih melakukan impor bahan baku hingga 95 persen. Demikian General Manager PT. Kimia Farma Tbk Agung Kisworo ketika dikonfirmasi terkait pengembangan garam farmasi dalam Pameran Niaga Industri Farmasi Convention of Pharmaceutical Ingredients South East Asia (hl SEA) 2016 di JIEXPO, Rabu (6/4). "Untuk program Kemenkes ini, PT. Kimia Farma Tbk memang sejak awal terlibat. Dan bila dibandingkan dengan negara lain yang sudah memproduksi bahan baku obat, kita sudah jauh ketinggalan. Bayangkan bahan baku yang beredar di Indonesia ini ada sekitar 1200-an dengan komposisi 841 nya itu bahan aktif dan sisanya bahan pembantu. Jadi dalam pengembangan bahan baku ini kita mengusulkan yang dikembangkan adalah yang kita memiliki bahan dasarnya di Indonesia. Salah satunya ya garam farmasi. Ironi kan kalau garam aja sampai impor, bukan karena nggak mampu. Orang-orang Indonesia itu pintar-pintar, bisalah Pharma Materials Management Club
membuat garam kualitas farmasi, kan cuma masalah di kemurnian," jelas Agung Kisworo. Apalagi, sambung Agung, manfaat garam farmasi ini bukan hanya sebagai bahan pembantu. Lebih dari itu, garam farmasi juga digunakan untuk industri obat terutama infus. "Karena itu derajat kualitasnya adalah garam farmasi kualitas infus. Kalau di luar negeri kan kualitas infus itu paling tinggi. Dan garam farmasi ini sudah memenuhi syarat kimia dan fisika, juga termasuk lulus uji biologi, uji endoktosin atau pyrogen. Saat ini, Agung menjelaskan kebutuhan garam farmasi Indonesia mencapai 6000 Ton per bulan berdasarkan data PT Garam. Sementara pengembangan garam farmasi yang dilakukan Kimia Farma, saat ini baru bisa memenuhi sepertiga dari kebutuhan. "Untuk memenuhi kebutuhan garam farmasi kita akan melakukan pembangunan tahap kedua. Kita bangun pabrik dalam waktu satu setengah tahun, dengan standart pabrik sesuai GMP Bahan baku (BBAOB), sehingga kualitas Garam Farmasi yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan, terutama sesuai syarat yang diminta konsumen. Kualitas harus tinggi karena kita kan harus bersaing dengan produk import," katanya. Lantas ditanya, bagaimana dengan
harga yang diberlakukan untuk penjualan garam farmasi produksi dalam negeri apakah bisa bersaing dengan impor? Agung mengatakan dengan teknologi yang dipakai karya Indonesia, dimana peralatanperalatan yang dipakai buatan dalam negeri dan efisiensi-efisiensi yang dilakukan serta dukungan pemerintah, garam farmasi akan dijual dengan harga di bawah harga garam farmasi impor. "Kita upayakan akan berada di bawah harga import. asalkan kapasitas full produksi nggak setengah-tengah dan juga dengan harapan pasar kita di lindungi pemerintah. Meski Saat ini standing buyer garam farmasi ini sudah banyak ," tuturnya. Sementara itu, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Maura Linda Sitanggang menuturkan melahirkan bahan baku sendiri dan menghasilkan jenis produk sendiri merupakan bagian dari kebijakan ekonomi XI. Terkait hal ini, Linda menuturkan tanggungjawab untuk mengembangkan kemandirian bahan baku tidak hanya dibebankan pada Kemenkes tapi juga 8 kementerian lembaga lainnya untuk bersinergi. (ninuk/tph)
PMMCDAILY hI SEA 2016 I
9
hI SEA 2016
hI SEA 23 - 25 2016 Jakarto
10
I PMMCDAILY hI SEA 2016
Pharma Materials Management Club
hI SEA 2016
hI SEA
23 - 25 2016 Jakarto
Pharma Materials Management Club
PMMCDAILY hI SEA 2016 I
11
hI SEA 2016
12
I PMMCDAILY hI SEA 2016
Pharma Materials Management Club