MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM “PROSES TERJADINYA MANUSIA DAN PERJALANAN HIPUD MANUSIA”
Dosen Pengampu : Siti Masruroh S.Ag, M.Pd.i
DISUSUN OLEH :
NAMA ANGGOTA : 1. M. TITO HARDIYANTO
( 43E57006155069 )
2. RIZKI DIAN FAIQOH
( 43E57006155090 )
3. ULFA SYUHA
( 43E57006155104 )
4. YOGI HERMAWAN
( 43E57006155113 )
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK KHARISMA KARAWANG (2015/2016) 1
KATA PENGANTAR
مبيسمم اللمه ال رريحمممن ال ررمحي يمم Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Proses Terjadinya Manusia dan Perjalanan Hidup Manusia” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Siti Masruroh S.Ag, M.Pd.i selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan penggerak mula yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai Pendidikan Agama Islam ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan – kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga Makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. Karawang, Maret 2016 Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................1 KATA PENGANTAR .......................................................................................................2 DAFTAR ISI .....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN A. Proses Kejadian Manusia ......................................................................................5 B. Perjalanan Hidup Manusia ....................................................................................7 C. Proses Perjalanan Hidup Manusia ........................................................................8 1. Alam Ruh ........................................................................................................8 2. Alam Rahim ....................................................................................................9 3. Alam Dunia ...................................................................................................10 4. Alam Barzakh ...............................................................................................12 5. Alam Akhirat ................................................................................................13
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................................................16 B. Saran ...................................................................................................................16
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal untuk berfikir yang membedakannya dengan binatang. Mengenai proses kejadian manusia, dalam AlQur’an (QS. Al-Hijr (15) : 28-29) “Dan
(ingatlah
Sesungguhnya Aku akan
ketika
Tuhanmu
berfirman
kepada
para
malaikat:
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk.” (28)
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya
ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”
(29) Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan yang mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pithecanthropus dan Meghanthropus. Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Khususnya agama Islam yang meyakini bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam a.s. disusul Siti Hawa dan kemudian keturunan-keturunannya hingga menjadi banyak seperti sekarang ini. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasiinformasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa 4
Adam adalah manusia pertama. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara detail dalam artikel ini.
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Kejadian Manusia Adapun proses kejadian manusia, mula-mula Allah SWT menciptakan Adam AS dari tanah dan kemudian ditiupkan ruh-Nya, sehingga Adam AS menjadi hidup, mampu mengingat, berpikir, berkehendak, merasa, berangan-angan, menilai dan menentukan pilihan. Kejadian ini mengisyaratkan bahwa ruh dan jiwa merupakan dimensi-dimensi yang berbeda, sekalipun keduanya tidak dapat terpisahkan selama manusia masih hidup. Manusia adalah makhluk dan bukan ada dengan sendirinya, tetapi dijadikan oleh Allah swt. Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah telah dijelaskan dengan jelas mengenai proses kejadian manusia. Seperti firman Allah swt. dalam surat Al-Insaan (76) : 2, “ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang
kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan karena
itu kami jadikan dia mendengar dan melihat ”. Dan juga seperti sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya: “Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan pembentukan (kejadiannya) di dalam rahim ibunya selama empatpuluh hari berupa nutfah (air yang kental / sperma) kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga, lalu menjadi gumpalan seperti daging selama itu juga, hingga diutuslah Malaikat kepadanya, kemudian Malaikat itu meniupkan ruh kepadanya, dengan sekaligus diperintah / ditentukan empat perkara : (yaitu) rizkinya, ajalnya / umurnya, amal perbuatannya dan ditetapkan ia celaka atau bahagia “. (Al Hadits). 5
Selain itu, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya kedokteran yang semakin maju ini juga telah meneliti tentang proses kejadian manusia ini yaitu sejak bertemunya sperma dan ovum dalam rahim ibu (masa inkubasi) hingga terbentuk manusia yang dilahirkan ke dunia. Sekarang ini dalam dunia kedokteran proses melahirkan manusia tidak hanya melalui rahim ibu, tetapi bisa dengan proses bayi tabung misalnya. Bahkan yang terbaru dan perlu ditanyakan sah tidaknya menurut Islam adalah seperti proses implantasi embrio ke dalam rongga perut laki-laki, karena hal ini menyalahi kodrat yang telah ditentukan bahwa yang melahirkan itu adalah seorang perempuan bukan seorang laki-laki. Terlepas dari itu semua kita kembali ke pokok masalah, yaitu proses kejadian manusia. Dalam Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan yang berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial. kedua, disebut dengan tahapan biologi. Tahapan pertama, Adam a.s. diciptakan dari turab (debu), thin (tanah), min sulalatin min thin (sari pati tanah), Ilizib (tanah liat), shalshal min hamain masnuun (tanah kering yang berasal dari lumpur yang diberi bentuk) dan juga 'ardhun (bumi). Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S, AlMu’minun (23):12-14). Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke dalam janin setelah ia mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari ‘alaqah dan 40 hari mudghah. Al-Ghazali
mengungkapkan
proses
penciptaan
manusia
dalam
teori
pembentukan (taswiyah) sebagai suatu proses yang timbul di dalam materi yang membuatnya cocok untuk menerima ruh. Materi itu merupakan sari pati tanah liat nabi
6
Adam a.s. yang merupakan cikal bakal bagi keturunannya. Cikal bakal atau sel benih (nuthfah) ini yang semula adalah tanah liat setelah melewati berbagai proses akhirnya menjadi bentuk lain (khalq akhar) yaitu manusia dalam bentuk yang sempurna. Tanah liat berubah menjadi makanan (melalui tanaman dan hewan), makanan menjadi darah, kemudian menjadi sperma jantan dan indung telur. Kedua unsur ini bersatu dalam satu wadah yaitu rahim dengan transformasi panjang yang akhirnya menjadi tubuh harmonis (jibillah) yang cocok untuk menerima ruh. Sampai di sini prosesnya murni bersifat materi sebagai warisan dari leluhurnya. Kemudian setiap manusia menerima ruhnya langsung dari Allah disaat embrio sudah siap dan cocok menerimanya. Maka dari pertemuan antara ruh dan badan, terbentuklah makhluk baru manusia.
B. Perjalanan Hidup Manusia Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh likuliku, dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzakh, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi manusia, surga atau neraka. Al-Qur’an dan As-Sunnah telah menceritakan setiap fase dari perjalanan panjang manusia itu. Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW berfungsi untuk memberikan pedoman bagi umat manusia tentang perjalanan (rihlah) tersebut. Suatu rihlah panjang yang akan dilalui oleh setiap manusia, tanpa kecuali. Manusia yang diciptakan Allah SWT dari tidak ada menjadi ada akan terus mengalami proses panjang sesuai rencana yang telah ditetapkan Allah SWT. Saat ini ada dua teori yang menyesatkan orang banyak. Al-Qur’an dengan tegas membantah teori itu. Pertama, teori yang mengatakan manusia ada dengan sendirinya. Dibantah Al-Qur’an dengan hujjah yang kuat, bahwa manusia ada karena diciptakan oleh Allah SWT. Kedua, teori yang mengatakan manusia ada dari proses evolusi panjang, yang bermula dari sebangsa kera kemudian berubah menjadi manusia. Teori ini pun dibantah dengan sangat pasti bahwa manusia pertama adalah Adam as. Kemudian selanjutkannya 7
anak cucu Adam as. diciptakan Allah SWT dari jenis manusia itu sendiri yang berasal dari percampuran antara sperma lelaki dengan sel telur wanita, maka lahirlah manusia. Rasulullah SAW semakin mengokohkan tentang kisah rihlatul insan. Disebutkan dalam beberapa haditsnya. “Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang musafir” (HR Bukhari). Dalam hadits lain: ”Untuk apa dunia itu bagiku? Aku di dunia tidak lebih dari seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya” (HR At-Tirmidzi).
C. Proses Perjalanan Hidup Manusia 1. Alam Ruh Sebelum terlahir ke alam dunia ini, manusia terlebih dahulu pernah berada di suatu alam yang disebut alam azali atau alam ruh. Dikatakan alam ruh karena pada waktu itu manusia berada di alam yang tidak diketahui keberadaannya. Ruh manusia diciptakan pada alam ini secara sekaligus. Setelah ruh Adam AS dan Hawa tercipta, lalu diciptakan ruh keturuan-keturunannya sampai saat sekarang hingga akhir zaman. Yang dimaksud adalah sekalipun manusia dalam bentuk kasar belum lahir, tapi dalam bentuk ruh sudah ada. Jadi ruh-ruh manusia yang akan lahir besok, lusa dan seribu tahun yang akan datang sudah siap di alam ini sehingga lahirlah istilah “Jodoh di tangan Allah SWT” karena pada waktu itu ruh manusia pernah berjumpa di alam ini.
Pada tahap awal penciptaan manusia di alam ruh, Allah SWT pernah mengambil perjanjian dan kesaksian calon manusia, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an surat al-A'raf, (7) ayat 172 : “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman):
“Bukankah aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau
Tuhan kami).....” (Al A’raf: 172). Namun banyak manusia yang tidak mengetahui bahwa sejak awal penciptaan, 8
dirinya sudah bersaksi bahwa Allah SWT Tuhannya. Sehingga ketika hidup di dunia merasa bebas dan tidak merasa punya tanggung jawab akan apa yang pernah dia persaksikan. Oleh karena persaksian itu, maka semua manusia pada hakikatnya terlahir dalam keadaan Islam (Fitrah), meskipun terlahir dari rahim seorang ibu yang bukan muslim. Nabi Muhammad SAW, bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan Yahudi atau Nasrani atau Majusi” (HR. Bukhari).
2. Alam Rahim Perjalanan kedua setelah manusia hidup di alam ruh adalah alam rahim. Dalam keadaan normal, perjalan manusia di alam rahim ibunya ini akan memakan waktu kirakira 9 bulan 10 hari, Ruh ditiupkan ke dalam jasad manusia (embrio) sejak ia berumur 4 bulan dalam kandungan ibunya, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW : “Sesungguhnya kejadian salah seorang di antara kamu dalam perut ibumu dalam 40 hari,
kemudian ia menjadi segumpal darah seperti itu juga 40 hari,
kemudian menjadi segumpal daging seperti itu juga 40 hari, kemudian Allah mengutus kepadanya malaikat, lalu
diperintahkan
amalnya, dan azalnya serta dia dicatat
kepadanya sebagai
empat
orang
berbahagia, kemudian ditiupkan ruh kepadanya”. (H.R.
perkara:
yang
rizkinya,
celaka
atau
Bukhari dan Muslim).
Dari hadist di atas, dapa dimengerti bahwa perkembangan manusia dibagi dalam beberapa fase, yaitu: 1) Fase pertama, 40 hari pertama masih dalam bentuk gumpalan cair atau air mani yang diberi istilah nutfah, yang dihitung dari proses pertama bertemunya sel sperma dan sel telur, 2) Fase kedua, 40 hari kemudian yang sudah berbentuk gumpalan darah yang bernama 'alaqah, 3) Fase ketiga, 40 hari kemudian telah berbentuk gumpalan daging yang bernama mudghah. Pada usia 120 hari inilah ditiupkannya ruh ke dalam janin, yaitu ruh yang telah diciptakan Allah SWT dan sudah menyaksikan keberadaannya. Ditiupkan melalui perantaraan Malaikat maka jadilah manusia, manusia yang sudah hidup, sehingga secara medis dapat dipastikan bahwa janin dalam rahim itu hidup. 9
3. Alam Dunia Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. Proses ini tidak berjalan sama antara satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan datang kapan saja menjemput manusia dan tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih bayi, sebagian lagi saat masa anak-anak, sebagian yang lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian lainnya ketika sudah tua bahkan pikun. Di dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari Allah, yaitu ibadah. Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat dimensi; dimensi tempat, yaitu bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu umur sebagai sebuah kesempatan atau target waktu beribadah; dimensi potensi diri sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang menjadi landasan amal. Allah Ta’ala telah melengkapi manusia dengan perangkat pedoman hidup agar dalam menjalani hidupnya di muka bumi tidak tersesat. Allah telah mengutus rasulNya, menurunkan wahyu Al-Qur’an dan hadits sebagai penjelas, agar manusia dapat mengaplikasikan pedoman itu secara jelas tanpa keraguan. Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar terhadap pedoman hidup tersebut. Banyak manusia lebih memperturutkan hawa nafsunya ketimbang menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. Maka, orang yang bijak adalah orang yang senantiasa mengukur keterbatasanketerbatasan dirinya untuk sebuah produktifitas yang tinggi dan hasil yang membahagiakan. Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang senantiasa sadar bahwa detik-detik hidupnya adalah karya dan amal shalih. Kehidupannya di dunia sangat terbatas sehingga tidak menyia-nyiakannya untuk hal-hal yang sepele, remeh apalagi perbuatan yang dibenci (makruh) dan haram. Dunia dengan segala kesenangannya merupakan tempat ujian bagi manusia. Apakah yang dimakan, dipakai, dan dinikmati sesuai dengan aturan Allah SWT. atau
10
menyimpang dari ajaran-Nya? Apakah segala fasilitas yang diperoleh manusia dimanfaatkan sesuai perintah Allah atau tidak? Dunia merupakan medan ujian bagi manusia, bukan medan untuk pemuas kesenangan sesaat. Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana hidup di dunia. Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa Rasulullah SAW tidur diatas tikar, ketika bangun ada bekasnya. Maka kami bertanya: “Wahai Rasulullah., bagaimana kalau kami sediakan untukmu kasur?” Rasululah SAW bersabda: “Untuk apa dunia ini bagiku? Aku di dunia tak lebih dari seperti seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.” (HR At-Tirmidzi). Perjalanan hidup manusia di dunia akan berakhir dengan kematian. Semuanya akan mati, apakah itu pahlawan ataukah selebriti, orang beriman atau kafir, pemimpin atau rakyat, kaya atau miskin, tua atau muda, lelaki atau perempuan. Mereka akan meninggalkan segala sesuatu yang telah dikumpulkannya. Semua yang dikumpulkan oleh manusia tidak akan berguna, kecuali amal shalihnya berupa sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih. Kematian adalah penghancur kelezatan dan gemerlapnya kehidupan dunia. Kematian bukanlah akhir kesudahan manusia, bukan pula tempat istirahat yang panjang. Tetapi, kematian adalah akhir dari kehidupannya di dunia dengan segala yang telah dipersembahkannya dari amal perbuatan untuk kemudian melakukan rihlah atau perjalanan hidup berikutnya. Bagi orang beriman, kematian merupakan salah satu fase dalam kehidupan yang panjang. Batas akhir dari kehidupan dunia yang pendek, sementara, melelahkan, dan menyusahkan untuk menuju akhirat yang panjang, kekal, menyenangkan, dan membahagiakan. Di surga penuh dengan kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan belum terlintas oleh pikiran manusia. Sementara bagi orang kafir, berupaya menghindar dari kematian dan ingin hidup di dunia 1.000 tahun lagi. Tetapi, sikap itu adalah sia-sia. Utopia belaka. Karena, kematian pasti datang menjumpainya. Suka atau tidak suka.
11
4. Alam Barzakh Al-Quran dan Hadist menyatakan bahwa ada kehidupan sesudah mati, yang dinamakan alam barzakh. Di alam yang berarti pemisah ini, seseorang menunggu dibangkitkan untuk selanjutnya ditentukan masuk surga atau terjerumus ke neraka. Selama di alam barzakh ruh manusia memperoleh nikmat atau azab. Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sesungguhnya Nabi Muhammad telah melewati dua buah kuburan, lalu beliau berkata:
“Sesungguhnya kedua orang yang ada dalam kubur itu sedang di azab.
Yang seorang diazab karena mengadu domba manusia dan yang seorang lagi karena tidak ihkan bekas buang air kecilnya”. Manusia di alam kubur tinggal sendirian dan hanya ditemani oleh amal mereka sendiri. Alam kubur adalah alam di mana manusia akan memperoleh siksa atau nikmat sesuai amalnya ketika hidup di dunia, sambil menunggu datangnya hari kiamat. Manusia sudah akan mengetahui nasibnya ketika di alam kubur, apakah calon penghuni surga atau neraka. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Lu'lu' wal Marjan Hadist no. 1822-1826, Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya seseorang jika mati, diperlihatkan kepadanya tempatnya tiap pagi dan sore.
Jika ahli surga maka diperlihatkan surga, dan bila ia ahli neraka,
maka diperlihatkan
neraka. Maka diberitahu: Itulah tempatmu kelak jika Allah
membangkitkanmu di hari
kiamat.” (HR. Bukhari Muslim).
Penghuni surga semua berusia sama seusia Nabi Isa AS (+ 33 tahun), sebesar Nabi Adam AS (Tinggi 60 hasta, lebar 7 hasta), setampan Nabi Yusuf AS, rambut pendek, belum berjenggot dan sefasih Nabi Muhammad SAW. Puncak dari semua kenikmatan di surga adalah melihat Allah SWT Maha indah, Sempurna dan Perkasa. Sebagaimana manusia dapat melihat bulan secara serentak, begitu juga manusia akan memandang Allah SWT secara serentak, Indah, Mempesona, Takzim dan Suci. Maka hendaklah kita senantiasa berdo'a Kepada Allah SWT agar dikaruniai kebahagiaan dunia dan akhirat. ”Rabbanaa aaatinaa fid-dunyaa hasanah, wafil akhirati hasanah, waqinaa 'adzaabannar”.
12
Di alam ini pula seseorang dapat melihat apa yang terjadi pada keluarganya di dunia dan dapat melihat apa yang menantinya di alam surga atau neraka kelak. Ketika melihat ke arah
dunia, timbul keinginan untuk kembali, akan tetapi ada pemisah
(Barzakh) yang menghalanginya. Sehubungan dengan demikian, Nabi Muhammad SAW mengingatkan kepada keluarga yang ditinggal mati agar: 1) Jangan mempermalukan keluarga yang telah wafat dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela, 2) Perbanyak membaca do'a atau permohonan ampun kepada orang-orang yang telah mendahuluimu, dan 3) Berbuat baiklah kepada sahabat dan handai taulan orang-orang yang telah wafat, sesungguhnya kita adalah kepunyaan Allah SWT dan kepada-Nya pula kita akan kembali.
5. Alam Akhirat Akhir dari seluruh kehidupan manusia di dunia adalah ketika datangnya kiamat, berupa kerusakan total seluruh alam semesta. suatu peristiwa yang sangat dahsyat dan mengerikan. Karena amat sangat mengerikan hingga bayi yang baru terlahir saat itu langsung beruban, orang tua tidak lagi ingat anak dan keluarganya. Masing-masing sibuk dengan menyelamatkan dirinya sendiri. “Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua) (33); Pada
hari ketika manusia lari dari saudaranya (34); Dari ibu dan bapaknya
(35); Dari istri dan anak-anaknya (36)”. (Q.S 'Abasa, 80: Ayat 33-36. Setelah kiamat tiba, manusia akan menempuh perjalanan yang sangat panjang beriburibu kali lipat panjangnya perjalanan di dunia. Berbagai kejadian akan di alami diantaranya dikumpulkan di padang Mahsyar, peristiwa hisab dan mizan, juga shirath. Bagi orang-orang mukmin, perjalanan di akhirat ini tidaklah melelahkan, bahkan sangat menggembirakan bagaikan penyejuk setelah sekian lama (selama di dunia) menahan diri dari segala yang dilarang oleh Allah SWT meskipun sebenarnya nafsunya menginginkan sekali demi ketaatan kepada-Nya. Bagi orang beriman akan minum telaga Rasulullah SAW, yang disebut Al-Kautsar. Beliau bersabda : “Telagaku seluas perjalanan sebulan, airnya lebih putih dari susu, aromanya 13
lebih wangi
dari misik, dan gayungnya sebanyak binatang di langit. Siapa yang
meminumnya, maka tidak akan pernah haus selamanya.” (H.R. Mutafaqun'alaih). Namun bagi orang-orang yang selama di dunianya ingkar kepada Allah SWT, maka kehidupan setelah kiamat amatlah payah dan mengerikan. Habislah kegembiraan yang selama di dunia selalu dibangga-banggakan, tidak ada yang bermanfaat sekali di akhirat. Dari peristiwa di padang Mahsyar yang lamanya mencapai 35.000 tahun hingga akhirnya masuklah dia ke dalam neraka.
Pada peristiwa hisab, manusia dimintai pertanggungjawaban atas segala yang dilakukan oleh tangan, kaki, mata, telinga dan seluruh anggota badannya. Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan melangkah kaki anak Adam di hari kiamat sehingga ditanya 5 hal di sisi Allah: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan,
tentang
menginfakkannya dan apa yang
hartanya
dari
mana
mencarinya
dan
kemana
diamalkan dari ilmunya.” (H.R. At-Tirmidzi)
Al-Qur'an mengemukakan fenomena hari akhirat di berbagai ayatnya yang secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut: a) Dalam mempertanggungjawabkan amal perbuatan, tidak seorang manusia pun dapat memungkiri apa yang telah dilakukannya di dunia, sebab catatan amal perbuatan itu direkam dengan baik oleh para malaikat. Manusia akan memberikan kesaksian langsung yang tidak mungkin dibantah oleh mulut, sebab pada saat itu mulut dikunci dan kaki, tangan serta anggota tubuh lainnya memberikan kesaksian, Allah Swt berfirman : “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (Q.S. Yaasin, 36: 65). b) Tidak berlakunya sistem kehidupan dunia. Jika sewaktu di dunia seseorang bisa menutupi perbuatan salahnya dengan uang, jabatan dan kekuasaan yang ia 14
suapkan kepada aparat penegak hukum agar terbebas dari segala tuduhan, maka di akhirat hal yang demikian tidak akan berlaku lagi. Setiap orang harus mempertanggungjawabkan sendiri segala amal perbuatannya tanpa dapat diintervensi oleh uang, jabatan maupun kekuasaan, Allah Swt berfirman : “Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seseorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.” (Q.S. An-An'am, 6: 164).
15
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Proses kejadian manusia berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah terjadi dalam dua tahap. Pertama, tahapan primordial, yaitu nabi Adam a.s, sebagai manusia pertama diciptakan. Adam a.s. diciptakan dari turab (debu), thin (tanah), min sulalatin min thin (sari pati tanah), Ilizib (tanah liat), shalshal min hamain masnuun (tanah kering yang berasal dari lumpur yang diberi bentuk) dan juga 'ardhun (bumi). Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh. Dan Proses Perjalanan Manusia ada 5 fase, yaitu : Alam Ruh, Alam Rahim, Alam Dunia, Alam Barzakh, dan Alam Akhirat. B. Saran 1. Makalah ini dapat dijadikan rujukan pada materi Proses Kejadian Manusia dan Perjalanan Hidup Manusia. 2. Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai Proses Kejadian Manusia dan Perjalanan Hidup Manusia. penulis mengharapkan agar para pembaca membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul Proses Kejadian Manusia dan Perjalanan Hidup Manusia.
16