TUGAS PAPER MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN STUDI KASUS NIKE, INC
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS TRI SAKTI
DOSEN: PROF. DR. ASEP HERMAWAN
ANGGOTA KELOMPOK 5: Muhammad Gema 122140100 Olive Latumahina 122140113 Roesdaniel Ibrahim 122140128 Rotua Kurnia Esa 122140131
A. Pendahuluan Olah Raga adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam menjaga kesehatan.Dalam hal ini sepatu menjadi salah satu perlengkapan yang dibutuhkan
dalam menunjang kegiatan tersebut.Olah raga berbeda akanmembutuhkan sepatu yang berbeda. Para produsen sepatu global yang membaca peluang ini telah lebih dahulu melakukan penelitian untuk mengembangkan sepatu untuk beragam aktivitas olah raga. Hal ini memciu pertumbuhan produsen lokal di Indonesia memproduksi sepatu yang jenis sama. Namun pada sebuah survey Top Brand Award untuk produk di pasar Indonesia yang dilakukan Frontier Consulting Group. Survey yang dilakukan pada tahun 2013 dilakukan di 8 kota besar dengan melibatkan total 5.200 responden yang terdiri dari 3.250 sampel secara acak, 1.100 sample toko ritel secara acak dan 800 sampel booster menobatkan Sepatu Nike menjadi Top Brand kategori Sepatu Olah Raga/ Kets 22,9%1. Tidak hanya di Indonesia Nike menjadi Market Leader, pada pasar Global, sepatu Nike
yang
diproduksi
oleh
Nike,
Inc.
sudah
membuktikannya
dan
mengantarkannya menjadi perusahaan urutan 115 dalam Fortune 500 dengan market value per maret 2014 sebesar 65.401 miliar dolar2. Dalam paper ini, penulis akan membahas seperti apa perkembangan perusahaan ini secara historis, kemudian potensi dan tantang, hingga inovasi yang membuatnya tetap menjadi market leader. B. Profile Perusahaan 1. Sejarah Nike Produk sepatu dan pakaian olahraga Nike dengan mudah diidentifikasi oleh khas logo perusahaan, para "swoosh" tik, dan slogan "Just Do It".
Gambar 1. Perubahan logo Nike
Berbasis dari nama dewi Yunani yang berartikemenangan, Nike didirikan tahun 1964
ketika
atletsekaligus
pengusaha
Oregon
bernama
Phillip
Knight,mengagas impor sepatu lari dari Jepang untuk bersaingdengan merek Jerman seperti Adidas dan Puma yangkemudian mendominasi pasar Amerika Serikat.
2
Studi Kasus Nike, Inc
Keuntungannya adalah bahwa sepatu Jepang lebihmurah karena tenaga kerja lebih
murah
di
Jepang.Dia
mulai
menjual sepatu keliling dengan tujuan
Gambar 2. Phil Knight, pendiri dan CEO Nike, Inc.
distadion atletik, dimana penjualan secara pelan tapi pastimeningkat secara dramatis.
Pada
1970-an,
Knight
danperusahaan yang berkembang nya melihat awal revolusijogging dan mulai mmasaran produk untuk pelari non-profesional juga. Ia lantas segera membuka pasar yanglebih luas dan mengubah image sepatu lari menjadisepatu fashion dan menarik semua orang dari anak-anaksampai dewasa memakainya. Pada 1979 Nike telah menguasai setengah pasar di ASdan dengan pendapatan mencapai
US
$
149
juta.
Padapertengahan
tahun
1980-an
posisi
perusahaantampaknya tak tergoyahkan, namun secara mendadakmuncul serangan dari pihak saingan yaitu Reebok. Tapipada tahun 1990 Nike kembali memimpin
perusahaan,terutama
karena
pengenalan
dari
sepatu
“Air
Jordan”yang didukung dan dipromosikan oleh bintang basketMichael Jordan. Hari ini, Nike mempertahankan posisinya sebagaipemimpin pasar dalam sepatu olahraga, dan merupakanpemain penting dalam pakaian dan aksesoris olahraga.Majalah Fortune melaporkan penjualan sebesar US $ 3,7miliar pada tahun 1994 dan laba US $ 299 juta (Fortune1995).Sekitar 60 persen dari penjualan perusahaan diAmerika Serikat, sekitar 30 persen di Eropa dan 5 persendi Asia. (1993 Nike: 25). Etos perusahaan Nike adalah melibatkan dedikasi yangkuat untuk olahraga dan kebugaran. Staf di kantor pusatperusahaan, Nike Kampus Dunia pada Beaverton,Oregon, diharapkan menghabiskan beberapa jam setiaphari di gym. Mereka dijelaskan oleh direktur Nike sebagai"athletic, outdoor, lets-do-ittogether types. Perusahaan ingin dilihat, dalam kata-kata yang OWII,sebagai "young, American and hi-tech, devoting a lot ofattention to research and development". 2. Nike di Asia Terlepas dari eksperimen singkat namun tidak berhasildengan manufaktur di AS, sepatu Nike selalu dibuat diAsia, awalnya di Jepang, kemudian di Korea Selatan danTaiwan, dan baru-baru ini di China dan Asia Tenggara. 3
Studi Kasus Nike, Inc
Nike memulai produksi di Korea Selatan dan Taiwan padatahun 1972, karena tertarik oleh tenaga kerja murah disana, dan segera bergabung dengan perusahaan laintermasuk Adidas dan Reebok.Tapi Nike kemudian memulai langkah lebih jauh.Alih-alihmemiliki pabrik sendiri, mereka dikontrak produksi lokal di Korea dan Taiwan. Sebagai perusahaan bos Nike Phil Knight mengatakan:"Tidak ada nilai pasti dalam membuat sesuatu hal. Nilaitersebut akan ditambahkan oleh penelitian yang cermat, dengan inovasi dan pemasaran" (Katz 1994). ProdukNike sekarang pada dasarnya mengikuti ide dari seorangdesainer dan pemasar sepatu.Industri lantas dilakukanoleh pemasok Korea dan Taiwan. Sekali lagi, perusahaanlain mengikuti model ini. Pada 1980-an Nike mencoba membuat produksi di Cina,dalam kemitraan dengan perusahaan milik negara, tapihal ini malah mendatangkan bencana. Nike lantas memindahkan investasinya ke Taiwan. Nike lantasmengambil keuntungan dari ongkos tenaga kerja yanglebih murah di sana. Pada akhir 1980-an dengan adanya pergolakan buruh diKorea Selatan, -peningkatan tingkat upah dan hilangnyakontrol dari tempat kerja oleh otoritas Korea – telahmembuat negara tersebut menjadi kurang menarik bagiinvestor, baik asing maupun dalam negeri, yang mulaimencari lokasi lain yang lebih menyenangkan. Nikelantas memindahkan operasi mereka ke Thailand selatandan Indonesia, dalam mencari tenaga kerja lebih murahdan tidak merepotkan.Upah di kedua negara tersebutdisebut-sebut sebagai salah satu yang murah karenahanya memakai seperempat tarif dari yang dibayarkan diKorea Selatan.Beberapa asosiasi Nike yang bermarkasdi Taiwan juga didirikan di Asia Tenggara. Alasan lain untuk perpindahan ini adalah bahwa padatahun 1988, baik Korea Selatan dan Taiwan kehilanganakses khusus untuk pasar AS, yang telah lama merekanikmati sebagai status "negara berkembang" di bawahSistem Preferensi Umum (GSP) AS. investor Korea danTaiwan lantas bergerak ke pabrik di Thailand,
Indonesiadan
Cina
dengan
menggunakan
pembuatan
hak
istimewaGSP dari negara-negara miskin. Dari tujuh Nike pemasok atas sepatu olahraga padatahun 1992, tiga adalah perusahaan Taiwan yangmemproduksi produknya di Cina, tiga lainnya beroperasi 4
Studi Kasus Nike, Inc
di Korea Selatan, dan juga di Indonesia, satu adalahsebuah perusahaan di Thailand. Nike di IndonesiaNike telah beroperasi di Indonesia sejak 1988 dan hampir sepertiga dari sepatu yang ada sekarang merupakanproduk dari sana. Dalam sebuah wawancara pers diNovember 1994, koordinator perusahaan Nike diIndonesia, Tony Band, mengatakan perusahaan yangdigunakan di Indonesia berjumlah
11
kontraktor.
Diantaranya
merupakan
bekas-bekas
basis
perusahaanasosiasi Nike di Korea Selatan dan Taiwan -yang jugapada saat yang sama menghasilkan untuk merek lainseperti Reebok, Adidas dan Puma. Hubungan antara Nike dan kontraktor di Indonesia cukupdekat.Setiap personel Nike di setiap pabrik di Indonesiamemeriksa kualitas dan pengerjaan yang memenuhipersyaratan ketat Nike. Sebagian besar pabrik yang memproduksi untuk Nikeberlokasi di daerah yang baru dikembangkan untukindustri ringan di Tangerang dan Serang, sebelah baratJakarta.Pada pabrik
yang
dimiliki
Korea
(dan
beberapayang Indonesia
dimiliki juga)
manajemen puncaknyadipegang oleh
orang
Korea.manajer
tingkat
menengahdan
Gambar 3. Pabrik Nike di Indonesia
supervisor juga dapat berasal
dari
Korea
atauIndonesia. Tapi para pekerja produksi semua berasal dariIndonesia, terutama wanita muda dalam kelompok usia16-22, biasanya pekerja tersebut berasal dari pulauJawa. C. Landasan Teori 1. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan
(strength),
kelemahan
(weaknesses),
(opportunities), dan ancaman (threaths) dalam suatu proyek atau
peluang suatu
spekulasi bisnis. Keempat factor itulah yang membentuk akronim SWOT 5
Studi Kasus Nike, Inc
(strength, weaknesses, opportunities, dan threath). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi factor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey pada dasawarsa 1960-1970 an. Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Analisis SWOT (Strengths-WeaknessesOpportunities-Threats)
merupakan
cara
untuk
mengamati
lingkungan
pemasaran eksternal dan internal6. Perusahaan harus mengamati kekuatan lingkungan makro yang utama, dan faktor lingkungan mikro yang signifikan serta menetapkan system intelijen pemasaran untuk menelusuri trend dan perkembangan penting, semua peluang dan ancaman yang berhubungan dengan perusahaan.
2. Strategi Pemasaran : Pemasaran Holistik Di era pemasaran abad 21 dikenal adanya konsep pemasaran holistik, yaitu suatu pendekatan yang berusaha menyadari dan mendamaikan ruang lingkup dan kompleksitas aktivitas pemasaran.Konsep pemasaran holistik didasarkan atas pengembangan, desain, dan pengimplementasian program pemasaran, proses, dan aktivitas-aktivitas yang menyadari keluasan dan sifat saling ketergantungan.Pemasaran holistik menyadari bahwa “segala hal berarti” dalam pemasaran – dan bahwa perspektif yang luas Dept.ManajerDept.Produk PemasaranSeniorLainnyaKomunikasi& JasaSaluran
dan terintegrasi seringkali
diperlukan.
Gambar 4. Dimensi Pemasaran Holistik
Pendapatan Penjualan
6
Ekuitas Pelanggan & Merk Etika
Studi KasusKomunitas Nike, Inc PelangganSaluranMitraLingkungan
HUkum
Pada Gambar 4 menunjukkan tinjauan skematis atas empat komponen luas yang mencirikan pemasaran holistik : a. b. c. d.
Pemasaran Hubungan, Pemasaran Terintegrasi, Pemasaran Internal, Pemasaran Kinerja.
a. Pemasaran hubungan Tujuan kunci pemasaran adalah mengembangkan hubungan yang dalam dan bertahan lama dengan orang dan organisasi yang dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesuksesan aktivitas pemasaran perusahaan tersebut. Pemasaran hubungan
bertujuan untuk
membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan konstituen kunci guna mendapatkan dan mempertajamkan bisnis. Empat konstituen kunci untuk pemasaran hubungan adalah pelanggan, pegawai, mitra pemasaran (saluran, pemasok, dealer, agen) dan anggota masyarakat financial( pemegang saham, investor, analisis). Hasil akhir dari pemasaran hubungan adalah asset perusahaan yang unik yang disebut jaringan pemasaran.Menempatkan kegiatan lebih besar kepada mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Dengan melakukan manajemen hubungan pelanggan (CRM) dan manajemen hubungan kemitraan (PRM) perusahaan memperdalam kesepakatan kemitraan dengan pemasok dan distributor kunci, memandang perantara ini bukan sebagai pelanggan , melainnkan sebagai mitra dalam memberikan nilai kepada pelanggan akhir sehingga semua orang diuntungkan. 7
Studi Kasus Nike, Inc
b. Pemasaran terintegrasi Adalah merencanakan aktivitas-aktivitas pemasaran dan membentuk program pemasaran yang terintegrasi penuh untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada pelanggan. McCharthy mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas ini sebagai sarana bauran pemasaran dari empat jenis yang luas yang disebut empat P (people, processes, programs, performance).
c. Pemasaran Internal Memastikan bahwa setiap orang dalam organnisasi menganut prinsip pemasaran yang tepat, terutama manajer senior.Pemasaran internal adalah tugas merekrut, melatih dan memotivasi karyawan-karyawan yang kompeten, yang ingin melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran internal mengharuskan penyelarasan vertikal dengan manajemen senior dan penyelarasan horizontal dengan departemen lain sehingga setiap orang memahami, menghargai, dan mendukung upaya pemasaran. d. Pemasaran kinerja Memahami pengembalian bagi bisnis dari aktivitas dan program pemasaran dan juga menjawab keprihatinan yang lebih luas dan pengaruh hukum, etika, sosial dan lingkungan mereka. Manajemen puncak tidak hanya melihat pendapatan penjualan dalam memeriksa hasil pemasaran akan tetapi juga menerjemahkan apa yang terjadi, ke dalam pangsa pasar, tingkat kehilangan pelanggan, kepuasan pelanggan, kualitas produk dan ukuran-ukuran lainnya. 3. Konsep pemasaran berwawasan sosial Tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat dari pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dengan cara memelihara atau meningkarkan kesejahteaan jangka panjang konsumen dan masyarakat. 8
Studi Kasus Nike, Inc
Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang dapat mengubah pemasarannya sesuai dengan perubahan di pasar – dan ruang pasar mereka6.
D. SWOT Analysis Mengamati perkembangan dari tahun ke tahun sebagaimana yang dipaparkan pada bagian A sejarah perusahaan Nike, maka dapat diperoleh beberapa informasi yang bias dianalisa menggunakan metode SWOT.
SWOT
Helpful
Harmful
Strengths : • Brand yang sudah sangat kuat
Weakness : • Kegagalan
di pasar sepatu olah raga sejak tahun •
Internal
1970an. Mengendorser
atlet/tim
olah
untuk
terus
mendapatkan endorser atlet yang •
berprestasi dan komunitasnya. Prestasi sosok endoser dalam
raga yang berprestasi untuk setiap
musim pertandingan/ kompetisi
kategori dan mensponsori acara olah
yang sulit diprediksi.
raga. •
Riset, desain & pengembangan
produk yang berkelanjutan. Opportunities : • Perkembangan aplikasi aktivitas
Eksternal
kebugaran pada smartphone3. Meningkatnya jumlah waralaba
•
pusat kebugaran4.
Threats : Banyaknya kompetitor sepatu olah raga baik itu dari brnad lokal maupun lokal yang memiliki model, warna, dan kenyamanan yang hampir sama.
E. Strategi Pemasaran Dari analisa SWOT di atas,Threats (tantangan) Nike adalah kompetitor segemen sepatu
olah
runningyang model,
raga
tipe
memiliki
warna,
dan
kenyamanan yang hampir sama. Hal ini membuat penulis
berasumsi
menggunakan
Nike strategi
pemasaran holistik. Gambar 5.Kompetitor Nike tipe running
1. Pemasaran Hubungan 9
Studi Kasus Nike, Inc
Nike menjalin kerjasama sponsorship dengan para atlit yang popular, tim olah raga yang professional dan tim atletik perguruan tinggi. Beberapa olahragawan terkenal didunia seperti Michael Jordan,Roger Federer, Tiger Woods, Ronaldo, Courtois, Hazard, Ronaldinho dan Wayne rooney. Selain itu Nike juga memilikiperjanjian dengan berbagai tim sepak bola dunia seperti Manchester United, F.C. Barcelona, Arsenal, Juventus,
Flamengo,
InterMilan,
Valencia
C.F.,Atlético de Madrid,Paris Saint-Germain, Boca Juniors, dan Corinthians7. Dimana melalui penjualan
Jersey
jaringan Officialtim
sepak bola di atassecara tidak
Gambar 6.Jersey Timnas Amerika Serikat dengan berbagai ukuran.
langsung menjadi manajemen tim adalah mitra penjualan Nike yang saling menguntungkan. Dimana para fans dan er tim akan membeli jersey official yang akan dikeluarkan tiap tahun. Selain kostum seragam tim nasional yang bertanding di piala dunia akan dibeli oleh er masing-masing negara. 2. Pemasaran Terintegrasi Dalam mendongkrak penjualannya Nike memiliki hal yang khas dalam beriklan. Ciri khas iklan yang dibintangi atlet professional umumnya mengkomunikasikan nilai motivasi dan inpirasi untuk selalu bersemangat dan pantang menyerah melalui grafis yang jelas dan inovatif dengan sedikit katakata8. Hal ini menarik pengunjung yang melihat(viewers) iklan tersebut pada situs youtube.com maupun iklan (banner) yang sengaja dikaitkan pada situs resmi Nike hingga saat ini berjumlah ratusan juta orang9. Selain iklan yang bernilai, strategi pemasaran terintegrasi Nike, juga ditunjang dari jaringan distribusi yang hemat biaya dengan memliki 715 pabrik yang tersebar di 44 negara dengan total pekerja hampir 1 juta orang untuk memuhi permintaan produk Nike dan lebih dekat dengan pasar yang tuju. 3. Pemasaran Internal Phil Knight sebagai salah satu pendiri dan CEO Nike hingga saat ini, memiliki kepemimpinan dan visi yang kuat untuk mewujudkan merek ini berharga lebih dari 10 bilion dolar dan sabagai salah satu nama besar dalam industri olah raga 10
Studi Kasus Nike, Inc
di dunia. Selain itu, Phil Knight juga telah berhasil membangun budaya perusahaan menggunakan strategi kepemimpinan yang berorientasi pada pencitraan merek ke seluruh jaringan kerjanya di seluruh dunia. Adapun strategi yang digunakan oleh Phil Knight adalah sebagai berikut10 : Membangun identitas dan rasa kepemilikan merek Nike kepada dirinya sendiri, pihak manajemen dan pekerja hingga atlet yang disponsori oleh
Nike. Menciptakan lingkungan kerja yang tampak seperti arena pertandingan dimana setiap individu dan tim didoktrin mentalitas sebagai pemenang yang akan mendapatkan score dan reward dengan kerja keras dan kerjasama tim untuk
mencapai kinerja yang terbaik. Mengkomunikasikan arah kebijakan organisasi secara arogan halus agar
Gambar 7. Salah satu koridor kantor Pusat Nike
semua berada pada trek yang sama menuju target yang sama dan menghargai siapapun yang dapat cepat mengambil keputusan untuk melakukan sasaran akan dicapai. 4. Pemasaran Kinerja Fenomena
perkembangan
teknologi
smartphone
dengan
aplikasi
healthcare4dan pertumbuhan pusat-pusat kebugaran5 mengindikasikan pasar baru bagi Nike. Pada Mei 200611, Nike dan Apple, Inc meluncurkan produk pengukur aktivitas olah raga (activity tracker) yang terintegrasi dengan Ipod Nano bernama Nike+ (Nike plus).Produk ini menggabungkan sepatu olah raga, alat pengukur aktifitas, aplikasi pada smartphone dan komunitas olah raga lari. Selain itu Nike, menyatukan komunitas pelari pengguna Nike+ seluruh dunia melalui website yang terintegrasi pada Nikeplus.com.Dimana dalam satu tahun produk ini diluncurkan telah 22 mil yang terhitung dari seluruh pengguna Nike+12.Hal ini tentunya membuat Nike+ menjadi pemain tunggal dan market leader yang memicu pertumbuhan produk smartwatch.
11
Studi Kasus Nike, Inc
Gambar 8. Produk Nike+ beserta tampilan jarak tempuh para pengguna Nike+
F. Tanya Jawab Studi Kasus 1. Bagaimana Peluang, Biaya dan Resiko yang dihadapi perusahaan Nike ? Jawab : Prospek : Peluang penjualan sepatu Nike akan tetap menjadi market leader di bidang sepatu olah raga. Kombinasi sepatu olah raga yang nyaman dan aman digunakan untuk seluruh kegiatan olah raga dengan teknologi Nikeplus yang akan mengukur hasil dari aktivitas yang dilakukan. Konsumen : Pengguna sepatu oleh raga Nike mulai dari para profesioanal hingga para pemula yang ingin berolah raga dengan segmentasi usia dewasa dan anak-anak. Penjualan yang terjadi seringkali dipicu oleh adanya iklan dari para atlet professional yang begitu inspiratif.Meskipun penggunaan atlet/tim sebagai endorsement penjualan mengeluarkan biaya-yang tidak sedikit5. Resiko : Selain itu, apa yang terjadi pada atlet yang sedikit banyak akan berpengaruh pada penjualan, seperti Skandal Tiger Woods 2011. 2. Bagaimana cara sepatu Adidas dapat mengalahkan dengan sepatu Nike ? Jawab : Memanfaatkan kemenangan “Tim Panser” German sebagai pemenang Piala Dunia 2014 sebagai model iklan dengan tema “SuperTeam not superman”. 12
Studi Kasus Nike, Inc
G. Kesimpulan NIKE berhasil memahami kelemahan dan ancaman yang dimiliki dan menjadikannya tantangan dan kekuatan sehingga membuat NIKE menjadi pemimpin pasar. Dengan menerapkan konsep pemasaran holistik NIKE berhasil menjadi sebuah merek yang kuat.
H. Referensi 1. Top
Brand
Award
(2013),
Top
Brand
For
Teens
Index
2013,
2014,
http
http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/surveyresult/top_brand_for_teens_index_2013. 2. Fortune.com (2014), Fortune 500
Companies
://fortune.com/fotune500/nike-inc-115/. 3. Peters, Sarah (2014), The Development of Mobile Apps in the Healthcare Industry,Medical Design Technology. 4. PR Newswire New York (2014),Planet Fitness Announces Strong Growth In 2013: Company opened 149 new Planet Fitness clubs in the U.S. and Puerto Rico and signed more than 200 new franchise agreements. 5. Investor.nike.com (2014), Nike Inc. Annual Report On Form 10K 2014.http://investor.nike.com/files/doc_financials/2014/index.html 6. Kotler, Keller, 2012. Manajemen Pemasaran Edisi 13, Salemba Empat. 7. Wikipedia.org (2014), Nike, Inc., http://www.wikipedia.org/wiki/Nike,_Inc. 8. Marketing, Miller Group (2013), Just do it : Nike’s Incredible Rise to Power, http://www.millergroupmarketing.com/2013/09/just-do-it-nikes-incredible-riseto-power. 9. Youtube.com (2015), Nike, http://www.youtube.com/watch?v=3XviR7esUvo. 10. Neiderha, James Elmer (2013), How Nike’s Leadership Affect Brand Image Internally and Externally, UW-L Jounal of Undergraduate Research XVI. 11. Apple, Web (2006), Nike and Apple Team Up to Launch Nike+iPod, https://www.apple.com/pr/library/2006/05/23Nike-and-Apple-Team-Up-toLaunch-Nike-iPod.html. 12. PR Newswire New York (2007), 22 Million Miles and Counting, Nikeplus.com Becomes The World's Largest Online Running Destination; Fitness networking 13
Studi Kasus Nike, Inc
- Nike+ experience gives runners of all levels a personal coach and a ive community to go faster and farther.
14
Studi Kasus Nike, Inc