c

tuan, ini rua nan selalu berjarak rimbun aral sesak duri..

usahlah merindu kereta kencana.. sebab terompahpun cukup setia.. tak ramai yang melalui.. sepi bersemi di kanan kiri..

sesekali saudagar melambai.. menjaja emas permata mulia.. dayang jua menyeru menepi.. mengajak istirahat barang sehari..

namun tuan, ini rua nan selalu berjarak kerap terjal juga sukar sebab rawi telah menyisi tiada jangka untuk berhenti

c

Di ujung lembayun senja Lamunan berhenti di bayangmu Bayang yang selalu menjadi mimpi Pada ..

Di gelapnya temaram bulan Khayalanku jatuh di dirimu Sosok yang terus melekat dalam jiwa Bersama rindu yang mendera..

Di terbitnya Pikiranku masih tentangmu Pada diri yang tertanam di relung Yang menjadi paruhan hidup..



c

Dalam temaram api sebatang lilin bisu Hembus nafas malam berbayang di jendela Berderak ranting mengusik lelap penakluk sujud pagi Sibakkan selimut embun

Telah lama kukais rindu dalam dosa Kelam hati jarakkan Kau dan aku Ini rindu beku Kujatuhkan ke bumi hingga terburai Dan butir butir itu melayang padaMu Kubasahi tanahMu dengan bening kristal kudus Ruhku mencium kakiMu

Ketika malam perlahan turun Kulepas sesaat pelukanMu Untuk kurindu kembali

Penderitaan Kita

Tanah subur pepohonan hijau Udara yang bersih nan segar Menghiasi keindahan nusantara Canda dan tawa bersatu Mewarnai bumi pertiwi Indonesia masa depan kita Pendidikan, pekerjaan, ketentraman Menjadi kebahagiaan bersama Tanpa jasa-mu kita tak berdaya Kita buta tanpa jejak-jejakmu

Sekarang tanah menjadi lumpur Tawa dan canda menjadi tangisan Rumah hilang, harta hilang, orang-orang terlantar Bumi pertiwi menjadi lumpur

Kita hanya bisa diam membisu Menyaksikan keadaan Indonesia kita Kita hanya bisa menangis Merasakan keadaan Nusantara kita Karena kita hanyalah manusia-manusia biasa

Ô

Ketika ku lihat pohon-pohon telah rebah berserakkan dimana-mana lalu ku berpikir berapa ribu atau jutaan sudah manusia yang tak menghargai alam ini lihatlah alam sekitar kita ini.....

telah hancur... hanya sisa-sisa kepingan daun yang layu jatuh berserakkan dan dahan-dahan yang patah hanya untuk kepentingan sendiri alam semesta bukan dijadikan untuk kepentingan kita sendiri

tapi.... alam harus kita manfaatkan dengan baik harus kita jaga.. agar alam tidak marah kepada kita semua

jangan karena uang semata... kita menghancurkan alam semesta ini dengan mudah alam bukan buatan manusia melainkan ciptaan dari yang maha pengasih lagi maha penyayang

bila alam tak bersahabat lagi dengan kita tak ada yang bisa menghentikan semua itu alam marah dengan kita.. sang pencipta mulai bosan terhadap kita