KONSEP DASAR PETA DAN PEMETAAN
Pengertian Peta Istilah peta berasal dari bahasa Inggris, yaitu map. Adapun kata map berasal dari bahasa Yunani, yaitu mappa yang berarti taplak atau penutup meja. Ilmu yang mempelajari tentang Peta adalah Kartografi, orang yang ahli dalam pembuatan peta adalah Kartografer Menurut Erwin Raisz Peta adalah gambaran pilihan dengan simbolisasi dan generalisasi dalam ukuran kecil dari bagian bumi yang sempit maupun yang luas, yang dinormalisasi dalam skala dan disimbolkan seperti terlihat dari atas dan ditambah lettering supaya jelas. Menurut ICA (International Cartographic Assosiation), Peta adalah gambar konvensional yang dinormalisasi dalam skala, biasanya dalam bentuk bidang datar dan dari data yang dipilih mengenai pemandangan abstrak yang berhubungan dengan permukan bumi dan atau keadaan di dalam bumi. Secara umum yang dimaksud PETA adalah gambar konvensional secara selektif dari permukaan bumi dengan segala fenomenanya sebagaimana terlihat dari atas, di buat pada bidang datar, diperkecil dalam skala, ditambah tulisan atau simbol sebagai tanda pengenal (identitas). Fungsi Peta Peta sangat bermanfaat untuk menunjukkan atau menggambarkan: a. arah dan jarak di bumi, b. lokasi suatu tempat, c. ketinggian suatu tempat, d. luas dan bentuk wilayah, e. perubahan sifat alami dan nonalami. Menurut isi peta, dibedakan atas peta umum dan peta khusus. 1. Peta umum, adalah peta yang menggambarkan seluruh penampakan yang ada di permukaan bumi, baik bersifat alamiah (misalnya sungai, danau, gunung, laut, hutan, dan lain-lain). Peta umum di bedakan menjadi
a. Peta Topografi Adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur adalah garis-garis pada peta yang menunjukan perbedaan ketinggian suatu tempat. Peta tofografi juga menggambarkan kenampakan alam, misalnya pola aliran sungai dan morfologi, serta kenampakan buatan manusia , misalnya jalan dan pemukiman. Peta tofografi biasanya berskala besar, yaitu 1:25.000 atau 1:50.000.
b. Peta Chorografi Adalah peta yang menggambarkan keseluruhan atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum. Peta ini biasanya berskala sedang atau hingga kecil, yaitu 1:250.000 hingga 1:1.000.000. 2. Peta khusus disebut pula peta tematik, adalah peta yang menggambarkan atau menyajikan informasi penampakan tertentu (spesifik) di permukaan bumi. Pada peta ini, penggunaan simbol merupakan ciri yang ditonjolkan sesuai tema yang dinyatakan pada judul peta. Beberapa contoh peta tematik antara lain: peta iklim, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran penduduk, dan lain-lain. Menurut skala yang dibuat, peta dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100 sampai dengan 1 : 5.000. Contoh: Peta hak milik tanah. 2. Peta skala besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1: 250.000. Contoh: Peta topografi 3. Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta kabupaten per provinsi. 4. Peta skala kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Provinsi di Indonesia. 5. Peta geografi, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Indonesia dan peta dunia. Komponen Peta Dan Penjelasannya Berikut dibawah ini merupakan komponen kelengkapan peta yang secara umum sering kita temukan pada peta. Komponen yang harus ada pada peta dibawah ini pada dasarnya sangat erat kaitannya dengan penginderaan jauh. Adapun materi tentang penginderaan jauh telah kita
bahas sebelumnya dalam artikel yang berjudul Penginderaan Jauh (Pengertian, Dan Komponen-Komponen Dalam Sistem Pengindraan Jauh). Judul Peta Judul peta adalah sebuah komponen penting pada peta yang memuat identitas isi atau gambar peta. Letak judul peta biasanya terletak dibagian atas sebuah peta. Sebelum melihat isi peta, pasti pembaca terlebih dahulu akan melihat judul peta. Garis Tepi Peta Garis peta adalah garis yang digunakan untuk membatasi ruang peta, pada umumnya garis tepi peta berbentuk segi empat dan sebaiknya dibuat rangkap. Garis ini dapat membantu kita ketika akan membuat peta pulau, kota, ataupun wilayah agar dapat tepat di tengah-tengahnya. Baca juga: Pembagian Persebaran Fauna Di Indonesia Garis Astronomis Garis astronomis terdiri dari garis lintang dan garis bujur. Garis astronomis berguna untuk mengetahui posisi absolut suatu objek pada peta utama. Tanda-tanda koordinat garis astronomis pada umumnya digambarkan dengan garis-garis pendek memotong garis tepi. Petunjuk Arah/ Tanda Orientasi/ Arah Mata Angin Komponen ini berfungsi sebagai penunjuk arah mata angin, yaitu Utara, Timur laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat daya, Barat, Barat laut. Komponen petunjuk arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah utara. Petunjuk arah ini dapat diletakkan dimana saja pada peta asalkan tidak menggangu ketampakan peta. Akan tetapi pada peta tidak semua petunjuk arah mengarah ke arah Utara melainkan ke arah Barat atau Selatan.
Inset Inset menunjukan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas. Inset berbentuk peta kecil yang disisipkan dibagain sisi kiri, sisi kanan, atau di bawah peta dengan garis tepi. Tujuan memberikan inset adalah untuk memperjelas salah satu bagian dari peta dan untuk menunjukan lokasi yang penting, tetapi kurang jelas dalam peta. Skala Peta Skala peta dalah anggka yang menunjukan perbandingan jarak sesungguhnya dengan jarak yang ada dipeta. Skala diletakkan pada bagian bawah judul peta. Skala merupakan komponen yang penting karena dengan skala pembaca peta dapat mengetahui jarak sebernarnya di lapangan. Sebagai contoh skala 1 : 100.000 ,artinya 1 cm di peta mewakili 1 100.000 cm atau 1 km di lapangan. Untuk lebih jelasnya lagi anda dapat membaca artikel sebelumnya yang menjelaskan pengertian dan fungsi skala sebagai salah satu komponen peta dalam artikel yang berjudul Pengertian Skala Peta dan Cara Menghitungnya.
Simbol Peta Simbol peta merupakan sebuah lambang yang digunakan untuk memberi tanda fenomena yang terdapat pada suatu wilayah yang memiliki makna yang mudah dipahami oleh banyak orang( pengguna peta). Legenda Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol peta yang digunakan supaya mudah dipahami pembaca. Biasanya legenda terletak di bagian sisi kiri atau sisi kanan bagian bawah suatu peta dan sebaiknya di dalam garis tepi peta. Sumber Peta Sumber peta dicantumkan agar pembaca dapat mengetahui asal sumber peta itu diperoleh dan dibuat. Tahun Pembuatan Tahun pembuatan sangat diperlukan tertutama pada peta-peta yang menggambarkan data atau keadaan yang cepat berubah, seperti data persebaran penduduk, kepadatan penduduk, dan penggunaan lahan. Tahun pada peta akan berpengaruh terhadapap keakuratan data dari suatu peta tematik. PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. Penginderaan jauh 1. Pengertian Penginderaan adalah upaya untuk mengetahui suatu objek dengan menggunakan sensor, baik alamiah maupun buatan. Sensor adalah berupa mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Sensor buatan antara lain kamera, sonar, magnetometer, radiometer, dan scanner. Penginderan jauh (remote sensing) adalah ilmu untuk memperoleh informasi terhadap objek, daerah atau fenomena melalui analisis dan interpretasi tanpa menyentuh langsung objek. Definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut : a. Linden Penginderaan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk dan menganilisis tentang bumi b. Welson dan Bufon Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu ilmu, seni, dan teknik untuk memperoleh objek, area, dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek area dan gejala tersebut. c. Lillesand dan Keifer. Penginderaan jauh adalah ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data-data yang diperoleh dengan suatu alat, tanpa berhubungan langsung dengan objek, wilayah atau gejala yang sedang dikaji. 2. Komponen-komponen penginderaan jauh a. Tenaga Tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh dibedakan menjadi 2 yaitu tenaga alamiah (sinar matahari dan sinar bulan) dan sinar buatan. Namun yang biasanya dipakai adalah sinar matahari. Penginderaan jauh yang menggunakan sinar matahari disebut system pasif, sedangkan yang menggunakan tenaga buatan disebut system aktif. Fungsi dari sumber energi ini adalah untuk menyinari objek permukaan bumi dan memantulkan pada alat pengamat (sensor) b. Atmosfer Merupakan lapisan udara yang menyelimuti bumi. Atmosfer akan mempengaruhi penginderaan jauh dalam hal penyerapan. Pemantulan, penghamburan dan melewatkan
radiasi elektromagnetik. Bagian jendela atmosferlah yang nantinya akan melanjutkan energi yang ditangkap oleh mata. Jendela atmosfer adalah bagian spectrum tampak mata yang sering digunakan. Proses penghambatan di atmosfer dapat berbentuk serapan, pantulan dan hamburan. Hamburan adalah pantulan kea rah serba benda yang disebabkan oleh benda yang permukaannya kasar dan bentuknya tak menentu. Hamburan terdiri atas : 1) Hamburan Rayleigh yaitu hamburan yang terjadi pada atmosfer Rayleigh. Ciri-ciri dar hamburan ini adalah butir atmosfer diameternya > 0,1 panjang gelombang terjadi pada ketinggian 4.500-9.000 m, dan terjadi gelombang pendek serta cuaca cerah. 2) Hamburan Mie Ciri-cirinya adalah terjadi pada ketinggian kurang dari 45.000 m, terjadi gelombang panjang, dan cuaca berwarna. 3) Hamburan nonselektif Penyebab hamburan ini adalah butir-butir alam atmosfer yang diameternya jauh lebih besar dari panjang gelombang spectrum tampak. Ciri-cirinya adalah tidak tergantung besar dari panjang gelombang, tidak terjadi pada spectrum tampak dan spectrum infra-merah. c. Objek Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderaan jauh antara lain atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer. d. Sensor Sensor adalah alat yang digunakan untuk merekam objek-objek di permukaan bumi. Berdasarkan proses perekamannya sensor dibedakan menjadi 2 yaitu : 1) Sensor fotografik, yaitu, sensor berupa kamera yang bekerja pada spectrum tampak mata dan menghasilkan foto atau citra. Keuntungan sensor fotografi adalah caranya sederhana, biaya murah, resolusi spasial baik, integritas geometric baik. 2) sensor Elektormagnetik, yaitu sensor bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spectrum yang uas, yaitu sinar X sampai gelombang radio dan gelombang elektromagnetik lebih besar, perbedaan karakteristik objek yang diamati jelas, dan analisis serta interpretasi lebih cepat. e. Wahana Dalam penginderaan jauh wahana yang sering digunakan adalah pesawat terbang atau balon udara. Pada masa sekarang karena teknologi yang sudah canggih, maka wahana yang digunakan adalah satelit. f. Citra/keluaran Citra adalah gambaran objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau tampak langsung pada hasil cetakan. Benda yang bergambar pada citra dapat dikenali dari cirri yang terekam pada sensor yaitu cirri spasial, temporal, dan spectral. 1) Ciri spasial; berkaitan dengan ruang, meliputi bentuk, ukuran,bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi. 2) Ciri tempral: cirri yang terkait dengan umur benda atau waktu saat perekaman 3) Ciri spectral : cirri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna. Citra dibedakan menjadi dua, yaitu : (a) citra foto, (b) citra nonfoto 3. Citra Foto Citra foto yaitu citra yang dibuat dari foto udara, dibuat denan pesawat udara dengan kamera sebagai alat dan menggunakan spectrum tampak mata dan perluasannya. Citra foto dibedakan berdasarkan : a. Sistem wahanam ; 1) Foto satelit, dibuat dari satelit 2) Foto udara dibuat dari pesawat udara atau balon udara b. Sumbu kamera
1) Foto vertical (ortho photograph), yaitu foto yang dibuat tegak lurus terhadap permukaan bumi. 2) Foto condong (oblique photograph), adalah foto yang dibuat dengan kamera menyudut terhadap garis tegak lurus di permukaan bumi 3) Foto sangat condong adalah foto yang dibuat dengan kamera menyudut sangat besar, sehingga daerah yang terpotret memperlihatkan cakrawala c. Berdasarkan sudut pandang kamera; 1) Sudut normal, jika besar sudut pandangnya 600, dengan panjang focus 17-21 cm. 2) Sudut besar, jika besar sudutnya 950 dengan focus 10-15 cm 3) Sudut sangat besar, sudut pandang sebesar 1200 , dan focus 17-88 cm. d. Berdasarkan jenis kamera 1) Foto tunggal, dibuat dengan kamera tunggal 2) Foto jamak, dibuat dengan beberapa kamera pada saat yang sama Berdasarkan warna : 1) Foto warna semu (false color) 2) Foto warna asli (true color) 4. Citra Nonfoto Citra nonfoto yaitu citra yang diperoleh dari pemotretan kamera tunggal dengan berdasarkan atas penyinaran denan scanner untuk menghasilkan gambarnya. Macam citra nonfoto. a. Berdasarkan wahana : 1. Citra dirgantara (dari udara), missal ; citra infra merah thermal, citra radar, citra MSS. 2. Citra satelit (dari angkasa luar), missal citra untuk penginderaan planet, cuaca, sumber daya alam maupun laut. b. Berdasarkan spectrum elektromagnetik : 1) Citra radar; dibuat dengan spectrum gelombang mikro 2) Citra inframerah: dibuat dengan spectrum infra merah thermal 3) Citra gelombang. c. Berdasarkan sensor 1) Citra tunggal 2) Citra jamak Pemanfaatan penginderaan Jauh ; a. Sebagai alat bantu dalam menyusun teori b. alat bantu menemukan fakta c. alat penelitian d. sebagai dasar penjelasan e. alat dalam prediksi dan pengendalian B. Interpretasi Pola dan Ciri Kenampakan Alam dari Hasil Pemetaan dan Citra 1. Keunggulan citra penginderaan jauh antara lain a. Menggambarkan objek secara lengkap seperti wujud sebenarnya di muka bumi b. Tiap lembar citra dapat meliputi daerah yang luas c. Dari citra jenis tertentu dapat dimunculkan gambaran tiga dimensi d. Merupakan satu, cara untuk menetapkan daerah bencana e. Citra dapat dibuat pada periode ulang yang pendek f. Karakteristik yang tak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalannya 2. Keterbatasan citra antara lain sebagai berikut : a. Tidak semua data daapt disadap, misalnya migrasi, susunan penduduk, produksi padi dan sebagainya. b. Ketelitian hasil interpretasi sangat tergantung pada kejelasan objek atau gejala pada citra
dan karakteristik yang digunakan dalam menyidiknya. 3. Tahap-tahap interpretasi citra : a. Deteksi b. Identifikasi c. Interpretasi citra Untuk melakukan interpretasi citra perlu memperhatikan unsure-unsur berikut ini 1. Rona/warna Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra. Rona dapat diukur secara relative, menggunakan mata biasa dan cara kuantitatif, menggunakan alat ukur. Warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum sempit. Cara mengukur warna yaitu dengan cara integral (penggabungan) dan cara analitik (pengukuran tiap lapis) 2. Ukuran Hal yang dapat diukur adalah jarak, luas, tinggi, dan volume 3. Bentuk Bentuk merupakan konfigurasi suatu objek Contoh, gedung sekolah dapat dikenali dari bentuk huruf I,L,U dan persegi panjang, gunung berapi berbentuk kerucut, dan sebagainya. 4. Tekstur Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra, biasanya dinyatakan denan kasar, sedang, atau halus. 5. Pola Pola adalah hubungan susunan keruangan suatu objek. Contoh ; pola aliran sungai menandai struktur geologi, litogi, dan jenis tanah 6. Bayangan Bayangan citra bersifat menyembunyikan objek yang berada di daerah gelap. Objek yang berada di daerah bayangan bisa tidak tampak sama sekali atau hanya samar-samar. 7. Situs Situs adalah tempat kedudukan atau letak suatu objek yang dipotret dalam hubungannya denan tempat lain 8. Asosiasi Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dan yang lain. Contoh ; stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu. 9. Konvergensi Bukit Konvergensi bukit adalah penggunaan beberapa unsure interpretasi citra sehingga lingkupnya menjadi semakin sempit kea rah satu kesimpulan. Contoh : tumbuhan dengan tajuk berbentuk bintang, jelas berupa palma. Namun untuk memberikan satu kesimpulan yang jelas, perlu dilengkapi unsure lain. C. Sistem Informasi Geografi 1. Pengertian SIG SIG adalah system berbasis computer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis data atau informasi geografi. Pada system itu disajikan data permukaan bumi secara lengkap misalnya keadaan geologi, topografi, jenis tanah, hidrologi, iklim, dan budaya. Data ini diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari BPS, hasil penelitian, atau citra foto. Beberapa definisi SIG antara lain : a. SIG merupakan system komputerisasi data yang penting b. SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan data c. SIG merupakan system penanganan data keruangan d. SIG merupakan system informasi otomatis data keruangan e. SIG merupakan alat pengumpulan dan pengambilan kembali data kerungan
f. SIG merupakan system analisis data yang terkait dengan muka bumi. Pengertian SIG menurut beberap ahli 1. Paryono Sistem informasi Geografis adalah system berbasis computer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan menganalisis informasi geografi. 2. Burrough P.A Sistem informasi Geografi adalah suatu system perangkat yang dapat melakukan pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali pengubahan (transformasi), dan penayangan (visualisasai) dari data keruangan (spatial) untuk kebutuhan tertentu. 3. Menurut Stan Aronaff Sistem informasi Geografi (SIG) adalah system informasi yang berdasarkan kerja computer yang mampu menerima masukan, mengelola (memberi, mengambil, memanipulasi, dan menganalisis data), kemudian memberikan uraian. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa system informasi geografi merupakan pengelolaan data geografi yang didasarkan pada kerja computer. Tahapan Kerja SIG Tahapan kerja SIG meliputi tiga hal yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output). Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut : Masukan ———-> KeluaranProses ——1. Masukn input Masukan akan membentuk database di dalam computer yang digunakan untuk pengolahan selanjutnya. Ada dua macam data yang dimasukan yaitu : a. Data atribut adalah data yang terdapat pada ruang atau tempat. b. Data keruangan adalah data yang menunujukan ruang lokasi atau tempat-tempat di permukaan bumi, 2. Proses Proses SIG meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data yang telah tersimpan dalam computer. Macam-macam analisis data : a. Analisis lebar Analisis lebar mengolah data dalam computer yang menghasilkan daerah tepian sungai dengan lebar tertentu b. Analisis penjumlahan aritmatik (arithmethic addition) Analisis ini menghasilkan penjumlahan. Dapat digunakan untuk peta berklasifikasi yang akan menghasilkan klasifikasi baru. c. Analisis garis bidang Analisis ini digunakan untuk menentukan wilayah atau region dalam radius tertentu. Misalnya untuk menentukan daerah rawan gempa, rawan banjir, dan sebagainya. 3. Keluaran Adalah penyajian semua atau sebagian data dalam bentuk table, peta file elektronik, atau grafik. Dalam SIG ada dua jenis perangkat yang digunakan yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras meliputi satu unit computer yang terdiri atas digitizer, printer, plotter, U, VDU, Disk Drive, dan Tape Drive. Pengoperasian SIG secara Konvensional Pengolahan data dalam SIG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ; cara manuak (konvensional) dan dengan menggunakan computer. a. Pengolahan secara manual (konvensional) Yaitu pengolahan data melalui perhitungan-perhitungan dengan menggunakan alat yang konvensional. Ketepatan dan ketelitian hasil yang diperoleh tergantung pada ketepatan dan ketelitian data yang terkumkpul, keterampilan dan ketelitian orang yang mengolah data.
Informasi yang disajikan pada peta konvensional merupakan informasi yang murah, namun data yang digunakan pada peta tersebut telah digeneralisir sehingga tidak menunjukan kenampakan aslinya. Contoh ; lebar jalan atau sungai, luas suatu kota disajikan tidak sesuai dengan ukuran aslinya. Suatu wilayah akan mengalami perkembanganl,sehingga informasi yang disajikan harus terus diperbaharui. Bila menggunakan cara konvensional memerlukan banyak waktu, sehingga informasi yang disajikan terkadang sudah mengalami perubahan sehingga sudah tidak sesuai dengan kenyataan. b. Pengolahan dengan computer Dengan menggunakan computer pengolahan data dapat diselesaikan lebih cepat dengan hasil ketelitian yang tinggi. Keunggulannya adalah : 1) pengolahan data lebih mudah dan cepat 2) jika terjadi kesalahan pada saat input data, mudah diperbaharui 3) Jika membutuhkan data yang terdahulu, mudah dicari 4) data lebih aman karena dikunci dengan kode 5) Penyimpanan data lebih hemat dan ringkas 6) mudah dibawa atau dipindahkan 7) relative murah Penerapan SIG dalam Kajian Geografi a. Inventarisasi sumber daya alam Penerapan SIG dengan teknik penginderaan jauh mampu menghasilkan data potensi sumber daya alam di berbagai daerah, serta dapat menyajikannya dengan cepat dan tepat. SIG dapat dimanfaatkan untuk inventarisasi sumber daya alam di antaranya. 1) Sumber daya air Inventarisasi sumber daya air menjelaskan tentang banyaknya distribusi air, kualitas air, baik permukaan maupun air tanah 2) Sumber daya lahan Inventarisasinya meliputi kesediaan, kesesuaian, dan kemampuan lahan 3) Sumber daya mineral Yang dapat dinventasisasi misalnya jenis, kualitas, cadangan dan persebarannya. 4) Sumber daya hutan Misalnya tentang luas, jenis dan kerusakan hutan,. 5) Sumber daya laut Inventarisasinya meliputi potensi sumber daya laut, baik sumber daya mineral maupun sumber daya hayati laut, jenis, potensi, dan persebarannya,. b. Analisis Keruangan Untuk keperluan analisis keruangan SIG memiliki beberapa analisis, diantaranya : 1) Analisis overlay (tumpang tindih). Analisis ini untuk mencari dan mendata daerah yang diliputi oleh dua tema yang berlainan. Analisis ini juga untuk mengetahu perbedaan batas atau perubahan dari masa ke masa. 2) Analisis sebaran (distribusi). Analisis ini untuk memahami pola dan jumlah atribut terhadap peluang atau objeknya. 3) Analisis aliran (flow). Untuk menganalisis pola aliran lalu lintas 4) Analisis tiga dimensi Perencanaan Pembangunan wilayah Untuk penyusunan rencana pembangunan yang tepat dibutuhkan informasi yang lengkap dan akurat tentang berbagai masalah dan potensi sumber daya alam yang terkandung dalam wilayah yang bersangkutan. SIG dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dengan tepat dan cepat. Sehingga SIG daapt dimanfaatkan untuk merencanakan pola pembangunan suatu wilayah. Kegunaan SIG : a. Merencanakan pembangunan bendungan SIG digunakan untuk mengetahui daerah genangan air dan volume air, daerah yang harus
digusur, daerah lahan pertanian yang akan tergenang, volume urukan untuk bendungan, besar masukan dan keluarnya volume air, daerah lahan pertanian yang diairi, rencana pembuatan pembangkit tenaga listrik, rencana pembangunan jalan, dan dampak dari pembangunan tersebut. b. Pemetaan sumber daya Sistem informasi geogarfi dalam pemetaan sumber daya digunakan untuk pemetaan penggunaan lahan, pemetaan lahan hijau yang diperlukan bagi keberadaan lahan pertanian, pemetaan daerah pasang surut, pemetaan geologi untuk kepentingan eksplorasi dan penanggulanagan bencana c. Pertanian dan kehutanan SIG digunakan untuk menginventarisasi tanaman pangan, pemantauan perubahan penggunaan lahan, inventarisasi tanaman perkebungan, inventarisasi dan pemantauan hutan untuk reboisasi, perluasan hutan dan pencegahan kerusakan hutan, inventarisasi lahan kritis, dan inventarisasi tanaman sagu. d. Transmigrasi Untuk keperluan transmigrasi SIG bermanfaat untuk pemilihan lokasi transmigrasi, perencanaan waktu pemindahan penduduk dengan keadaan daerah yang sesuai, perencanaan pembuatan jalan, dan irigasi e. Lingkungan Hidup SIG digunakan untuk perencanaan kota yang berkaitan dengan tata ruang, pemantauan terhadap pencemaran lingkungan hidup., f. Pemantauan bencana alam Dengan bantuan penginderaan jauh yang multitemporal dan multi spectral SIG dapat digunakan untuk menginventarisasi, mengevaluasi, dan memantau bencana alam, sepert gunung meletus, gempa bumi, kebaran hutan, dan serangan hama. g. Perencanaan dan pemantauan daerah pantai dan laut Dalam hal ini SIG digunakan untuk pencarian lokasi ikan laut, pemantauan perubahan garis pantai dan daerah abrasi,pantauan proses-proses yang terjadi di laut, seperti pengangkatan arus dan instrusi air laut. h. Pemantuan program IDT SIG digunakan untuk mendapatkan : 1) Informasi potensi desa yang berkaitan dengan LKMD, sarana jalan dan angkutan, mata pencaharian penduduk, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan ,pasar, sarana komunikasi dan jarak untuk berhubungan. 2) Informasi penduduk yang berkaitan dengan kepadatan, persebaran, pertambahan, susunan, atau komposisi penduduk. 3) Informasi lingkungan yang berkaitan dengan sumber air, penerangan, tempat ibadah, tempat pembuangan sampah, jamban atau MCK. i. Pembangunan jalan raya atau jalan tol baru SIG digunakan untk mengetahui pembebasan lahan pemukiman dan lahan pertanian, arah dan penempatan jalan yang efisien, volume pemotongan tanah untuk tanjakan, volume urukan tanah untuk penimbunan, pembuatan jealan penyebrangan yang efektif, dan dampak dari pembangunan tersebut. j. Pajak Bumi dan Bangunan SIG digunakan untuk mengetahui besarnya pemasukan berdasarkan luas lahan, jenis lahan, dan jenis usaha di kota atau desa, target pemasukan pajak di setiap desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi.