Bab Iii 1s5b39

BAB III INFORMASI INSTALANSI PATOLOGI KLINIK

A. Sejarah Instalansi Patologi Klinik Pada tahun 1961 Dr. Marsetio Donosoepoetroo yang pada waktu itu asisten bagian biokimia FK. Universitas Airlangga (UNAIR) ditugaskan oleh dekan fakultas kedokteran UNAIR, Alm. Prof. Moh Zaman untuk berangkat ke University of California San Fransisco USA mempelajari ilmu patologi klinik. Tugas berikutnya adalah mendirikan bagian patologi klinik di lingkungan fakultas kedokteran UNAIR dan Rumah Sakit Dr. Soetomo surabaya sebagai salah satu AFILIASI dengan University of California. Pada tahun 1963 Prof. Dr. Marsetio Donosoepoetra kembali ke Surabaya dengan keputusan dekan faakultas kedokteran UNAIR mengambil alih laboratorium penyakit dalam yang pada waktu itu dipimpin oleh Alm. Prof. Wahab, menjadi laboratorium patologi klinik. Laboratorium laboratorium yang lebih kecil, yang berada pada masingmasing bagian klinik dipertahankan ke tempat maupun karyawannya. Tetapi yang bertanggung jawab pada hasil pemeriksaan menjadi beban kepala bagian patologi klinik fakultas kedokteran yaitu Dr. Marsetio Donosoepoetro dan pada tahun 1964 Alm. Prof. Alexander.

12

13

B. Visi, Misi dan Motto 1. Visi Merupakan laboraatorium terbaik di Indonesia dalam biang pelayanan, Pendidikan, dan penelitian. 2. Misi Menyetarakan mutu pelayanan dengan mutu pendidikan dan penelitian melalui : 1) Tanggung jawab profesional 2) Tanggung jawab teknik 3) Tanggung jawab akademi 3. Motto Instalasi patologi klinik senantiasa mengutamakan layanan yang tepat, cermat, cepat dan Rasional.

14

C. Stuktur Organisasi

Gambar III.1 Struktur Organisasi Patologi Klinik

15

D. Alur Pelayanan

Pasien

Rawat inap (astek, jps, askes, umum)

Rawat jalan (astek, jps, askes, umum)

Counter komputerisasi

Menyerahkan formulir pemeriksaan dan diberi Nomor rekam medis dan nomer urut

Dientry di komputer

Membayar di kasir dan mengambil job list bagi Penderita dengan kasus umum

Masuk ruang sampling untuk diambil sampel Darahnya (rawat inap dilakukan oleh perawat

Dari ruang sampling di kirim ke laboratorium patologi klinik melalui pneumatic tube ke lantai 4

Diperiksa sesuai dengan job list yang tertera dan hasil diverivikasi oleh dokter patologi klinik dikirim kembali lewat pneumatic tube ke lantai 1

Hasil diambil pasien dikonter pengambilan hasil di lantai 1 / rawat jalan dikirim dengan pneumatic tube ke ruangan

16

Gambar III.2 Alur Pelayanan Instalansi Patologi Klinik

E. Pelayanan Divisi di Instalansi Patologi Anatomi 1. Pelayanan Loket Instalasi Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya Pengertian

: Pelayanan Pasien dengan salam, senyum dan tanya ( SASETA) sesuai dengan pelayanan Sepenuh hati (LSH)

Tujuan

:

- Memberikan pelayanan sepenuh hati, untuk meneingkatkan kwalitas pelayanan instalasi Patologi Klinik. - Untuk menyimpang dan mengelolah data dari pasien sehingga didaptkan joblist dan barcode untuk di bawah ke ruang sampling. Kebijakan Pelaksaaan :

Petugas loket Instalasi Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Sistem Pelayanan : a. Divisi Registrasi Rawat Jalan Loket A 1) Menyapa

Pasien dengan salam, senyum dan tanya

(SASETA) 2) Menanyakan No. Antrian sudah sesuai urutan 3) Memastikan jaminan apa yang dipakai, kalau sudah benar sudah bisa langsung diproses, kalau salah pasien di anjurkna

17

unutk kembali untuk mengambil no. Antrian dan kembali mengatri lagi. 4) Meneliti berbagai syarat jaminan seperti SJP foto kopy, surat MASKIN/ASKES, dll 5) Meneliti berbagai syarat jaminan seperti persiapa Pasien untuk pemeriksaan, Misalnya : 

Makan terakhir jam berapa? ( Anjurkan Pasien puasa kurang lebih 10 jam)



Kalau ada pemeriksaan yang membutuhkan kencing 24 jam, harus dipertanyakan lagi apakah sudah paham denga cara-cara menampung kencing. Pasien sudah menampung urine 24 jam atau belum, jika pasien belum menampung urine selama 24 jam maka pasien diminta menampung urine 24 jam terlebih dahulu, kemudian kembali lagi untuk mendaftar ke pendaftaran rawat jalan.

6) Setelah benar semua, Pasien harap mau menunggu sebentar untuk proses imput data pada pada komputer. Cara Input data pasien dengan menggunakan program komputer sebagai berikut : 

Cari tombol instalasi, pilih Instalasi Rawat Jalan (IRJ).



Tekan tombol registrasi masuk.



Cari tombol registrasi masuk kembali.



Masukkan No. RM pasien, klik cari kemudian cocokan

18

data di program komputer dengan lembar JKN/ MASKIN pasien jika sudah cocok maka klik Ya. 7) Pilih nama dokter atau poli yang tercantum di lembar pemeriksaan laboratorium kemudian klik Ya, jika sudah tercantum nama dokter makan langsung klik Ya. 8) Cari Tindakan kemudian klik dan beri tanda √ sesuai permintaan pemeriksaan dilembar pemeriksaan laboratorium, kemudian klik Ya. Apabila sudah tercantum pemeriksaan laboratorium yang sudah di input dari poli yang dituju maka di cocokan kembali dengan lembar pemeriksaan laboratorium pasien tersebut jika sudah cocok maka klik Ya, jika data pemeriksaan yang diminta tidak cocok maka klik edit dan masukkan kembali permintaan pemeriksaan dan diberi tanda √ dan periksa kembali permintaan pemeriksaan di program komputer jika sudah cocok dengan di lembar pemeriksaan laboratorium maka klik Ya. 9) Klik Tindakan dibawah tombol tindakan pemeriksaan, Klik dua kali pada tombol dokter pelaksana, pilih dokter pelaksana sesuai jadwal yang dtentukan setiap hari, kemudian klik Ya. 10) Klik cetak, dan Klik Ya sebanyak 3 kali pada toolbar kemudian akan muncul tampilan data sudah disimpan, selanjutnya data pasien akan tercetak di alat printer. 11) Hasil cetakan terdiri dari 3 hasil, yaitu :

19



Barcode



Lembar Job List



Lembar Tindakan, lembar ini digunakan sebagai arsip rumah sakit

12) Setelah data sudah selesai dimasukan kekomputer, di print kemudian diteliti lagi joblist distempel petugas loket dan serahkan dokument pasient kepada pasien serta Joblist pemeriksaan. 13) Pada lembar joblist dan barcode dijadikan satu kemudian diberikan ke pasien dan pasien diberi informasi, untuk selanjutnya lembar joblist dan barcode dibawa ke tempat pengambilan sampel untuk dilakukan pengambilan sampel. 14) Pada lembar tindakan dijadikan satu dengan lembar pemeriksaan laboratorium instalasi Patologi Klinik RSUD DR.SOETOMO Surabaya dan lembar JKN berwarna merah/ MASKIN, lembar JKN/ MASKIN diberi stempel isntalasi patologi klinik, lembar pemeriksaan laboratorium diberi stempel instalasi patologi klinik dan stempel tanggal pendaftaran dan lembar tindakan di beri stempel instalasi patologi klinik dan diberi tanda tangan petugas pendaftaran rawat jalan dan diberi nomor urut sesuai antrian pasien yang mendaftar kemudian lembar tindakan disimpan sebagai arsip rumah sakit.

20

15) Pasien dengan pemeriksaan hanya DL (Darah Lengkap) diberi kertas CITO agar segera diperiksa oleh petugas pengambilan sampel. 16) Pasien dengan pemeriksaan HIV dan Hepatitis diberi tanda merah dengan huruf A dilembar job list, agar petugas pengambilan sampel lebih berhati – hati dalam pengambilan sampel. Pasien dengan pemeriksaan TB diberi tanda huruf MDR dilembar job list. 17) Pasien di sarankan ke ruang sampling, unutk pengambilan darah atau di sampling. b. Syarat istrasi Laboratorium Patologi Klinik Pasien Rawat Jalan 1) Pasien AsKes 

Fotokopy Askes 1 lembar



Formulir permintaan laboratorium asli



SJP yang masih berlaku ( Surat Jaminan Pelayanan Asli)

2) Pasien JamKesMas : 

Fotokopy rujukan 1 lembar



Fotokopy kartu peserta 1 lembar



Fotokopy ksk 1 lembar



SJP (Surat Jaminan Pelayanan) asli yang masih berlaku



Formulir permintaan laboratorium asli

3) Pasien Umum

21



Formulir laboratorium asli lengkap dengan data rekam medis

4) Pasien Astek 

Fotokopy Rujukan 2 lembar



Fotokopy kartu peserta 2 lembar



Permintaan laboratotium fotokopy dan asli masingmasing 1 lembar

 Pasien yang akan mendaftar di registrasi rawat jalan dibedakan menjadi 2 status, yaitu : 1) PBI, yang terdiri dari Jamkesda, Askes, BPJS dan pasien SKM (Surat Keterangan tidak Mampu) 2) Non PBI yaitu Jamkesmas.  Lembar JKN / MASKIN berwarna merah sedangkan lembar berwarna biru digunakan untuk pengambilan obat.  Lembar pemeriksaan laboratorium instalasi patologi klinik RSUD DR.SOETOMO Surabaya.

22

Gambar III.3 Loket (A) istrasi Pasien Rawat jalan

Gambar III.4 Loket (A) istrasi Pasien Rawat jalan Proses Pelayanan Pada Pasien

c. Divisi Registrasi Rawat Jalan Loket B  Prosedur kerja istrasi pasien rawat jalan 1) Menyapa

Pasien dengan salam, senyum dan tanya

(SASETA) 2) Terima foromulir dan berkas pasien, di loket pendaftaran dengan cara sebagai berikut yaitu cek status pasien :

23

 Nama

:

 Umur

:

 Alamat :  No. RM : Prosedur Registrasi pasien Yaitu antara lain : 1) Pasien datang di loket dengan semua dokument yang di butuh kan maka clik di tambah ( bagian pojok kiri bawa) 2) Langsung klik IRJ dan klik OK. 3) Klik di rujuk masuk 4) Klik di No.Registrasi  Muncul tabel Cara inout data Pasien Kriteria pencarian ( Instalasi O2 - IRNA) 5)

Klick No 4. Klik cari no. RM dan masukkan no registrasi,dan klik OK

6)

Tekan ENTER pada Keyboard untuk ENTER data Pasien

7)

Klick YA 

8)

Klick pada kotak Tindakan 

9)

Muncul lagi Tabel rujukna masuk

Muncul tabel daftar pilihan tindakan

Klick Jenis Rujukan yang akan di input Misalnya :

- Radigrafi ( Pilih Paramenternya)

24

- P.

Klinik

(

pilih

Pemeriksaannya) dan

parameter

lain-lainya

10) Lalu Klik tanda centang pada pemeriksaan yang di rujuk lalu klick YA 11) Klik Kotak Pemeriksaan yang dibutuhkan ( Hematologi, Urine Serologi dsg ) 

Muncul tabel Pelaksanaan tindakan

12) Klick Parameter atau Tindakan yang berwarna biru atau Block Biru sebanyak 2x. 13) Klik Tambah Dr. Pelaksaan ( Dr. Rujukan) Pilih Dr. Yang merujuk dar poli mana klik pada anak panah turun kebawah 14) Lalu Klik lagi Tambah Perawat cari atau klik pada anak panah kebawah untuk pilih poli perawatan. Lalu Klick Ya 15) Lihat pada kotak simpang 

lalu Klik Simpang untuk simpang data pasien yang sudah di input lalu klik Yes.

16) Untuk mencetak ID a) Klik cetak ID → set up Print → pilih no. 2 designerr TLP ( Kode Barcode 2844 on NED I)

25

b) Klick Cetak → set up Print → pilih tanda bukti pembayaran lalu Klick OK dan Print → lalu tekan YES c) Joblist akan terprint sendiri secara automatic. Lalu di staples Barcode, bukti pembayaran dan joblist jadi satu dan Pasien diarahkan ke kasir untuk membayar dulu sebelum ke Sampling, Radiografi dan lainnya.

d. Pendaftaran Pasien Rujukan Baru atau Pasien Baru Tujuannya

: Untuk menginput data pasien baru yangn di rujuk oleh Dr. untuk melakukan pemeriksaan sesuai dengan rujukan Dr.

1) Cara Menginput Data Pasien Baru Tabel Data Registrasi a) Klick pada kotak Tambah di pojok bawah sendiri → muncul Jenis Pasien b) Klik Baru → Muncul Tabel NON RM ( isi data pada tabel tersebut )  Nama Pasien harus sesuai dengan Kartu Id seperti : KTP, jika untuk anak kecil Keterangan Identitasnya di lengkapi oleh orangtunya.  Tempat lahir

: -

 Tanggal Lahir

: -

26

 Umur

: -

 Jenis Kelamin

: Laki-laki/Perempuan

 Agama

: -

 Status

: -

 Pendidikan terakhir

: -

 Pekerjaan

: -

 Alamat tinggal sekarang

: -

 Kodya atau Kabupaten

: -

c) Sesudah pengisian atau input data pasien lalu ketik Yes 

Muncul tabel data pengisian

d) Klik tindakan di bagian pojok kiri bawah e) Masukan

Jenis

test

pemeriksaan yang di

atau

parameter

parameter

minta oleh Dr. sesuai pada

formulir, lalu Klick Yes f) Klik pada kotak Tindakan g) Klik pada kotak biru 2x lalu lihat pemeriksaan 

muncul pada layar

h) Input pelaksanaan tindakan 

pilih parameter pemeriksaan

i) Klik pada kotak tambah kotak Kiri j) Klik Tambah Dr. Pelaksaan ( Dr. Rujukan) Pilih Dr. Yang merujuk dar poli mana klik pada anak panah turun kebawah

27

k) Lalu Klik lagi Tambah Perawat cari atau klik pada anak panah kebawah untuk pilih poli perawatan. Untuk mencari instalasi perawatan ( misalnya : Analisa GDC) l) Lalu Klick Ya m) Lihat pada kotak simpang 

lalu Klik Simpang untuk simpang data pasien yang sudah di input lalu klik Yes.

n)

Untuk mencetak ID 

Klik cetak ID → set up Print → pilih no. 2 designerr TLP ( Kode Barcode 2844 on NED I)



Klick Cetak → set up Print → pilih tanda bukti pembayaran lalu Klick OK dan Print → lalu tekan YES



Joblist akan terprint sendiri secara automatic. Lalu di staples Barcode, bukti pembayaran dan joblist jadi satu dan Pasien diarahkan ke kasir untuk membayar dulu sebelum ke Sampling, Radiografi dan lainnya.

28

Gambar III.5 Loket (B) Loket Terintegrasi e. Divisi Rawat Inap Registrasi dan Penangganan Sampel Tujuan

: Untuk registrasi data Pasien dan print barcode di tempelkan pada sampel yang datang Untuk menerima sampel yang di kirim dari ruangan Inap dan di persiapakn kirim ke Laboratorium Patologi

Klinik

unutk

di

periksasampel Pasien. Kebijakan Pelaksanaan : Petugas loket Rawat Inap Instalasi Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Tujuan

: Mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.

29

1) Prosedur Penerimaan Dan Pengiriman Sampel Darah, Urine Di Rawat Inap RSUD Dr.Soetomo : a) Sampel yang diluncurkan lewat aerocom bersama formulir

diambil

dan

diidentifikasi

berdasarkan

permintaan dari dokter dan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang dilakukan pada setiap unit kerja. b) Lembaran atau formulir yang dtang di serahkan pada bagian istrasi unutk mencetak barcode dan joblist c) Data pasien yang databg di registrasi berdasarkan 

Nama, Umur, Jenis kelamin



ruangan yang mengirim sampel dan dr. Yang merujuk

d) Masukan No. RM dari pasien pada komputer secara online,No.RM harus sesuai dengan nama pasien, apabila data pasien sudah cocok di print Barcode dan joblist. e) Setiap tabung harus ditempelkan barcode yang telah ditentukan,sesuai dengan joblist. f) Setiap sampel harus diidentifikasi terlebih dahulu sebelum dimasukan dalam tabung carrier, di identifikasi lalu di catat pada lembaran arsip berapa banayk sampe yang datang dari ruangn. g) semua sampel yang telah diidentifikasi, dimasukan bersama joblis dalam tabung carrier, tutup kemudian

30

luncurkan lewat aerocom

menuju ke Laboratotium

Patologi Klinik untuk diproses sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta oleh dokter. h) Setelah itu formulir pasien yang datang dari ruangan, di kirim kembali keruangan tersebut bersamaan dengan tabung kosong sesuai dengan jumlah sampel yang datang ke devisi rawat inap. i) Hasil

pemeriksaan

dikirim

kembali

ke

loket

pengambilan hasil.

2. Pelayanan Divisi Sampling Pengertian Phlebotomi atau phlebotaomy berasal dari kata yunani yaitu Phlebos dan Tome. Phlebos berarti pembuluh dara vena dan Tome berarti insisi. Teknik flebotami merupakan suatu pengambilan darah (sampling) untuk tujuan tes laboratotium atau bisa juga pengumpulan darah untuk didonorkan. Plebotomis adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan latihan mengeluarkan dan menampung sampel darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Sampling adalah Suatu cara pengambilan darah yang diambil dari vena untuk mendapatkan sampel Tujuan : Mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.

31

Ada beberapa prinsip sebelum melakukan phlebotomy antara lain : 1) Persiapan phlebotomy 2) Persiapan pasien 3) Posisi pasien 4) Pemilihan daerah punksi vena 5) Pemasangan tourniquet 6) Desinfeksi daerahpunksi 7) Pengambilan darah vena menggunakan spuit atau jarum holder.

Gambar III.6 Ruangan Sampling Pra Analitik

:

1) Persiapan Pasien : Pasien

datang

membawa

joblist

beserta

barcode, pasien kemudian dipersilahkan duduk kemudian di cocokkan identitas pasien dengan yang berada pada joblist setelah data pasie sudah selesai kemudian dilakukan persiapan

32

alat dan bahan yang di gunakan untuk proses atau pelaksanaan samplin. 2) Persiapan Alat dan Bahan : a) Tourniquet b) Holder c) Jarum d) Kapas alcohol 70% (alcohol swab) e) Plester f) Spuit g) APD ( Alat Pelindung Diri ) 

Jas LAb



Sarung tangan



Masker

Gambar III.7 Alkohol Swab 70% dan Plester

33

Gambar III.8 Tourniquet dan Jarum Vacum

Gambar III.9.Holder dan Jarum

Gambar III.10 Spuit 3 cc, 5 cc, 10 cc dan Safety Box

34

Gambar III.11 APD : Sarung Tangan, Nasker dan Jas Lab. 3) Persiapan Tabung : a) Tabung vakum dengan tutup kuning (tabung SST = Serum Separator Tube) 

Mengandung activator gel



Yang

berguna

untuk

mempercepat

pembekuan

(memisahkan antara serum dan sel-sel darah) 

Tabung ini untuk pemeriksaan kimia klinik, imunologi, dan infeksi volume darah 5cc

b) Tabung vakum dengan tutup biru, 

Mengandung antikoagula Na Citrat 3,2% - 3,8%



Tabung ini untuk pemeriksaan faal hemostasis



Volume darah 2,7cc

c) Tabung vakum dengan tutup ungu 

Mengandung antikoagula EDTA fungsinya agar darah tidak beku



Untuk pemeriksaa DL, HbA1C, CD4, Hb elektroforesis,

35

Golongan darah ABO 

Volume darah 3cc

d) Cup kecil dengan tutup ungu 

Untuk pemeriksaan DL



Volume darah 0,5cc



biasanya digunakan pada sampel darah anak kecil dan orang susah dapat venanya.

e) Cup kecil warna putih 

Untuk pemeriksa faal hemostasis



Mengandung anti koagulan Na Citrat 3,2% - 3,8%, sebanyak 0,0cc

 f)

Valume darah 1cc

Tabung vacuum dengan tutupan abu-abu 

Mengandung antikoagulan Na F + potassium ovalat 5mg : 4 mg



Untuk pemeriksaan asam laktat Volume darah 2cc

Gambar III.12 Tabung Vacum

36

Analitik Dilakukan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang hendak dilakukan. Cara kerja : 1) Persiapan 

Isi formulir permintaan



Nama pasien lengkap



Jenis kelamin dan usia



Alamat dan tanggal lahir



Dokter yang meminta



Tanggal atau jam pengambilan



Jenis test



Nama pengambil bahan



No. MR dan Ruang

2) Persiapan Punksi 

Pilih tabung vakum yang sesuai



Siakan label untuk tabung



Persiapan alat dan bahan sebelum punksi

3) Prosedur Higiene 

Cuci tangan



Gunakan sarum tangan

4) Strategi Komunikasi 

Mengucapkan salam

37



Melakukan pendekatan secara professional



Melakukan wawancara untuk konfirmasi data pasien secara singkat dan lengkap



Memberi penjelasan tentang tujuan dan proses pengambilan bahan pemeriksaan



Memberi penyeluhan kesehatan



Menguncapkan Terima kasih

5) Persiapan Pasien 

Dalam keadaan tenang, rilek dan kooperatif



Diberi motivasi : sakit sedikit dan proses cepat



Apakah perlu puasa / mutlak atau tidak

6) Posisi Pasien 

Duduk atau berbarin dengan nyaman



Pada posisi duduk lengan diletakkan diatas meja atau tempat tidur, dapat mengunakan bantal untuk memberikan posisi nyaman



Pada posisi berbaring lengan diulurkan lurus dari bahu sampai pergelangan tangan



Idealnya, posisi pasien saat pengambilan sampel darah harus dicatat



Perbedaan posisi dapat mempengaruhi hasil

7) Pemilihan Daerah Punksi Vena 

Vena yang tepat untuk pengambilang darah :

38

-

Vena mediana cubiti (terbaik)

-

Vena cephalica

-

Vena vasilica (besar, elastis, bentuk lurus dan rangsang sakit kurang)



Vena pada ekstremitas bawah tidak diajurkan karena sering menimbulkan komplikasi

Gambar III .13 Pemilihan Daerah Punksi Vena 8) Pemasangan Tourniquet 

2-3 inchi di atas vena yang akan dipunkis (5-10 cm/ 4-5 jari diatas vena yang akan dipunksi)



Pemansangan jangan terlalu kencang



Pemansangan tidak lebih dari 1 menit



Bila vena punkis tertunda, sabaiknya dilepas terlebih dahulu dan dipasangan kembali sebelum dilakukan punksi

39

Gambar III.14 Pemansangan Tourniquet

9) Desinfeksi daerah punksi 

Mengunakan kapas yang mengandung alcohol 70%



Cara pembersihan harus diperhatikan



Ditunggu sampai alkohol kering sebelum dilakukan punksi

10) Pengambilan Darah vena mengunakan spuit/Syring 3 ml atau 5 ml 

Pegan spuit mengunakan tangan kanan



Periksa jarum, pengan spuit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada pangkal jarum



Tegankan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri diatas pembuluh darah supaya pembuluh darah tidak bergerak



Kedalam jarum masuk pembuluh darah sekitar 1-1,5 cm



Tusukan ujung jarum pada vena yang dikehendaki dengan sudut 15-30 derajat dan posisi jarum menghadap keatas

40



Bila darah sudah tampak mengalir kedalam spuit, fiksasilah



Lepas terniquet segerasetelah darah mengalir, lalu isi spuit sejumlah yang dikehendaki



Letakan kapas kering pada tempat punksi, jarum ditarik pelang-pelang, pasien disuruh menekankan kapas dalam beberapa menit



Lepaskan jarum dari sempritnya dan alirkan kedalam tabung yang tersedia melalui dingdingnya

Gambar III.15 Pengambilan Darah vena mengunakan spuit/Syring 3 ml atau 5 ml 11) Pengambilan Darah Vena mengunakan Vacutainer 

Pegang jarum pada bagian tutup yang berwarna dengan satu tangan, kemudian putar,lepaskan bagian berwarna putih dengan tangan lain



Pasangkan jarum pada holder, biarkan tutup yang berwarna tetap pada jarum



Bila posisi punksi telah siap, lepaskan tutup jarum yang

41

berwarna lakukanlah punksi vena seperti biasa 

Masukan tabung ke holder, Tempatkan tempatkan jari telunjuk dan tangan pada pinggiran holder dan ibu jari pada dasar tabung mendorong tabung sampai ujumg holder



Lepaskan tourniquet saat darah mulai mengalir ke tabung



Bila kevakuman habis maka pengaliran darah akan berhenti secara otomatis.

Gambar III.16 Pengambilan Darah Vena mengunakan Vacutainer Pasca Analitik 1) Setelah selesai semuanya, cabut jarum tutup luka tusukan dengan kapas tekan beberapa menit, kemudian diplester 2) Buang jarum yang sedah ditutup kedalam sampah medis 3) Tabung vakum yang sudah terisi darah dikocok pelan-pelan sesuai jenis tabungnya kemudian diborcode/diberi lebel 4) Tulis nama flebotomis dan jam pengambilan darah 5) Serahkan formulir bukti pengambilan hasil pada pasien 6) Jika ada pemeriksaan glukosa darah 2 jam pp, pasien diberitahu

42

untuk kembali beserta barcode 2 jam pp dan ditulis jam berapa pasien harus kembali 7) Lalu sampel di ambil oleh petugas dan identifikasi no. dan sampel siap untuk di kirim ke Laboratorium Patologi Klinik.

a. Prosedur Pengambilan Sampel Darah Patologi Klinik RS Dr. Soetomo Surabaya 1) Pasien yang sudah bawah formulir pemeriksaan (joblist) dari loket 1 memasuki ruang sampling. Kemudian menumpuk joblis di meja petugas sampling dan pasien duduk di ruang tunggu yang sudah disediakan 2) Petugas memanggil pasien sesuai urutannya 3) Kemudian petugas menyayakan nama, umur, dan alamat pasien 4) Petugas memeriksa formulir tentang pemeriksaan yang diminta oleh dokter 5) Kemudian siapkan tabung vakum yang sesuai dengan pemeriksaan yang diminta dokter 6) Siapkan pula alat-alat yang akan akan dipakai yaitu tourniquet, holder, jarum, alkohol, swab, dan plester 7) Sebelum melakukan pengambilan darah pasien harus ditaya teteng puasa tidaknya apabila ada permintaan pemeriksaan glukosa darah puasa dan kolestrol

43

8) Jika semuanya sudah siap mulailah pemasangan tourniquet. Posisi lengan lurus, tangan mengempal, lalu cari vena mediana cubiti. Jarak pemasangan tourniquet dengan vena yaitu 7-10 cm diatas vena 9) Desinfektan dengan kapas alkohol 70% dengan arah memutar dari dalam keluar, lalu tungu sampai alkohol mongering 10) Kemudian tusukan jarum holder yang telah disiapkan pada vena cubiti,

laluka masukan tabung vakum pada holder,

kemudian dorong tabung vakum agar darah mengalir kedalam tabung, setelah darah mengalir lepaskan tourniquet 11) Setelah tabung terisi darah, cabut tabung dan ganti dengan tabung berikutnya 12) Setelah selesai semuanya, cabut jarum tutup luka tusukan dengan kapas tekan beberapa menit, kemudian diplester 13) Buang jarum yang sedah ditutup kedalam sampah medis 14) Tabung vakum yang sudah terisi darah dikocok pelan-pelan sesuai jenis tabungnya kemudian diborcode/diberi lebel 15) Tulis nama flebotomis dan jam pengambilan darah 16) Serahkan formulir bukti pengambilan hasil pada pasien 17) Jika ada pemeriksaan glukosa darah 2 jam pp, pasien diberitahu untuk kembali beserta barcode 2 jam pp dan ditulis jam berapa pasien harus kembali

44

Catatan :  Untuk pemeriksaan Bsn 2 jam pp perlu buasa 8-10 jam  Untuk pemeriksaan kolesterol, Tg, Ldl, Hdl kolesterol puasa 10-12 jam  Untuk pemeriksaan CD4 puasa 12 jam  Untuk pemasangan tourniquet tidak boleh lebih dari 1 menit karena bisa meyebabkan hemokonsentrasi (pengentalan darah akibat perembesan plasma sehingga nilai hematoktik meningkat 20% dari nilai normal). b. Hal-hal yang bisa terjadi pada Phlebotomy : 

Alergi terhadap antiseptik dan plester



Perdarahan berlebihan



Pingsan



Hematom, terjadi karena :



Vena terlalu kecil untuk jarum yang dipakai



Jarum menembus seluruh dinding vena



Jarum hanya menembus sebagian vena



Jarum dilepaskan pada saat tourniquet masih dipasang



Penekanan tidak adekuat setelah venipuncture

Jika pasien pingsan pada saat venipuncture : 1.

Lepaskan tourniquet, tarik jarum segera

2.

Bicara pada pasien supaya terjaga dan mengalihkan perhatiannya

45

3.

Pasien menundukkan kepala dan bernafas dalam

4.

Lepaskan aksesories atau dasi

5.

Kompres dengan air dingin dibagian dahi dan belakang leher

3. Pelayanan Divisi Kamar 14 Laboratorium Kamar 14 yaitu suatu laboratorium khusus yang terletak di poli rawat jalan, yang melaksankan kegiatan atau pemeriksaan rutin pada pasien rawat jalan yang memerlukan hasil secepatnya (cito), dengan metode manual. Pemeriksaan rutin yang biasa di lakukan yaitu : a. Pemeriksaan Gula Darah (Pemeriksaan Glukosa POCT terdiri dari : 1) Glukosa Darah Acak, 2) Glukosa Darah Puasa 2 Jam Post Prandial, - Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) / Glucossa Test Toleranso Oral (GTTO) GTTO50gram, GGTO 75gram, dan GTTO 100gram). b.

Pengambilan Darah Vena

c.

Pemeriksaan Hb Cyanmeth

d.

Pemeriksaan Swab Vagina

e.

Pemeriksaan Plano Test (HCG Kualitatif)

46

ALUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK IRJ Loket pendaftaran :  Pasien Poli  Pasien Tamu

 Serahkan formulir pemeriksaan  Lembar SKP merah

Pengambilan Sampel

Proses pemeriksaan sampel Verifikasi hasil

Pengambilan hasil di LAB PK IRJ

Penyerahan Hasil

a. Pemeriksaan Glukosa Darah POCT Prinsip

: Strip Test glucose menggunakan katalis bersama dengan teknologi biosensor yang dirancang untuk pemeriksaan glukosa. Tes strip ini

dirancang

sedemikian rupa sehingga ketika darah dimasukkan kedalam zona reaksi strip, katalisa glukosa memicu oksidasi glukosa dalam darah. Intensitas elektron yang terbentuk diukur dengan sensor glucose dan setara dengan kadar glukosa dalam sampel.Test Strip diletakkan pada alat, ketika darah di teteskan pada zonareaksi tetst strip,dengan reaksi hasil yang di baca dalam waktu 6 detik dihitung mundur.

47

Tujuan

: Untuk memebantu mendiagnosa penyakit Glucossa pada

Metode

sampel Darah Segar.

: Gluco stick atau Test Strip

Pra Analitik Disiapkan alat dan Bahan yang digunakan : 1) Kapas Alkohol / Alkohol swab 70% 2) Blood Lancet 3) Alat Glucossa Stick Autoklick 4) APD ( Alat Pelindung Diri ) 

Jas LAb



Sarung tangan



Masker

Gambar III.17 Alkohol Swab 70%, blood Lancet dan Stik Glucometer

48

Gambar III.18 Alat Glucossa Stick Autoklick

Gambar III.19 APD : Sarung Tangan, Masker dan Jas Lab.

b. Pemeriksaan Gulah Darah Acak dan Pemeriksaan Gula Darah 2 JPP  Pemeriksaan gula darah acak tidak perlu puasa. Pemeriksaan Gula Darah 2 jam PP pasien dianjurkan puasa selama 12 jam sebelum pemeriksaan dan hanya diperbolehkan minum air

49

putih.  Pemeriksaan dilakukan pagi hari.  Tidak

dianjurkan

melakukan

aktivitas

berat

sebelum

pemeriksaan. Analitik 1) Siapkan alat dan bahan yang di gunakan 2) Pasien datang dengan meyapa dan beri salam dengan senyum dan dipersilahkan duduk, lalu terima Joblist yang dibawa dan melakukan cet atau identifikasi data Pasien dengan menanyakan :  Nama Pasien  Alamat  Umur 3) Lalu dicocokan pada Joblist yang dibawa oleh Pasien, diamabil barcode di tempelkan satu pada buku pembacaan hasil dan satunya lagi di tempelkan pada joblist 4) Untuk memulai pemeriksaan angkat alat Glucossa Stick autoklick yang ada pada Docking dan tunggu sesaat. 5) Lalu tekan OK atau kemudian muncul ENTER OPERATOR ID, maka masukan kode atau opertaor ID (berupa angka) 6) Tekan OK atau ACCEPT, muncul ENTER STRIP LOT (abaikan)

50

7) Tekan OK ata ACCEPT, muncul ENTER ID masukan ID PASIEN secara MANUAL / SCAN Barcode bila pasien sudah menggunakan Barcode. 8) Muncul Insert TEST STRIP In METER, maka masukan atau siapkan STRIP GLUCOSSE pada meter, masukan ujungnya yang berwarna keemasan sedangkan yang ujung ada 4 lubang di gaian atas (jangan sampai terbalik) dan muncu pada layar TOUCH TEST STRIP TO BLOOD DROP. 9) Kemudian dilakukan pengambilan darah kapiler dengan cara sebagai berikut. 10) Dipilih lokasi pengambilan darah kapiler pada jari tangan manis

kemudian

disinfeksi

dengan

kapas

alkohol

70%,biarkan kering. 11) Dipegang bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang. 12) Ditusuk dengan lancet steril, tusukkan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. 13) Setelah darah keluar kemudian teteskan pada ujung strip glucose yang sudah menempel pada alat Stat Strip Glucose kemudian tunggu hasil akan muncul pada alat waktu 6 detik dihitung mundur.

dengan

51

Post Analitik Hasil ditulis pada buku arsip Lab. Kamar 14 dan juga ditulis pada Joblist yang di bawah oleh pasien dan pasien di suruh kembali ke Dr. Poli penyakit unutk tunjukan hasil yang ada. Harga Normal : 70-110 gr/dl Catatan : Untuk pemeriksaan 2 JPP pasien di anjurkan untuk kembali lagi melanjutkan pemeriksaan setelah makan dan puasa lagi dalam waktu 2 jam.

c. Pemeriksaan Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) / Glucossa Test Toleranso Oral, (GTTO) GTTO50gram, GGTO 75gram, dan GTTO 100gram) Definisi Pemeriksaan GTTO / TTGO adalah test lanjut dari test Glucosse Challenge Screening pada ibu hamil. Sebelum melakukan GTTO/TTGO Ibu hamil diminta unutk makan sekurang-kurangnya 150mg karbonhidrat selama 3 hari berturutturut selanjutnya berpuasa ( hanya bisa minum air sebelum melakukab pemeriksaan). Kemudian akan diukur kadar gula puasa dan ibu hamil di suruh mengkonsumsi glucossa, kemudian kadar gula diukur setiap 3 jam selama beturut-turut.

52

Pemeriksaan GTTO / TTGO biasanya kebayankan hampir dilakukan pemeriksaan oleh ibu hamil dari usia hamil mudah sampai usia hamil tua. TTGO yaitu :

Test Toleransi Glukosa Oral

GTTO yaitu :

Glucossa Test Toleranso Oral

 Untuk pemeriksaan GTTO/TTGO 50 gram pasien dianjurkan minum glukosa sebanyak 50 gram terlebih dahulu 1 jam kemudian dilakukan pengambilan sampling kapiler.  Pemeriksaan GTTO / TTGO 75 gram pasien dianjurkan minum glukosa sebanyak 75 gram yang telah dilarutkan dengan aquades, 2 jam kemudian dilakukan pengambilan sampling kapiler.  Pemeriksaan GTTO / TTGO 100 gram pasien dianjurkan minum glukosa sebanyak 100 gram yang telah dilarutkan dengan aquades, setelah 1 jam diambil sampling darah, 2 jam kemudian diambil sampling

darah

dan

3

jam

dilakukan pengambilan sampling vena (4x pengambilan selama puasa). Tujuan Pemeriksaan GTTO/TTGO :  Untuk menentukan atau mendiagnosa apakah ada gula darah arau tidak berdasarkan efektifitas pemakaian gula oleh tubuh manusia.

53

Pra Analitik 1) Disiapkan alat dan Bahan yang digunakan : 

Kapas Alkohol / Alkohol swab 70%



Blood Lancet



Alat Glucossa Stick Autoklick



Aquades ( aqua Gelas ) dan serbuk gula

2) Disiapkan glukosa oral yaitu timbang glukosa sebanyak 50 gram,75 gram, dan 100 gram dilarutkan dengan aquades 500 ml. 3) Tidak

dianjurkan

melakukan

aktivitas

berat

pemeriksaan.

Gambar III.20 Kapas Alkohol swab 70% dan Blood Lancet

Gambar III.21 Alat Glucossa stick dan Glucossa meter

sebelum

54

Gambar III.22 Air mineral gelas dan serbuk gula Analitik 1) Siapkan alat dan bahan yang di gunakan 2) Pasien datang dengan meyapa dan beri salam dengan senyum dan dipersilahkan duduk, lalu terima Joblist yang dibawa dan melakukan cet atau

identifikasi data Pasien dengan

menanyakan : 

Nama Pasien

:



Alamat

:



Umur

:

3) Lalu dicocokan pada Joblist yang dibawa oleh Pasien, diamabil barcode di tempelkan satu pada buku pembacaan hasil dan satunya lagi di tempelkan pada joblist 4) Untuk memulai pemeriksaan angkat alat Glucossa Stick autoklick yang ada pada Docking dan tunggu sesaat. 5) Lalu tekan OK atau kemudian muncul ENTER OPERATOR ID, maka masukan kode atau opertaor ID (berupa angka)

55

6) Tekan OK atau ACCEPT, muncul ENTER

STRIP LOT

(abaikan) 7) Tekan OK ata ACCEPT, muncul ENETER ID masukan ID PASIEN secara MANUAL / SCAN Barcode bila pasien sudah menggunakan Barcode. 8) Muncul Insert TEST STRIP In METER, maka masukan atau siapkan STRIP GLUCOSSE pada meter, masukan ujungnya yang berwarna keemasan sedangkan yang ujung ada 4 lubang di gaian atas (jangan sampai terbalik) dan muncu pada layar TOUCH TEST STRIP TO BLOOD DROP. 9) Kemudian dilakukan pengambilan darah kapiler dengan cara sebagai berikut. 10) Dipilih lokasi pengambilan darah kapiler pada jari tangan manis

kemudian

disinfeksi

dengan

kapas

alkohol

70%,biarkan kering. 11) Dipegang bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang. 12) Ditusuk dengan lancet steril, tusukkan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. 13) Setelah darah keluar kemudian teteskan pada ujung strip glucose yang sudah menempel pada alat Stat Strip Glucose kemudian tunggu hasil akan muncul pada alat dengan waktu 6 detik dihitung mundur.

56

Post Analitik Hasil ditulis pada buku arsip Lab. Kamar 14 dan juga ditulis pada Joblist yang di bawah oleh pasien dan pasien di suruh kembali ke Dr. Poli penyakit unutk tunjukan hasil yang ada. Harga Normal :

> 200 mg/dl

d. Pengambilan Darah Vena Prinsip : Darah

vena

diambil

dengan

cara

melakukan

penusukan pada pembuluh darah vena, darah akan masuk pada ujung jarum semprit, dilanjutkn dengan menarik torak piston sampai volume darah dihentikan. Tujuan : Untuk mendapatkan sejumlah darah dari pasien sesuai dengan peramenter pemriksaan. Alat dan Bahan yang digunakan : 

Kapas Alkohol swab 70%



Tourniquet



Spuit 33cc, 5cc dan 10cc atau Vacum



Tabung sesusi dengan pemeriksaan



Safety box



Holder dan APD ( Alat Pelindung Diri) : Jas Lab, Masker,dan sarung tangan.

57

Gambar III.23 Tourniquet, Alkohol Swab 70% dan Plestes

Gambar III.24 Jarum dan Holder, Spuit 2,5cc,3cc,5cc dan Safety Box

Gambar III.25 Tabung EDTA, Na Citra dan SST

58

Gamabar III.26 APD : Masker Sarung Tangan, dan Jas Lab. Prosedur Kerja : 1) Siapkan alat dan bahan yang di gunakan untuk Sampling 2) Pasien datang dengan meyapa dan beri salam dengan senyum dan dipersilahkan duduk, lalu terima Joblist yang dibawa dan melakukan cet atau

identifikasi data Pasien dengan

menanyakan :  Nama Pasien  Alamat  Umur 3) Lalu dicocokan pada Joblist yang dibawa oleh Pasien, diamabil barcode di tempelkan satu pada buku pembacaan hasil dan satunya lagi di tempelkan pada joblist 4) Memasang torniquet pada tangan atas, pasien diminta mengepal dan membuka tangan agar vena terlihat jelas. 5) ihkan tempat yang akan diambil darahnya dengan kapas alkohol 70% dan dibiarkan kering.

59

6) Meregangkan kulit di atas vena dengan jari-jari supaya vena tidak bergerak. 7) Menusuk kulit dengan spuit dengan tangan kanan sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena mediana cubiti. 8) Meregangkan bendungan perlahan-lahan, kemudian menarik penghisap semprit sampai didapat darah yang diinginkan. 9) Melepaskan torniquet. 10) Meletakkan kapas di atas jarum kemudian semprit dicabut. 11) Meminta pasien menekan kapas selama beberapa menit. 12) Melepaskan jarum dari semprit, lalu mengalirkan darah ke dalam tabung melalui dinding tabung (tidak disemprotkan) 13) Membuang jarum pada tempat pembuangan.

4. Divisi Kimia Klinik a. Persiapan Sampel dengan Menggunakan Aerocom 1) Definisi Aerocom atau Pneumatic tube System yaitu: sebuah alat atau sistem tabung pneumatik di rumah sakit yang membantu mentransportasikan sampel dengan efisien dan kecepatan yang tinggi untuk mencapai tempat tujuan atau laboratorium dan ruangan tujuan yang mau dikirim hasil atau sampel balik.

60

Sebuah sistem pneumatik dapat mengambil ahli sebagian fungsi transportasi

karena cepat, handal dan

ekonomis. Dengan menghubungkan departemen pusat, misalnya : Laboartorium Patologi Klinik ke ruangan lain yang berhubungan seperti difisi Rawat Inap, Ruang Sampling, laboratorium kamar 14 dan ruangan-ruangan yang berhubungan. b. Cara Menggunakan Aerocom / Pneumatik Tube 1) Pada saat tabung datang bila alaram bunyi Tekan kode (*1) 2) Tekan kode tujuan ruangan untuk kirim kembali tabung penumatik atau kapsul bila di kirim ke ruangan Sampling. ( misalnya : Lab. Sampling 1 dengan Kode 2002 dan lainyan ) 3) Lalu letakkan tabung karier pada lubang ala Aerocom dan posisi tutup diatas. 4) Bila tidak menggunakan Aerocom atau Pneumatic tube maka harus ditutup Lubang Carrier.

61

Gambar III.27 Aerocom dan Tabung carrier

Gambar III.28 Daftar kode ruangan aerocom

62

c. Terima Sampel dan Persiapan Sampel Yang Di Kirim Dari Ruangan 1) Sampel yang datang dari ruangan dengan tabung Aerocom, dibuka lalu dilihat pada didalam tabung aerocom dan dikeluarkan. 2) Bila sampel tersebut untuk pemeriksaan Kimia Klinik maka tindakan yang dilakuakan yaitu: melihat barcode yang ada pada tabung, jika pemeriksaan pada Kimia rutin maka dilakukan identifikasi atau menandai dengan centang pada lembaran apsen pada nomor urut sesuai dengan no. urut yang sudah disediakan, no. Urut tersebut harus sama dengan no. Barcode yang ditabung a) Bila ada sampel 2 JPP, maka identifiaksi atau apsen centangnya tersendiri pada lembar no. urut yang sudah disediakan b) lalu sampel yang sudah di identifikasi di putar atau dicentrufuge dengan kecepatan 3000 rpf selama 15 menit. c) Bila ada permintaan

tersendiri

unutk

POSA dan

pemeriksaan Infeksi, Immunologi, Serologi, maka sampel dan formulinya dipisahkan diraknya masing-masing. d) Pada Pemeriksaan Infeksi, Immunologi, dan Serologi di lakukan identifikasi atau apsen sama seperti pada Kimia Kllinik

63

e) Untuk POSA didaftar sendiri tidak perlu di apsen atau di identifikasi seperti pemeriksan Kimia Klinik, Infeksi, Immunologi dan Serologi, tapi pada lembaran apsennya sendiri f) Penerimaan sampel dan joblist dengan Pneumatic Tube melalui alat Aerocom. g) Joblist dipisahkan, dirobek bagian pinggirnya (dirapikan) sebagai tanda bahwa sudah diperiksa, lalu diserahkan ke bagian entry. h) Sampel pada tabung SST (Serum Separator Tube), dilihat tanggal dan no. urut, dicocokkan dan ceklist pada lembar arsip. i) Jika tanggal yang tertera bukan hari ini (kemarin), pada tabung diberi tanda “K”, juga pada lembar arsip dicatat “K” beserta no. urut yang tertera. j) Sampel glukosa 2 JPP ada lembar arsip no. urut sendiri. No. urut yang tidak jelas bisa ditulis 4 angka dari ID yang berakhiran “A”, yang menunjukkan pemeriksaan 2 JPP. k) Sampel GGT dicatat pada lembar 2 JPP. l) Sampel DL untuk pemeriksaan kimia klinik HbA1C disendirikan untuk diperiksa manual dan diarsipkan tersendiri. m) Kode “A” yang berasal dari tulisan tangan merupakan

64

kode “HIV”. n) Sampel SST yang sudah diceklist dicentrifuge 15 menit 3000 rpf. o) Sampel dikeluarkan dan diletakkan dalam rak tabung. Serum yang sedikit dipisahkan untuk diperiksa secara manual. p) Sampel BGA (Blood Gas Analyzer) langsung diperiksa

d. Quality Control pada Alat Dimention RxL Max 1, 2, 3 Prinsip Q.C

:

Pengawasan

mutu

produk

selama

proses

produksi dengan melakukan pemeriksaan secara penuh kepada semua parameter dengan tiga langkah utama yaitu : Menilai kinerja kerja alat, membandingkan dengan Standar Deviasi (SD I dan SD II) dan koreksi atau perbaikan. Tujuan Q.C

:

Untuk mutu pelayanan Laboratorium Untuk mengetahui apakah alat tersebut sudah dalam keadaan yang layak dipakai untuk di proses pemeriksaan sampel

pasien. Sebagai

bukti dari hasil Laboratorium yang diumumkan dapat dibuktikan dan dipercaya dengan tepat sesuai dengan standar Quality Control yamg dilaksanakan.

65

1) Prosedur Kerja Quality Control pada Dimension 1 dan 2 a) Keluarkan reagen QC yang sudah diencerkan dan di bagi pada setiap cup serum yang ada tutupannya sebanya 5 ml. b) Didiamkan selama 15 – 30 menit pada suhu kamar c) Jika reagen sudah dalam suhu kamar maka letakakan reagen tersebut pada rak khusus untuk Quality Control yaitu rak kuning dan orange yang sudah diprogram khusus untuk Quality Control. d) Lalu melakukan program pad amesin dimension untuk melakukan QC caranya : e) Tekan tombol F1 pada keyboard atau layar monitor untuk New sampel atau Sampel baru. Pada F1 terdapat F1 ---> Z1 

Pasien Name : QC1



Sampel No.

: 14481 ( No. Kode yang sudah di

program khusus untuk QC 

Test

: Semua Parameter pada pemeriksaa

Kimia Klinik f) Lalu tekan F7 untuk mengganti mode sampai muncul limited cup g) Lalu tekan F4 untuk priority sampai muncul QC h) Lalu tekan F8 untuk Serum QC1 i) Lalu tekan F2 untuk Proses single

66

j) Run Sampel tekan F4 dan sampel / reagen QC akan diproses tunggu hingga hasilnya muncul dilayar monitor dan samakan dengan Standar Deviasi yang berlaku, jika ada hasil yang tidak memenuhi Standar Deviasi maka harus mengulang lagi QC pada parameter tersebut dan Cek Reagen QC mungkin ada kesalahan tehknis pada waktu proses awal. k) Pengulangan melakukan QC harus tunggu sampai pada hasil pengulangan tersebut memenuhi Standar Deviasi atau mendekati Standar Defiasi yang sudah ditentukan. 2) Prosedur Kerja Quality Control pada Mesin Dimension 3 untuk Test HbA1C a) Keluarkan Sampel gula darah yang digunakan untuk QC dari kulkas pada suhu kamar selama 15 – 30 menit. b) Letakan sampel tersebut pada rak tabung khusus QC yang berwarna kuning dan orange c) Lakukan program sebagai berikut : d) Tekan tombol F1 pada keyboard atau layar monitor untuk New sampel atau Sampel baru. Pada F1 terdapat F1 → Z1 

Pasien Name : QC1



Sampel No.

: 14481 ( No. Kode yang sudah di Program khusus untuk QC



Test

: HbA1C

67

e) Lalu tekan F7 untuk mengganti mode sampai muncul limited cup f) Lalu tekan F4 untuk priority sampai muncul QC g) Lalu tekan F8 untuk Serum QC1 h) Lalu tekan F2 unutk Proses single i) Run Sampel tekan F4 dan sampel / reagen QC akan diproses tunggu hingga hasilnya muncul dilayar monitor dan samakan dengan Standar Deviasi yang berlaku. j) Perbedaannya untuk QC HbA1C hanya di tekan khusus pada parameter HbA1C karena QC yang dilakukan ditujukan pada parameter HbA1C (ALT + HbA1C) saja. Catatan : a) Quality Control pada alat Dimension 1,2,3 dilakukan 2 kali sehari secara rutin yaitu pada waktu pagi hari dan sore hari. b) Adapun Quality Control Internal dan Quality Control External c) Quality Control Internal yaitu dilakukan setiap hari didalam Lab. PK d) Quality

Control

External

yaitu

melakukan

perbandingan dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya e) Dan hasil Quality Control di kirim ke negara yang

68

bekerja sama dengan maintenence atau company untuk mendapat feed back setiap 3 bulan.

e. Pemeriksaan Kimia Klinik dengan Dimension RxL Max Prinsip

: Alat Dimension RxL Max Alat ini menggunakn siste sensor dan metode random atau acak sensor sensor akan mengoreksi kode sampel ID

berupa

nomor

pasien,

SID

di

parameter

laboratorium. Metode random atau acak artinya sampel yang parameter pemeriksaannya cepat dan apabila sampel paling sedikit akan dikerjakan terlebih dahulu. Tujuan

: Untuk memperoleh pengeluaran hasil pemeriksaan laboratorium yang lebih cepat, presisi dan akurasi.

Metode

: Photometrix Ada beberapa Parameter pemeriksaan rutin Kimia Klinik

yang dilakukan pemeriksaan pada

alat

Dimension RxL Max diantaranya sebagai berikut : 1) AST (ASAT / SGOT) Prinsip : Ketoglutarate + L- Aspirate

L – Glutamate +

Oxaloacetat. Peningkatan jumlah Oxaloacetat → sebagai petunjuk

reaksi

yang

kemudian

dikatalisasi

69

malatedehidrogenase. Oxalacetat + NADH + H+ L – Malate + NAD

+

NADH berbanding lurus dengan Aktifitas AST

2) ALT (ALAT / SGPT ) Prinsip : Ketaglutarate + L-Alanin → L-Glutamate + piruvat peningkatan piruvat diukur pada satu indikator berikut yang dikatalisasi oleh dehidrogenase laktat piruvate + NADH + H → Menghasilkan Lactate + NADH+ . Pada reaksi kedua NAD dari penyusutan NADH ( Photometerycalli terukur) semua langsung propotional ke rate dari formas dari pyuruvate dan menunjukan aktivitas ALT. 3) Alkhali Phospat ( ALP ) Prinsip : P- Nitrophenyl Phospat ↔ P- Nitropnol + ion Phosphat diubah menjadi penitrophenol (kuning) lalu dibaca pada panjang gelombang 405 nm yang secara langsung sebanding denga aktifitas ALP yang

diukur.

4) Albumi Prinsip : Albumin dan serum ditunjukan dengan menggunakan bromeresol green pada PH asam menghasilkan perubahan warna dari kuning menjadi reaksi Albumin BCG kompleks yang berwarna hijau.

70

5) Total Protein Prinsip : Tembaga divalent berakasi pada solusi alkali dengan protein

peptida

mengikat

membentuk

warna

unggu

characteristic biuret complex. 6) Fosfatase Alkali Prinsip : Alkali Phosphatase akan menghidrolisis p-nitrophenyl phosphat menjadi p-nitrophenol dan phosphat. Aktiviti ALP ditentukan dengan mengukur p-nitrophenol secara kinetik pada λ 405 nm. 7) Bilirubin Direct Prinsip : Mengidentifikasi adanya kelainan fungsi hati dengan pemeriksaan bilirubin direct dengan penambahan reagen bilirubin direct dimana asam sulphanilic direaksiakan dengan natrium nitrit menjadi diazotised sulphanilic acid (DSA) yang akan berikatan dengan bilirubin dan membentuk direct azobilirubin. 8) Bilirubin Total Prinsip : Mengidentifikasi adanya kelainan fungsi hati dengan pemeriksaan bilirubin total dengan penambahan reagen bilirubin total dimana asam sulphanilic direaksiakan dengan natrium nitrit menjadi diazotised sulphanilic acid (DSA) yang akan bereaksi dengan bilirubin dan accelator membentuk zat warna azo

71

9) BUN / UREA Prinsip

:

Urea

dihidrolisa

oleh

urease

menghasilkan

ammonium Urea + H2O urease → 2NH3+CO2Dalam suasana alkali ion ammonium bereaksi dengan salisilat dan hypoklorid membentuk warna hijau indophenol ( 2,2 – dikarboksi lindophenol ). Reaksi dikatalisa oleh

Natrium nitroprosside.

NH4+ + Salisilat + hypokloride →Indophenol. Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi Urea dalam sampel. 10) Kreatinine Prinsip : Jaffe read blank pemebntukan kreatinin dalam suasana alkali berwarna orange merah kompleks dengan asam pikrak. 11) Asam Urat Prinsip : Determinase asam urat dreaksikan dengan urase pembentukan reaksi H2O2

dibawah kualiras peroksidase

dengan 3,5 dichloro 2 - hidraksibenzokulfonic dan 4aminophenazone (PAP) 12) Kolesterol Total Prinsip : Kadar cholesterol ditentukan menurut reaksi : Cholesterol Ester Chol esterase Cholesterol + fatty acid Cholesterol chol oxidase Cholesten-4,1-3 + H2O2 2H2O2 + phenol + amino-4-antipyrine peroksidase 4H2O + quinoneimine.

72

13) HDL Cholesterol Prinsip : HDL dan LDL dipresipitase dengan penambahan asam fosfottungsalt dan magnesium klorit. HDL Choles direaksikan denganreagent warna (Hole) 14) LDL Cholesterol Prinsip : Metode ini menggunakan cyclodextrin sulfate detron dan kompleks magnesium untuk menstabilkan VDRL dan cuclomikron. LDL choles bereaksi dengan rekasi I dan II membentuk warna yang diukur secara spektrofotometer. 15) Trigliserida Prinsip : Prinsip reaksi ini berdasarkan lipoksis trigliserid untuk memberikan gliserol bebas oleh aktivitas enzim lipase dan kolesterol esterase. 16) GLUCOSSA Prinsip : Glucossa ditentukan atau diukur setelah reaksi oksidasi

enzimatik

oleh

adanya

glucossa

oksidase.

Terbentuklah hydrogen peroksidade bereaksi NADP menjadi Gluconat – E- P dan NADPH dan hydrogen. 17) Calsiun Prinsip : Protein dari seru diendapkan terlebih dahulu denga buffer asam asetat dalam suasan panas, Calsium yang dibebaskan direaksikan dengan perekasi warna dalam suasana

73

basah.maka terbentuk Ca

2+

- O – Resphitalen complexon

warna ungu. 18) Fosfat Prinsip : Bereaksi dengan amonium molibdat dalam suasana basah untuk membentuk reaksi komplex. Absorb bilirubin bereaksi

dengan diazofized sulphamilic acid

(DSA)

membentuk warna merah azodye. 19) ELEKTROLITE Prinsip : Metode pengukuran dengan menggunakan ion selektif elektroda yang mana untuk menentukan nilai eletrolit secara tepat Alat dan Bahan 

Mesin Dimension RXL Stream Lab



Rak Tray



Centrifuge 5702



Serum



APD (Alat Pelindung Diri) Jas Lab, Sarung tangan, masker.

74

Gambar III.29 APD : Masker Sarung Tangan, dan Jas Lab.

Gambar III.30 Centrifuge 5702 dan Sampel Serum

Gambar III.31 Rak Try dan Tabung yang Ada Pada Alat Stream Lab

75

Gambar III.32 Alat Stream LAB dan Proses Pembagian Sampel

Gambar 5.7 Mesin StreamLAB dan Proses Pembagian Sampel

Gambar III.33 Alat Dimension RxL Max Prosedur Kerja Pra Analitik 1) Cek joblist dan yang telah tiba dilaboratorium atau perispan sampel 2) Sampel dicentrifuge menggunakan centrifuger 5270 selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpf

76

3) Tabung SST akan membentuk 3 lapisan. Lapisan bawah yaitu Eritrosit, lapisan tengah yaitu Gel, Lapisan atas yaitu Serum. 4) Dipersiapkan sampel dipastikan agar dimension RxL Max Stream Lab. berada pada posisi running 5) Dimasukan tabung SST yang berisi serum pasien kedalam rak tray untuk sampel. Analitik 1) Proses Automatik a. Diletakkan rak try yang berisi sampel pada Dimension RxL Stream Lab sesusi denga posisi, ( 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan seterusnya) b. Dipastikan agar sampel tutupan tabung terbuka pada try pemeriksaan untuk sampel yang tutup tabung. c. Dan pada try pemeriksaan posisi 4 dan 5 bisa diletkakan sampel yang tabungnya tertutup. 2) Proses Manual a. Pipet sampel sebanyak 100-500 ul dan masukan pada SSC ( sampel Serum Cup), diletakan pada rak try. Lalu dimasukan pada Dimension RxL max 1 dan 2. b. Diletakkan N1 “Position” diketik posisi sampel pada rak ( Misalnya: M1, N1, T2 dll) pada “ Position” diketik urutan Try / rak c. Pada “Sampel No” diketik SID pasien pada “Location”

77

dikosongkan. ( F1 : Enter New Data) d. Pada “Test” di isi parametern yang di periksa ( Misalnya : Chol, Tg, dan permeriksaan lainna) e. Pada “Priority” di tekan F4 sampai berubah menjadi “Routine” f. Pada “Fluid” di tekan F8 sampai berubah menjadi “Serum” g. Pada “Mode” di tekan F7 samapi berubah menjadi SSC atau muncul limeted Cup h. Pada “Dilution” dikosongkan i. Ditekan F2 jika Pemeriksaan hanya 1 di tekan F3 Load List untuk mencek data dan SID yang sudah di masukan ke mesin apakan sudah sama denga joblist pasien. j. Ditekan F4 “RUN” maka secara otomatis alat akan memproses sampel. Post Analitik Hasil secara Otomatis terbaca pada computer service karena sudah di sambungkan secara Online. Kemudian dilakuakn validasi dan Verifikasi oleh dokter. Lalu hasil dicetak dan ditanda tanggani oleh Dr. S.PK dan supervisor atau Teknik Kimia Klinik lalu dikirim ke loket pangambilan hasil. Interprestasi Hasil : 1. SGPT

: 15-37 u/L

78

2. SGOT

: 12-78 u/L

3. Albumin

: 3.5-5.0 u/L

4. BUN

: 7-18 mg/dL

5. Kraetinine

: 0.6-1.3 mg/dL

6. Kalium

: 3.5-5.1 mmol/L

7. Natrium

: 136-145 mmol/L

8. Clorida

: 98-107 mmol/ L

9. Glukossa

: 70-110 mg/dL

10. Chlolesterol : 200 mg/dL 11. Asam Urat : 3.5-5.0 mmol/dL

f. Pemeriksaan BGA ( Blood Gas Analyzer ) Prinsip : Pengukuran gasa darah pada arteri memberikan informasi dalam mangkaji dan membantu Respirasi Pasien dan metabolisme asam basah, serta homeostatis elektrolit. Blood Gas Analyzer juga digunakan unutk mengkaji oksigenisasi. Tujuan : - Untuk Mengetahui keseimbangan Asam Basah dalam tubuh - Untuk mengetahui kadar Oksigen dalam tubuh - Untuk mengetahui kadar Karbomdioksida dalam tubuh - Untuk mengetahui Efektifitas Ventilasi dan Respirasi.

79

Pra Analitik Alat dan bahan : 1) Mesin GEM PRIMER 3000 2) Disponible Spuit 2,5 cc atau 3 cc 3) Karet Penutup udara 4) Tissue, kotak sampah Khusus 5) APD (Alat Pelindung Diri) Jas Lab, Sarung tangan dan Masker.

Gambar III.34 Mesin Gem Primer 3000 dan spuit 3cc

Gambar III.35 Karet penutup udara

80

Gambar III.36 APD : handscone, masker, jas praktek Persiapan Sampel 1) Pada waktu keluarga pasien datang, terima sampel lalu suruh keluarga pasien duduk di ruang tunggu yang disediakan karenan hasil pemeriksaan jika sudah ada segera di serahkan kembali kepada keluarga pasien. 2) Dilihat pada blanko pemeriksaan asal sample ( arteri / vena ) 3) Dilihat dan diamati suhu yang diminta, menggunakan O2 atau tidak. Analitik 1) Sampel

dihomogenkan,

dengan

cara

memutar

atau

menggosokkan dengan kedua tangan, bolak balik. 2) Di amati data pasien dan di ingat : Suhu, O2, No. SID dan Nama Pasien. 3) Lihat mesin GEM PRIMER 3000 dalam keadaan ready/siap. 4) Pada Blanko pemeriksaan asal sampel ( arteri / vena ) jika tidak ada pilih ( Arterial) / ( tekan Arterial )

81

5) Sampel yang sudah dihomogenkan, dibuang 3 tetes, fungsinya mengeluarkan O2, yang ada di dalam spuit disponible. 6) Sambil menunggu proses penyedotan sampel oleh mesin tunggu sampai alaram dengan perintah “Remove Sampel”, tarik sampel keluar dari jarum pengisap. 7) Setelah itu proses selanjutnya yaitu Pengisian Data : Tekan / sentuh dengan pensil atau atau alat khusu seperti stick pada : 

Operato ID : masukan data teknik,kode nama teknisi yang mengerjakan sampel, Misalnya : Ernestina Maria Da Costa ( EMD )



Patient ID : masukan No. SID Rumah Sakit

(

150401.....) 

Patien First Name : Masukan nama Pasien ( Mis : Arief...)



Pasien Age : ... ( biarkan kosong)

8) Jika pada joblist tertera suhu maka ganti suhu standar yang ada (Suhu 37 C), Misalnya di minta ( 36.5 C ) maka diganti dengan suhu 36 C. Dan bila ada tertera juga O2, maka tekan unit setting lalu diganti sesuai dengn permintaan. Bial tida ada maka di isi standarnya yaitu 21 % 9) Setelah proses analyzer bersanglung dan hasil muncul di layar mesin GEM PRIMER 3000.

82

Post Analitik Blanko atau Joblist yang sampelnya sudah di periksa dicatat pada buku arsip BGA. Dicatat Nama Pasien, No. SID, dan No. R Lalu serahkan lembaran Joblist tersebut pada dokter PPDS untuk mengkomfirmasi hasil yang secara Online sudah di conekan dari mesin ke komputer, lalu hasilnya di print dn diserahkan pada Keluarga Pasien yang disuruh tunggu tadi di ruanga tunggu. Interprestasi Hasil : Ph

HCO2

(mmol/L)

PCO2 (mmHg)

TCO3

(mmol/L)

PO2 (mmHg)

Beecf

(mmol/L)

SO2C

(%)

A-2002

(mmHg)

83

Gambar III.37 Joblist dan Sampel

Gambar III.38 Alat Blood Gas Darah (BGA) GEM PRIMER 3000

Gambar III.39 Safety Box dan tempat sampah khusus

84

Tempat sampah medis dan non medis

Gambar III.40 Skala Persamaan FIO2%

g. Pemeriksaan HbA1C (Dimensin RxL Max 3 ) Prinsip : Mengukur presentas sel darah merah yang selubungi oleh gula. Semakin tinggi berarti kontrol gula buruk dan kemungkinan komplikasi semaking tinggi. Tujuan dan Manfaat dari pemeriksaan HbA1C  Sebagai monitoring kontrol glucossa jangka panjang  Penyesuai terapi

85

 Menilai kwalitas perwatan Diabetes  Memprediksi kerusakan jaringan yang disebabkan oleh tingginya kadar gula atau glucossa darah  Dan melihat kepatuhan Pengobatan penderita DM Pra Analitik Alat dan Bahan 1) Alat Dimension RxL Max 2) cup sampel 3) Yellow pipet 4) Mikropipet 5) Sampel darah segar dengan antikoagulan 6) APD ( Alat Pelindung Diri ) Jas Lab, Sarung tangan, masker

Gambar III.41 Alat Dimension RxL Max

86

Gambar III.42 Cup sampel dan sampel darah

Gambar III.43 APD : handscone, masker, jas praktek Persiapan sampel 1) Siapakan sampel dengan antikoagulan 2) Tuangkan sampel pada sampel cup secukupnya 3) Lalu letakan pada rak try Analitik Proses Manual 1) Pipet sampel sebanyak 100-500 ulatau secupkupnya dan masukan pada SSC ( sampel Serum Cup), 2) Diletakan pada rak try.Lalu dimasukan pada Dimension RxLMax3

87

3) Jika monitor telah terisi posisi sampel cup tinggal di masukan data ID pasien dan Test (Alt + HbA1C) tekan kedua tombol tersebut serentak bersamaan. 4) Diletakkan N1 “Position” diketik posisi sampel pada rak ( Misalnya: M1, N1, T2 dll) pada “ Position” diketik urutan Try / rak 5) Pada “Sampel No” diketik SID pasien pada “Location” dikosongkan. ( F1 : Enter New Data) 6) Pada “Test” di isi parametern yang di periksa ( Misalnya : Chol, Tg, dan permeriksaan lainna) 7) Pada “Priority” di tekan F4 sampai berubah menjadi “Routine” 8) Pada “Fluid” di tekan F8 sampai berubah menjadi “Whole Blood” 9) Pada “Mode” di tekan F7 sampai berubah menjadi CSF atau muncul limeted Cup 10) Pada “Dilution” dikosongkan 11) Ditekan F2 jika Pemeriksaan hanya 1 di tekan F3 Load List untuk mencek data dan SID yang sudah di masukan ke mesin apakan sudah sama denga joblist pasien. 12) Ditekan F4 “RUN” maka secara otomatis alat akan memproses sampel.

88

Pasca Analitik Hasil secara Otomatis terbaca pada computer servir karena sudah di sambungkan secara Online.

Dicatat pada buku arsip

khusus unutk HbA1C, nama Pasien, no SID pasien Kemudian dilakukan validasi dan Verifikasi oleh dokter. Lalu hasil dicetak bersamaan dengan pemeriksaan Kimia Klinik lainnya dan ditanda tanggani oleh Dr. S.PK dan supervisor atau Teknik Kimia Klinik lalu dikirim ke loket pangambilan hasil.

Gambar III.44 Sampel HbA1C

Gambar III.45 Alat Dimension RxL Max

89

Gambar III.46 Kumpulan sampel kimia klinik yang telah diperiksa

h. Pemeriksaan Klirens Kreatinine Prinsip : Kreatinine Kliriens merupakan metode kimi yang paling sensitif untuk mengukur laju filtrasi glomerulus. Test ini memberikan perkiraan mengenai jumlah plasma yang melalui glucomerusginjal setiap menitnya serta pembuangan muatan kreatininenya. Ters ini menggunakan sampel berupa urine tabung 24 jam yang terkumpul dalam 1 jangk awaktu yaitu 24 jam. Tujuan : Untuk mengukur Laju Filtrasi Glumerulus ( LFG) Metode : Jeffe Rete Blang Pra Analitik Alat dan Bahan 1) Dimension RxL Max 3 2) Sampel cup

90

3) Rak Tray 4) Gelas ukur 5) Urine tampung 24 jam 6) Serum 7) Centrifuge 5702 8) Penggaris, Grafik atau Monogram 9) APD ( Alat Pelindung Diri ) Jas Lab, Sarung tangan, Masker

Gambar III.47 Sampel urine dan centrifuge 5072

Gambar III.48 APD : handscone, masker, jas praktek Persiapan Sampel 1) Sampel urine 24 jam yang datang di catat volumenya.

91

2) Joblist yang datang di data pada buku khusus arsip pasien yang memeriksa Kliriens Kreatinine,dan mencatat nama sampel ID, berat badan, Tinggi Badan, kemudian di cari luas permukaan tubuh sesuai metode 3) Untuk sampel serum yang di tampung dalam tabung SST ( tutup kuning) di centrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 300rpm, kemudian di letakkan pada rak tray alat stream lab untuk pemeriksaan kreatinine. Analitik 1) Rak try yang sudah diisi sampel cup diletakakan pada alat stream lab, secara otomatis stream lab akan running sesuai dengan barcode yang tertempel pada tabung untuk pemeriksaan kreatinine. 2) Diambil sampel urine sebatas sampel cup 3) Untuk sampel urine dimasukan dalam alat Dimension RxL Max 3 segmen diletakan pada posisi yang tepat. 

KLICK HOME / Touch pada Layar mesin

Dimension Rxl Max 3 ▪ Klick Home → Klik F1→New Sampel → input Data ▪ Position

: A1 (sesusai rak)

▪ Patien Name

: (masukan nama pasien)

▪ Sampel No.

: ( Masukan Nompr pasein)

▪ Tets

: Crea

92

▪ Priority

: Routine

▪ Fluid

: Urine

▪ Dilution

: (Biarkan kosong)

4) Untuk sampel yang diperiksa 1 jenis pemeriksaa teka F2 : Proses Single → lalu tekan F4 untuk RUN 5) Tunggu sampai hasilnya keluar 6) Jika pemeriksaan behasil ( test Complete) maka hasil akan terkirim ke LIS (Laboratorium Informasi System) 7) Hasil pemeriksaan dari kreatinen serum dan kreatinen urine dimasukan ke dalam rumus unutk menghitung hasil kreatinine. Rumus Perhitungan Klirens Kreatinine Klirens Kreatinine = Volume Urine 24 jam x 1440

Kreatinine Urine x 1.73 Kreatinine Serum

A

Keterangan : 

1440 : Nilai standar yang di dapat dar 24 jam yang dijadikan menit



1.73

: Nilai Standar Luas bidang permukaan tubuh

Normal 

A

: Luas bidang tubuh Pasien dalam grafik atau

Monogram →Tinggi badan→Luas badan →Berat badan ( IMT )

93

Post Analitik Hasil perhitungan di catat pada buku Kliriens kreatinine serta datanya diimput pada computer. Hasil di verifikasi oleh dokter lalu di print dan ditanda tanggani oleh dokte dan petugas laboratorium, kemudian dikirim ke loket pengambilan hasil. Interprestasi hasil : 100 -180 ml/mm

Gambar III.49 Skala / Grafik Monogram pada perhitungan Kliriens Kreatinine

94

i. Pemeriksaan Urine Lengkap Clinitex Novus

dan sedimen

Urine Tujuan : Untuk menegakan diagnosa penyakit teutam a pada saluran kencing. Metode Urine lengkap : Fotometer Sedimen Urine : Manual dengan Mikroscope Pra Analitik Alat dan Bahan 1) Rak Tray Sampel 2) Tabung reaksi 3) Rak tabung 4) Centrifuge 5702 5) Obyek Glass 6) Cover Glass 7) Mikroskop 8) Sampel urine

Gambar III.50 Sampel urine dan centrifuge 5072

95

Gambar III.51 Obyek glass, cover glass, mikroskop

Gambar III.52 APD : handscone, masker, jas praktek

Persiapan Sampel 1) Sampel Urine yang di terima sesuai dengan No. Urut 2) Lalu tempelkan barcode sesuai dengan Identitas Sampel (SID) sesuai dengan no. Urut pada Joblist 3) Mendata pada buku registrasi khusus untuk mendaftar : no. urut Urine lengkap diantaranya : No. Urut pasien, cara masuk serta nomor RM. 4) Sampel pada tabung tersebut kemudian diletakan pada rak sesuai urutan dijoblist, jika tidak genap maka setelah tabung

96

terakhir diberi barcode terakhir. 5) Melihat pada layar monitor, pastikan dalam keadaan stand by online dan kertas cetak di printer tela di siap. Analitik 1) Meletakkan rak-rak tabung pada alat dengan posisi palin gdepa ialah nomor untuk paling awal. 2) Tekan star alat akan menganalisa urine 3) Untuk sampel yagn akan diperiksa sedimennya (sampel lipimik mucus) setelah dilakukan pemeriksaan pada alat Urysis 2400, sampel dicentrifuse dengan keccepatan 2500rpf selama 3 menit. 4) Buang supernatanya, sedimen lalu di tuangkan atau diteteskan pada obyek glass tutup dengan cover glass dan di pereiksa di bawah mikroskope dengan perbesaran lensa obyektif 10x, dan 40x. Diamati ada tidaknya eritrosit, leukosit, lisinder, kristal dan mikroorganisme lainnya. 5) Hasil urine lengkap telah terecetak lalu diberi stempel sedimen urine serat ditempelkan barcode sesuai dengan urutan pada joblist dan dicetak hasil pangamatan sedimen urine pada hasil urine lengkap yang telah distepel. Post Analitik Setelah pemeriksaan urine lengkap dan sedime urine sesuai input hasil pada komputer untuk validasi dan verifikasi oleh dokter,

97

kemudian dicetak dan ditanda tanggani oleh dokter dan petugas laboratorium. Selanjutnya di kirim ke loket pengambillan hasil dengan aerocom. Interprestasi Hasil Hasil Mesin Urysis 2400

Sedimen Urine

RM

: 15.04.10.......

Ery

: .................

Nama

:

..............

Leu

: .................

Eri

:

..............

Epitel

: .................

Leu

:

..............

Silnder

: .................

Epi

:

..............

Kristal

: .................

Krsital

:

..............

Lain-lain

: .................

Silinder

:

..............

Lain-lain

:

..............

Nilai Referensi Untuk Sedimen Urine Tabel III.1. Nilai Referensi Untuk Sedimen Urine Konsentrasi 12 :1 ( Per LP )

Pembesaran Obyektif

Sel darah Merah

0-2

400 x

Sel darah Putih

0-5

400 x

Torak Hialin

0-2

100 x

Sel Epitel Ginjal

+ ( Sedikit)

400 x

Sel Epitel Transisional

+ ( Sedikit)

100 x

Sel Epitel Bertata

+ (Sedikit)

400 x

98

Bakteri

Negatif

400 x

Kristal

Tidak Ada

100 x

Perhitungan Sedimen Jumlah Rata-Rata Per lapang pandang ( Perbesaran 400 x) Tabel III.2 Perhitungan Sedimen Jumlah Rata-Rata Per lapang pandang ( Perbesaran 400 x) Sel Darah 0-20 2-5 10 10-25 25-50 50-99 > 100 Merah (Negatif) (+ 1) (+2) (+3) (+4) (+4) Sel Darah Putih

0-20 2-5 (Negatif) (+ 1)

Krista Normal

+ (Sedikit)

++ (Sedang)

+++ (Banyak)

Sel Epitel Bulat dan berekor

+ (Sedikit)

++ (Sedang)

+++ (Banyak)

Lain-lain + (Sedikit) - Bacteri - Sel Regi - Tricomonas

++ (Sedang)

+++ (Banyak)

Spermatozoa (hanya pada Pria)

5-10 (+2)

10-25 (+3)

25-50 (+4)

50-99 (+4)

> 100

Positif ada atau Negative tidak ada

Jumlah rata-rata Per lapang pandang ( perbesaran 100x)

Cast

Tabel III.3 Jumlah rata-rata Per lapang pandang ( perbesaran 100x) Negatif 0-2 2-5 5-10 5-50 50

Kristal Negatif

0-2

2-5

0-25

5-50

50

abnormal Sel epitel

+ (Sedikit)

++ (sedang)

+++ (banyak)

99

pipih

Mukus

Positif ada atauNegatif tidak ada

j. Pemeriksaan Urine Lengkap dengan Clinitex Novus Prinsip CLINITEX NOVUS @ URINE Analyzer menggabungkan stik kering pada teknologi Kimia urine dan format test kaset unutk membantu memastikan produktivitas maksimum dan pengujian standar dengan analis Clinitex lainnya. Spektrum menawarnakn test penuh trough put hingga 240 sampel per/jam, itu harus kerja menyederhanakan pengujian dan memberikan konsisten hasil yang berkualitas tingggi, unik dan mudah digunakan “ Load – and – go” kaset uji menyederhanakan operasi. Tujuan : Untuk menegakkan Diagnosa penyakit terutama pada saluran kencing. Metode Urine lengkap : Fotometer Sedimen Urine

: Manual dengan Mikrscope

Parameter di Clinitek Novus - Blo (Blood)

- Leu (Leukosit)

- Alb(Albumin)

- Nit (Nitrit)

- Bil (Bilirubin)

- pH

- Cla (Clarity)

- Pro (Protein)

- Col (Color)

- SG (Spesific Gravity)

100

- Crea (Creatinine)

- Glu (Glucose)

- Uro(Urobilin)

- Ket (Keton)

- P:C (Protein : Creatinine) - A:C (Albumin : Creatinine) Pra Analitik Alat dan Bahan : 1) Mesin CLINETEX NOVUS ( SIEMENS) 2) Tabung Urine 3) sampel Urine 4) Rak Tabung Persiapan Sampel : 1) Biarkan sampel pada suhu kamar, bila sampel disimpang dikulkas 2) Homogenkan sampel 3) Tuangkan Sampel ketabung minimal 2 ml 4) Letakkan tabung kedalam rak Menyiapkan Rak di Rak Hander 1) Rak 2) Rak Slot 3) Retaining Rail dan Rack Pusher

101

Gambar III.53 Sampel Urine beserta joblist dan sampel urine di rak try

Gambar III.54 Alat sysmex clinitex novus Analitik  Melakukan Run Sampel Pasien 1) Pastikan Status Bar dalam kondisi ready 2) Pilih Start  Pasien Tets Proses 1) Pasien test progres area menampilkan No. Rak, No. Tabung dan statusnya. Post Analitik  Melihat Hasil Pasien 1) Pada Pasien result di tulis Screen pilih View 2) Gunakan Scrooll button untuk menavigasikan List Sampel

102

3) Baca hasil pada analis area Pembacaan Hasil Urine Lengkap  Jika CLINITEXT NOVUS : BLOOD : NHT

Komfirmasi dengan Pemeriksaan Sedimen manual ( mikroskope) Hasil :

Ery / Blood

:

+ 1 Jika 2-5 / LP + 2 Jika 5-10 / LP. Dan seterusnya.....

Hasil di List : NHT diganti sesuai hasil Pemeriksaan Sedimen Manual

Verifikasi Nilai Referensi Untuk Sedimen Urine Tabel III.4 Nilai Referensi Untuk Sedimen Urine Konsentrasi 12 :1 Pembesaran Obyektif ( Per LP ) Sel darah Merah

0-2

400 x

Sel darah Putih

0-5

400 x

Torak Hialin

0-2

100 x

Sel Epitel Ginjal

+ ( Sedikit)

400 x

Sel Epitel Transisional

+ ( Sedikit)

100 x

Sel Epitel Bertata

+ (Sedikit)

400 x

Negatif

400 x

Bakteri

103

Kristal

Tidak Ada

100

Perhitungan Sedimen Jumlah Rata-Rata Per lapang pandang ( Perbesaran 400 x)

Sel Darah Merah Sel Darah Putih

Tabel III.5 Jumlah Rata-rata Per lapang Pandang ( perbesaran 400x) 0-2 2-5 5-10 10-25 25-50 50-99 > 100 (Negatif) +1 +2 +3 +4 +4 0-2 (Negatif)

2-5 +1

5-10 +2

10-25 +3

25-50 +4

50-99 +4

> 100

Krista Normal

+ (Sedikit)

++ (Sedang)

+++ Banyak

Sel Epitel Bulat dan berekor

+(Sedikit)

++ (Sedang)

+++ Banyak

Lain-lain - Bacteri - Sel Regi - Tricomonas

+ Sedikit)

++ (Sedang)

+++ Banyak

Spermatozoa (hanya pada Pria)

Posotif ada atau Negative Tidak ada.

Jumlah rata-rata Per lapang pandang ( perbesaran 100x)

Cast

Tabel III.6 Jumlah rata-rata Per lapang pandang ( perbesaran 100x) 0-2 2-5 5-10 5-50 50

Kristal abnormal Sel epitel pipih Mukus

Negatif + (Sedikit)

0-2

2-5 ++ (sedang)

10-25

25-50

+++ (banyak)

Positif ada atau Negatif tidak ada

50

104

k. Pemeriksaan Sedimen Urine dengan Sysmex UF 500i Prinsip : Pemeriksaan sedimen Urine menggunakan metode fotometri untuk mengidentifikasi, mengelompokan dan menghitung Tujuan : Untuk mengetahui adanya sel-sel dan bentuk sedimen patologis dalam urine. Metode : Flowcytometri Pra Analitk Alat dan Bahan 

Mesin Sysmex UF 500i



Tabung reaksi



Rak Tabung Tray



Sampel urine



APD ( Alat Pelindung Diri) Jas Lab, Sarung tangan, Masker



Mikroscope, Cover glass dan Obyek Glass

Persiapan Sampel 1) Sampel yang datang diberi No. Urine lengkap pada joblist masing-masing 2) Kemudian di tuang pada tabung sesuai dengan No. Urut yang telah diberikan pada sampel 3) Memberi barcode sesuai dengan identitas sampel serta dengan no. Urut pada joblist

105

Analitik 1) Lakukan klik order terlebih dahulu pada worklist ( FL) 2) Kick Regis (F9) dan masukan sampel no. Tube posision order atau jenis Pasien ID dan data pasien diakhiri dengan tekan OK 3) Dituangka sampel minimal 4 ml kedal tabung yang di letakkan lalu ditempatkan pada rak sampler dalam sysmex 500i 4) Klick Sampler ( F3) lalu masukan sampler nomor dan tube posistin harus sesuai dengan joblist. Post Analitik 1) Setelah pemeriksaan sedime urine selesai hasil di imput ke komputer untuk di validasi dan di verifikasi oleh dokter. Selanjutnya jhasil di cetak kemudian di tanda tanggani oleh dokter dan petugas yang memeriksa. 2) Lalu hasil dikirm ke lantai 1 atau loket pengambilan hasil dengan menggunakan aerocom. Interprestasi Hasil : Tabel III.7 Interprestasi Hasil Sedimen Urine Parameter Nilai Rujukan Nilai Rujukan (dalam Ul) RBC

M : < = 6,4 F : < = 8,7

1 ( / Npf ) 2 ( / Npf )

WBC

M : < = 5,8 F : < = 1,4

1 ( / Hpf ) 1 ( / Hpf )

EC

M : < = 3,5

1 ( / Hpf )

106

F : < = 12,9

2 ( / Hpf )

CAST

M : < = 0,47 F : < = 0,47

1 ( / Lpf) 7 ( / Lpf )

BACK

M : < = 23 F : < = 93

2 x103 ( / ml ) 93 x 103 ( / ml )

Kriteria Review Hasil Sedimen Urine Sysmex UF – 500i 1.

Hasil dengan PATHCAST cut-off 4 / LPF

2.

Hasil Protein CLINITEX NOVUS 1 + 4

3.

Hasil SYSMEX UF 500i ada tanda * ( Cross )

4.

Jasil leucosit Rendah dan Bacteri / UTI pada UF 500i

5.

Erytrisit Dysmorphic

l. Pemeriksaan Analisa Batu Ginjal 1) Pemeriksaan Mikroskopis Prinsip : Batu ginjal yang sudah di operasi di amati 

Ukuran



Jumlah Batu



Bentuk permukaan Batu



Warna dan konsentrasinya

Tujuan : Untuk mengetahui diet batu ginjal dan untuk mengetahui hasil dari operasi batu ginjal pasien yang telah diangkat untuk megadakn terapi lanjut untuk pengobatan Metode : Titrimetri dan Perubahan Warna

107

2) Pemeriksaan Kimia Prinsip : Titrimetri dan perbandingan warna yang terjadi dengan standar warna yang ada. Tujuan : Untuk mengetahui kadar kandugan persenyawaan yang ada pada batu ginjal pasien. Metode : Titrimetri Alat dan Bahan / Reagent :  Alat 

Kertas Lakmus



Penjepit tabung



Lampu Spiritus



Korek Api



Rak tabung



Tabung rekasi



Mortal dan Mortil



Pipet Posteur



Tissue



Kertas label



Neraca Timbang Analitik



APD ( Alat Pelindung Diri ) Jas Lab, Sarung Tangan dan Masker.

 Bahan dan Reagent 

Bahan : Sampel Batu Ginjal dari pasien

108



Reagent : -

HCL 10%

-

Amoniak 10 %

-

MnO2

-

Nessier

-

HCL 1 N

-

Reagen Uric Acid

-

Amonium Oxalat

-

Cloroform

Jenuh

-

Asam

-

HNO3 Pekat

-

Amonium

Asetat

Anhydrid -

H2SO4 pekat

Molibolat 10%

Gambar III.55 Sampel Batu ginjal dan Reagen yang digunakan

Gambar III.56 Rak Tabung Reaksi, tabung reaksi, lampu spritus, Mortil dan anak Mortil kertas lakmus dan penjepit.

109

Gambar III.57 APD : handscone, masker, jas praktek Pra Analitik ( Pemeriksaan Makroskopis ) 1) Terima sampel dar ruangan rujukan 2) Lalu Sampel di bawa ke lab. Unutk melakukan pemeriksaan 3) Sebelum di lakukan pemeriksaan Kimia di amati terlebih dahulu dengan pemeriksaan Makroskopis yaitu : 

Bentuk Batu Ginjal



Ukuran Batu Ginjal



Jumlah Batu Ginjal



Bentuk Permukaan Batu Ginjal



Warna Batu Ginjal dan



Konsentrasi Batu Ginjal

4) Setelah di amati secara Makroskope hasil di tulis pada joblist pada pasien tersebut dan bila pemeriksaan lebih dari satu maka di beri nomor urut pada joblist.

110

Analitik 1) Batu Ginjal yang sudah di haluskan dimasukan kedalam tabung (yang beratnya masing 0,1 gram itu pun bila di timbang, kalau tida di timbang di masukan secukupnya sesuai dengan banyaknya batuk ginjal yang di haluskan) 2) Dimasukan secara beruutan sesuai dengan tabung yang sudah diatur di rak Tabung yang sudah di beri no. Urutan sesuai dengan test Kimia yang akan diperiksa sesuai dengan reaksi reagen Cara Kerja Reaksi Kimia 1) Reaksi : Bahan + 1ml Aquadest → di panaskan ( pada lampu spritus yang sudah dinyalakan) → mendidih → diamkan lalumasuka kertas lakmus → menunjukan reaksi asam / basah 2) Carbonat : Bahan + 1 ml HCL 10 % → amati terbentuk gas 3) Oksalat : Hasil diatas dipanasakan sampai mendidih + 0.1 gram MnO2 amati → terbentuk gas 4) Calcium : Bahan 1 ml HCL 1N → dipanaskan → sampai Mendidih + 2 tetes Ammonium Oxalat Jenuh amati → terbentuk kekeruhan. 5) Phospat : Bahan 1 ml + HNO3 Pekat → dipanaskan

111

sampai → mendidih + 2 tetes Ammonium Molibolat 10 % + 2 tetes Amoniak → amati terbentuk perubahan warna coklat sangat kuning. 6) Ammonium : Bahan + 0.5 ml Nessler → amati terbentuk perubahan warna coklat. 7) Cholesterol : Bahan + 0.5 ml choloroform → dipanaskan sampai → mendidih + 2 tetes Asam Asetat Anhydrid + 2 tetes H2SO4 pekat → amati terbentuk perubahan warna Hijau. Post Analitk Pembacaan Hasil Berdasarkan hasil dari pemeriksaan sampel batu Ginjal di atas di dapatkan hasil dari pemeriksaan Kimia dari probandus sabagai berikut :  Reaksi 1

: Ada tidaknya : Asam / Basa

 Carbonat 2 : Positif atau Negatif : terbentuk Gas  Oxalata 3

: Positif atau Negatif : terbentuk Gas

 Calcium 4

: Positif atau Negatif : terbentuk keruh

 Phospat 5

: Positif atau Negatif : Terbentuk warna

coklat yang sangat kuning.  Ammonium 6 : Positif atau Negatif :Terbentuk warna Coklat  Uric Acid

7: Positif atau Negatif :Terbentuk warna

112

Biru  Cholesterol: Positif / Negatif : Terbentuk warna Hijau.

5. Pelayanan Divisi Hematologi a. Pemeriksaan Darah Lengkap dengan Ruby Cell – Dyn XN 1000 Pra Analitik 1) Persiapan Alat a) Alat Pelindung Diri (Jas Lab, Sarung tangan dan Masker) b) Mesin Ruby Cell Dyn XN-1000 c) Rak tray ruby 2) Persiapan Bahan a) Darah Vena dengan antikoagulant EDTA b) Reagen-reagen Mesin Ruby Cell-Dyn

Gambar III.58 Sample darah dengan Antikoagulan dan sampel yang sudah di cek joblist dann di atur dalam rak try sesuai no. urut

113

Gambar III.59 Mesin Cell Dyn XN - 1000 ( Ruby 2 ) untuk pemeriksaan autmatik

Gambar III.60 APD : handscone, masker, jas praktek Analitik Prinsip Mesin Ruby Cell – Dyn XN – 1000 : Multiparameter hematologi parameter otomatis analyzer yang di rancang untuk diagnostk Invitro di laboratoriu Klinis berdasarkan ukuran sel yang melewati filter dengan menggunakan penghamburan cahaya optik unutk sekali pembacaan bisa dibaca sekaligus beberapa parameter diantaranya : Hb, HCT, WBC, RBC, PLT, MCH, MCHC, MCV dan hitung jenis sel. Darah

114

Whole blood dengan antikoagulant di tata pada rak khusus dan alat yang akan di masukan secara otomatis untuk pemeriksaan darah lengkap dan hasil di cetak di printer. Tujuan : 

Untuk mengerjakan pemeriksaaan darah lengkap secara cepat dan memperoleh hasil yang akurat.



Untuk mengetahuai adanya kelainan morfologi pada selsel darah.



Untuk menegtahau adanya informasi Patologis dalam darah.

 Metode

Untuk membantu diagnosa penyakit. : Otomatis

Prosedur Kerja

:

1) Joblist Specimen a) Sampel yang datang

beserta Joblist dengan

Aerocomp, diurutkan nomor sampel berdasarkan joblist dan cocokkan. b) Nomor urut sampel disesuaikan dengan buku arsip lalu identifikasi dengan cara centang pada buku arsip yang sudah di sediakan sendiri untuk sampel yang akan di periksa. c) Sampel di letakan pada rak Tray dengan urutan sesuai urutan joblist.

115

d) Catat jika ada permintaan pemeriksaan LED, jika ada sampel yang datang untuk pemeriksaan Retikulosit maka tindakan yang dilakukan yaitu di pisahkan karena akan dilakukan pemeriksaan di mesin Sysmex. e) Kemudian beri nomor urut lab pada sampel urutan pertama dan terakhir. 2) Persiapan Pengerjaan Sampel a) Sampel yang telah di letakan pada rak Tray di letakan pada alat ruby dyn-cell b) Pilih dan klik

STAR LOADER secara otomatis

samper akan di periksa oleh alat c) Pilih dan klik DATA LOG untuk mengetahui hasil pemeriksaan sampel yang sudah keluar atau belum jika pada alat layar berwarna merah berarti data telah di edit kalau hitam belum di edit d) Untuk melihat hasil pemeriksaan sampel secara detail klik SPECIMEN, jika ada data yang kurang lengkap atau ingin menambahkan keterangan khusus klik EDIT setelah lengkapi dan klik OK e) Setelah itu Klick TRANSMIT mentransfer atau mentransmit data yang kita edit. f) Klik PRINT untuk mencetak hasil.

116

Post Analitik Hasil yang telah di cetak di verifikasi dan di validasi oleh dokter kemudian hasil di kirim ke loket pemgambilan hasil. Jika hasil muncul sampling error maka periksa kondisi sampel, jika memungkinkan ulang lagi pemeriksaannya.dan jika tidak memungkinkan sampel terlalu sedikit atau beku, maka sampel di kirim lagi joblist dan print out hasil ketempat sampel pengulangan sampling

b. Pemeriksaan Darah Lengkap Secara Manual 1) Bila ada darah sampel sedikit ( atau tabung kecil ), kerjakan secara manual atau pada alat ruby dyn –cell dengan cara : a) Klik pada Select Open, maka Mode Closed akan menjadi mode open dan pipa mengedot sampel akan terbuka. b) Tunggu sampai Mode Open muncul dan Ready. c) Arahkan berkode reader pada barcode sampel maka SID akan terisi d) Klik Host Query dan tunggu sampai muncul V Matched yang berarti data dari pasien sudah ada, dan bila tidak muncul tanda tersebut, maka data pasien di lengkapi secara manual atau masukan data Pasien e) Klik More Space info untuk menambahkan data sampel yang tidak terdeteksi.

117

f) Sebelum memasukan sampel kepipa atau jarum pengisap terlebih dahulu homogenkan sampel g) Setelah itu buka tutup tabung vacum dan masukan pada pipa atau jarum penyedot, pengambilan sampel, lalu tekan tombol pada belakang pipa maka dengan otomatis alat

akan

mengambil

sampel

sesuai

permintaan

pemeriksaan. h) Kemudian klik Data Log, jika muncul klik SID yang di maksud lalu klik View Spesimen kemudian klik Printer.

c. Pemerikssan Darah Lengkap & Retuculosit dengan Sysmex XN – 1000 Pra Analitik Persiapan Alat : 1) Alat Pelindung Diri (Sarung tangan, Jas Lab. Masker) 2) Mesin Sysmex XN – 1000, Rak XN Persiapan Bahan : 1) Reagen-reagen yang digunakan Mesin pada alat Sysmex XN – 1000 2) Darah segar dengan Antikoagualan ( EDTA )

118

Gambar III.61 Rak Try XN dan Sampel dengan antikoagulan

Gambar III.62 Mesin Sysmex XN – 1000

119

Gambar III.63 APD : handscone, masker, jas praktek

Analitik Prinsip : Semua

instrumens

XN-series

dilengkspi

dengan

perhitungan dasar hematologi rutin yang disertai dengan perhitungan eritrosit berinti (NRBC) yang akan mengkoreksi jumlah total WBC jik ditemukan lebih dari 10 NRBC / 100 WBC. Selain itu dilengkapi juga dengan hitung 6 janis Leukosit ( Diff pada WDF Channel) terdapat juga parameter pilihan berupa pemeriksaan Retikulosit ( RET), Platelet Flourensi ( PLT – F ) pemisahan Blast dengan abnormal Limfocit yang lebih baik (WPC) dan analis cairan tubuh lainya. Dengan metode Flow Cytrometry menggunakan laser Semikonduktor. Tujuan : 1) Untuk mengklasifikasikan dan menganalisa group dari retikulosit dan platelte di dalam sampel darah. 2) Untuk menscreening beberapa tipe anemia : seperti :

120

Funcional iron Deficiency, Iron deficiency Anemia dan lain-lainya. 3) Untuk membantu menegakkan suatu diagnosa penyakit. Metode

:

Flow

Cytometry

menggunakan

Lasser

Semikonduktor. Prosedur Kerja : 1) Cara Menyalakkan Alat / mesin Sysmex XN - 1000 a) Nyalakan UPS. b) Nyalakan Komputer dan Printer. c) Pastikan tombol ON / OFF pada alat ( buka cover depan ) dan sampler ( bagian kiri belakang sampling ) dalam posisi ON. d) Masukan LOG ON NAME : Lab, Paswoord di kosongkan saja. Kemudian tekan OK. e) Tunggu kurang lebih 10 menit alat akan melakukan pengecekan

secara

otomatis

hingga

instrumen

READY. NB : Pastikan Nilai Backround sesuai dengan yang di tentukan. 2) Cara Menyiapkan Sampel a) Sampel yang datang

beserta Joblist dengan

Aerocomp b) Urutkan nomor sampel berdasarkan joblist dan

121

cocokkan. c) Nomor urut sampel di sesuaikan dengan buku arsip lalu identifikasi dengan cara centang pada buku arsip yang sudah di sediakan sendiri untuk sampel yang akan di periksa. Hitung jumlah sampel yang datang dan catat. d) Sampel di letakan pada rak Tray dengan urutan joblist. 3) Persiapan Pengerjaan Specimen a) Cek status pada indikator LCD pada alat dan sampler dalam keadaan ready b) Lakukan order telebih dahulu pada joblist, klik Regist, input data sampel nomor dan nomor posisi tabung, Discrete Patient ID, Last Name, First Nam, DOB, Word name, Dokter Name lalu tekan OK. c) Klik Tombol yang ada gambar pada tampilan bawah kayar monitor input Sampel Nomer lalu tekan OK. d) Letakkan sampel kedalam rak, lalu letakkan sampel dalam sampel unit. e) Setelah sampel di periksa joblist sampel tersebut harus dicocokan dengan data pasien yang ada dalam komputer tersebut. f) Kemudian sampel yang sudah diperiksa dimasukan

122

dalam rak tabung sesuai dengan no, urut yang tercantum dalam rak tabung tersebut. Post Analitik Setelah semua pemeriksaan selesai semua data sudah cocok dan data di print dengan hasil pemeriksaan. Hasil yang telah di cetak di verifikasi dan di validasi oleh dokter kemudian hasil di kirim ke loket pengambilan hasil.

d. Pemeriksaan Laju Endap Darah ( LED) dengan Alifax Ruller 20 LC Pra Analitik Persiapan Alat

:

1) Mesin Alifay Rollex 20 c 2) Rak tabung 3) Tabung EDTA Persiapan Bahan

:

1) Darah Vena dengan antikoagulant EDTA

Gambar III.64 TAbung EDTA dan Sampel darah dengan Antikoagulan

123

Gambar III.65 Alifax Rollex 20 LC Prosedur kerja

Gambar III.66 APD : handscone, masker, jas praktek Analitik Prinsip : APD (Alat Pelindung Diri) Jas Lab, Masker, sarung tangan. Prinsip Darah EDTA 175 mikro liter masuk ke alat melalui kapiler kemudian di stop mendadak spekro langsung membaca absorbance sejak darah masuk sampai darah di stop dan terjadi reaksi yang di percepat. Karena darah distop menddak, terjadi tabrakan antara sel darah merah ( muatan +) dan

124

Aglomarin ( Muatan -) dan terjadilah agregasi Rulvex. Pembacaannya ditengang infrared berdasarkan 1000x di kalkulasikan dengan mateatic algoritmatic dan akan keluar hasilnya. Tujuan : 

Untuk mengukur kecepatan sel-sel darah dalam satuan waktu tertentu.

Metode

: Stof Flow Kinetic

Prosedur Kerja

:

1) Persiapan Alat a) Hidupkan UPS, tunggu hingga lampu orange ( BY ) mati. b) Alifay Rollex 201 c di hidupkan tunggu kurang lebih 20 menit, hingga suhu stabil. c) Dilakukan prosedur pencucian dengan 2 tabung aquadest steril dengan cara : 

Menekan tabung No 2 (Washing).



Masukan tabung No 1 di lubang pertama dan tabung kedua di lubang No 2.



Jangan isi tabung di lubang ketiga.



Tutup cover roller, tunggu hingga proses selesai dan keluar tulisan fotometer OK.

2) Cara Memasukan Atau mengerjakan Alat

125

a) Masukan sampel pasien, tekan tombol nomor 1 ( rak insert ). b) Scan ID berkode pada sampel sesuai urutan lubang pada Roller di ulangi sampai sampel terakhir. c) Tekan tombol Start untuk memulai Running pasien. d) Masukan 2 tabung pada lubang 19 dan 20 untuk washing. e) Tunggu hingga proses selesai dan hasil terprint pada alat. f) Untuk mengakhiri pemeriksaan lakukan prosedur pencucian dengan tiga tabung aguadest steril. g) Tekan tombol nomor 2 ( Washing ). h) Masukan tabung 1 di lubang 1 dan tabung 2 pada lubang 2 dst. i) Tutup cover Roller, tunggu hingga proses selesai dan keluar tulis j) Roller off atau enter to continue dan matikan Roller 201c dan juga UPS Post Analitik Interprestasi hasil : 2-30 mm / jam

126

e. Pemeriksaan Faal Hemostasis ( FH) dengan Syxmex CS 2100i Pra Analitik Persiapan Alat : 1) Alat Pelindung Diri (Jas Lab, Masker, dan Sarung Tangan) 2) Rak tray 3) Centrifuge 5702 4) Komputer 5) Printer 6) Mesin Sysmex CS 2100 i 7) Tabung kecil untuk perantara tabung kecil pada Rak 8) Tabung citrat Persiapan Bahan : 1) Darah dengan Na-citrat di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. 2) Reagen PPT 3) Reagent APTT 4) Reagen fibrinogen 5) Reagen CaCL2

127

Gambar III.67 Alat Centerifuge 5702 sampel dengan tabung Na. citrat yang ada pada rak try XE 2100i

Gambar III.68 Mesin SYSMEX CS 2100i Analitik Prinsip : Reagent masuk dalam sampel, campurkan reagen dalam sampel di tembak dengan cahaya pada panjang gelombang 660 nm untuk PPT dan APTT panjang gelombang 405 nm untuk fibrinogen. Perubahan kekeruhan yang terjadi di tangkap oleh fotosida untuk membaca lamanya waktu pembekuan. Tujuan : 1) Mengetahui pemeriksaan faal hemostatis menggunakan alat sysmex CS 2100i 2) Mengetahui adanya kelainan faktor intrinsik dan ekstrinsik

128

Metode : Detection System Multive Welenght Prosedur Kerja : 1) Persiapan Sampel a) Sampel yang datang dengan alat aerocom. b) Sampel darah tersebut dicocokan dengan joblistnya lalu

diputar

dengan

centrifuge

5702

dengan

kecepatan 3000 rpm selama 5 menit. c) Lalu sampel di tabung di atur pada rak khusus untuk mesin Sysmex CS 2100 i (Rak tabung FH). 2) Persiapan Pengerjaan Specimen a) Pada alat sysmex CS 2100i klik Order kemudian b) Kemudian klik Order Entry ---> Scan barcode yang ada pada Joblist atau arahkan berkode yang ada pada sampel dengan barkode maka ID sampel parameter terisi pada kolom ID sampel c) Klik kolom Ordinary Sampel

----> klick kolom

sampel ID ---> lalu klik No. ID Sampel / Pasien. d) Pilih parameter pemeriksaan / jenis tets (APTT ,PT, FIBRINOGEN atau parameter lainnya ) yang di minta pada joblist lalu klik OK dan Klik SAVE. e) Tutup tabung di buka, dan cocokan lagi barcode yang ada pada tabung dengan SID pasien yang sudah ada di komputer.

129

f) Kemudian sampel yang sudah di cek yang berada di dalam rak di letakan pada alat. g) Klik

START

kemudian

klik

START

MEUSUREMENT. h) Jika ingin menambahkan pemeriksaan sampel lagi, saat pemeriksaan sampel pertama masih berjalan, lakukan langkah 1-5 lalu klick Start kemudian tekan Continue, Sampel akan terproses. Post Analitik 1) Selama menunggu sampel proses daftarakan joblist SID pasien pada buku arsip FH sesuai dengan no. Urut yang ada Joblst haru sesuai dengan rak urut. ( Mis : R1, R2, R3, dst ) pada setiap loader sampel. 2) Serahkan joblist pada Dr. Sp. PK atau Dr. PPDS untuk mengevaluasi dan verifikasi hasil yang ada di komputer yang secara online dari mesin di transmitkan pada computer. Lalu hasil di print oleh teknik lab dan di tanda tanggani oleh Dr. dan juga tekniksi Lab. 3) Hasil di kirim ke loket pengambilan hasil dengan alat aerocomp. Interprestasi Hasil : PPT

: 11-14 detik /control < 2 detik

APT : 20-40 detik/ control < 7 detik

130

6. Pelayanan Divisi Imunologi Pada unit kerja imunologi dilakukan berbagai macam pemeriksaan antara lain :  Pemeriksaan imunologi menggunakan alat Advia Centaur XP antara lain: Pemeriksaan AFP, TSH, Rubella M, Rubella G, aHbs, FT4, CA 125, CA 153, aHCV, CE EA, T3, Toxoplasma G, Hbs, Toxoplasma M.  Pemeriksaan imunologi menggunakan alat Vidas antara lain: pemeriksaan βHCG kuantitatif, IgM anti HAV, IgG anti toxoplasma Avidity IgG, IgM anti CMV, IgG anti CMV Avidity, Procalcitonine, Firitin.  Pemeriksaan imunologi menggunakan alat Cheem weel antara lain : Pemeriksaan IgM anti HSV 2, IgG anti HSV 2, IgG anti HSV1, IgM anti HSV 1, IgG ACA, IgM ACA, IgG anti B2 Glikoprotein, IgM anti B2 Glikoprotein, ANA test.  Pemeriksaan Imunologi menggunakan alat Imulite antara lain: pemeriksaan Groth, hormon, ACTH.  Pemeriksaan imunologi yang lain antara lain : Elektroforesis protein, Elektroporesis hemoglobin, CD4, HIV, Leukemia Phenotyping, C3, C4, golongan darah.

131

a. Pemeriksaan Imunologi dengan alat Advia Centaur XP Pra Analitik 1) Alat dan Bahan a) Mesin StreamLab b) Mesin Advian Centaur XP c) Rak tray d) centrifuge 5270 e) APD ( Alat pelindung diri ) Jas Lab, Sarung tanga dan Masker. f) Serum atau sampel pasien 2) yang diperiksa di RSU Dr. Soetomo : a) AFP b) CE EA c) TSH d) FT4 e) T3 f) PSACA 199 g) CA 125 h) Toxoplasma G i) Rubella M j) Ca 153 k) Hbs l) Rubella G

132

m) aHbs n) aHCV o) Toxoplasma M 3) Persiapan Sampel a) Cek list atau joblist pasien yang datang dengan sampel dengan alat aerocom di centang atau di apsen sesuai dengan no. Urut. b) Sampel di centrifuge dengan alat centrifuge 5270 dengan kecepatan 3000 rpf selama 15 menit. c) Sampel yang sudah di centrifugedi atur pada rak tray, kemudian diletakan pada ala stream lab sesuai posisinya d) Dipastikan agar mesin tream lab dalam keadan Running e) Dan pastikan juga mesin Centaur XP juga sudah dalam keadaan Ready.

Gambar III.69 Alat Centrifuge 5702 serum pasien, Rak try pada StreamLAB

133

Gambar III.70 Rak try pada StreamLAB dan proses pembagian sampel oleh mesin StreamLAB

Gambar III.71 Mesin StreamLAB yang ada di Lab PK RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Gambar III.72 Mesin StreamLAB yang ada di Lab PK RSUD Dr. Soetomo Surabaya

134

Analitik 1) Tujuan : 

Untuk mengetahuai adanya penyakit immunosistem pada sampel pasien.



Untuk mengetahui adanya virus atau infeksi pada parameter pemeriksaan immunoserologi.

2) Prinsip Alat : Suatu alat kimia yang mengeluarkan energi dalam bentuk

cahaya,

immunoassay.

dikombinasaikan

Cahaya

mengidentifikasikan

yang

jumlah

immunologi dalam sampel pasien. 3) Prosedur :

dengan

dihasilkan pemeriksaan

teknologi

oleh

reaksi

parameter

135

Gambar III.73 Prosedur operasional Advia Centaur XP

136

Pasca Analitik 1) Interpretasi hasil : a) AFP

: < 7 IU/ml

b) CE EA

: < 5 ng/ml

c) TSH

: 0,4-7,0 cIU/ml

d) FT4

: 0,8-2,0 ng/dl

e) T3

: 0,6-2,0 ng/ml

f) CA 19-9

: < 37 U/ml

g) CA 125

: < 35 U/ml

h) Toxoplasma G

: < 32 IU/ml

i) Rubella M

: index < 0,9

j) Ca 15-3

: < 35 U/ml

k) Rubella G

: < 13 IU/ml

l) Toxoplasma M

: < index < 0,9

b. Pemeriksaan Hemoglobin Elektroforesis Pra Analitik 1) Persiapan alat : a) Menggunakan alat pelindung diri (APD) masker, handscun, jas lab. b) Disiapkan peralatan. 2) Persiapan sampel :

137

a) Cuci darah dengan NaCl 0,9 % dengan perbandingan 1 : 10 (darah NaCl) 3 kali dan centrifuge masing – masing 5 menit 5.000 rpm. b) Buang

supernatan

dan

buat

hemolysat

dengan

perbandingan 40 µl eritrosit dan 100 µl Hemolysat. c) Campur / vortex 10 detik kemudian inkubasi 5 menit. Analitik 1) Metode

: Elektroforesis

(Manual

Agarose

Gel

Elektroforesis) 2) Tujuan

: Untuk mengukur berbagai jenis Hb yang terdapat dalam darah pasien.

3) Prinsip

: Pemisahan

jenis

–

jenis

Hb

dilakuakn

berdasarkan tingkat migrasinya dalam alkalis yang dialiri medan listrik. 4) Prosedur : a) Tempatkan Hydragel K20 applikator carner pada permukaan yang datar. b) Tambahkan 120 µl aquabidest pada applicator carner. c) Tempatkan applicator pada permukaan yang datar. d) Tambahkan 10 µl Hemolysat pada masing – masing sumuran pada applicator, kemudian patahkan ujung applicator. e) Buka pack Hydragel agarose gel plate.

138

f) Serap agarose pada agarose gel dengan filter paper secukupnya (harus rata), jangan terlalu kering. g) Tempatkan agarose gel pada Hidragel K20 applicator dengan posisi kutub (+) berada diatas. h) Tempatkan applicator pada applicator carier di posisi 4 i) Turunkan applicator sampai menyentuh permukaan gel agarose dengan memutar swicth perlahan – lahan. j) Tunggu selama 1 menit, kemudian angkat perlahan – lahan. k) Pindahkan agarose gel ke chamber dengan posisi kutub (+) ke arah (+) pada chamber. Gel agarose harus terendam 1 cm pada masing – masing ujungnya ke dalam Tris buffer dengan posisi agarose menghadap ke bawah. l) Nyalakan power supply dengan setting sebagai berikut : 

Volume buffer per compartement

: 150 ml



Total volume buffer

: 300 ml



Waktu migrasi

: 15 menit



Voltage

: 165 volt



Arus ampere

: 7 ± mA

m) Setelah migrasi, pindahkan gel untuk difixasi. n) Fixasi gel ke larutan fixasi selama 5 menit.

139

o) Keringkan gel ke dalam incubator IS 80 pada suhu 80oC selama 10 menit (sampai kering), setelah itu biarkan dingin sekitar ± 1 menit. p) Lakukan pewarnaan pada larutan staining selama ± 5 menit. q) Lakukan destaining pada larutan destaining (3 tahap) sampai benar – benar bersih. r) Kemudian keringkan pada incubator IS 80. s) Lakukan pembacaan hasil scaner dengan posisi gel menghadap ke scaner (ke bawah). Pasca Analitik  Hb menggunakan dua control 1. Kontrol Tall Pusat (HbA, HbF) 2. Control Normal (HbA, HbA2) Fungsi dari kontrol tali pusat : untuk membedakan hal hal yang diluar normal Tabel III.8 Tabel Control Hb Elektroforesis % Ref % Cone Fractions HbA

82,0 <

96.0-99.0

4.64

HbF

68,0 >

- < 3.5

9.86

NB : Seperti

Alat dan bahan yang di gunakan Sama yang

ada

pada

Pemeriksaan

Protein

Elektroforessi hanya beda pada sampel yaitu pada pemeriksaan Hb Elektroforesis menggunakan sampel

140

EDTA sedangkan pemeriksaan Protein Elektroforesis menggunakan Serum.

c. Pemeriksaan Complemen (C3) dan Complemen (C4) Pra Analitik 1) Persiapan sampel : a) ID sampel dicocokkan dengan joblist. b) Sampel dicek list pada buku penerimaan sampel imunologi. c) Sampel dicentrifuge dengan kecepatan 3.000 rpm selama 15 menit. d) Alat dan reagen yang digunakan disiapkan. 2) Persiapan alat dan bahan : a) Me  proyektor b) Mikropipet c) Yellow tip d) Centrifuge e) Plate NOR Partigen (mengandung agarose) f) Sampel serum

141

Gambar III.74 Centrifuge 5702,serum pasien, yellow pipet dan mikropipet

Gambar III.75 MeB Projector dalam keadaa OFF dan ON Analitik Metode : Radial Imunodifusion (RID) Tujuan : Untuk memeriksa secara kuantitatif complemen pada serum pasien. Prinsip : Protein yang terdapat pada cairan tubuh manusia bereaksi dengan antibody spesifik imunochemically dalam gelombang agarose complex. Kekebalan tubuh terlihat

sebagai

garis

immunodefussion, radial,

prespitat

melingkar

disekitar sumur

plate

142

diameter dan zona lingkaran tersebut berbanding lurus dengan konsentrasi protein spesifik dalam serum. Prosedur

:

1) Dimasukkan 5 µl serum pasien pada sumur NOR partigen yang kosong atau yang belum digunakan 2) Setelah sampel dimasukkan tutup kembali rapat – rapat jangan sampai terbuka, ditempat yang lembab 3) Biarkan plate pada suhu ruang selama 2 x 24 jam dan minimal 18 jam sebelum dibaca pada Me  proyektor 4) Cara pembacaan alat Me  proyektor : a) Nyalakan Me  proyektor b) Letakkan plate NOR partigen C3 dan C4 pada tempatnya di alat (lingkaran diatas lensa) c) Bayankan cincin prespitasi pada ayar harus diatur agar terletk pada garis horizontal d) Atur agar tepi luar kamar, cincin berada tepat digaris vertikal pada layar e) Angka pada tempat baca dinolkan dengan menekan tombol hitam disamping tempat baca f)

Geser cincin presipitasi ke arah kiri sehingga garis vertikal tepat pada tepi luar cincin kiri presipitat

143

g) Baca angka ada tempat baca kemudian dicocokkan dengan tabel referensi untuk melihat angka konsentrasi (gr/l) kemudian dikali 100 (mg/dl) Pasca Analitik 1) Hasil dicatat pada buku arsip pemeriksaan C3 dan C4 2) Hasil diprint dan diserahkan kepada dokter yang bertanggung jawab untuk diferifikasi, divalidasi dan ditanda tangani 3) Hasil dikirim ke loket pengambilan hasil 4) Interpretasi hasil : C3 : 50-120 mg/dl C4 : 20-50 mg/dl

d. Pemeriksaan CD4 Pra Analitik 1) Persiapan Alat dan Bahan : a) Micropipet b) Blue tipe c) Yellow tipe d) Vortet tabung e) Serum 2) Persiapan sampel : a) ID sampel dicocokkan dengan joblist

144

b) Sampel dicek list pada buku penerimaan sampel imunologi c) Sampel dicentrifuge dengan kecepatan 3.000 rpm selama 3 menit d) Alat dan reagen yang digunakan disiapkan

Gambar III.76 Sampel CD4 dan Alat BD FACSCalibur Analitik Metode : Flow Citometry Tujuan : Untuk menghitung jumlah limfosit T dan presentasi leukosit apakah meninggi atau menurun. Prinsip : Ketika darah di tambahkan ke reagen, antibody dan di labeli fluorochromo dalam reagen khusus antigen dimpermukaan leukosit. Selama akuisisi, sel-sel berjalan melewati sinar laser dan menyebarkan cahaya laser. sel-sel yang terwarnai ini tersabar dan sinyal fluorensensi

terdeteksi

oleh

alat,

memberikan

informasi tentang ukuran sel, kompleksitas internal,

145

dan intensitas fluorensensi relative. BD trites reagen menggunakan pemicu fluoresensi, memungkinkan fluoresensi langsung dari populasi limfosit untuk mengurangi kontaminasi tidak lisis atau nucleus sel darah merah masuk. Ketika BD trucount tabung digunkan, volume tepat dari sample terwarnai secara langsung dalam tabung BD Trucount. Lyophilized pellet dalam tabung larut, melepaskan sejumlah beads yang berfluoresensi yang di kenal, selama analisis, jumlah mutlak (sel/ul)dari sel positif dalam sampel dapat ditentukan dengan membandingkan peristiwa selular dengan peristiwa beads. Jika software yang sesuai seperti BD Multiset

TM

software digunakan

jumlah, mutlak akan di tentuka oleh software. Jika secara manual melakukan analisis, data menggunakan software seperti BD cellQuestTM

software, hanya

membagi jumlah peristiwa selular yang positif dengan jumlah peristiwa beads, dan kemudian kalikan dengan konsentrasi BD Trucount beads. Prosedur : 1) Dicentrifugasi darah EDTA selama 3 – 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm unutk melihat apakah darah tersebut lipemik, lisis, beku.

146

2) Isi tabung tersebut dengan BD triset Cd3, Cd4 20 µl hingga dasar tabung jangan sampai menyentug bid, homogenkan darah. 3) Pipet 50 µl darah, vortet tabung. 4) Simpan diruang gelap pada suhu 20 – 25 0C dan inkubasi selama 15 menit. 5) Tambahkan 450 µl lysing solution (yang berfungsi untuk melisiskan erytrosit). 6) Campur vortex ± 5 detik, kemudian inkubasi 15 menit pada suhu 20 – 25 0C lysing solution diencerkan 1 : 10. 7) Baca pada flow cyto meter. Pasca Analitik Interprestasi Hasil

:

1) Cd4 absolut

: 410 – 1590 sel/µl

2) Cd4 %

: 31 – 60 sel/µl

3) Menurun

: 200 – 409 sel/µl

4) Sangat menurun

: < 199 sel/µl

5) Pada bayi

:



Cd4 absolut

: ≥ 1500



Cd4 %

: ≥ 25 %

6) Pada usia 1 – 5 tahun : 

Cd4 absolut

: ≥ 1000



Cd4 %

: ≥ 25 %

147

e. Pemeriksaan serologi dengan alat Vidas Prisip alat : Merupakan modifikasi dari prinsip ELISA yang pembesaranya

berdasarkan

berdasarkan

flouresensi agar terjadi suatu reaksi warna pada Elisa, dibutuhkan suatu antibody yang dilabel enzim dan abstrak yang diberi indicator warna yang dikenal dengan kromogen. Metode

: ELFA

Tujuan

:



untuk mengetahui adanya penyakit imun system pada sampel pasien



untuk mengetahui adanya virus atau infeksi pada parameter pemeriksaan imunoserologi.

Parameter : 

HCG kuantitatif



IgM snit HAV



IgG anti Toxsoplasma avidity



IgG anti Toxoplasma



IgM anti Toxoplasma



CMV IgG Avidity

Pra Analitik 1) Persiapan Alat dan Bahan  Sampel serum

148

 Strip CMV IgG  SDR  Mikropipet  Yellow tip  Urea Buffer (RU)  Alat Vidas Analitik 1) Semua sampel yang diperiksa harus dikerjakan dulu menggunakan Vidas CNV IgG dengan hasil positif 6-400 au/ml, jika hasil positif >400 au/ml harus diencerkan sesuai prosedur CMV IgG. 2) Dikeluarkan 2 strip CMV IgG dan 2 strip dari dalam kulkas tunggu sampai suhu ruang selama 30 menit. 3) Pada salah satu strip, ditusuk well (sumur) no.4 (yang bertandakan huruf u3) dengan menggunakan tip dan keluarkan isinya, diisi kembali dengan urea buffer yang berasal dari kit reagen vidar CMV IgG avidity. 4) Pilih assay CMV pada alat vidas untuk pengerjaan control CU dan CL yang ada dalam kit reagen dan khusus CMV avidity untuk pengerjaan control diperlakukan sama input sampel pasien dan validasinnya tidak dilakukan otomatis oleh alat, validasi dilakukan secra manual.

149

5) Dipipet masing-masing 100 µl sampel kedalam well sampel untuk kedua strip tersebut. 6) Dikerjakan sesuai pengerjaan vidas dengan assay “CMV” input manual masing-masing strip. 7) Untuk hasil dihitung manual dengan rumus: 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑛 =

RPV sampel dengan urea Buffer RFV sampel tanpa urea Buffer

Pra Analitik Interprestasi Hasil  IgG CMV

 IgM CMV

 Feritin

: < 4 aU/ml

: Negative

< 4 – 6 aU/ml

: Equivocal

≥ 6 aU/ml

: Positive

: i = Sample RFV / SI Standart RFV i < 0,70

: Negative

0,70 ≤ I < 0,90

: Equivocal

i ≥ 0.90

: Positif

: Men Women

: 30 – 434 ng/ml : Normal menstruating

women : 20 – 159 ng/ml Monopausal women : 20 – 278 ng/ml  Procalcitonine : ≥ 0,09 ng/ml  HCG

: Men Women Menopaus

: < 3 mlU/ml : Cyclic women : < 4 mlU/ml : < 13 mlU/ml

150

 IgG Toxoplasma

: < 4 IU/ml

: Negative

4 ≤ Titer < 8 IU/ml : Equivocal ≥ 8 IU/ml  IgM Toxoplasma

 IgG CMV avidity

: Positif

: i = Sample RFV / SI Standard RFV i < 0,55

: Negatif

0,55 ≤ i < 0,65

: Equivocal

i ≥ 0,65

: Positif

: < 0,4

: Low avidity IgG

≤ 0,4 - < 0,65 : Borderline avidity

 IgM anti HAV

≥ 0,65

: High avidity IgG

: i < 0,4

: Negatif

i ≥ 0,4 and i < 0,5

: Equivocal

i ≥ 0,5

: Positif

 PSA

: < 4 ng/ml

 T3 Total

: 0,60 – 1,81 ng/ml

 TSH

: 2 - < 12 th : 0,64 – 6,27 uIU/ml 12 - < 18 th : 0,51 – 4,94 uIU/ml > 18 th : 0,55 – 4,78 uIU/ml

 FT4

: 0,89 -1,76 ng/dl

 AFP

: < 15 ng/ml

 CEA

: 0 -10 ng/ml

151

7. Pelayanan Divisi Infeksi a. Pemeriksaan Feses/Tinja 1) Pemeriksaan feses lengkap (Makroskopis dan Mikroskopis) 1) Tujuan

:

untuk

menganalisa

feses/tinja

secara

makroskopis dan mikroskopis. 2) Prinsip :  Secara Makroskopis : melihat warna, konsistensi, lendir, darah pada feses/tinja yang diperiksa.  Secara Mikroskopis : dibuat preparat dengan menggunakan larutan Lugol dan Eosin, kemudian diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x. Pra Analitik : 1) Check jenis permintaan pemeriksaan pada job list. 2) Persiapan wadah penampung. a) Wadah penampung dapat meliputi pot sampel atau plastic clip yang bersih, kering dan bebas parasite. b) Penomoran wadah specimen harus sesuai nomor urut pasien pada job list. 3) Informasi cara penampungan Tinja yang di tampung ± 1 gram. 4) Pengiriman dan penerimaan specimen ke laboratorium

152

Sampel dibawa oleh petugas kelaboratorium penyakit infeksi dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan. 5) Persiapan alat dan bahan a) Sampel b) Mikroskop c) Objekdan deck glass d) Lidi e) Reagen (eosin 1-2 % danlugol 1-2 %)

153

Analitik 1) Konfirmasi job list dan specimen yang dikirim 2) Proses analitik a) Pemeriksaan makroskopis tinja Pemeriksaan makroskopis tinja meliputi pemeriksaan warna, konsistensi, ada tidaknya lender dan ada tidaknya darah. Nilai normal : 

Warna



Konsistensi : lembek



Lendir

: negatif



Darah

: negative

: kuning-kuning kecoklatan

b) Pemeriksaan mikroskopis tinja Pemeriksaan mikroskopis tinja meliputi eritrosit, leukosit, silinder, epitel, kristal, lemak, makrofag, parasit, sisa makanan dan yeast. Prosedur pemeriksaan : 

Diteteskan 1 tetes eosin 1-2 % dan lugol 1-2 % pada sebelah kiri dan kanan objek glass.

154



Dengan

menggunakan

lidi

diambil

tinja

secukupnya dan di campur pada masing-masing reagen. 

Ditutup dengan deck glass kemudian di amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x.

Interpretasi hasil : 

Eritrosit

: negatif



Leukosit

: negatif



Makrofag

: negatif



Epitel

: negatif



Kristal

: tidak banyak artinya seperti tripel

phosphat, asam lemak, abnormal charcotleyden, hematoidin. 

Sel ragi (yeast)

: negatif

Pasca analitik 1) Pembacaan hasil dan pencatatan hasil pada job list. 2) Verifikasi hasil pemeriksaan pada dokter. 3) Pengeluaran hasil (print out). 4) Pengiriman hasil (aerocom) untuk selanjutnya di bagikan pada pasien terkait.

155

b. Pemeriksaan darah samar tinja Tujuan : Menemukan apakah ada kelainan tinja yang di urai secara kimiawi. Metode : Rapid chromatographic immunoassay FOB one step device yang mampu mendeteksi darah sebanyak minimal 50mg/mL atau 6 ug/g feses. Prinsip : Prinsip kerja tes darah samar tinja (FOB one stop device) mendeteksi secara kualitatif darah atau hemoglobin manusia dalam tinja (feses). Pra analitik 1) Check jenis permintaan pemeriksaan pada job list. 2) Persiapan wadah penampung. 3) Wadah penampung dapat meliputi pot sampel atau plastic clip yang bersih, kering dan bebas parasit. 4) Penomoran wadah specimen harus sesuai nomor urut pasien pada job list. 5) Informasi cara penampungan Tinja yang ditampung ± 1 gram 6) Pengiriman dan penerimaan specimen ke laboratorium Sampel dibawa oleh petugas laboratorium penyakit infeksi dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan. 7) Persiapan alat dan bahan a) Sampel : feses

156

b) Sebatang lidi bersih kering atau batang gelas / plastik pengaduk c) Botol buffer d) Sebuah

device

uji

(immunochromatographic)

darah test/rapid

samar

tinja

chromatograpic

immunoassay. Analitik 1) Cara kerja : a) Colek feses dengan lidi b) Masukin feses yang dicolek bersama lidi kedalam botol buffer c) Kocok botol buffer sampai dirasa feses sudah tercampur dengan buffer selama 30 detik. d) Patahkan ujung botol kemudian teteskan 2 tetes feses yang sudah dikocok tadi keatas device FOB pada kotak S, diamkan 2 menit e) Perhatikan garis yang muncul pada kotak C dan T. 2) Interpretasi hasil : a) Positif

: jika terbentuk garis warna pink diarea C

dan T b) Negatif

: hanya tampak garis warna pink diarea C

c) Invalid

: tidak tampak garis warna pink diarea C

157

Pasca analitik 1) Pembacaan hasil dan pencatatan hasil pada job list 2) Verifikasi hasil pemeriksaan pada dokter 3) Pengeluaran hasil (print out) 4) Pengiriman hasil (aerocom) untuk selanjutnya dibagikan kepada pasien terkait.

c. Pemeriksaan Widal Tujuan : Untuk mengetahui adanya antibodi spesifik dalam serum terhadap antigen salmonella secara kualitatif dan semikuantitatif berdasarkan reaksi aglutinasi. Prinsip : Berdasarkan reaksi aglutinasi secara imunologis antara antibodi dalam serum dengan suspensi bakteri sebagai antigen yang homolog. Pra analitik 1) Check jenis permintaan pemeriksaan pada job list 2) Persiapan wadah penampung 3) Wadah penampung meliputi tabung vacum tertutup kuning (SST/Serum Separate Tube). 4) Pengiriman dan penerimaan speciment ke laboratorium melalui alat aerocom, kemudian di konfirmasi ulang job list dan sampelnya, lalu disentrifuge hingga mendapat specimen pemeriksaan.

158

5) Persiapan alat dan bahan : a) Sampel (serum) b) Mikroskop c) Object glass d) Tabung reaksi e) Reagen antigen widal : 

O (antigen salmonella typhi somatik)



H (antigen salmonella typhi flagella)



A (antigen salmonella paratyphi A flagella)



B (antigen salmonella paratyphi B flagella)

f) Rak kecil berlubang 24 untuk tabung venojek 3 ml g) Pipet serologi 1 ml dengan skala 0,01 ml h) Micropipet 100 µl i) Inkubator

159

Analitik 1) Prosedur kerja widal slide a) Dipipet serum dan antigen serum data sebagai berikut : Serum

Antigen

Titer

20 µl

40 µl

1/80

10 µl

40 µl

1/160

5 µl

40 µl

1/320

2,5 µl

40 µl

1/640

b) Dihomogenkan dengan cara diaduk lalu digoyangkan selama 2 menit. c) Dilihat ada tidaknya aglutinasi secara mikroskopis dan makroskopis. 2) Prosedur kerja widal tabung a) Siapkan empat seri pengenceran serum penderita : 1/20, 1/40, 1/80, 1/60, 1/320, 1/640 dengan volume masingmasing 1/4mL.

160

b) Untuk kontrol negatif, siapkan 4 tabung masing-masing diisi 1/4 mL Pz. c) Isikan :  Pada seri 1, masing-masing tabung 1/4mL antigen O.  Pada seri 2, masing-masing tabung 1/4mL antigen H.  Pada seri 3, masing-masing tabung 1/4mL antigen A.  Pada seri 4, masing-masing tabung 1/4mL antigen B. d) Sehingga tiap deret dari masing-masing seri terjadi pengenceran sbb : 1/40, 1/80, 1/160, 1/320, 1/640, 1/1280. e) Kocok sampai homogen lalu inkubasikan 37o selama 18 jam. f) Baca hasilnya dan buatkan laporannya. g) Bahasan dan penafsiran :  Pada reaksi positif akan tampak bangunan seperti jala yang memenuhi dasar tabung (latice).  Pada reaksi negatif akan tampak endapan partikel antigen disentrem dasar tabung (sepert titik).  Nilai normal antigen ini untuk Jawa Timur adalah dibawah pengenceran 1/80.

161

 Nilai normal 1/80 dinyatakan sebagai batas keraguan (border line), sebaiknya serum penderita diperiksa ulang seminggu lagi.  Nilai diatas 1/80 dinyatakan patologis untuk anakanak dan nilai diatas 1/160 dinyatakan patologis untuk orang dewasa.  Hasil

negatif

pada

penderita

demam

(fibris)

kecurigaan pada salmonella tidak dapat diabaikan. Serum penderita seperti ini sebaiknya diperiksa setelah seminggu. Pasca analitik 1) Verifikasi hasil pemeriksaan pada Dokter. 2) Pengeluaran hasil (print out) 3) Pengiriman hasil (aerocom) untuk selanjutnya dibagikan pada pasien terkait

d. Pemeriksaan Ig M dan Ig G Dengue Duo Cassete Tujuan : Untuk mengetahui adanya antibodi Ig G dan Ig M Dengue pada serum pasien. Metode : Rapid test Prinsip : Berdasarkan prinsip imunokromatografi, antibodi dalam serum pasien akan diikat oleh anti human Ig M dan Ig G yang dilapiskan pada membran nitroselulosa

162

sebagai fase padat. Kemudian berikan dengan antigen dengue yang telah membentuk komplek dengan gold label anti dengue monoklonal dan memberi warna ping pada garis control dan test. Pra analitik 1) Check jenis permintaan pemeriksaan pada job list. 2) Persiapan wadah penampung 3) Wadah penampungan meliputi tabung vacum bertutup kuning (SST/ Serum Seprator Tube) 4) Pengiriman dan penerimaan specimen ke laboratorium 5) Sampel dikirim ke laboratorium melalui alat aerocom, kemudian di konfirmasi ulang job list dan sampelnya, lalu disentrifuge

hingga

mendapat

specimen

pemeriksaan

(serum). 6) Persiapan alat dan bahan : a) Sampel (serum) b) Kit reagen Ig M dan Ig G dengue duo cassette c) Micropipet dan yellow tip d) Stopwatch

163

Gambar III.77 Dengue Cassete, Micropipet, Yellow Tip

Analitik Prosedur kerja : 1) Tambahkan 10 µl darah, serum, atau plasma pada sumuran bulat menggunakan micropipet atau pipet microsafe yang tersedia. Biarkan sampel menyerap masuk ke dalam spesimen di dalam sumuran bulat.

164

2) Pegang botol buffer secara vertikal dan berada 1 cm diatas sumuran persegi empat. Tambahkan 2 tetes buffer pada sumuran persegi empat dibagian dasar cassette. Penggunaan yang tidak benar : 

Jangan memegang botol secara horizontal ketika digunakan



Jangan membiarkan botol menyentuh sumuran sampel ketika digunakan

3) Baca hasil tepat 15 menit setelah penambahan buffer pada cassette. Setiap garis merah muda yang terlacak pada daerah test menunjukkan hasil positif. Setiap hasil yang terbaca lebih dari 15 menit harus di pertimbangkan sebagai hasil yang invalid dan harus di ulangi. 4) Interpretasi hasil :  Positif

: jika terbentuk garis pada control (C) dan garis pada Ig G, Ig M, Ig A, atau pada NSI

 Negative

: jika terbentuk garis pada control (C), namun tidak ada terdapat garis pada area Ig G, Ig M, Ig A maupun NSI

 Invalid

: jika tidak terdapat garis pada area control (C) maupun

pada

parameter

pemeriksaan

lainnya. Atau terdapat garis pada salah satu /

165

setiap parameter pemeriksaan namun tidak ada pada garis control. Pasca analitik 1) Pembacaan dan pencatatan hasil pada job list 2) Verifikasi hasil pemeriksaan pada Dokter 3) Pengeluaran hasil (print out) 4) Pengiriman hasil (aerocom) untuk selanjutnya dibagikan pada pasien

Gambar III.78 Skema pembacaan hasil pada Test cassete Dengue

e. Pemeriksaan Ig M dan Ig G Dengue Capture Tujuan : Untuk mengetahui adanya antibody Ig M dan Ig G dengue pada serum pasien. Metode : ELISA Prinsip : Pertama antigen atau antibody yang hendak diuji ditempelkan pada suhu permukaan yang berupa

166

microtilter. Penempelan tersebut dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu menempelkan secara non spesifik dengan adsorbs ke permukaan microtiter, dan penempelan secara spesifik dengan menggunakan antibody atau antigen lain yang bersifat spesifik dengan antigen atau antibody yang diuji (cara ini digunakan pada teknik ELISA sandwich) selanjutnya antibody atau antigen spesifik yang telah ditautkan dengan suatu enzim signal (disesuaikan dengan sampe => bila sampel berupa antigen, maka digunakan antibody spesifik, sedangkan bila sampel antibody, maka digunakan antigen spesifik) dicampurkan ke atas permukaan tersebut, sehingga dapat terjadi interaksi

antar

antibody

dengan

antigen

yang

bersesuaian. Kemudian ke atas permukaan tersebut dicampurkan suatu substrat yang dapat bereaksi dengan enzim signal. Pada saat substrat tersebut dicampurkan kepermukaan, enzim yang bertaut dengan

antibody

atau

antigen

spesifik

yang

berinteraksi dengan antibody atau antigen sampel akan berinteraksi dengan substrat dan menimbulkan suatu signal yang dapat dideteksi. Pada ELISA flourescene misalnya, enzim yang tertaut dengan

167

antibody atau antigen spesifik yang akan berinteraksi substrat dan menimbulkan signal yang berupa benderan flourscene. Pra Analitik 1) Check jenis permintaan pemeriksaan pada job list 2) Persiapkan wadah penampung 3) Wadah menampunganmeliputi tabung vacum bertutup kuning (SST/ Serum Seperate Tube) 4) Pengiriman dan penerimaan spesimen ke laboratorium 5) Sampel dikirim ke laboratorium melalui alat aerocom, kemudian di konfirmasi ulang job list dan sampelnya, lalu dicentrifuge hingga

mendapat

spesimen pemeriksaan

(serum). 6) Persiapan alat dan bahan 7) Sampel (serum) 8) Kit reagen Ig G dan Ig M dengue capture 9) Micropipet dan yellow tip 10) Microplate/wale 11) Stopwatch

168

Analitik 1) Konfirmasi job list dan spesimen yang dikirim 2) Proses kerja analitik dengan prosedur sebagai berikut : a) Buatlah larutan kalibrator, kontrol positif, kontrol negatif, dan sampel solution sebagai berikut : 

Calibrator



Positif control : 1000 µl dilluent + 10 positif

: 1000 µl dilluent + 10 calibrator

control 

Negatif control : 1000 µl dilluent + 10 negatif control



Sample

: 1000 µl dilluent + 10 sample

serum b) Homogenkan dan inkubasi selama 10 menit c) Sebanyak 100 µl callibrator, control dan sample solution dimasukkan ke dalam microplate d) Inkubasi selama 60 menit pada suhu 37o C

169

e) Microplate dicuci sebanyak 6 kali dengan wash buffer (komposisi wash buffer : 19 ml aquades + 1 ml wash buffer) f) Kemudian pipet 100 µl mab complex dari antigen vial ke dalam masing-masing well g) Tutup microplate dan inkubasi selama 60 menit pada suhu 37o C h) Masing-masing well dicuci dengan dilluent wash buffer sebanyak 6 kali i) Masing-masing well ditambahkan 100 µl larutan TMB, kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20o C25o C hingga larutan berubah menjadi warna biru (tidak boleh terkena cahaya ditutup dengan kotak hitam) j) Kemudian ditambahkan 100 µl stop solution, lalu homogenkan. Diamkan selama 30 menit, kemudian baca absorbansi dengan ELISA reader pada panjang gelombang 450 nm dengan reference filter 600-650 nm. Prosedur penggunaan alat ELISA reader dalam pemeriksaan dengue Ig M dan Ig G capture : 1) Nyalakan alat ELISA reader dengan menekan tombol “ON” 2) Letakkan well pada slot sampel 3) Tekan tombol “I/A” untuk memilih absorbansi 4) Setelah muncul angka “405” tekan tombol “I/A”

170

5) Tekan tombol “Enter” 6) Tekan tombol “4” kemudian tekan tombol “enter” 7) Well akan masuk ke dalam alat dan dibaca absorbansinya 8) Hitung nilai Ig M ataupun Ig G diketahui dengan rumus berikut : Ig M ataupun Ig G = absorbansi sample : (Absobansi kalibrator X faktor) Contoh : Ig M = 0,212 : (0,138 × 1,16) = 1,3 Pasca analitik 1) Pembacaan hasil dengan melihat perubahan warna yang terjadi (belum pernah melihat pembacaan hasil untuk pemeriksaan ini) 2) Pencatatan hasil pada job list 3) Verifikasi hasil pemeriksaan pada Dokter 4) Pengeluaran hasil (print out) 5) Pengiriman (aerocom)

171

f. Pemeriksaaan Ig M Salmonella Tubex TF Tujuan : Untuk mendeteksi antibody Ig M salmonella pada serum yang diperiksa Metode : Inhibition Magnetic Binding Immunoassay (IMBI) Prinsip : Deteksi keberatan antibody Ig M salmonella dalam serum

pasien

dengan

menilai

kemampuannya

menghambat (inhibasi) reaksi antara antigen yang terdapat dalam reagen warna cokelat dan antibody dalam reagen warna biru. Tingkat penghambat yang dihasilkan adalah setara dengan konsentrasi antibody Ig M S. typhi dalam sampel. Hasil dibaca secara visual dengan membandingkan warna akhir reaksi terhadap skala warna. Pra analitik 1) Check jenis permintaan pemeriksaan pada job list 2) Persiapan alat dan bahan : 

Micropipet dan yellow tip



Stopwatch



Kit reagen Tubex (Brown reagen, Blue reagen, isolasi, wadah spesimen)



Skala warna



Rotator



Cutter

172



Spesimen : serum (menggunakan tabung kuning/SST)

Gambar III.79 Reagen Tubex, reaction well,Tubex Blue reagen, Tubex Brown Analitik 1) Pipet 45 µl Brown reagen ke dalam sumuran 2) Tambahkan dengan 45 µl sampel serum pasien kemudian homogenkan sebanyak 10-15x 3) Inkubasi selama 2 menit 4) Tambahkan dengan 90 µl blue reagen 5) Tutup sumuran dengan menggunakan selotip 6) Shaker/campur selama 2 menit, kemudian inkubasi selama 5 menit diatas magnet ynag telah dilengkapi dengan skala warna 7) Baca hasil Pembacaan hasil : 

Negatif

: (skor 0-2)



Positif

: (skor 4-10)

173

Pasca analitik 1) Mengamati perubahan warna yang terjadi 2) Membandingkan dengan skala warna 3) Pencatatan hasil pada job list 4) Verifikasi hasil pemeriksaan pada Dokter 5) Pengeluaran hasil (print out) 6) Pengiriman hasil (aerocom) untuk selanjutnya dibagikan kepada pasien terkait

g. Pemeriksaan ICT-TB Tujuan : Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap antigen tuberkolosis pada serum yang di periksa Metode : ICT-TB Prinsip : Berdasarkan prinsip immunokromatografi, reaksi antibodi-antigen

jika

berkesuaian

maka

terbentuk garis warna pada garis control dan test.

akan

174

Pra analitik 1) Check jenis pemeriksaan pada job list 2) Persiapan alat dan bahan : 

Kit reagen MYCOTEC-TB



Mikropipet dan yellow tip

Analitik Prosedur kerja : 1) Pipetkan serum sebanyak 100 µl dan teteskan kedalam sumur/well 2) Inkubasi selama 15-20 menit 3) Amati terbentuknya adanya garis C dan T 4) Interpretasi hasil : 

Positif

: jika terbentuk garis warna pink di area C dan

T 

Negatif

: hanya tampak garis warna pink diarea C



Invalid

: tidak tampak garis warna pink diarea C

175

Pasca analitik 1) Pembacaan hasil dan pencatan hasil pada job list 2) Verifikasi hasil pemeriksaan pada dokter 3) Pengeluaran hasil (print out) 4) Pengiriman hasil (aerocom) untuk selanjutnya dibagikan kepada pasien terkait

h. Pemeriksaaan ICT-malaria Tujuan

: Untuk mendeteksi adanya plasmodium pada sampel (darah) yang diperiksa.

Metode

: Imunokromatografi

Prinsip

: Berdasarkan prinsip immunokromatografi, reaksi antibodi-antigen

jika

berkesesuaian

maka

terbentuk garis warna pada garis control dan test.

akan

176

Pra analitik 1) Check jenis permintaan pemeriksaan pada job list 2) Persiapan alat dan bahan : 

Kit reagen plasmotec malaria-3



Mikropipet dan yellow tip



Spesimen darah (tabung ungu/EDTA)

Analitik Prosedur kerja : 1) Pipet 5 µl sampel/tempelkan loop sampel darah dengan antikoagulasi diarea sampel (A) 2) Tambahkan buffer 4 tetes pada lubang 3) Hasil dibaca setelah 15 menit 4) Interpretasi hasil : 

Positif : jika terbentuk garis warna merah diarea C dan T



Negatif : hanya tampak garis warna merah diarea C



Invalid : tidak tampak garis warna merah diarea C

Pasca analitik 1) Pembacaan hasil dan pencatatan hasil pada joblist 2) Verifikasi hasil pemeriksaan pada Dokter 3) Pengeluaran hasil (print out) 4) Pengiriman hasil (aerocom) untuk selanjutnya dibagikan kepada pasien terkait