I.
Judul Pembuatan Balsam Gosok dari Minyak Atsiri Cengkeh, Pala, dan Gandapura
II.
Tujuan Untuk mengetahui proses pembuatan balsam dari minyak atsiri cengkeh, pala dan gandapura.
III.
Pendahuluan Pada umumnya minyak atsiri masuk ke dalam tubuh melalui kulit dengan digosokkan pada bagian tubuh yang sakit, atau secara nasal atau inhalasi (sedotan) yang merupakan cara efektif untuk aroma terapi. Mahalnya obat-obat sintetik modern, memberikan
alternatif
mengembangkan
tersendiri
tanaman
yang
bagi sesuai
masyarakat pengalaman
untuk dapat
menggunakan digunakan
dan untuk
meringankan nyeri pada otot maupun persendian. Tanaman yang acapkali digunakan dan umumnya tersedia dalam bentuk minyak gosok seperti tanaman yang mengandung suatu zat anti nyeri seperti gandapura dan tanaman yang mengandung minyak terbang yang memiliki khasiat mematikan rasa (dan nyeri), mengendurkan kejang, melebarkan pembuluh dan bersifat antiseptic seperti minyak kayu putih, minyak permen, minyak cengkeh, minyak sereh yang bila digosokkan pada kulit, akan memberikan rasa dingin, yang disusul dengan perasaan hangat dan nikmat (Zulkarnain dkk, 2012). Balsam obat gosok mempunyai kegunaan yang beragam. Berdasarkan bahan aktifnya yaitu minyak atsiri, balsam obat gosok umumnya digunakan untuk meringankan sakit kepala, sakit perut, sakit gigi, menghilangkan gatalgatal akibat gigitan serangga, pegal-pegal, pilek dan hidung tersumbat karena flu, juga untuk pijat dan kerik. Berdasarkan pengalaman ditemukan bahwa sebagian minyak atsiri bekerja sebagai relaksan, sedatif (penenang), mempertajam daya ingat dan sebagian meningkatkan sirkulasi darah. Cara penggunaannya yaitu dengan digosokkan secara merata pada bagian yang terasa sakit hingga hangat dan terasa menyegarkan. Formula balsam obat gosok adalah campuran dari bahan aktif yang larut atau tersuspensi di dalam basis salep. Sebagai bahan aktifnya, biasanya digunakan minyak atsiri atau turunannya serta bahan lain yang mempunyai sifat panas seperti mentol, kamfor, dan timol (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2006).
Minyak cengkeh berasal dari tanaman cengkeh baik dari bunga, batang, daun, dan gagang cengkeh. Komponen utama minyak cengkeh adalah eugenol (80%), eugenol asetat, dan karyofilen. Minyak daun cengkeh digunakan terutama sebagai bahan baku pembuatan senyawa turunan (derivat) dari eugenol yang digunakan dalam industri farmasi, juga sebagai bahan baku sintesis iso eugenol dan vanilin sintetis serta pestisida nabati (Kurniawan, 2009). Metode yang dipilih untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Minyak daun cengkeh adalah menggunakan metode destilasi uap. Minyak pala (Myristica fragrans) merupakan minyak atsiri dengan komposisi pinen, kamfena, mirsena, osimena, limonena, terpineol, safrol, miristisin, elimisin. Daun segar tumbuhan pala mengandung sekitar 3,78% minyak atsiri, sedangkan bijinya mengandung 2,16% minyak atsiri (Agusta, 2000). Minyak gandapura dalam perdagangan internasional dikenal dengan nama Winter green oil. Minyak gandapura diperoleh dari hasil penyulingan terna tanaman gandapura (Gaultheria fragrantissima Auct).
Sebagian besar bagian tanaman mengandung senyawa-senyawa flavonoid,
sedangkan daunnya mengandung tanin dan minyak.
Komponen utama minyak
gandapura adalah metil salisilat (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2006). IV.
Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas beker, hotplate, sendok, dan wadah untuk balsem. Bahan yang digunakan adalah vaselin, paraffin, asetil akohol, minyak atsiri cengkeh, minyak atsiri pala, dan minyak atsiri gandapura.
V.
Cara Kerja Pertama-tama, vaselin sebanyak10 gram dimasukkan ke dalam gelas beker, kemudian dipanaskan dengan menggunakan hotplate hingga vaselin mencair. Kemudian paraffin ditambahakan ke dalam gelas beker sebayak 1 gram dan asetil akohol sebanyak 5 gram dan diaduk hingga merat dengan sendok. Setelah merata dan semua bahan telah mencair kemudian dinginkan, setelah dingin dimasukkan minyak atsiri cengeh 15 ml, minyak pala 8 ml, dan minyak atsiri gandapura 10 ml. Diaduk dan kemudian dituangkan kedalam wadah kaleng yang telah disiapkan. Ditunggu hingga balsam mengeras atau memadat.
VI.
Hasil Pengamatan Hasil praktikum yang didapatkan jumlah balsam sebanyak 10 kaleng, dari segi tekstur yang didapatkan memiliki tekstur yang padat dan lembut. Aroma yang dihasilkan juga beraroma tajam dan khas dari masing-masing minyak atsiri yang ditambahkan sebelumnya tetapi efek menghangatkan kurang jika digunakan (foto terlampir).
VII. Pembahasan Praktikum kali ini mengenai pembuatan balsam dengan menggunakan bahan tambahan berupa minyak atsiri cengkeh (Syzygium aromaticum), pala (Myristica fragrans), dan gandapura (Gaultheria fragrantissima). Bahan lain yang dipergunakan adalah vaselin. Vaselin aman dipergunakan karena bahan ini adalah bahan pengisi utama untuk produk kosmetika yang berbentuk cream, seperti hand and body lotion. Bahan pemadat yang digunakan adalah parafin putih, yang tidak berbau, dan pemakain secara normal tidak membahayakan kulit (Pibriyani dkk, 2012). Parafin padat dan vaselin berfungsi sebagai basis balsam. Minyak atsiri cengkeh digunakan karena mengandung eugenol yang dapat digunakan sebagai bahan aktif pembuatan obat kumur. balsam. dan permen cengkeh. Disamping itu eugenol dan bubuk dari daun, gagang serta bunga cengkeh. berperan aktif sebagai pestisida nabati terhadap beberapa patogen (jamur. bakteri) penyebab penyakit tanaman dan nematoda (Asman. et al, 1994). Pemanfaatan pestisida nabati akhir-akhir ini memperoleh perhatian untuk dikembangkan. sebab boleh dikatakan tidak mencemari fngkungan. lebih bersifat spesifik. residunya relatif pendek dan kemungkinan hama dan penyakit tidak dapat bertahan terhadap pestisida nabati (Oka. 1993). Kandungan minyak atsiri pala sekitar 5−15% yang meliputi pinen, sabinen, kamfen, miristicin, elemisin, isoelemisin, eugenol, isoeugenol, metoksieugenol, safrol, dimerik polipropanoat, lignan, dan neolignan (Winarti dan Nurdjannah, 2005). Eugenol merupakan komponen utama yang bersifat menghambat peroksidasi lemak dan meningkatkan aktivitas enzim seperti dismutase superoksidase, katalase, glutation peroksidase, glutamin transferase, dan glukose6-fosfat dehidrogenase (Kumaravelu et al. 1996). Senyawa metil eugenol sebesar 0,3% juga terdeteksi didalam minyak atsiri
pala. Metil eugenol merupakan senyawa karsinogenik sehingga menjadi salah satu parameter penting dalam penentuan mutu minyak pala. Potensi penting dari metil eugenol ialah memberi aroma khas terhadap masakan dan juga digunakan sebagai perangkap serangga (Hafif dkk, 2017). Digunakan minyak atsiri gandapura karena minyaknya sendiri mengandung Senyama alami Metil salisilat. Zat yang terkandung dalam Metil salisilat diyakini dapat mengurangi rasa pegal, anti inflamasi, dan bahkan pengurang rasa sakit yang digunakan dalam pembuatan Aspirin untuk obat sakit kepala. Dalam konsentrasi yang cukup tinggi, Metil salisilat dapat berfungsi sebagai analgesik untuk mengurangi nyeri sendi dan otot. (Mason, 2004). Rasa sakit atau nyeri pada otot, sendi dan tendon akan teralihkan oleh rasa dingin metil salisilat pada awal dioleskan, namun setelah itu kulit akan terasa hangat (Aisiyah dkk, 2016). Perbedaan komposisi penyusun minyak atsiri menjadikan masing – masing minyak memiliki aroma dan warna yang berbeda (Pratiwi dkk, 2016). Adapun keunggulan dari produk balsam rempah-rempah adalah kandungan komposisi rempahrempah yang menjadi bahan tambahan, memiliki tingkat hangat yang pas untuk anak, serta memiliki aroma dengan berbagai pilihan. Balsam rempah-rempah memiliki varian aroma yang lebih banyak, yaitu aroma rempah- rempah. Hal ini didukung dengan adanya kandungan minyak atsiri pada bahan balsam tersebut (Hastuti dkk, 2016). VIII. Kesimpulan Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan balsem dengan ditambahkannya minyak atsiri cengkeh, pala dan gandapura mampu menghangatkan karena memiliki kandungan-kandungan pada minyak astririnya yang mampu menghangatkan dan tekstur balsam yang didapatkan cukup lembut.
DAFTAR PUSTAKA Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung. Penerbit Institut Teknologi Bandung. Aisiyah, S., dkk. 2016. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembuatan Balsam Metil Salisilat untuk Mengatasi Rasa Nyeri Sendi dan Otot di Lingkungan Mojosongo Surakarta. Journal of Dedicators Community 1(1) : 76-81. Asman. A. R . Sofvan. D. Manohara, l. Mustika. X . Nurdjanah dan M.A. Ester, 1994. Laporan Penelitian Diversifikasi Hasil Cengkeh. Kerjasama Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) dan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Bogor. Balitro Bogor. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. 2006. Cara Mudah Membuat Balsam Obat Gosok. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28(6) : 10-13. Hafif, B., dkk. 2017. Analisis Karakteristik Lahan dan Mutu Biji Pala (Myristica fragrans Houtt) Daerah Lampung. Jurnal Littri 23(2) : 63-71. Hastuti, W., dkk. 2016. Diversifikasi Rempah-Rempah sebagai Bahan Tambahan Pembuatan Balsam yang Wangi dan Disukai Anak. The 4th University Research Coloquium. Kumaravelu, P., S. Subramanyam, D.P. Dakshinmurthy, and N.S. Devraj. 1996. The antioxidant effect of eugenol on carbon carbon-tetrachloride-induced erythrocyte damage in rats. J. Nutr. Biochem. (no. 7): 23−28 Kurniawan, Ari., dkk. 2009. Perbandingan Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry) yang Tumbuh di Daratan Tinggi dan Dataran Rendah. Universitas Muhammadiyah Purwokerto 6(3) : 83-93 Luluk, Pratiwi., dkk. 2016. Ekstrasi Minyak Atsiri dari Bunga Cengkeh dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. The 3rdUniversty Research Coloquium.
Mason, L.; Moore, RA; Edwards, JE; McQuay, HJ; Derry, S; Wiffen, PJ (2004). "Systematic review of efficacy of topical rubefacients containing salicylates for the treatment of acute and chronic pain". BMJ. 328 (7446): 995. Oka. l. Made. 1993. Penggunaan Permasalahan dan Prospek Pestisida Nabati dalam Pengendalian Hama Terpadu. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Balitro Bogor. Pibriyani, E., dkk. 2012. Balsem Jahe Stick Usaha Pengoptimalan Pemanfaatan Rempah Jahe Melalui Balsem sebagai Alternatifnya. Universitas Brawijaya, Malang. Winarti, C., dan Nurdjannah, N. 2005. Peluang Tanaman Rempah dan Obat sebagai Sumber Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian 24(2) : 47-55. Zulkarnain, I. 2012. 32 Formulasi Minyak-Minyak Menguap menjadi Sediaan Balsem Counterirritant. Universitas Hasanuddin, Makassar.
LAMPIRAN
Penambahan Vaselin
Penambahan Asetil Alkohol
Penambahan Paraffin
Vaselin, parafin dan Asetil alkohol telah mencair
Hasil Balsem yang telah jadi