Proposal
PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PADA HEPATITIS
Disusun oleh: Rikardo Ladesman, S.Ked 04114705073
Pembimbing: Dr. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 2013
i
HALAMAN PENGESAHAN Tugas proposal yang berjudul: Program Pelayanan Kesehatan Pada Hepatitis oleh Nama
: Rikardo Ladesman, S.Ked
NIM
: 04114705073
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 15 Juli 2013 – 22 September 2013.
Palembang, Juli 2013 Pembimbing
Dr. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes
ii
DAFTAR ISI Halaman depan..........................................................................................................i Halaman pengesahan...............................................................................................ii Daftar isi.................................................................................................................iii Pendahuluan.............................................................................................................1 Rumusan Masalah Program.....................................................................................4 Tujuan Program........................................................................................................5 Program dan Kegiatan..............................................................................................6 Strategi Intervensi....................................................................................................6 Rencana dan Jadwal Kegiatan..................................................................................7 Rencana Pembiayaan...............................................................................................8 Evaluasi Program.....................................................................................................8 Pemantauan..............................................................................................................9 Waktu.......................................................................................................................9 Daftar pustaka........................................................................................................10
iii
I. Pendahuluan A. Fakta Deskriptif Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hati yang memberikan gejala klinis yang khas yaitu badan lemah, kencing berwarna seperti air the pekat, mata dan seluruh badan menjadi kuning. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut" sedangkan hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Hepatitis biasanya terjadi karena infeksi virus, selain itu bisa juga terjadi karena infeksi bakteri, maupun karena obat-obatan.1,2 Secara epidemiologik hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih penting, karena di samping adanya penderita dengan gejala-gejala klinik yang jelas, terdapat juga karier (yang tidak memiliki gejala) sebagai sumber penularan, serta hepatitis B hampir 100 kali lebih infeksius dibandingkan dengan virus HIV. Virus hepatitis B tersebar diseluruh dunia dengan angka kejadian yang berbeda-beda.3,4 Hepatitis virus akut di Indonesia merupakan penyakit yang endemis. Hampir sepanjang tahun di setiap rumah sakit dirawat penderita baru dengan dugaan hepatitis virus akut. Jumlah penderita memiliki kecenderungan menurun pada bulan Juni sampai dengan Agustus dan mulai menaik pada sekitar bulan Oktober sampai Desember. Kemungkinan hal ini bertalian dengan curah hujan pada waktu-waktu tersebut.1 Virus hepatitis A menyebar melalui fekal oral, yakni menyebar jika seseorang mengkonsumsi air atau makanan yang telah tercemar oleh virus hepatitis A. Hal ini terbukti dari penyebaran virus hepatitis A yang sebagian besar berasal dari tempat yang padat dengan lingkungan yang buruk. Virus hepatitis A juga dapat menyebar melalui transfusi darah walaupun jarang sekali terjadi.2,5,6 Percikan darah yang sedikit sudah mampu menularkan penyakit hepatitis B. Namun umumnya cara penularan dari virus hepatitis B adalah parenteral. Selain itu virus hepatitis B juga terdapat pada air liur, air seni, keringat, air mani, air susu ibu, cairan vagina, air mata, dan lain-lain. Oleh karena itu dikenal juga penularan perkutan dan non-kutan serta horizontal-vertikal.2,7
1
Virus hepatitis C juga menyebar secara parenteral, terutama dari transfusi darah atau komponen produk darah, hemodialisa, dan penyuntikan obat secara intravena. Penularan hepatitis C juga dapat terjadi melalui penggunaan bersama alat cukur, sikat gigi, dan handuk di dalam keluarga, transmisi seksual, maupun transmisi sporadik (community acquired). Gejala akut yang muncul dapat menyerupai flu biasa yang timbul 2-26 minggu setelah terinfeksi, dengan rata-rata 8 minggu. Gejala dapat berupa mual, muntah, demam, kelelahan, nyeri di daerah hati, perubahan warna, seperti: urine warna gelap, feses putih, dan kuku, kulit, serta sklera ikterus. 2,5 Penyebaran virus hepatitis D hampir mirip dengan penularan virus hepatitis B, yakni melalui parenteral maupun non parenteral. Pada penularan non parenteral, penyebaran terjadi melalui kontak badan, kontak dengan luka terbuka, tertusuk jarum, persetubuhan, dan penularan dari ibu hamil kepada bayinya, walau tidak terlalu menonjol.2,8 Virus hepatitis E menular secara peroral dan mempunyai masa inkubasi yang lebih panjang dari virus hepatitis A. Transmisi virus hepatitis E umumnya sangat berkaitan dengan sumber air yang kotor. Hal ini sangat berkaitan dengan terjadinya epidemi di negara berkembang yang sanitasinya kurang atau tidak baik.2,9 B. Analisis Teoritis dan Empiris Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hepatitis virus. Secara garis besar terdapat 4 faktor risiko terjadinya hepatitis virus yaitu : 1. Faktor Biologi/Genetik Faktor risiko ini diketahui berhubungan dengan peningkatan insiden karier hepatitis virus, yaitu: •
Ras: terdapat lebih dari satu juta karier hepatitis B pada ras Vietnam dan Cina di AS dan dari penelitian lain didapatkan bahwa lebih dari satu miliar penduduk dunia terinfeksi HBV dan 80% diantaranya tinggal di Asia Pasifik dan yang paling banyak terserang adalah penduduk ras kulit kuning.
•
Usia: karier hepatitis B dapat terjadi pada seluruh golongan usia, namun paling sering terdapat pada bayi dan anak, dan menurun seiring bertambahnya usia. Hal ini berkaitan dengan terbentuknya antibodi dalam jumlah cukup.
2
•
Mekanisme imun: bayi yang baru lahir atau bayi yang berusia di bawah 2 bulan lebih sering terinfeksi hepatitis B, terutama pada bayi yang belum mendapat imunisasi hepatitis B, karena sistem imun belum berkembang sempurna. 2. Faktor Perilaku. Kecenderungan untuk bergaya hidup tidak sehat, antara lain:
•
Memakan makanan yang dijual di tempat-tempat yang tidak terjamin kebersihannya.
•
Penggunaan obat-obatan terlarang yang dapat meningkatkan insiden penyakit yang ditularkan secara parenteral.
•
Penggunaan sikat gigi yang sama dalam satu keluarga, yang merupakan suatu media penularan dari virus hepatitis.
•
Perilaku seks menyimpang dan seks yang tidak aman, seperti seorang homoseksual maupun tidak memakai kondom. Hal ini dikarenakan virus hepatitis dapat ditularkan melalui cairan tubuh.
•
Petugas kesehatan yang lalai saat melayani penderita hepatitis; yakni tidak menggunakan alat pelindung diri ketika mengambil darah atau ketika sedang memasang infus.
•
Ketidakpedulian penduduk dengan imunisasi hepatitis. 3. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko terjangkit hepatitis antara lain:
•
Sanitasi yang buruk: insidensi hepatitis akan meningkat pada area dengan populasi padat dengan tingkat sanitasi yang buruk.
•
Sumber air yang kotor: kontak dengan air yang kotor dapat meningkatkan risiko terjangkit hepatitis (water borne)
3
•
Rumah sakit: setiap unit di dalam rumah sakit yang berhubungan dengan darah maupun cairan tubuh manusia lainnya. 4. Faktor Mutu Pelayanan Kesehatan
• Alat skrining: Belum tersedianya alat untuk melakukan skrining penderita ataupun karier hepatitis. • Alat pelindung diri: alat pelindung diri seperti sarung tangan yang kurang dapat meningkatkan penularan dari satu pasien ke pasien lain. Dari keempat faktor-faktor tersebut di atas, faktor yang paling berperan dalam mempengaruhi terjadinya hepatitis adalah faktor perilaku. Sementara itu akar dari permasalahan tersebut adalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai hepatitis serta faktor-faktor predisposisinya. II. Rumusan Masalah Program Indonesia merupakan salah satu negara endemis hepatitis B dengan jumlah penderita maupun karier hepatitis B di Indonesia mencapai peringkat ketiga di dunia dengan jumlah karier 3-17% dari seluruh penduduk Indonesia. Penderita hepatitis B di Indonesia kebanyakan adalah bayi dan anak-anak, yang diperkirakan 25-45,9% penderita adalah karena infeksi perinatal. Jumlah penderita dan komplikasi yang sedemikian banyaknya menyebabkan pentingnya pencegahan sedini mungkin. Pencegahan yang dilakukan antara lain meliputi pencegahan penularan penyakit hepatitis B melalui promosi kesehatan dan pencegahan penyakit melalui vaksinasi. Bayi dan anak-anak adalah sasaran program imunisasi karena mereka mempunyai risiko terbesar untuk menjadi kronik bila terinfeksi. Programme Apropiate Technology for Health (PATH) di NTB melaporkan bahwa imunisasi dapat menurunkan prevalensi dari 7% menjadi 1,6%. Bila diasumsikan cakupan imunisasi di Puskesmas Sekip Jaya sebesar 56%, dan jumlah bayi 0-11 bulan sebanyak 349 jiwa dan seluruh penduduk sebesar 14.361 jiwa pada tahun 2007, maka diharapkan terdapat peningkatan cakupan imunisasi hepatitis B
4
pada bayi 0-11 bulan. Oleh karena itu diperlukan edukasi agar para ibu yang memiliki bayi usia antara 0-11 bulan membawa anaknya diimunisasi hepatitis B.
5
III. Tujuan Program Tujuan Umum Meningkatkan penerapan perilaku ibu terhadap imunisasi hepatitis B. Tujuan Khusus Meningkatkan penerapan perilaku ibu terhadap imunisasi hepatitis B pada bayi usia 011 bulan sehingga jumlah cakupan imunisasi hepatitis B meningkat dari 56% menjadi 61,4%. (Asumsi bahwa jumlah ibu yang memiliki bayi 0-11 bulan sama dengan jumlah bayi 0-11 bulan yaitu 349 jiwa) Catatan Perhitungan Target : Penentuan besar target minimal dilakukan dengan menggunakan rumus: p1 − p 2
1,96 =
p1q1 p 2q 2 + N1 N2
p1 : besarnya masalah sebelum program dalam % p2 : besarnya masalah sesudah program dalam % q1 : 100%-p1 q2 : 100%-p2 N1 : jumlah populasi sebelum program N2 : jumlah populasi sesudah program Besarnya p2 atau target yang ingin dicapai dapat dicari dengan menggunakan rumus persamaan kuadrat sebagai berikut : p2(1,2) =
− b ± b 2 − 4ac 2a
Pada kasus ini didapatkan : p1 : 56% N1 = 349 jiwa q1 : 44%
N2 = 349 jiwa
Sehingga didapatkan p2 sebesar 61,4%
6
IV. Program dan Kegiatan Program alternatif untuk meningkatkan pengetahuan ibu antara lain: 1. Memberikan edukasi kepada ibu yang memiliki bayi berumur 0-11 bulan akan arti pentingnya imunisasi hepatitis B. 2. Menyebarkan selebaran yang dapat memberikan informasi tentang hepatitis B kepada ibu-ibu yang memiliki bayi 0-11 bulan ketika memeriksakan anaknya ke Puskesmas atau Posyandu. 3. Memberdayakan kader posyandu dengan membuat pos pelayanan hepatitis B. 4. Mengunjungi keluarga-keluarga yang memiliki bayi umur 0-11 bulan untuk mendapatkan imunisasi hepatitis B. 5. Menganjurkan kepada pemerintah agar memasukkan gerakan imunisasi hepatitis pada bayi usia 0-11 bulan secara menyeluruh sebagai salah satu agenda kegiatan kesehatan daerah dan menjadi program kerja rutinnya. Alternatif terbaik dalam memecahkan masalah infeksi hepatitis B ini adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan akan pentingnya imunisasi hepatitis B kepada ibu-ibu yang memiliki balita 0-11 bulan sehingga seluruh bayi dapat diimunisasi dan penularan hepatitis B dan risiko menjadi karier dapat ditekan. V. Strategi Intervensi Pendekatan Institusi. •
Melakukan pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan untuk dapat memberikan dukungan dan perlindungan dalam upaya pencegahan hepatitis B di wilayah tersebut. Antara lain kepada: kepala daerah, pemimpin rumah sakit, pimpinan laboratorium swasta, dekan, tokoh masyarakat, pimpinan media massa daerah.
•
Pendekatan ini dilakukan agar pemasyarakatkan pencegahan hepatitis B dapat menjadi salah satu kebijakan.
7
Pendekatan Komunitas •
Edukasi, diskusi kelompok, seminar, diskusi tentang peranan imunisasi hepatitis B dalam mencegah infeksi virus hepatitis B dan kariernya melalui televisi, radio dan majalah atau koran, pemasangan poster atau spanduk dipinggir jalan, rumah sakit dan laboratorium.
Strategi yang dilaksanakan adalah memberikan informasi dan edukasi tentang “Peranan Imunisasi Hepatitis B" kepada ibu-ibu yang memiliki bayi 0-11 bulan. VI. Rencana dan Jadwal Kegiatan 1. Rencana Kegiatan Persiapan (Preparation Activities) • Penyusunan proposal dan perencanaan anggaran biaya. • Melakukan audiensi kepada pihak pemerintah setempat, instansi swasta dan tokoh masyarakat dalam mencari dukukngan baik dari segi dana/finansial maupun legalitas. • Kegiatan publikasi yang terdiri dari penyebaran pamflet dan pemasangan spanduk serta undangan kepada tokoh serta peserta edukasi. • Persiapan materi edukasi tentang pencegahan hepatitis dengan imunisasi hepatitis. • Persiapan tim edukasi/pembicara. • Persiapan tempat, waktu dan peralatan edukasi. • Penentuan warga masyarakat yang menjadi prioritas. 2. Rencana Kegiatan Pelaksanaan (Implementation Activities) • Edukasi "Peranan Imunisasi Hepatitis B" Hari/Tanggal
: Minggu, 28 Juli 2013
Waktu
: Pukul 09.00-12.00 WIB
Tempat
: Kantor Kelurahan Sekip Jaya
Sasaran
: Ibu yang memiliki bayi usia 0-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sekip Jaya.
Target
: 250 peserta
8
VII. Rencana Pembiayaan No Kegiatan 1 Pembuatan proposal 2
Biaya Rp. 50.000,00
Pengadaan alat publikasi - Spanduk 1 buah - Pembuatan artikel - Pembuatan poster - Undangan Sewa gedung dan peralatan (kursi, sound system, LCD)
Rp. 150.000,00 Rp. 50.000,00 Rp. 100.000,00 Rp. 50.000,00 Rp. 1500.000,00
4
Perbanyakan buku jadwal imunisasi
Rp. 500.000,00
5
Perbanyakan kuesioner
Rp. 100.000,00
6
Honor pembicara 2 orang @ Rp. 250.000,-
Rp. 500.000,00
7
Konsumsi peserta 250 orang @ Rp. 5000,-
Rp. 1250.000,00
8
Dokumentasi
Rp. 100.000,00
9
Transportasi
Rp. 100.000,00
10
Keamanan
Rp. 100.000,00
3
Sumber Dana Dana bantuan dari dinas kesehatan kota Dana bantuan dari pemerintah/instansi/ swasta/tokoh masyarakat. Dana bantuan dari pemerintah/instansi/ swasta/tokoh masyarakat. Dana bantuan dari pemerintah/instansi/ swasta/tokoh masyarakat. Dana bantuan dari pemerintah/instansi/ swasta/tokoh masyarakat. Dana bantuan dari pemerintah/instansi/ swasta/tokoh masyarakat. Dana bantuan dari pemerintah/instansi/ swasta/tokoh masyarakat. Dana bantuan dari pemerintah/instansi/ swasta/tokoh masyarakat. Dana bantuan dari pemerintah/instansi/ swasta/tokoh masyarakat. Dana bantuan dari pemerintah/instansi/ swasta/tokoh masyarakat.
Total Biaya
VIII. Evaluasi Program Pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi meliputi keberhasilan unsur masukan, unsur proses dan unsur keluaran.
9
• Keberhasilan unsur masukan: adanya kerjasama antara pihak kelurahan Srijaya dan sponsor, tersedianya dana dan sarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan, serta jumlah peserta sesuai dengan target yang ingin dicapai. • Keberhasilan unsur proses: terselenggaranya kegiatan edukasi "Peranan Imunisasi Hepatitis B" dengan baik, tersaringnya ibu-ibu yang memiliki bayi 0-11 bulan dan mereka tergerak untuk mengikuti program ini. • Keberhasilan unsur keluaran: tergeraknya ibu-ibu yang memiliki bayi 0-11 bulan untuk membawa bayinya diimunisasi hepatitis B pada tempat-tempat pelayanan kesehatan terdekat yang terwujud dalam meningkatnya cakupan imunisasi hepatitis B pada bayi 0-11 bulan. • Instrumen yang digunakan untuk evaluasi unsur keluaran berupa kuisioner. Kuisioner yang dipakai pada saat post test sama dengan pre test. Hasil pengisian kuisioner diperhitungkan dalam bentuk persentase dan kemudian dibandingkan dengan hasil sebelum diberikan materi edukasi, apakah terdapat peningkatan berupa perubahan perilaku ibu untuk membawa bayinya diimunisasi. IX. Pemantauan Pemantauan dilakukan melalui kunjungan rumah untuk melakukan survey bayi yang sudah diimunisasi hepatitis B dan juga melalui data yang didapat dari posyandu dan puskesmas setelah pelaksanaan imunisasi di posyandu dan puskesmas tersebut. X. Waktu Jadwal Program Perencanaan (Gannt Chart) No
Kegiatan
Waktu (dalam minggu) I
1 2 3 4 5 6
Penyusunan proposal Pencarian dana dan sponsor Pengadaan sarana dan prasarana kegiatan Publikasi dan penyebaran undangan Pelaksanaan kegiatan Evaluasi kegiatan
10
II
III
IV
V
VI
7
Pemantauan
Setiap 6 bulan
Daftar Pustaka 1.
Koff RS, Galambos J. 1987. Viral Hepatitis. Dalam: Schiff L, Schiff ER. Disease of The Liver. Philadelphia: JB Lippin cott.
2.
Hadi, Sujono. 2002. Gastroenterologi. Bandung: PT. Alumni.
3.
Sanityosi, Andri. Hepatitis Viral Akut. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2006.hal 429-434
4.
Alamsyah,
Effek.
Epidemiologi
Hepatitis
Virus.
Diakses
dari:
http://www.kalbe.co.id/ pada tanggal 17 Juli 2013. 5.
Previsani, Nicoletta & Daniel Lavanchy. Hepatitis A. World Health Organization : 2000. Diakses dari http://www.who.int/ pada tanggal 17 Juli 2013
6.
Martin, Annette &Stanley M. Lemon. Hepatitis A Virus From Discovery to Vaccines : 2006. Diakses dari http://www.sepeap.org/ pada tanggal 17 Juli 2013
7.
Hoofnagle JH. 1981. Perspective on Viral Hepatitis: Type A and B Viral Hepatitis. Abbott Diagnostic Division.
8.
Rizetto M, Verane G, Recchia S, et al. 1983. Chronic Hepatitis in Carriers of Hepatitis B Surface Antigen with Intrahepatic Expression of Delta Antigen. Ann Int Med 1983; 98:437-441
9.
Yanbough PO, Tam AW, Fry KE, et al. Hepatitis E Virus: Identification of Type Common Epitopes. J Virol 1991; 65:5790-5797.
11