TINEA PEDIS
DEFINISI Tinea pedis adalah infeksi dermatofit pada kaki, yang terutama terjadi pada sela jari dan telapak kaki. FAKTOR PENCETUS Penyakit ini sering mengenai orang yang kerja di tempat basah, seperti tukang cuci, petani, atau harus mengenakan sepatu tertutup setiap hari seperti tentara. Juga sering ditemukan pada individu yang sering berenang. ETIOLOGI Tinea pedis disebabkan oleh T. rubrum, sedangkan bentuk interdigitalis disebabkan oleh T. mentagrophytes, dan E. floccosum. PATOGENESIS Infeksi dermatofit yang ringan disebut dermatofitosis simpleks dapat timbul pada sela jari karena lingkungan yang tertutup. Infeksi jamur akan merusak sratum korneum sehingga memudahkan tumbuhnya bakteri dan terjadi maserasi, rasa gatal, dan bau busuk pada daerah tersebut. Infeksi campuran dermatofit dengan bakteri disebut juga dermatofitosis kompleks. GEJALA KLINIS Beberapa tipe klinis dari tinea pedis antara lain: 1. Tipe interdigitalis. Merupakan bentuk yang paling sering ditemukan, dimana kelainannya berupa maserasi pada sela jari 4 dan 5. Kulit tampak putih, dapat terbentuk fisura, dan baunya tidak enak. Lesi ini dapat meluas ke bawah jari dan telapak kaki.
2. Tipe vesicular subakut. Bentuk ini ditandai dengan beberapa vesikel, vesikopustulosa, dan dapat terbentuk bula. Umumnya terjadi di telapak kaki dan jarang terjadi di tumit. Timbul akibat perluasan tipe interdigitalis. Tampak vesikel atau bula yang terletak agak dalam di bawah kulit dan disertai rasa gatal yang hebat. Bila vesikel pecah akan meninggalkan bekas melingkar yang disebut koloret. Bila terjadi infeksi sekunder dapat terjadi erysipelas.
3. Tipe papuloskuamosa hiperkeratotik menahun. Sering terjadi di tumit, telapak kaki, dan lateral kaki. Lesi berupa bercak dan skuama putih agak mengkilat, melekat, dan relative tidak meradang. Apabila lesi mengenai seluruh kaki dan simetris disebut juga moccasin foot.
HISTOPATOLOGI DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Gambaran histopatologis berupa akantosis, hyperkeratosis, dan infiltrat perivaskular pada dermis. Pada bentuk vesikobulosa tampak adanya spongiosis, parakeratosis, dan vesikulasi intraepithelial.(5) Dapat dilakukan pemeriksaan sediaan langsung dengan KOH dan dilakukan kultur. Namun berbeda dengan tinea korporis atau kruris, diagnosis tinea pedis lebih sulit ditegakkan karena sering tidak ditemukan jamur. TERAPI Pada fase peradangan akut dapat dilakukan kompres atau rendam dengan larutan kalium permanganate 1:5000 atau larutan karbonas natricus. Pengobatan topikal dapat diberikan golongan imidazol maupun salep whitfield tergantung pada tipe dan keparahan lesi. Dapat pula diaplikasikan bedak antijamur yang ditabur pada kaki untuk mengurangi pertumbuhan jamur.(8)
Sistemik dapat diberikan terbinafin 250 mg/hari, atau itrakonazol 200 mg dua kali sehari, atau flukonazol 150 mg per minggu. KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi adalah infeksi campuran dengan bakteri dan apabila terjadi infeksi yang berat dapat terjadi erysipelas. PROGNOSIS Sering terjadi persistensi dan eksaserbasi bila terdapat infeksi subklinis T. mentagrophytes var interdigitale.(8) 1. Siregar RS. Penyakit jamur kulit. 2 ed. Siregar RS, editor. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2005. 2. S TSR, Subakir, Buditjahjono S. Tinea pedis et manum. In: Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi Sl, Dwihastuti P, Widaty S, editors. Dermatomikosis superfisialis. Jakarta: Balai penerbit FKUI; 2004. p. 40-7. 3. Verma S, Heffernan MP. Superficial Fungal Infection: Dermatophytosis, onychomycosis, Tinea Nigra, Piedra. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7 ed. New York: The Mc Graw Hill Medical; 2008. p. 1806-13.