Pengertian Sosialisme Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan caracara damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap. Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle[1]. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme 1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi. 2. Permasalahan seyogyanya di selesaikan dengan cara demokratis.
Nama-nama penting dalam Ideologi Sosialisme Nama-nama penting dalam Ideologi Sosialisme C.H. Saint Simon (1760-1825), F.M Charles Fourier (1772-1837), EtinneCabet (1788-1856), Wilhelm Weiling (1808-1871), dan Louis Bland (1811-1882).
Negara yang menganut Ideologi Sosialisme
Negraa yang menganut Ideologi Sosialisme adalah Negara-negara di Eropa Barat. Aqidah sosialisme, termasuk komunisme, adalah materialisme, yaitu pandangan bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan merupakan materi belaka, dan bahwasanya materi menjadi asal dari segala sesuatu. Dari perkembangan dan evolusi materi inilah bendabenda lainnya menjadi ada. Tidak ada satu zat pun yang terwujud sebelum alam materi ini (Taqiyuddin An Nabhani, 1953). Oleh karena itu, penganut ideologi ini mengingkari kalau alam ini diciptakan oleh Allah Yang Maha Pencipta. Mereka mengingkari aspek kerohanian dalam segala sesuatu, dan beranggapan bahwa pengakuan adanya aspek rohani merupakan sesuatu yang berbahaya bagi kehidupan. Agama dianggap sebagai candu yang meracuni masyarakat dan menghambat pekerjaan. Bagi mereka tidak ada sesuatu yang berwujud kecuali hanya materi, bahkan menurutnya, berpikir pun merupakan cerminan/refleksi dari materi ke dalam otak. Materi adalah pangkal aktivitas berpikir dan pangkal dari segala sesuatu, yang berproses dan berkembang dengan sendirinya lalu mewujudkan segala sesuatu. Ini berarti mereka mengingkari adanya Sang Pencipta dan menganggap materi itu bersifat azali, serta mengingkari adanya sesuatu sebelum dan sesudah kehidupan dunia. Yang mereka akui hanya kehidupan dunia ini saja. Kesan Ideologi Sosialisme 1. Menjadikan kebendaan sebagai matlamat utama dalam hidup serta menjauhkan
agama Islam daripada terlibat secara aktif. Tidak wujud persoalan Halal dan
Haram, yang wujud hanyalah untung dan rugi. 2. Merampas hak-hak orang perseorangan dan mempertikaikan kebebasan mereka,
malah seringkali berlaku penipuan dan salahguna kuasa dalam urusan
mengendalikan hak milik umum. 3. Menghapuskan semangat tolong menolong dan bekerjasama dalam masyarakat. 4. Dalam konteks akidah, mereka menerapkan bahawa mempercayai semua alam
semesta, manusia dan kehidupan merupakan material yang sifatnya berkembang melalui evolusi masing-masing. Contoh, adanya hubungan jenis antara lelaki dan wanita melahirkan anak. 5. Golongan ini menafikan ciptaan dan kekuasaan Allah terhadap makluk. 6. Keperluan agama hanyalah bersifat hiasan/tampalan hidup semata-mata, bukan
sebagai suatu cara hidup. Sekarang bagaimana halnya dengan negara sosialis? Paham atau ideologi sosialis merupakan kebalikan dari ideologi liberalisme. Bagaimana hubungan antara warga negara dengan negara pada negara sosialis? Dalam negara sosialis, kepentingan negara lebih diutamakan daripada kepentingan warga negara. Kebebasan atau kepentingan
warganegara dikalahkan untuk kepentingan negara. Jadi negara yang paling utama, sedangkan kepentingan warga negara nomor dua. Kekuasaan negara sangat besar, sedangkan kekuasaan warganegara kecil saja. Sosialisme Mementingkan kekuasaan dan kepentingan Negara Kepentingan Negara lebih diutamakan daripada kepentingan warga Negara. Kebebasan atau kepentingan warganegara dikalahkan untuk kepentingan Negara Kehiduapan agama juga terpisah dengan Negara. Warganegara bebas beragama, bebas tidak beragama dan bebas pula untuk propaganda anti-agama
Sekarang coba bandingkan Pancasila dengan sosialisme! Coba cari perbedaan dan persamaannya! Negara dengan Ideologi Pancasila Hubungan antara warganegara dengan Negara adalah seimbang. Artinya, tidak mengutamakan Negara tetapi juga tidak mengutamakan warganegara. Kepentingan Negara dan kepentingan warganegara sama-sama dipentingkan Agama erat hubungannya dengan Negara. Negara memperhatikan kehidupan agama. Agama mendapatkan perhatian penting dari Negara. Setiap warganegara dijamin pula kebebasannya untuk memilih salah satu agama yang ada dan diakui oleh pemerintah. Setiap orang harus beragama, tetapi agama yang dipilih diserahan kepada masingi-masin warganegara. Atheis, atau tidak mengakui adanya Tuhan, tidak diperbolehkan
bagaimana hubungan antara agama dengan negara pada negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila? Ingat sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Sesuai dengan sila tersebut, maka agama erat hubungannya dengan negara. Negara
memperhatikan kehidupan agama. Agama mendapatkan perhatian penting dari negara. Setiap warganegara dijamin pula kebebasannya untuk memilih salah satu agama yang ada dan diakui oleh pemerintah. Di Indonesia setiap orang harus beragama. Tetapi agama yang dipilih, diserahkan kepada masing- masing warganegara. Di Indonesia atheis atau tidak mengakui adanya Tuhan, tidak diperbolehkan. Propaganda anti-agama juga dilarang.