PRARANCANGAN PABRIK PENTAERYTHRITOL [C(CH2OH)4] DARI ASETALDEHIDA (CH3CHO), FORMALDEHIDA (HCHO) DAN SODIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN PROSES UEHAMA KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN (Perancangan Reaktor (RE-201))
( Skripsi )
Oleh : ANDI MULIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
PRARANCANGAN PABRIK PENTAERYTHRITOL DARI FORMALDEHIDA, ASETALDEHIDA DAN SODIUM HIDROKSIDA DENGAN PROSES UEHAMA KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN (Perancangan Reaktor (RE-201)) Oleh ANDI MULIA Pabrik pentaerythritol [C(CH2OH)4] ini berbahan baku formaldehida (HCHO), asetaldehida (CH3CHO) dan sodium hidroksida (NaOH), yang rencanaya akan didirikan di Kawasan Industri Cikande, Kabupaten Serang, Jawa Barat. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja, perizinan dan kondisi sosial masyarakat sekitar. Pabrik ini direncanakan dapat memproduksi kristal pentaerythritol [C(CH2OH)4] sebanyak 50.000 ton/tahun, dengan waktu operasi selama 24 jam/hari serta 330 hari/tahun. Banyaknya bahan baku yang digunakan adalah formaldehida sebanyak 22.513,634 kg/jam, asetaldehida sebanyak 2.227,471 dan sodium hidroksida sebanyak 3.538,543 kg/jam. Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik pentaerythritol ini berupa unit penyedia dan pengolahan air, unit penyedia steam dan unit penyedia udara instrumen. Jumlah karyawan sebanyak 171 orang dengan bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan struktur organisasi jenis line dan staff. Dari analisis ekonomi, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Fixed Capital Investment (FCI) = Rp. 283.274.997.151,Working Capital Investment (WCI) = Rp. 49.989.705.380,Total Capital Investment (TCI) = Rp. 333.264.702.531 ,Break Even Point (BEP) = 52,7% Shut Down Point (SDP) = 26,3% Pay Out Time after Taxes (POT)a = 2,59 tahun Return on Investment after Taxes (ROI)a = 61% Interest Rate Return (IRR) = 15% Berdasarkan beberapa paparan di atas, maka pendirian pabrik potassium karbonat ini layak untuk dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang menguntungkan dari sisi ekonomi dan mempunyai prospek yang relatif cukup baik.
ABSTRACT
PRADESIGN OF PENTAERYTHRITOL PLANT FROM FORMALDEHYDE, ACETALDEHYDE AND SODIUM HYDROXIDE WITH UEHAMA PROCESS CAPACITY 50.000 TONS/YEAR (Reactor Design (RE-201)) By ANDI MULIA
Pentaerythritol [C(CH2OH)4] plant produced by reacting formaldehyde (HCHO), acetaldehyde (CH3CHO) and sodium hydroxide (NaOH), is planned to be located in Cikande Industrial Area, Serang, West Java Province. The plant is established by considering availability of raw materials, transportation facilities, readily available labor and environmental conditions. This Plant is planned to production pentaerythritol crystal with production capacity is 50.000 tons/year, with operating time of 24 hours/day and 330 working days in a year. The raw materials used in this plant are much 22.513,634 kg/hours of Formaldehyde, 2.227,471 kg/hours of Acetaldehyde and Sodium Hyrdoxide as 3.538,543 kg/hours. Provision of utility plant needs a treatment system and water supply, steam supply systems and instrument air supply systems. Labor needed in this plant as many as 171 people with a business entity form Limited Liability Company (PT) with line and staff organizational structure. From the economic analysis is obtained : Fixed Capital Investment (FCI) = Rp. 283.274.997.151,Working Capital Investment (WCI) = Rp. 49.989.705.380,Total Capital Investment (TCI) = Rp. 333.264.702.531 ,Break Even Point (BEP) = 52,7% Shut Down Point (SDP) = 26,3% Pay Out Time after Taxes (POT)a = 2,59 tahun Return on Investment after Taxes (ROI)a = 61% Interest Rate Return (IRR) = 15% By considering above the summary, it is proper establishment of potassium carbonate plant for studied further, because the plant is profitable and has good prospects future.
PRARANCANGAN PABRIK PENTAERYTHRITOL [C(CH2OH)4] DARI FORMALDEHIDA (HCHO), ASETALDEHIDA (CH3CHO) DAN SODIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN PROSES UEHAMA KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN (Perancangan Reaktor (RE-201))
Oleh : ANDI MULIA
( Skripsi ) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta – DKI Jakarta, tanggal 29 Mei 1991, sebagai putra pertama dari 2 bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Dasar di SD Negeri 06 Pagi, Jakarta Barat pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama Negeri 111 Jakarta Barat pada tahun 2006, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 112 Jakarta Barat pada tahun 2009. Pada bulan Juli tahun 2009, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada bulan Januari tahun 2013, penulis melaksanakan Kerja Praktek di PT Semen Baturaja, Sumatera Selatan dengan Tugas Khusus yaitu “Evaluasi Kinerja Vertical Roller Mill (VRM)”. Pada tahun tahun 2013, penulis juga melakukan penelitian dengan judul “Transesterifikasi Minyak Kelapa Menggunakan Katalis cordierite Mesopori pada Batch Reactor (Tinjauan Pengaruh Berat CTAB pada Sintesis cordierite)”. Selama menjalani masa perkuliahan, penulis juga pernah menjadi Anggota Badan Koordinasi Kegiatan Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia (BKKMTKI) (periode 2011-2013), dan Kepala Depertemen Hubungan Luar Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia/HIMATEMIA Fakultas Teknik Universitas Lampung 2011/2012).
(periode
Motto Dan Persembahan ”Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain” (Qs. Al-Insyirah : 6-7) ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki laki – laki maupun muslim perempuan” (HR: Ibnu Abdul Barr)
“Barang siapa bertakwa kepada Allah maka dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya” (Qs. Ath-Thalaq: 2-3) ”Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya : Jadilah! Maka terjadilah ia.” (QS. Yasiin : 82)
Sebuah Karya Kupersembahkan dengan sepenuh hati untuk : Allah SWT, berkat Rahmat dan Ridho-Nya aku dapat menyelesaikan karyaku ini Kedua Orang Tuaku sebagai pengganti atas pengorbanan yang sudah tak terhitung jumlahnya, terima kasih atas do’a, kasih sayang dan pengorbanannya selama ini Adik dan Keluarga Besarku, terima kasih atas do’a, bantuan dan dukungannya selama ini Sahabat-Sahabatku, Terima kasih telah menjadi bagian hidupku selama ini. Semua cerita hidup ini, akan ku ingat dan simpan selamanya. Semoga suatu saat nanti kita bersua kembali dengan kisah - kisah kesuksesan kita Civitas Akademika Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung, Terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan, semoga senantiasa berevolusi untuk menghasilkan produk – produk akademisi yang lebih baik serta ditunjang dengan akreditasi yang lebih tinggi
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak kenimatan dan segalanya yang mebuat penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Formaldehida, Asetaldehida dan Sodium Hidroksida dengan Proses Uehama kapasitas 50.000 ton/tahun” dengan baik. Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh derajat ke sarjanaan (Strata-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung. Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Ir. Azhar, M.T., sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia yang telah memberikan bantuan untuk kelancaran proses belajar selama di kampus.
2.
Bapak Edwin Azwar, S.T., PgD., M.T.A., Ph.D sebagai dosen Pembimbing I, atas segala ilmu, kesabaran, saran, dan kritiknya dalam pengerjaan tugas akhir ini.
3.
Ibu Sri Ismiyati D., S.T., M.Eng., sebagai Dosen Pembimbing II, atas segala ilmu, kesabaran, saran, dan kritiknya dalam pengerjaan tugas akhir ini.
4.
Bapak Muhammad Hanif., S.T., M.T., sebagai dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan do’a, nasihat serta sarannya, demi kelancaran perkuliahan penulis.
5.
Seluruh Dosen dan Staf Teknik Kimia yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan membantu kelancaran dalam pengerjaan.
6.
Kedua orang tua dan adikku tersayang yang telah memberikan nasehat, doa, semangat, serta dukungan baik moril maupun materil selama ini.
7.
Juni Kartika Permatasari, S.T., sebagai
partner Tugas Akhir, yang telah
menjadi teman diskusi, teman berbagi kesulitan pengerjaan, dan selalu berbagi semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 8.
Sahabat – sahabat terbaik saya, Donny, Ardi, Barik, Sandi dan Ahdan, yang telah menjadi tempat bercerita dan berbagi semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
9.
Saudara – saudari seperjuangan “Chindo Brother” yaitu : mu’arif, aulizar, fatrin, okta, innes, tiya, dilla, adek, ari, dayat, tauhid, alief, garnis, chandra, echa, nia, tia, dwi, chimut, sika, wildan, omen, fahmi, fais, yang telah memberikan dukungan, motivasi dan canda tawa, semoga kita selalu sukses dan tetap semangat.
10. Saudara – saudari seperjuangan “tekim 09” yang telah memberikan dukungan, motivasi, semoga kita sukses selalu. 11. Dian Anggitasari, yang telah menjadi tempat keluh kesah, tempat membangkitkan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 12. Adik - adik dan kakak - kakak tingkat di Jurusan Teknik Kimia, yang banyak memberikan warna-warni selama baerada di kampus. xiii
13. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Akhir kata penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Terima kasih.
Bandar Lampung, 1 April 2016
Penulis
xiv
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ..................................................................................................
xv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xxii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................
1
B. Kapasitas Perancangan ........................................................................
3
C. Kegunaan Produk ................................................................................
6
D. Lokasi Pabrik ......................................................................................
6
II. PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES A. Tinjauan Proses ...................................................................................
10
B. Pemilihan Proses .................................................................................
15
C. Uraian Proses ......................................................................................
54
III. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK A. Bahan Baku .........................................................................................
58
B. Spesifikasi Produk ...............................................................................
60
IV. NERACA MASSA DAN ENERGI A. Neraca Massa ......................................................................................
62
B. Neraca Energi ......................................................................................
66
V. SPESIFIKASI ALAT A. Peralatan Proses ..................................................................................
71
B. Peralatan Utilitas ..................................................................................
89
VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Kebutuhan Air ..................................................................................... xv
116
B. Sistem Penyediaan Steam .................................................................
130
C. Unit Penyedia Udara Instrumen ........................................................
131
D. Unit Pembangkit Tenaga Lisrik .........................................................
132
E. Unit Pengadaan Bahan Bakar ...........................................................
132
F. Laboratorium......................................................................................
133
G. Pengolahan Limbah ...........................................................................
139
VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik ....................................................................................
146
B. Tata Letak Pabrik ..............................................................................
150
C. Estimasi Area Pabrik .........................................................................
153
VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan ............................................................................
157
B. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................
160
C. Tugas dan Wewenang .......................................................................
163
D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian .......................................... 170
IX.
X.
E. Pembagian Jam Kerja Karyawan ......................................................
171
F. Penggolongan Jabatan dan Jumlah Karyawan ..................................
174
G. Kesejahteraan Karyawan ...................................................................
178
INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI A. Investasi .............................................................................................
183
B. Evaluasi Ekonomi .............................................................................
186
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...........................................................................................
190
B. Saran ..................................................................................................
190
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL Halaman Table 1.1.
Data Import Pentaerythritol Indonesia ......................................
3
Tabel 1.2.
Produsen Pentaerythritol di Beberapa Negara ...........................
5
Tabel 2.1.
Harga Bahan Baku dan Produk Proses Uehama ........................
15
Tabel 2.2.
Mol Bahan Baku dan Produk Proses Uehama Reaksi 1 ............
17
Tabel 2.3.
Mol Bahan Baku dan Produk Proses Uehama Reaksi 2 ...........
20
Tabel 2.4.
Mol Bahan Baku dan Produk Proses Uehama Reaksi 3 ...........
22
Tabel 2.5.
Mol Bahan Baku dan Produk Proses Uehama Reaksi 4 ...........
24
Tabel 2.6.
Mol Bahan Baku dan Produk Proses Uehama Reaksi 5 ...........
26
Tabel 2.7.
Harga Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek ......................
28
Tabel 2.8.
Mol Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek Reaksi 1 ...........
30
Tabel 2.9.
Mol Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek Reaksi 2 .........
32
Tabel 2.10. Mol Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek Reaksi 3 ..........
35
Tabel 2.11. Mol Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek Reaksi 4 ........
37
Tabel 2.12. Mol Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek Reaksi 5 ...........
39
Tabel 2.13. Nilai ΔH°f dan ΔG°f Komponen Proses Uehama ......................
42
Tabel 2.14. Nilai Konstanta Kapasitas Panas Proses Uehama Reaksi 1 ......
43
Tabel 2.15. Nilai Konstanta Kapasitas Panas Proses Uehama Reaksi 2 ......
45
Tabel 2.16. Nilai Konstanta Kapasitas Panas Proses Uehama Reaksi 3 ......
47
Tabel 2.17. Nilai Konstanta Kapasitas Panas Proses Uehama Reaksi 4 ......
49
Tabel 2.18. Nilai Konstanta Kapasitas Panas Proses Uehama Reaksi 5 ......
50
Tabel 2.19. Perbandingan Proses Pembuatan Pentaerythritol .......................
52
Tabel 4.1.
Neraca Massa di Reactor (RE-201) ...........................................
63
Tabel 4.2.
Neraca Massa di Vaporizer (VP-201) ........................................
63
Tabel 4.3.
Neraca Massa di Separator (SP-201) ........................................
64
Tabel 4.4.
Neraca Massa di Crystallizer (CR-301) .....................................
64
Tabel 4.5.
Neraca Massa di Centrifuge (CF-301) ........................................
65
Tabel 4.6.
Neraca Massa di Rotary Dryer (RD-301) ..................................
65
Tabel 4.7.
Neraca Energi di Preheater (HE-101) ........................................
66
xvii
Tabel 4.8.
Neraca Energi di Preheater (HE-102) ........................................
66
Tabel 4.9.
Neraca Energi di Preheater (HE-103) .......................................
67
Tabel 4.10. Neraca Energi di Reactor (RE-201)............................................
67
Tabel 4.11. Neraca Energi di Vaporizer (VP-201) ........................................
68
Tabel 4.12. Neraca Energi di Separator (SP-201) ........................................
68
Tabel 4.13. Neraca Energi di Condenser (CD-201) .....................................
68
Tabel 4.14. Neraca Energi di Crystallizer (CR-301) ....................................
69
Tabel 4.15. Neraca Energi di Centrifuge (CF-301) ......................................
69
Tabel 4.16. Neraca Energi di Air Preheater (HE-301) .................................
70
Tabel 4.17. Neraca Energi di Rotary Dryer (RD-301) ..................................
70
Tabel 5.1.
Spesifikasi Storage Tank (ST-101) ............................................
71
Tabel 5.2.
Spesifikasi Storage Tank (ST-102) ............................................
72
Tabel 5.3.
Spesifikasi Storage Tank (ST-103) ............................................
73
Tabel 5.4.
Spesifikasi Heater (HE-101) ....................................................
74
Tabel 5.5.
Spesifikasi Heater (HE-102) .....................................................
75
Tabel 5.6.
Spesifikasi Heater (HE-103) .....................................................
76
Tabel 5.7.
Spesifikasi Reactor (RE-201) ...................................................
77
Tabel 5.8.
Spesifikasi Vaporizer (VP-201) .................................................
78
Tabel 5.9.
Spesifikasi Separator (SP-201) ...............................................
79
Tabel 5.10. Spesifikasi Crystallizer (CR-301) ..............................................
80
Tabel 5.11. Spesifikasi Centrifuge (CF-301) ................................................
81
Tabel 5.12. Spesifikasi Rotary Dryer (RD-301) ...........................................
81
Tabel 5.13. Spesifikasi Air Preheater (HE-301) ..........................................
82
Tabel 5.14. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-201) .......................................
82
Tabel 5.15. Spesifikasi Blower (BL-301) .....................................................
83
Tabel 5.16. Spesifikasi Fan (F-301) ............................................................
83
Tabel 5.17. Spesifikasi Bin (BN-301) ...........................................................
84
Tabel 5.18. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-301) .......................................
84
Tabel 5.19. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-301) ......................................
85
Tabel 5.20. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-401) ..........................................
85
Tabel 5.21. Spesifikasi Gudang Penyimpanan (GD-401) ............................
85
Tabel 5.22. Spesifikasi Pompa Proses (PP-101) ..........................................
86
xviii
Tabel 5.23. Spesifikasi Pompa Proses (PP-102) .........................................
86
Tabel 5.24. Spesifikasi Pompa Proses (PP-103) ..........................................
87
Tabel 5.25. Spesifikasi Pompa Proses (PP-201) ..........................................
87
Tabel 5.26. Spesifikasi Pompa Proses (PP-202) ...........................................
88
Tabel 5.27. Spesifikasi Pompa Proses (PP-203) ............................................
88
Tabel 5.28. Spesifikasi Pompa Proses (PP-301) ............................................
89
Tabel 5.29. Spesifikasi Bak Sedimentasi (BS-501) .......................................
89
Tabel 5.30. Spesifikasi Tangki Alum (ST-501) .............................................
90
Tabel 5.31. Spesifikasi Tangki Klorin (ST-502) ...........................................
90
Tabel 5.32. Spesifikasi Tangki Soda Kaustik (ST-503) ................................
91
Tabel 5.33. Spesifikasi Klarifier (CL-501) ....................................................
92
Tabel 5.34. Spesifikasi Sand Filter (SF-501) .................................................
92
Tabel 5.35. Spesifikasi Tangki Air Filter (FWT-501) ...................................
93
Tabel 5.36. Spesfikasi Tangki Penyimpanan Air Domestik (DOWT-501) ...
93
Tabel 5.37. Spesifikasi Hot Basin (HB-501) .................................................
94
Tabel 5.38. Spesifikasi Tangki Asam Sulfat (ST-504) ..................................
95
Tabel 5.39. Spesifikasi Tangki Inhibitor (ST-505) ........................................
95
Tabel 5.40. Spesifikasi Tangki Dispersant (ST-506) .....................................
96
Tabel 5.41. Spesifikasi Cooling Tower (CT-501) ..........................................
97
Tabel 5.42. Spesifikasi Cold Basin (CB-501) ................................................
97
Tabel 5.43. Spesifikasi Tangki Air Kondensat (SCT-501) ............................
98
Tabel 5.44. Spesifikasi Cation Exchanger (CE-501) .....................................
98
Tabel 5.45. Spesifikasi Anion Exchanger (AE-501) .....................................
99
Tabel 5.46. Spesifikasi Tangki Hidrazin (ST-507) ........................................
99
Tabel 5.47. Spesifikasi Daerator (DA-501) ..................................................
100
Tabel 5.48. Spesifikasi Pompa Utilitas 1 (PP-501)........................................
101
Tabel 5.49. Spesifikasi Pompa Utilitas 2 (PP-502)........................................
101
Tabel 5.50. Spesifikasi Pompa Utilitas 3 (PP-503)........................................
102
Tabel 5.51. Spesifikasi Pompa Utilitas 4 (PP-504)........................................
102
Tabel 5.52. Spesifikasi Pompa Utilitas 5 (PP-505)........................................
103
Tabel 5.53. Spesifikasi Pompa Utilitas 6 (PP-506)........................................
103
Tabel 5.54. Spesifikasi Pompa Utilitas 7 (PP-507)........................................
104
xix
Tabel 5.55. Spesifikasi Pompa Utilitas 8 (PP-508)........................................
104
Tabel 5.56. Spesifikasi Pompa Utilitas 9 (PP-509)........................................
105
Tabel 5.57. Spesifikasi Pompa Utilitas 10 (PP-510)......................................
105
Tabel 5.58. Spesifikasi Pompa Utilitas 11 (PP-511)......................................
106
Tabel 5.59. Spesifikasi Pompa Utilitas 12 (PP-512)......................................
106
Tabel 5.60. Spesifikasi Pompa Utilitas 13 (PP-513)......................................
107
Tabel 5.61. Spesifikasi Pompa Utilitas 14 (PP-514)......................................
107
Tabel 5.62. Spesifikasi Pompa Utilitas 15 (PP-515)......................................
108
Tabel 5.63. Spesifikasi Pompa Utilitas 16 (PP-516)......................................
108
Tabel 5.64. Spesifikasi Pompa Utilitas 17 (PP-517) .......................................
109
Tabel 5.65. Spesifikasi Pompa Utilitas 18 (PP-518)......................................
109
Tabel 5.66. Spesifikasi Pompa Utilitas 19 (PP-519)......................................
110
Tabel 5.67. Spesifikasi Pompa Utilitas 20 (PP-520)......................................
110
Tabel 5.68. Spesifikasi Boiler (BO-501) .......................................................
111
Tabel 5.69. Spesifikasi Blower Steam (BS-501) ............................................
111
Tabel 5.70. Spesifikasi Air Compressor (AC-601) ........................................
111
Tabel 5.71. Spesifikasi Air Filter (AF-601)...................................................
112
Tabel 5.72. Spesifikasi Air Dryer (AD-601) .................................................
112
Tabel 5.73. Spesfikasi Gas Turbine Generator (GTG-701) ..........................
113
Tabel 5.74. Spesifikasi Diesel Turbine Generator (DTG-701) .....................
113
Tabel 5.75. Spesifikasi Tangki Penyimpanan IFO (ST-701) .........................
114
Tabel 6.1.
Kebutuhan Air untuk Air Pendingin ..........................................
118
Tabel 6.2.
Kebutuhan Air untuk Air Umpan Boiler ....................................
121
Tabel 6.3.
Tingkatan Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian .......
138
Tabel 6.4.
Pengendalian Variabel Utama Proses ........................................
139
Tabel 6.5.
Syarat-syarat Kualitas (Baku Mutu) Air Limbah ......................
144
Tabel 7.1.
Perincian Luas Area Pabrik Pentaerythritol ..............................
153
Tabel 8.1.
Jadwal Kerja Masing – Masing Regu ........................................
173
Tabel 8.2.
Perincian Tingkat Pendidikan ....................................................
174
Tabel 8.3.
Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat ....................................
176
Tabel 8.4.
Jumlah Karyawan Berdasarkan Jabatan ....................................
177
Tabel 9.1.
Fixed Capital Investment ...........................................................
184
xx
Tabel 9.2.
Manufacturing Cost ...................................................................
185
Tabel 9.3.
General Expenses ......................................................................
186
Tabel 9.4.
Hasil Analisa Kelayakan Ekonomi ............................................
189
xxi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Grafik Import Pentaerythritol pada Tahun 2010-2014 ............
4
Gambar 1.2. Lokasi Prarancangan Pabrik Pentaerythritol ..........................
7
Gambar 7.1. Peta Provinsi Banten ................................................................
154
Gambar 7.2. Prakiraan Lokasi Pendirian Pabrik Pentaeryhtritol .................
154
Gambar 7.3. Tata Letak Pabrik dan Fasilitas Pendukung .............................
155
Gambar 7.4. Tata Letak Unit Proses ............................................................
156
Gambar 8.1. Struktur Organisasi Perusahaan ...............................................
162
Gambar 9.1. Analisa Ekonomi Pabrik Pentaerythritol ...............................
188
Gambar 9.2. Kurva Cummulative Cash Flow terhadap Umur Pabrik .........
189
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang, bangsa Indonesia memiliki kewajiban untuk melaksanakan pembangunan disegala bidang. Salah satunya adalah pembangunan di sektor ekonomi, yang sedang digiatkan oleh pemerintah untuk mencapai kemandirian perekonomian nasional. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah menitik beratkan pada pembangunan di sektor industri. Pembangunan industri ditujukan untuk memperkokoh struktur ekonomi nasional dengan keterkaitan yang kuat dan saling mendukung antar sektor, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan berbagai sektor pembangunan lainnya.
Salah satu industri kimia yang mempunyai kegunaan yang penting dan peluang yang besar di masa mendatang adalah Pentaerythritol atau tetramethylolmethane [C(CH2OH)4]. Pentaerythritol mulai diproduksi secara komersial pada tahun 1930, di mana beberapa perusahaan di Amerika serikat memproduksi pentaerythritol untuk digunakan pada pembuatan PETN (pentaerythritol tetranitate atau
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
2
C5H8N4O12). Selama perang dunia kedua produk PETN cukup berkembang, namun sekarang sebagian besar produksi pentaerythritol digunakan untuk bahan baku alkyd resin. Sementara sektor lain yang menggunakan pentaerythritol sebagai bahan bakunya yaitu industri polyester, polyether, sebagai plastisizer, bahan pelumas buatan, resin pentene, sintetic dry oil, farmasi, insektisida, dan industri cat.
Pertimbangan utama yang melatarbelakangi berdirinya pabrik pentaerythritol di Indonesia pada dasarnya sama dengan investasi – investasi di sektor lain, yaitu untuk melakukan usaha yang secara sosial ekonomi cukup menguntungkan baik itu di pihak penanam modal, pelaku usaha, pemerintah dan peningkatan perekonomian negara. Pentaerythritol dimasa mendatang memiliki prospek yang baik, dalam pengertian memiliki potensi pasar, mudah diperoleh bahan baku, ketersediaan teknologi yang dibutuhkan, dan juga terdapatnya sumber daya manusia, maka dapat diperkirakan dapat diperoleh keuntungan dengan didirikannya pabrik ini.
Pentaerythritol merupakan bahan intermediet yang dibutuhkan di Indonesia. Hingga saat ini Indonesia masih mengimpor pentaerythritol dalam jumlah yang cukup besar. Di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksi pentaerythritol, walaupun sebagian besar bahan bakunya sudah diproduksi di dalam negeri. Dengan adanya pendirian pabrik pentaerythritol diharapkan akan menimbulkan dampak yang sangat positif bagi pertumbuhan perindustrian, khususnya industri kimia Indonesia. Pabrik yang akan didirikan juga merupakan pabrik pertama di
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
3
Indonesia, dengan demikian akan terjadi alih teknologi di mana bangsa Indonesia dikenalkan dengan teknologi baru yaitu pembuatan pentaerythritol.
B. Kapasitas Perancangan Jumlah impor Pentaerythritol di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun ini dan diperkirakan akan terus meningkat dikarenakan semakin berkembangnya kebutuhan Pentaerythritol. Data statistik yang diperoleh dari BPS mengenai jumlah import Pentaerythritol dapat dilihat pada table 1.1 berikut : Tabel 1.1. Data Import Pentaerythritol Indonesia Tahun
Kapasitas (Ton)
2010
20391.017
2011
23257.796
2012
25803.739
2013
27530.894
2014
33719.421
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010-2014
Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa kebutuhan Pentaerythritol cukup tinggi. Hal ini disebabkan di Indonesia belum terdapat pabrik Pentaerythritol sehingga untuk memenuhi kebutuhan Pentaerythritol diperoleh dari import. Konsumsi Pentaeryhtritol di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. Proyeksi pertumbuhan tersebut didasari semakin membaiknya perekonomian nasional dan peningkatan daya beli masyarakat, serta pertambahan jumlah penduduk. Peningkatan konsumsi Pentaerythritol didasarkan atas perkembangan industri pemakainya yang mengalami perkembangan cukup pesat. Di samping masih tingginya minat investasi pada sektor industri, industri pemakai yang ada
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
4
juga aktif melakukan perluasan pabrik. Sehingga dengan pendirian pabrik ini diharapkan kebutuhan Pentaerythritol dalam industri di Indonesia dapat terpenuhi.
Prediksi kapasitas pabrik diambil berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) perihal data import Pentaerythritol di Indonesia. Peningkatan import Pentaerythritol dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 1.1 Grafik Import Pentaerythritol pada tahun 2010-2014
Untuk menghitung kebutuhan impor Pentaerythritol tahun berikutnya maka menggunakan persamaan garis lurus : y = ax + b Keterangan : y = kebutuhan impor Pentaerythritol, ton/tahun x = tahun ke- i b = intercept a = gradient garis miring Diperoleh persamaan garis lurus y = 3093x + 16862 (ton/tahun)
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
5
Dari persamaan di atas diketahui bahwa kebutuhan impor Pentaerythritol di Indonesia pada tahun 2020 atau tahun ke-11 adalah : y = (3093 x 11) + 16862 y = 50.885 ton/tahun
Berdasarkan data kebutuhan tersebut, maka besarnya kapasitas pabrik Pentaerythritol yang direncanakan sebesar 50.000 ton/tahun. Kapasitas pabrik Pentaerythritol yang pernah berdiri adalah 5000-34.020 ton/tahun, seperti terlihat pada tabel 1.2. berikut : Tabel 1.2. Produsen Pentaeryhtritol di beberapa negara No.
Produsen
Negara
1. 2. 3. 4.
Celanese Hercules Powder, Co. Ltd. Perstorp Polyols Oryx Petrochemical
Amerika Amerika Ohio Qatar
Kapasitas (ton/tahun) 34.020 21.772 20.886 5.000
Data statistik yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa di Indonesia hingga saat ini belum ada pabrik Pentaerythritol, sehingga untuk memenuhi kebutuhan Pentaerythritol selama ini masih mengimport dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Cina dan beberapa negara lainnya.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
6
C. Kegunaan Produk Produk Pentaerythritol atau tetramethylolmethane [C(CH2OH)4] telah digunakan dalam industri diantaranya : 1. Pentaerythritol mulai diproduksi secara komersial pada tahun 1930, di mana beberapa perusahaan di Amerika serikat memproduksi pentaerythritol untuk digunakan
pada
pembuatan
PETN
(pentaerythritol
tetranitate
atau
C5H8N4O12), namun sekarang sebagian besar produksi pentaerythritol digunakan untuk bahan baku alkyd resin. 2. Sebagai bahan baku pada industri polyester, polyeter, sebagai plastisizer, bahan pelumas buatan, resin pentene, sintetic dry oil, farmasi, insektisida dan industri cat. D. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik sangat penting pada suatu perancangan karena akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik. Banyak faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik. Faktor ini dapat dibagi menjadi faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer terdiri dari sumber bahan baku, daerah pemasaran dan transportasi. Faktor sekunder terdiri dari utilitas seperti persediaan air dan sumber tenaga listrik, kemudahan ketersediaan tenaga kerja, iklim, komunitas masyarakat, keadaan tanah dan lainlain. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka pabrik yang akan didirikan berlokasi di Kawasan Industri Cikande, Serang - Banten dengan pertimbangan sebagai berikut :
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
7
Gambar 1.2. Lokasi Prarancangan Pabrik Pentaerythritol (Sumber : https://maps.google.com. 2015) 1. Faktor Primer •
Sumber Bahan Baku Lokasi pabrik dekat dengan produsen bahan baku seperti formaldehid dan natrium hidroksida. Formaldehid diperoleh dari PT Dover Chemical dan natrium hidroksida dari PT Sulfindo Adiusaha yang berlokasi di Serang. Sedangkan asam formiat diperoleh dari PT Sintas Kurama Perdana di Cikampek dan Asetaldehid dibeli dengan mengimpor dari luar negeri.
•
Daerah Pemasaran Lokasi pabrik dekat dengan daerah pemasaran produk. Konsumen terbesar pentaerythritol adalah industri alkyd resin yang sebagian besar berlokasi di Jakarta dan Tangerang. Di Jakarta terdapat Pabrik Eternal Buana Chemical, dan di Tangerang terdapat PT Pardic Jaya Chemicals, PT
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
8
Indonesia Kasai Perkasa, dan PT Warna Agung. Sedangkan untuk konsumen Pentaerythritol lainnya pada umummnya berlokasi di pulau Jawa sehingga dalam pemasarannya mudah. •
Transportasi Jalur transportasi baik darat maupun laut yang berperan dalam pendistribusian bahan baku maupun produk cukup memadai, untuk transportasi darat tersedia jalan raya yang menghubungkan ke daerahdaerah lain yang berpotensi untuk menunjang jalannya proses produksi dan pemasaran, seperti jalan tol Merak-Jakarta. Transportasi laut dapat melalui pelabuhan Merak. Pada tahun 2008 pelabuhan peti kemas Bojanegara, Serang, yang akan menjadi pelabuhan peti kemas terbesar di Indonesia rencananya akan selesai, sehingga kemungkinan transportasi laut dialihkan dari Merak ke pelabuhan tersebut.
2. Faktor Sekunder Pemilihan Lokasi Pabrik •
Penyediaan Utilitas Untuk menjalankan proses produksi pabrik diperlukan sarana pendukung sebagai pembangkit tenaga listrik dan air. Untuk kebutuhan air, lokasi pabrik ini dilalui oleh sungai Ciujung sebagai sumbernya. Sedangkan untuk listrik dapat disuplai dari PLN dan Generator.
•
Tenaga Kerja Kebutuhan tenaga kerja dapat diperoleh dari daerah Serang dan sekitarnya.
•
Kawasan Industri Penempatan pabrik di kawasan industri sesuai Keputusan Presiden No. 41 Tahun
1996
tentang
kawasan
idustri.
Didalamnya
disebutkan
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
9
pembangunan di kawasan industri merupakan syarat untuk melakukan pembangunan dan kegiatan produksi (pasal 15 ayat 2). •
Komunitas Masyarakat di sekitar lokasi perlu juga diperhatikan karena pada beberapa jenis industri masyarakat ini dapat dijadikan pegawai yang prospektif, dan akan mempengaruhi tingkat keamanan yang merupakan salah satu hal penting yang perlu dijadikan pertimbangan. Cikande merupakan kawasan industri
sehingga masyarakat sekitar sudah terbiasa dengan keadaan
tersebut.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
10
BAB II DESKRIPSI PROSES
A. Tinjauan Proses Pentaerythritol dibuat dengan mereaksikan Asetaldehid, Formaldehid dan NaOH dengan melalui reaksi Aldol Kondensasi dan reaksi Cannizaro. Dari proses itu didapatkan produk hasil samping berupa Natrium Format. Beberapa proses yang ditemukan untuk membuat Pentaerythritol yaitu Proses Uehama dan Proses Lluis Eek.
1. Proses Uehama Proses Uehama dipublikasikan dalam US patent 3.968.176. Berdasarkan penemuan ini, pada proses pembuatan pentaerythritol, natrium hidroksida ditambahkan ke larutan yang mengandung pentaerythritol dan natrium format untuk memisahkan natrium format dengan cara kristalisasi, kemudian larutan yang terpisah diresirkulasi ke sistem reaksi untuk digunakan sebagai salah satu larutan reaksi awal. Larutan sirkulasi itu umumnya mengandung natrium Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
11
format, pentaerythritol, dan juga kelebihan dari natrium hidroksida. Komposisi molar atas Formaldehid/Asetaldehid/NaOH yaitu 8/1/1,2. Pada percobaannya, Uehama mencampurkan larutan Formaldehid 30 %w/w, 1,7 kg/jam asetaldehid 98 %, 9,1 kg/jam filtrat dari pemisahan Natrium format yang mengandung natrium hidroksida 20 % dan 15 kg/jam air destilat di dalam reaktor yang dilengkapi pengaduk dan cooler. Kondisi operasi suhu 35 o
C, tekanan 1 atm, dan lama reaksi 2 jam. Larutan hasil reaksi ditambahkan
asam format sampai pH menjadi 5,1. Lalu kelebihan formaldehid dipisahkan dengan distilasi. Larutan yang ada ditangani di bagian bawah kolom distilasi atau di vessel pemisah dengan suhu 150, pH 5,1 selama 60 menit. Sebagai hasilnya, kandungan monopentaerythritol didapatkan 88,3 % mol. Kemudian larutan yang didapatkan dipekatkan, dikristalisasi, dan tahap pemisahan untuk membentuk kristal pentaerythritol dengan ukuran besar (100-300 μm), yang mudah dipisahkan dari larutan. Kemurnian dari pentaerythritol cukup tinggi yaitu 95,5 %. Setelah itu, larutan itu dimasukkan ke salting-out crystallizer dan ditambahkan natrium hidroksida untuk memudahkan kristalisasi natrium format. Kelebihan dari penemuan ini adalah kristal pentaerythritol yang didapatkan dengan kristalisasi dan pemisahan lainnya memiliki ukuran yang besar (100300 μm) sehingga mudah dipisahkan dari larutan dengan pemisahan sederhana. Pada penemuan ini diketahui bahwa konsentrasi pentaerythritol dari larutan yang terbentuk setelah kristalisasi dan pemisahan lainnya dari pentaerythritol cukup rendah dan pemisahan larutan mudah ditangani karena Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
12
viskositasnya rendah. Pada penemuan ini juga didapatkan pentaerythritol dengan kemurnian tinggi dan yield yang besar. (US Patent 3,968,176)
Adapun reaksi yang terjadi pada proses ini adalah : a. Reaksi Pembentukan MPE 4 HCHO + CH3CHO + NaOH
C(CH2OH)4 + NaHCOO
b. Reaksi Pembentukan DPE 8 HCHO + 2 CH3CHO + 2 NaOH
C10H22O7 + 2 NaHCOO + H2O
c. Reaksi Pembentukan Asetaldol 2 CH3CHO
C4H8O2
d. Reaksi Pembentukan Metanol 2 HCHO + NaOH
CH3OH + NaHCOO
e. Reaksi Netralisasi NaOH NaOH + HCOOH
NaHCOO + H2O
2. Proses Lluis Eek Proses Lluis Eek dipublikasikan dalam US patent No.5.741.956. Pada proses ini, konsentrasi larutan formaldehid yang digunakan yaitu 20-30 % w/w, konsentrasi larutan NaOH yaitu 12-20 % dan asetaldehid murni. Komposisi
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
13
molar atas Formaldehid/Asetaldehid/NaOH yaitu 5,1-9,5/1/1,05-1,4. Feed dimasukkan dengan variasi : 1. Periode pertama sebagian volume dimasukkan dengan temperatur di pertahankan pada range 22-28 oC. 2. Periode kedua seperempat volume feed dimasukkan dengan temperatur dipertahankan pada range 32-38 oC. Durasi periode pertama dan kedua sama. 3. Periode ketiga feed ke reaktor dihabiskan dan temperatur dipertahankan pada range 42-48 oC. Durasi periode ketiga lebih lama dibadingkan periode kedua. Temperatur dari reaksi ini dapat divariasikan dengan variasi minimal 2 periode dengan temperatur yang berbeda. Pada awal reaksi temperatur dipertahankan pada range 20 oC - 38oC, yang mana pada akhir reaksi temperatur dipertahankan pada range 42-48oC. Setelah reaksi selesai, larutan diasamkan dengan asam format sampai pH 5-6 untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan . Larutan yang dihasilkan dialirkan ke buffer tank. Setelah itu senyawa volatil, formaldehid dan metanol, dipisahkan dengan steam, larutan dipekatkan dengan evaporator vacum dan suspensi yang didapatkan difiltrasi. Padatan yang terbentuk, pentaerythritol dan dipentaerythritol setelah proses kristalisasi
pentaerythritol.
Campuran
yang
terbentuk
86-90
%
monopentaerythritol dan 10-14 % dipentaerythritol. Larutan pentaerythritol dihidrolisis dalam medium asam dan dimurnikan dengan karbon aktif dan dipekatkan serta kristalisasi. Natrium format yang dibentuk bersama Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
14
pentaerythritol dalam reaksi didapatkan dengan pemekatan dan kristalisasi dari filtrat suspensi saat mendapatkan pentaerythritol. Pada percobaanya, pada reaktor CSTR ditambahkan larutan Formaldehid 22 % kemudian ditambahkan larutan NaOH 16 % dan asetaldehid murni (98 %), di mana pH dipertahankan antara 10-11. Aliran umpan sebanyak setengah volumenya sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam reaktor pada suhu 25 O
C selama 25 menit. Kemudian setengah dari larutan yang tersisa dialirkan
dan dijaga suhu sampai 35 OC selama 25 menit, kemudian sisanya bertahap dimasukkan dan dijaga suhu 45 oC selama 35 menit. Suhu dipertahankan jangan sampai diatas 45 oC pada akhir reaksi. Komposisi mol umpan yang dimasukkan yaitu 1 : 5,4 : 1,12 (acetal dehid/ Formaldehid/ NaOH). Setelah umpan habis, campuran didiamkam pada 45 oC selama 10 menit Setelah itu campuran diasamkan dengan asam format sampai pH 5,5. Setelah itu dilakukan pemisahan bahan-bahan volatile, pemekatan, filtrasi, hidrolisis, pemurnian dan kristalisasi. Seperti pada pembuatan pentaerythritol pada umumnya. Jumlah pengotor yang tidak mungkin untuk merecovery pentaerythritol 3,1 % relatif terhadap pentaerythritol yang dibentuk. Yield atas asetaldehid
80,3
%
dengan
perbandingan
mol
pada
produk
monopentaerythritol : dipentaerythritol yaitu 9,56 : 0,69. (US Patent 5,741,956) Adapun reaksi yang terjadi pada proses ini adalah : a. Reaksi Pembentukan MPE
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
15
4 HCHO + CH3CHO + NaOH
C(CH2OH)4 + NaHCOO
b. Reaksi Pembentukan DPE 4 HCHO + CH3CHO + NaOH
C10H22O7 + 2NaHCOO + H2O
c. Reaksi Pembentukan Asetaldol 2 CH3CHO
C4H8O2
d. Reaksi Pembentukan Metanol 2 HCHO + NaOH
CH3OH + NaHCOO
e. Reaksi Netralisasi NaOH NaOH + HCOOH
NaHCOO + H2O
B. Pemilihan Proses 1. Potensial Ekonomi a. Proses Uehama Tabel 2.1 Harga Bahan Baku dan Produk Proses Uehama Material
Rumus Molekul
Berat molekul
Harga ($/kg)
Harga ($/kmol)
(kg/kmol) Formaldehid
HCHO
30
0,45
13,5
Aldehid
CH3CHO
44
1
44
Sodium Hidroksida
NaOH
40
0,19
7,6
Monopentaerythritol
C(CH2OH)4
136
1,8
244,8
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
16
Dipentaerythritol
C10H22O7
254,28
1,2
305,136
Sodium Format
NaHCOO
68
0,4
27,2
Metanol
CH3OH
34
0,4
13,6
Asam Format
HCOOH
46
0,5
23
Asetaldol
C4H8O2
88
3548,5
312268
Sumber: Alibaba, 2015 Persamaan untuk mendapatkan ekonomi potensial dari proses ini adalah sebagai berikut: EP = (total harga produk) – (total harga bahan baku) Reaksi yang terjadi pada proses Uehama adalah sebagai berikut: a. Reaksi Pembentukan MPE 4 HCHO(l) + CH3CHO(l) + NaOH(l) A
B
C(CH2OH)4(l) + NaHCOO(l)
C
D
E
EP = ( Harga C(CH2OH)4 + Harga NaHCOO) – ( Harga HCHO + Harga CH3CHO + Harga NaOH) EP = (244,8 + 27,2) – ((4 x 13,5) + 44 + 7,6) = 166,4 $/kmol Kemudian dari reaksi pembentukan Monopentaerythritol yang terjadi dalam proses Uehama, didapatkan mol masing-masing reaktan dan produk yang dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
17
Tabel. 2.2. Mol Bahan Baku dan Produk Proses Uehama Reaksi 1 Material Mol (kmol) Berat molekul (kg/kmol) Formaldehid (HCHO) 4 30 Asetaldehid (CH3CHO) 1 44 Sodium Hidroksida (NaOH) 1 40 Monopentaerythritol (C(CH2OH)4) 136 1 Natrium Format (NaHCOO) 68 1 Komp
Awal
Reaksi
A
NAo
- 4 NAo.X
B
NBo
−
1 N Ao . X 4
NB = NBo −
1 N Ao . X 4
C
NCo
−
1 N Ao . X 4
NC = NCo −
1 N Ao . X 4
D
NDo
+
1 N Ao . X 4
ND = NDo +
1 N Ao . X 4
E
NEo
+
1 N Ao . X 4
NE = NEo +
1 N Ao . X 4
Total
NTo
0
Basis : 1 kg C(CH2OH)4 terbentuk =
Sisa NA = NAo-4 NAo.X
NT = NTo
1kg = 0,007 kmol 136kg / kmol
Dik : X = 0,88 (US Patent 3,968,176) ND = 0,007 kmol pada 1 kg C(CH2OH)4 ND = NDo +
1 N Ao . X 4
0,007 kmol = 0 +
1 NAo.0,88 = 0,22 NAo 4
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
18
NAo= 0,032 kmol NAo= 0,032 kmol x 30 kg/kmol = 0,96 kg HCHO NE = ND NE = 0,007 kmol NE = 0,007 kmol x 68 kg/kmol NBo=
NBo=
= 0,476 kg NaHCOO
1 NAo 4
1 x 0,032 kmol 4
NBo= 0,008 kmol NBo= 0,008 kmol x 44 kg/kmol = 0,352 kg CH3CHO NCo= NBo Nco= 0,008 kmol Nco= 0,008 kmol x 40 kg/kmol = 0,32 kg NaOH Harga penjualan produk utama dan produk samping : C(CH2OH)4 = 1 kg x $ 1,8 NaHCOO
= $ 1,8
= 0,476 kg x $ 0,4 = $ 0,1904
Total harga penjualan = $ 1,9904
Biaya pembelian bahan baku : HCHO
= 0,96 kg x $ 0,45 = $ 0,432
CH3CHO = 0,352 kg x $ 1
= $ 0,352
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
19
NaOH
= 0,32 kg x $ 0,19 = $ 0,0608
Total harga pembelian = $ 0,8448 Profit/keuntungan = harga penjualan – biaya pembelian bahan baku = $ 1,9904- $ 0,8448 = $ 1,1456 b. Reaksi Pembentukan DPE 4 HCHO + CH3CHO + NaOH A
B
C
C10H22O7 + 2NaHCOO + H2O D
E
EP = ( Harga C10H22O7 + Harga NaHCOO) – ( Harga HCHO + Harga CH3CHO + Harga NaOH) EP = (305,136 + (2 x 27,2)) – ((4 x 13,5) + 44 + 7,6) = 253,936 $/kmol Kemudian dari reaksi pembentukan Dipentaerythritol yang terjadi dalam proses Uehama, didapatkan mol masing-masing reaktan dan produk yang dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel. 2.3. Mol bahan baku dan produk Proses Uehama Reaksi 2 Material Mol (kmol) Berat molekul (kg/kmol) Formaldehid (HCHO) 4 30 Asetaldehid (CH3CHO) 1 44 Sodium Hidroksida (NaOH) 1 40 Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
20
Dipentaerythritol (C10H22O7) Natrium Format (NaHCOO)
254,28 68
1 2
Komp
Awal
Reaksi
A
NAo
- 4 NAo.X
B
NBo
−
1 N Ao . X 4
NB = NBo −
1 N Ao . X 4
C
NCo
−
1 N Ao . X 4
NC = NCo −
1 N Ao . X 4
D
NDo
+
1 N Ao . X 4
ND = NDo +
1 N Ao . X 4
E
NEo
+
1 N Ao . X 2
NE = NEo +
1 N Ao . X 2
Total
NTo
0
Basis : 1 kg C10H22O7 terbentuk =
Sisa NA = NAo-4 NAo.X
NT = NTo
1kg = 0,004 kmol 254,28kg / kmol
Dik : X = 0,041 (US Patent 3,968,176) ND = 0,004 kmol pada 1 kg C10H22O7 ND = NDo +
1 N Ao . X 4
0,004 kmol = 0 +
1 NAo.0,041 = 0,01025 NAo 4
NAo= 0,39 kmol NAo= 0,39 kmol x 30 kg/kmol = 11,7 kg HCHO NE = NEo +
1 N Ao . X 2
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
21
NE = 0 +
1 . 0,39. 0,041 2
NE = 0,008 kmol x 68 kg/kmol = 0,544 kg NaHCOO NBo=
NBo=
1 NAo 4 1 x 0,39 kmol 4
NBo= 0,0975 kmol NBo= 0,0975 kmol x 44 kg/kmol = 4,29 kg CH3CHO NCo= NBo Nco= 0,0975 kmol Nco= 0,0975 kmol x 40 kg/kmol = 3,9 kg NaOH Harga penjualan produk utama dan produk samping : C10H22O7 = 1 kg x $ 1,2
= $ 1,2
NaHCOO = 0,544 kg x $ 0,4
= $ 0,2176
Total harga penjualan = $ 1,4176 Biaya pembelian bahan baku : HCHO
= 11,7 kg x $ 0,45 = $ 5,265
CH3CHO = 4,29 kg x $ 1
= $ 4,29
NaOH
= $ 0,741
= 3,9 kg x $ 0,19
Total harga pembelian = $ 10,296 Profit/keuntungan = harga penjualan – biaya pembelian bahan baku = $ 1,4176 - $ 10,296 = - $ 8,8784
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
22
c. Reaksi Pembentukan Asetaldol 2 CH3CHO
C4H8O2
A
B
EP = Harga C4H8O2 - CH3CHO EP = 312268 – (2 x 44) = 312180 $/kmol Kemudian dari reaksi pembentukan Asetaldol yang terjadi dalam proses Uehama, didapatkan mol masing-masing reaktan dan produk yang dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel. 2.4. Mol Bahan Baku dan Produk Proses Uehama Reaksi 3 Material Mol (kmol) Berat molekul (kg/kmol) Asetaldehid (CH3CHO) 2 44 Asetaldol (C4H8O2) 1 88
Komp
Awal
Reaksi
A
NAo
- 2 NAo.X
B
NBo
+
Total
NTo
0
NA = NAo-2 NAo.X
1 N Ao . X 2
Basis : 1 kg C4H8O2 terbentuk =
Sisa
NB = NBo +
1 N Ao . X 2
NT = NTo
1kg = 0,01 kmol 88kg / kmol
Dik : X = 0,075 (US Patent 3,968,176) Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
23
NB = 0,01 kmol pada 1 kg C4H8O2 NB = NBo +
1 N Ao . X 2
0,01 kmol = 0 +
1 NAo.0,075 = 0,0375 NAo 2
NAo= 0,267 kmol NAo= 0,267 kmol x 88 kg/kmol = 23,496 kg CH3CHO Harga penjualan Asetaldol : C4H8O2 = 1 kg x $ 3548,5
= $ 3548,5
Biaya pembelian bahan baku : CH3CHO = 23,496 kg x $ 1 = $ 23,496 Profit/keuntungan = harga penjualan – biaya pembelian bahan baku = $ 3548,5 - $ 23,496 = $ 3525,004 d. Reaksi Pembentukan Metanol 2 HCHO + NaOH A
B
CH3OH + NaHCOO C
D
EP = ( Harga CH3OH + Harga NaHCOO) – ( Harga HCHO + Harga NaOH) EP = (13,6 + 27,2) – ((2 x 13,5) + 7,6) = 6,2 $/kmol
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
24
Kemudian dari reaksi pembentukan Metanol yang terjadi dalam proses Uehama, didapatkan mol masing-masing reaktan dan produk yang dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel. 2.5. Mol Bahan Baku dan Produk Proses Uehama Reaksi 4 Material Mol (kmol) Berat molekul (kg/kmol) Formaldehid (HCHO) 2 30 Sodium Hidroksida (NaOH) 1 40 Metanol (CH3OH) 34 1 Natrium Format (NaHCOO) 68 1
Komp
Awal
Reaksi
A
NAo
- 2 NAo.X
B
NBo
−
1 N Ao . X 2
NB = NBo −
1 N Ao . X 2
C
NCo
+
1 N Ao . X 2
NC = NCo +
1 N Ao . X 2
D
NDo
+
1 N Ao . X 2
ND = NDo +
1 N Ao . X 2
Total
NTo
0
Basis : 1 kg CH3OH terbentuk =
Sisa NA = NAo-2 NAo.X
NT = NTo
1kg = 0,003 kmol 34kg / kmol
Dik : X = 0,23 (US Patent 3,968,176) NC = 0,003 kmol pada 1 kg CH3OH NC = NCo +
1 N Ao . X 2
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
25
0,003 kmol = 0 +
1 NAo.0,23 = 0,115 NAo 2
NAo= 0,026 kmol NAo= 0,026 kmol x 30 kg/kmol = 0,78 kg HCHO ND = NC ND = 0,003 kmol ND = 0,003 kmol x 68 kg/kmol = 0,204 kg NaHCOO NBo=
NBo=
1 NAo 2 1 x 0,026 kmol 2
NBo= 0,013 kmol NBo= 0,013 kmol x 40 kg/kmol = 0,52 kg NaOH Harga penjualan produk utama dan produk samping : CH3OH = 1 kg x $ 0,4
= $ 0,4
NaHCOO = 0,204 kg x $ 0,4
= $ 0,0816
Total harga penjualan = $ 0,4816 Biaya pembelian bahan baku : HCHO
= 0,78 kg x $ 0,45 = $ 0,351
NaOH
= 0,52 kg x $ 0,19 = $ 0,0988
Total harga pembelian = $ 0,4498 Profit/keuntungan = harga penjualan – biaya pembelian bahan baku = $ 0,4816- $ 0,4498 = $ 0,0318
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
26
e. Reaksi Netralisasi NaOH NaOH + HCOOH A
NaHCOO + H2O
B
C
D
EP = ( Harga NaHCOO) – ( Harga HCOOH + Harga NaOH) EP = (27,2) – (23 + 7,6) = -3,4 $/kmol Kemudian dari reaksi pembentukan Metanol yang terjadi dalam proses Uehama, didapatkan mol masing-masing reaktan dan produk yang dapat dilihat pada Tabel 2.6. Tabel. 2.6. Mol Bahan Baku dan Produk Reaksi 5 Material Mol (kmol) Berat molekul (kg/kmol) Sodium Hidroksida (NaOH) 1 40 Asam Format (HCOOH) 46 1 Natrium Format (NaHCOO) 68 1
Komp
Awal
Reaksi
A
NAo
- NAo.X
NA = NAo – (NAo.X)
B
NBo
- NAo.X
NB = NBo – (NAo.X)
C
NCo
+ NAo.X
NC = NCo + (NAo.X)
Total
NTo
0
NT = NTo
Basis : 1 kg NaHCOO terbentuk =
Sisa
1kg = 0,015 kmol 68kg / kmol
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
27
Dik : X = 1 (US Patent 3,968,176) NC = 0,015 kmol pada 1 kg NaHCOO NC = NCo – (NAo.X) 0,015 kmol = 0 + NAo.1 = NAo NAo= 0,015 kmol NAo= 0,015 kmol x 40 kg/kmol = 0,6 kg NaOH NAo= NBo NBo= 0,015 kmol NBo= 0,015 kmol x 46 kg/kmol = 0,69 kg HCOOH Harga penjualan produk utama dan produk samping : NaHCOO = 1 kg x $ 0,4 = $ 0,4 Biaya pembelian bahan baku : NaOH
= 0,6 kg x $ 0,19 = $ 0,114
HCOOH = 0,69 kg x $ 0,5 = $ 0,345 Total harga pembelian = $ 0,459 Profit/keuntungan = harga penjualan – biaya pembelian bahan baku = $ 0,4- $ 0,459 = $ -0,059
EP total = EP reaksi (1 + 2 + 3 + 4 + 5) = (166,4 + 253,936 + 312180 + 6,2 – 3,4) = 312603,136 $/kmol Keuntungan total = Keuntungan reaksi (1 + 2 + 3 + 4 + 5) Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
28
= $ 1,1456 - $ 8,8784 + $ 3525,004 + $ 0,0318 - $ 0,059 = $ 3517,244/kg Jika Harga $ 1
= Rp. 13.000
Maka keuntungan yang diperoleh = $ 3517,244 x Rp. 13.000,= Rp. 45.724.172/kg Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan.diatas, keuntungan yang diperoleh pembuatan Pentaerythritol dengan proses Uehama sebesar Rp. 45.724.172/kg.
b. Proses Lluis Eek Tabel 2.7. Harga Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek Material
Rumus Molekul
Berat molekul
Harga ($/kg)
Harga ($/kmol)
(kg/kmol) Formaldehid
HCHO
30
0,45
13,5
Aldehid
CH3CHO
44
1
44
Sodium Hidroksida
NaOH
40
0,19
7,6
Monopentaerythritol
C(CH2OH)4
136
1,8
244,8
Dipentaerythritol
C10H22O7
254,28
1,2
305,136
Sodium Format
NaHCOO
68
0,4
27,2
Metanol
CH3OH
34
0,4
13,6
Asam Format
HCOOH
46
0,5
23
Asetaldol
C4H8O2
88
3548,5
312268
Sumber: Alibaba, 2015 Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
29
Persamaan untuk mendapatkan ekonomi potensial dari proses ini adalah sebagai berikut: EP = (total harga produk) – (total harga bahan baku) Reaksi yang terjadi pada proses Lluis Eek adalah sebagai berikut: a. Reaksi Pembentukan MPE 4 HCHO(l) + CH3CHO(l) + NaOH(l) A
B
C(CH2OH)4(l) + NaHCOO(l)
C
D
E
EP = ( Harga C(CH2OH)4 + Harga NaHCOO) – ( Harga HCHO + Harga CH3CHO + Harga NaOH) EP = (244,8 + 27,2) – ((4 x 13,5) + 44 + 7,6) = 166,4 $/kmol Kemudian dari reaksi pembentukan Monopentaerythritol yang terjadi dalam proses Lluis Eek, didapatkan mol masing-masing reaktan dan produk yang dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel. 2.8. Mol Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek Reaksi 1 Material Mol (kmol) Berat molekul (kg/kmol) Formaldehid (HCHO) 4 30 Asetaldehid (CH3CHO) 1 44 Sodium Hidroksida (NaOH) 1 40 Monopentaerythritol (C(CH2OH)4) 136 1 Natrium Format (NaHCOO) 68 1 Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
30
Komp
Awal
Reaksi
A
NAo
- 4 NAo.X
B
NBo
−
1 N Ao . X 4
NB = NBo −
1 N Ao . X 4
C
NCo
−
1 N Ao . X 4
NC = NCo −
1 N Ao . X 4
D
NDo
+
1 N Ao . X 4
ND = NDo +
1 N Ao . X 4
E
NEo
+
1 N Ao . X 4
NE = NEo +
1 N Ao . X 4
Total
NTo
0
Basis : 1 kg C(CH2OH)4 terbentuk =
Sisa NA = NAo-4 NAo.X
NT = NTo
1kg = 0,007 kmol 136kg / kmol
Dik : X = 0,80 (US Patent 5,741,956) ND = 0,007 kmol pada 1 kg C(CH2OH)4 ND = NDo +
1 N Ao . X 4
0,007 kmol = 0 +
1 NAo.0,80 = 0,20 NAo 4
NAo= 0,035 kmol NAo= 0,035 kmol x 30 kg/kmol = 1,05 kg HCHO NE = ND NE = 0,007 kmol NE = 0,007 kmol x 68 kg/kmol = 0,476 kg NaHCOO
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
31
NBo=
NBo=
1 NAo 4
1 x 0,035 kmol 4
NBo= 0,0088 kmol NBo= 0,0088 kmol x 44 kg/kmol = 0,3872 kg CH3CHO NCo= NBo Nco= 0,0088 kmol Nco= 0,0088 kmol x 40 kg/kmol = 0,352 kg NaOH Harga penjualan produk utama dan produk samping : C(CH2OH)4 = 1 kg x $ 1,8 NaHCOO
= $ 1,8
= 0,476 kg x $ 0,4 = $ 0,1904
Total harga penjualan = $ 1,9904 Biaya pembelian bahan baku : HCHO
= 1,05 kg x $ 0,45 = $ 0,4725
CH3CHO = 0,3872 kg x $ 1 = $ 0,3872 NaOH
= 0,352 kg x $ 0,19 = $ 0,06688
Total harga pembelian = $ 0,92658
Profit/keuntungan = harga penjualan – biaya pembelian bahan baku = $ 1,9904 - $ 0,92658 = $ 1,0456 b. Reaksi Pembentukan DPE 4 HCHO + CH3CHO + NaOH
C10H22O7 + 2NaHCOO + H2O
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
32
A
B
C
D
E
EP = ( Harga C10H22O7 + Harga NaHCOO) – ( Harga HCHO + Harga CH3CHO + Harga NaOH) EP = (305,136 + (2 x 27,2)) – ((4 x 13,5) + 44 + 7,6) = 253,936 $/kmol Kemudian dari reaksi pembentukan Dipentaerythritol yang terjadi dalam proses Lluis Eek, didapatkan mol masing-masing reaktan dan produk yang dapat dilihat pada Tabel 2.9. Tabel. 2.9. Mol Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek Reaksi 2 Material Mol (kmol) Berat molekul (kg/kmol) Formaldehid (HCHO) 4 30 Asetaldehid (CH3CHO) 1 44 Sodium Hidroksida (NaOH) 1 40 Dipentaerythritol (C10H22O7) 254,28 1 Natrium Format (NaHCOO) 68 2
Komp
Awal
Reaksi
A
NAo
- 4 NAo.X
B
NBo
−
1 N Ao . X 4
Sisa NA = NAo-4 NAo.X NB = NBo −
1 N Ao . X 4
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
33
C
NCo
−
1 N Ao . X 4
NC = NCo −
1 N Ao . X 4
D
NDo
+
1 N Ao . X 4
ND = NDo +
1 N Ao . X 4
E
NEo
+
1 N Ao . X 2
NE = NEo +
1 N Ao . X 2
Total
NTo
0
Basis : 1 kg C10H22O7 terbentuk =
NT = NTo
1kg = 0,004 kmol 254,28kg / kmol
Dik : X = 0,15 (US Patent 5,741,956) ND = 0,004 kmol pada 1 kg C10H22O7 ND = NDo +
1 N Ao . X 4
0,004 kmol = 0 +
1 NAo.0,15 = 0,0375 NAo 4
NAo= 0,1067 kmol NAo= 0,1067 kmol x 30 kg/kmol = 3,201 kg HCHO
NE = NEo +
NE = 0 +
1 N Ao . X 2
1 . 0,1067. 0,15 2
NE = 0,008 kmol x 68 kg/kmol = 0,544 kg NaHCOO NBo=
1 NAo 4
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
34
NBo=
1 x 0,1067 kmol 4
NBo= 0,0267 kmol NBo= 0,0267 kmol x 44 kg/kmol = 1,175 kg CH3CHO NCo= NBo Nco= 0,0267 kmol Nco= 0,0267 kmol x 40 kg/kmol = 0,668 kg NaOH Harga penjualan produk utama dan produk samping : C10H22O7 = 1 kg x $ 1,2
= $ 1,2
NaHCOO = 0,544 kg x $ 0,4
= $ 0,2176
Total harga penjualan = $ 1,4176 Biaya pembelian bahan baku : HCHO
= 3,201 kg x $ 0,45
CH3CHO = 1,175 kg x $ 1 NaOH
= $ 1,441 = $ 1,175
= 0,668 kg x $ 0,19 = $ 0,127
Total harga pembelian = $ 2,743
Profit/keuntungan = harga penjualan – biaya pembelian bahan baku = $ 1,4176 - $ 2,743 = - $ 1,3254 c. Reaksi Pembentukan Asetaldol 2 CH3CHO A
C4H8O2 B
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
35
EP = Harga C4H8O2 - CH3CHO EP = 312268 – (2 x 44) = 312180 $/kmol Kemudian dari reaksi pembentukan Asetaldol yang terjadi dalam proses Uehama, didapatkan mol masing-masing reaktan dan produk yang dapat dilihat pada Tabel 2.10. Tabel. 2.10. Mol Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek Reaksi 3 Material Mol (kmol) Berat molekul (kg/kmol) Asetaldehid (CH3CHO) 2 44 Asetaldol (C4H8O2) 1 88
Komp
Awal
Reaksi
A
NAo
- 2 NAo.X
B
NBo
+
Total
NTo
0
NA = NAo-2 NAo.X
1 N Ao . X 2
Basis : 1 kg C4H8O2 terbentuk =
Sisa
NB = NBo +
1 N Ao . X 2
NT = NTo
1kg = 0,0114 kmol 88kg / kmol
Dik : X = 0,05 (US Patent 3,968,176) NB = 0,0114 kmol pada 1 kg C4H8O2 NB = NBo +
1 N Ao . X 2
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
36
0,0114 kmol = 0 +
1 NAo.0,005 = 0,0025 NAo 2
NAo= 4,56 kmol NAo= 4,56 kmol x 88 kg/kmol = 401,28 kg CH3CHO Harga penjualan Asetaldol : C4H8O2 = 1 kg x $ 3548,5
= $ 3548,5
Biaya pembelian bahan baku : CH3CHO = 401,28 kg x $ 1 = $ 401,28 Profit/keuntungan = harga penjualan – biaya pembelian bahan baku = $ 3548,5 - $ 401,28 = $ 3147,22 d. Reaksi Pembentukan Metanol 2 HCHO + NaOH A
B
CH3OH + NaHCOO C
D
EP = ( Harga CH3OH + Harga NaHCOO) – ( Harga HCHO + Harga NaOH)
EP = (13,6 + 27,2) – ((2 x 13,5) + 7,6) = 6,2 $/kmol Kemudian dari reaksi pembentukan Metanol yang terjadi dalam proses Lluis Eek, didapatkan mol masing-masing reaktan dan produk yang dapat dilihat pada Tabel 2.11.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
37
Tabel. 2.11. Mol Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek Reaksi 4 Material Mol (kmol) Berat molekul (kg/kmol) Formaldehid (HCHO) 2 30 Sodium Hidroksida (NaOH) 1 40 Metanol (CH3OH) 34 1 Natrium Format (NaHCOO) 68 1
Komp
Awal
Reaksi
A
NAo
- 2 NAo.X
B
NBo
−
1 N Ao . X 2
NB = NBo −
1 N Ao . X 2
C
NCo
+
1 N Ao . X 2
NC = NCo +
1 N Ao . X 2
D
NDo
+
1 N Ao . X 2
ND = NDo +
1 N Ao . X 2
Total
NTo
0
Basis : 1 kg CH3OH terbentuk =
Sisa NA = NAo-2 NAo.X
NT = NTo
1kg = 0,003 kmol 34kg / kmol
Dik : X = 0,18 (US Patent 5,741,956) NC = 0,003 kmol pada 1 kg CH3OH NC = NCo +
1 N Ao . X 2
0,003 kmol = 0 +
1 NAo.0,18 = 0,09 NAo 2
NAo= 0,033 kmol NAo= 0,033 kmol x 30 kg/kmol = 0,99 kg HCHO
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
38
ND = NC ND = 0,003 kmol ND = 0,003 kmol x 68 kg/kmol = 0,204 kg NaHCOO NBo=
NBo=
1 NAo 2
1 x 0,033 kmol 2
NBo= 0,0165 kmol NBo= 0,0165 kmol x 40 kg/kmol = 0,66 kg NaOH Harga penjualan produk utama dan produk samping : CH3OH = 1 kg x $ 0,4
= $ 0,4
NaHCOO = 0,204 kg x $ 0,4
= $ 0,0816
Total harga penjualan = $ 0,4816 Biaya pembelian bahan baku : HCHO
= 0,99 kg x $ 0,45 = $ 0,4455
NaOH
= 0,66 kg x $ 0,19 = $ 0,1254
Total harga pembelian = $ 0,5709 Profit/keuntungan = harga penjualan – biaya pembelian bahan baku = $ 0,4816- $ 0,5709 = $ -0,0893 e. Reaksi Netralisasi NaOH NaOH + HCOOH A
B
NaHCOO + H2O C
D
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
39
EP = ( Harga NaHCOO) – ( Harga HCOOH + Harga NaOH) EP = (27,2) – (23 + 7,6) = -3,4 $/kmol Kemudian dari reaksi pembentukan Metanol yang terjadi dalam proses Lluis Eek, didapatkan mol masing-masing reaktan dan produk yang dapat dilihat pada Tabel 2.12. Tabel. 2.12. Mol Bahan Baku dan Produk Proses Lluis Eek Reaksi 5 Material Mol (kmol) Berat molekul (kg/kmol) Sodium Hidroksida (NaOH) 1 40 Asam Format (HCOOH) 46 1 Natrium Format (NaHCOO) 68 1
Komp
Awal
Reaksi
A
NAo
- NAo.X
NA = NAo – (NAo.X)
B
NBo
- NAo.X
NB = NBo – (NAo.X)
C
NCo
+ NAo.X
NC = NCo + (NAo.X)
Total
NTo
0
NT = NTo
Basis : 1 kg NaHCOO terbentuk =
Sisa
1kg = 0,015 kmol 68kg / kmol
Dik : X = 1 (US Patent 5,741,956) NC = 0,015 kmol pada 1 kg NaHCOO NC = NCo – (NAo.X) 0,015 kmol = 0 + NAo.1 = NAo Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
40
NAo= 0,015 kmol NAo= 0,015 kmol x 40 kg/kmol = 0,6 kg NaOH NAo= NBo ND = 0,015 kmol ND = 0,015 kmol x 46 kg/kmol = 0,69 kg HCOOH Harga penjualan produk utama dan produk samping : NaHCOO = 1 kg x $ 0,4 = $ 0,4 Biaya pembelian bahan baku : NaOH
= 0,6 kg x $ 0,19 = $ 0,114
HCOOH = 0,69 kg x $ 0,5 = $ 0,345 Total harga pembelian = $ 0,459 Profit/keuntungan = harga penjualan – biaya pembelian bahan baku = $ 0,4- $ 0,459 = $ -0,059 EP total = EP reaksi (1 + 2 + 3 + 4 + 5) = (166,4 + 253,936 + 312180 + 6,2 – 3,4) = 312603,136 $/kmol Keuntungan total = Keuntungan reaksi (1 + 2 + 3 + 4 + 5) = $ 1,0456 - $ 1,3254 + $ 3147,22 - $ 0,0893 - $ 0,059 = $ 3146,7919/kg Jika Harga $ 1
= Rp. 13.000
Maka keuntungan yang diperoleh = $ 3146,7919 x Rp. 13.000,= Rp. 40.908.294/kg
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
41
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan.diatas, keuntungan yang diperoleh pembuatan Pentaerythritol dengan proses Lluis Eek sebesar Rp. 40.908.294/kg.
2. Tinjauan Termodinamika Tinjauan secara termodinamika bertujuan untuk mengetahui apakah reaksi bersifat endotermis atau eksotermis. Penentuan panas reaksi yang berjalan secara eksotermis atau endotermis dapat dihitung dengan perhitungan panas pembentukan standar (ΔH°f) pada P = 1 atm dan T = 298 K. Reaksi yang terjadi pada proses Uehama dan Lluis Eek adalah : a. Reaksi Pembentukan MPE 4 HCHO(l) + CH3CHO(l) + NaOH(l)
C(CH2OH)4(l) + NaHCOO(l)
b. Reaksi Pembentukan DPE 4 HCHO(l) + CH3CHO(l) + NaOH(l)
C10H22O7(l) + 2NaHCOO(l)
+ H2O(l) c. Reaksi Pembentukan Asetaldol 2 CH3CHO(l)
C4H8O2(l)
d. Reaksi Pembentukan Metanol 2 HCHO(l) + NaOH(l)
CH3OH(l) + NaHCOO(l)
e. Reaksi Netralisasi NaOH NaOH(l) + HCOOH(l)
NaHCOO(l) + H2O(l)
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
42
Nilai ΔH°f masing-masing komponen pada suhu 298 K dapat dilihat pada Tabel 2.13. Tabel 2.13. Nilai ΔH°f dan ΔG°f Komponen Proses Uehama ΔHof 298 ΔG°f Komponen (kJ/mol) (kJ.mol) 115,9
-102,5
Asetaldehid / CH3CHO(l)
-166,2
-133
Sodium Hidroksida / NaOH(l)
-426,6
-379,5
-832,49
-607,1
Dipentaerythritol / C10H22O7(l)
-1381,12
-940,8
Sodium Formiat / NaHCOO(l)
-319,22
-598,67
-378,6
-351
Metanol / CH3OH(l)
-284,49
-233,16
Asetaldol / C4H8O2(l)
-368,98
-278
Air / H2O(l)
-285,83
-237,13
Formaldehid / HCHO(l)
Monopentaerythritol / C(CH2OH)4(l)
Asam Formiat / HCOOH(l)
Sumber : Yaws dan Perry’s
Persamaan : ΔH°fT= ΔH°f298 + ΔH°r 298 K = ΔH°f produk - ΔH°f reaktan
Reaksi 1 : ΔH°r 298 K = (ΔH°f C(CH2OH)4(l) + ΔH°f NaHCOO(l)) – ((4 x ΔH°f HCHO(l)) + ΔH°f CH3CHO(l) + ΔH°f NaOH(l)) Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
43
ΔH°r 298 K = ((-832,49) + (-319,22)) – ((4 x 115,9) + (-166,2) + (-426,6)) = -1022,51 kJ/mol Sedangkan untuk persamaan ∫ΔCop dT adalah sebagai berikut. ∫ΔCop dT = ΔA(T-T0) +
(T2-T02) +
(T3-T03) +
(T4-T04)
Dimana masing masing konstanta A, B, C dan D pada masing-masing komponen adalah sebagai berikut Tabel 2.14. Nilai Konstanta Kapasitas Panas Komponen Proses Uehama Reaksi 1 Komponen
A
B
C
D
∫ΔCop dT
HCHO(l)
44,22
0,3986
-1,536x10-3
3,033x10-6
1083,74
CH3CHO(l)
31,39
0,4485
-1,661x10-3
2,7x10-6
899,39
NaOH(l)
87,64
C(CH2OH)4(l))
12,45
NaHCOO(l)
-
-4
-4,837x10 6,562x10 -
-2
-6
-9
-4,542x10
1,186x10
871,08
-
0,6943
159,91
-
-
1130
Sumber : Yaws dan http://webbook.nist.gov
T = 308 K ; To = 298 K ;
= 1,034
∫ΔCop dT = -4815,534 kJ/mol Sehingga diperoleh nilai ΔH°fT pada T 308 K, sebesar -5838,044 kJ/mol. Karena nilai ΔH°fT pada T 308 K negatif, maka reaksi bersifat eksotermis. Sedangkan untuk energi bebas Gibbs dari reaktan dan produk dapat dilihat sebagai berikut :
Persamaan : ΔGoT 308 K= ΔHo 298 K -
(ΔHo 298 K - ΔGo 298 K) + ∫Δo dT – T ∫Δo
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
44
ΔGo 298 K = Σ(nΔGof) produk - Σ(nΔGof) reaktan ΔG° 298 K = (ΔG°f C(CH2OH)4(l) + ΔG°f NaHCOO(l)) – ((4 x ΔG°f HCHO(l)) + ΔG°f CH3CHO(l) + ΔG°f NaOH(l)) ΔG° 298 K = ((-607,1) + (-598,67)) – ((4 x -102,5) + (-133) + (-379,5)) = -283,27 kJ/mol ΔH°r 298 K = -1022,51 kJ/mol ;
= 1,034 ; ΔGo298 K= -283,27 kJ/mol ;
∫ΔCop dT = -4815,534 kJ/mol
Berdasarkan data-data yang telah diketahui dan dihitung diperoleh nilai ΔGoT 308 K sebesar -258 kJ/mol. Nilai ∆Go sebesar -258 kJ/mol menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi di dalam reaktor dapat berlangsung secara sepontan, karena diinginkan nilai ∆Go< 0. Dalam parameter perancangan pabrik kimia berupa parameter termodinamika bahwa nilai ∆Go< 0 dapat terpenuhi.
Reaksi 2 : ΔH°r 298 K = (ΔH°f C10H22O7(l) + (2 x ΔH°f NaHCOO(l))) – ((4 x ΔH°f HCHO(l)) + ΔH°f CH3CHO(l) + ΔH°f NaOH(l)) ΔH°r 298 K = ((-1381,12) + (2 x -319,22)) – ((4 x 115,9) + (-166,2) + (-426,6)) = -1604,53 kJ/mol Sedangkan untuk persamaan ∫ΔCop dT adalah sebagai berikut. ∫ΔCop dT = ΔA(T-T0) +
(T2-T02) +
(T3-T03) +
(T4-T04)
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
45
Dimana masing masing konstanta A, B, C dan D pada masing-masing komponen adalah sebagai berikut Tabel 2.15. Nilai Konstanta Kapasitas Panas Proses Uehama Reaksi 2 ∫ΔCop dT
Komponen
A
B
C
D
HCHO(l)
44,22
0,3986
-1,536x10-3
3,033x10-6
0,4485
-3
CH3CHO(l)
31,39
-1,661x10 -4
-6
-6
2,7x10
-9
1083,74 899,39
NaOH(l)
87,64
-4,837x10
-4,542x10
1,186x10
871,08
C10H22O7(l)
25,99
0,8916
-
0,6265
288,33
NaHCOO(l)
-
-
-
-
1130
Sumber : Yaws dan http://webbook.nist.gov
T = 308 K ; To = 298 K ;
= 1,034
∫ΔCop dT = -2802,623 kJ/mol Sehingga diperoleh nilai ΔH°fT pada T 308 K, sebesar -4407,153 kJ/mol. Karena nilai ΔH°fT pada T 308 K negatif, maka reaksi bersifat eksotermis. Sedangkan untuk energi bebas Gibbs dari reaktan dan produk dapat dilihat sebagai berikut :
Persamaan : ΔGoT 308 K= ΔHo 298 K -
(ΔHo 298 K - ΔGo 298 K) + ∫Δo dT – T ∫Δo
ΔGo 298 K = Σ(nΔGof) produk - Σ(nΔGof) reaktan ΔG° 298 K = (ΔG°f C10H22O7(l) + (2 x ΔG°f NaHCOO(l))) – ((4 x ΔG°f HCHO(l)) + ΔG°f CH3CHO(l) + ΔG°f NaOH(l)) ΔG° 298 K = ((-940,8) + ((2 x -598,67)) – ((4 x -102,5) + (-133) + (-379,5)) = -1452,77 kJ/mol
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
46
ΔH°r 298 K = -1604,53 kJ/mol ;
= 1,034 ; ΔGo298 K= -1452,77 kJ/mol ;
∫ΔCop dT = -2802,623 kJ/mol
Berdasarkan data-data yang telah diketahui dan dihitung diperoleh nilai ΔGoT 308 K sebesar -1450 kJ/mol. Nilai ∆Go sebesar -1450 kJ/mol menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi di dalam reaktor dapat berlangsung secara sepontan, karena diinginkan nilai ∆Go< 0. Dalam parameter perancangan pabrik kimia berupa parameter termodinamika bahwa nilai ∆Go< 0 dapat terpenuhi. Reaksi 3 : ΔH°r 298 K = (ΔH°f C4H8O2(l)) – (2 x ΔH°f CH3CHO(l)) ΔH°r 298 K = (-368,98) – (2 x -166,2) = -36,58 kJ/mol
Sedangkan untuk persamaan ∫ΔCop dT adalah sebagai berikut. ∫ΔCop dT = ΔA(T-T0) +
(T2-T02) +
(T3-T03) +
(T4-T04)
Dimana masing-masing konstanta A, B, C dan D pada masing-masing komponen adalah sebagai berikut : Tabel 2.16. Nilai Konstanta Kapasitas Panas Proses Uehama Reaksi 3 ∫ΔCop dT
Komponen
A
B
C
D
CH3CHO(l)
31,39
0,4485
-1,661x10-3
2,7x10-6
899,39
-7
1204,7
C4H8O2(l)
52,2
0,1882
1,71x10
-4
-1,6x10
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
47
Sumber : Yaws
T = 308 K ; To = 298 K ;
= 1,034
∫ΔCop dT = -594,076 kJ/mol Sehingga diperoleh nilai ΔH°fT pada T 308 K, sebesar -630,656 kJ/mol. Karena nilai ΔH°fT pada T 308 K negatif, maka reaksi bersifat eksotermis. Sedangkan untuk energi bebas Gibbs dari reaktan dan produk dapat dilihat sebagai berikut : Persamaan : ΔGoT 308 K= ΔHo 298 K -
(ΔHo 298 K - ΔGo 298 K) + ∫Δo dT – T ∫Δo
ΔGo 298 K = Σ(nΔGof) produk - Σ(nΔGof) reaktan ΔG° 298 K = (ΔG°f C4H8O2(l)) – (2 x ΔG°f CH3CHO(l)) ΔG° 298 K = (-278) – (2 x -133) = -12 kJ/mol ΔH°r 298 K = -36,58 kJ/mol ;
= 1,034 ; ΔGo298 K= -12 kJ/mol ;
∫ΔCop dT = -594,076 kJ/mol
Berdasarkan data-data yang telah diketahui dan dihitung diperoleh nilai ΔGoT 308 K sebesar -11,2 kJ/mol. Nilai ∆Go sebesar -11,2 kJ/mol menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi di dalam reaktor dapat berlangsung secara sepontan, karena diinginkan nilai ∆Go< 0. Dalam parameter perancangan pabrik kimia berupa parameter termodinamika bahwa nilai ∆Go< 0 dapat terpenuhi. Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
48
Reaksi 4 : ΔH°r 298 K = (ΔH°f CH3OH(l) + ΔH°f NaHCOO(l)) – ((2 x ΔH°f HCHO(l)) + ΔH°f NaOH(l)) ΔH°r 298 K = ((-284,49) + (-319,22)) – ((2 x 115,9) + (-426,6)) = -408,91 kJ/mol Sedangkan untuk persamaan ∫ΔCop dT adalah sebagai berikut. ∫ΔCop dT = ΔA(T-T0) +
(T2-T02) +
(T3-T03) +
(T4-T04)
Dimana masing masing konstanta A, B, C dan D pada masing-masing komponen adalah sebagai berikut :
Tabel 2.17. Nilai Konstanta Kapasitas Panas Proses Uehama Reaksi 4 ∫ΔCop dT
Komponen
A
B
C
D
HCHO(l)
44,22
0,3986
-1,536x10-3
3,033x10-6
0,3105
-3
CH3OH(l)
40,15
NaOH(l)
87,64
NaHCOO(l)
-
-1,029x10 -4
-6
-6
1,46x10
-9
1083,74 803,52
-4,837x10
-4,542x10
1,186x10
871,08
-
-
-
1130
Sumber : Yaws dan http://webbook.nist.gov
T = 308 K ; To = 298 K ;
= 1,034
∫ΔCop dT = -1105,048 kJ/mol
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
49
Sehingga diperoleh nilai ΔH°fT pada T 308 K, sebesar -1513,958 kJ/mol. Karena nilai ΔH°fT pada T 308 K negatif, maka reaksi bersifat eksotermis. Sedangkan untuk energi bebas Gibbs dari reaktan dan produk dapat dilihat sebagai berikut :
Persamaan : ΔGoT 308 K= ΔHo 298 K -
(ΔHo 298 K - ΔGo 298 K) + ∫Δo dT – T ∫Δo
ΔGo 298 K = Σ(nΔGof) produk - Σ(nΔGof) reaktan ΔG° 298 K = (ΔG°f CH3OH(l) + ΔG°f NaHCOO(l)) – ((2 x ΔG°f HCHO(l)) + ΔG°f NaOH(l)) ΔG° 298 K = ((-233,16) + ((-598,67)) – ((2 x -102,5) + (-379,5)) = -247,33 kJ/mol ΔH°r 298 K = -408,91 kJ/mol ;
= 1,034 ; ΔGo298 K= -247,33 kJ/mol ;
∫ΔCop dT = -1105,048 kJ/mol
Berdasarkan data-data yang telah diketahui dan dihitung diperoleh nilai ΔGoT 308 K sebesar -242 kJ/mol. Nilai ∆Go sebesar -242 kJ/mol menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi di dalam reaktor dapat berlangsung secara sepontan, karena diinginkan nilai ∆Go< 0. Dalam parameter perancangan pabrik kimia berupa parameter termodinamika bahwa nilai ∆Go< 0 dapat terpenuhi. Reaksi 5 :
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
50
ΔH°r 298 K = (ΔH°f H2O(l) + ΔH°f NaHCOO(l)) – ((ΔH°f HCOOH(l)) + ΔH°f NaOH(l)) ΔH°r 298 K = ((-285,83) + (-319,22)) – ((-378,6) + (-426,6)) = 200,15 kJ/mol
Sedangkan untuk persamaan ∫ΔCop dT adalah sebagai berikut : ∫ΔCop dT = ΔA(T-T0) +
(T2-T02) +
(T3-T03) +
(T4-T04)
Dimana masing masing konstanta A, B, C dan D pada masing-masing komponen adalah sebagai berikut Tabel 2.18. Nilai Konstanta Kapasitas Panas Proses Uehama Rekasi 5 ∫ΔCop dT
Komponen
A
B
C
D
HCOOH(l)
-16,11
0,8723
-2,367x10-3
2,445x10-6
-4
-7
754,49
-9
H2O(l)
92,05
NaOH(l)
87,64
NaHCOO(l)
-
-2
-3,995x10
-4
-2,110x10
-6
5,347x10
1083,74
-4,837x10
-4,542x10
1,186x10
871,08
-
-
-
1130
Sumber : Yaws dan http://webbook.nist.gov
T = 308 K ; To = 298 K ;
= 1,034
∫ΔCop dT = 23,88 kJ/mol Sehingga diperoleh nilai ΔH°fT pada T 308 K, sebesar 224,03 kJ/mol. Karena nilai ΔH°fT pada T 308 K negatif, maka reaksi bersifat endotermis. Sedangkan untuk energi bebas Gibbs dari reaktan dan produk dapat dilihat sebagai berikut :
Persamaan :
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
51
ΔGoT 308 K= ΔHo 298 K -
(ΔHo 298 K - ΔGo 298 K) + ∫Δo dT – T ∫Δo
ΔGo 298 K = Σ(nΔGof) produk - Σ(nΔGof) reaktan ΔG° 298 K = (ΔG°f H2O(l) + ΔG°f NaHCOO(l)) – ((ΔG°f HCOOH(l)) + ΔG°f NaOH(l)) ΔG° 298 K = ((-237,13) + ((-598,67)) – ((-351) + (-379,5)) = -105,30 kJ/mol ΔH°r 298 K = 200,15 kJ/mol ;
= 1,034 ; ΔGo298 K= -105,30 kJ/mol ;
∫ΔCop dT = 23,88 kJ/mol Berdasarkan data-data yang telah diketahui dan dihitung diperoleh nilai ΔGoT 308 K sebesar -116 kJ/mol. Nilai ∆Go sebesar -116 kJ/mol menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi di dalam reaktor dapat berlangsung secara sepontan, karena diinginkan nilai ∆Go< 0. Dalam parameter perancangan pabrik kimia berupa parameter termodinamika bahwa nilai ∆Go< 0 dapat terpenuhi. Secara keseluruhan perbandingan kedua proses di atas dapat dilihat pada tabel 2.19. berikut : Tabel 2.19. Perbandingan Proses Pembuatan Pentaerythritol No
Kondisi Proses
1
Rasio
molar
Satuan asetaldehid
/ (mol:mol:mol)
Proses
Proses
Uehama
Lluis Eek
1 : 8 :1,2
1 : 5,4 : 1,12
35
R-1 = 25
Formaldehid/ NaOH 2
Suhu reaktor (R)
o
C
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
52
R-2 = 35 R-3 = 45 3
Waktu reaksi
Menit
120
R-1 = 25 R-2 = 25 R-3 = 45
4
Yield atas asetaldehid
(%mol)
88,3
80,3
5
Kemurnian Produk
(% berat)
95,4
86-98
6
Profit penjualan 1 kg produk
Rp. 45.724.172
Rp. 40.908.294
Berdasarkan perbandingan dari metode di atas maka dalam pembuatan Pentaerythritol ini dipilih metode Uehama dengan alasan : 1. Yield tinggi sehingga akan didapatkan jumlah produk yang lebih banyak. 2. Jumlah reaktor lebih sedikit, sehingga meminimalisasi penggunaan control dan biaya. 3. Suhu reaksi tunggal, sehingga penggunaan heat exchanger lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan proses Lluis Eek. 4. Keuntungan yang didapat dari penjualan 1 kg produk lebih besar.
C. Uraian Proses 1. Unit Pentaerythritol (Unit 100)
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
53
1.1. Proses Pembentukan Pentaerythritol Pentaerythritol
diproduksi
dengan
mereaksikan
asetaldehid
dan
formaldehid dalam medium alkali NaOH dengan rasio mol 1: 8 :1,2 pada suhu 35°C dan tekanan 1 atm selama 2 jam. Larutan formaldehid 37 % berat dari tangki penampung (ST -101), dialirkan ke Reaktor (RE-201). Setelah itu Larutan Asetaldehid 98 % berat dari tangki penampung (ST-102), dialirkan ke reaktor (RE-201). Larutan NaOH dari tangki penampung (TK-103) juga dialirkan ke Reaktor (RE-201). Di
dalam
reaktor
(RE-101)
terjadi
reaksi
pembentukan
pentaerythritol/MPE (monopentaerythritol) dan produk sampingnya, yaitu dipentaerythritol (DPE), methanol, dan asetaldol. Reaksi yang terjadi antara lain : a. Reaksi Pembentukan MPE 5 HCHO + CH3CHO + NaOH
C(CH2OH)4 + NaHCOO
b. Reaksi Pembentukan DPE 4 HCHO + CH3CHO + NaOH
C10H22O7 + 2NaHCOO + H2O
c. Reaksi Pembentukan Asetaldol 2 CH3CHO
C4H8O2
d. Reaksi Pembentukan Metanol
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
54
2 HCHO + NaOH
CH3OH + NaHCOO
Adapun yield dari tiap-tiap reaksi terhadap mol asetaldehid awal yaitu : • Reaksi pembentukan MPE
= 88,30 %
• Reaksi pembentukan DPE
= 4,16 %
• Reaksi pembentukan Asetaldol = 7,54 % Sedangkan metanol yieldnya terhadap NaOH yaitu : 22,95 % Reaksi diatas menghasilkan panas (reaksi eksotermis), sehingga untuk mempertahankan suhu di reaktor digunakan air pendingin. Reaktor yang digunakan adalah reaktor tangki berpengaduk (STR / Stirred Tank Reactor) dengan koil pendingin. Reaktor bekerja secara kontinu. Suhu reaktor dijaga tetap 35°C dan tekanan 1 atm dengan waktu tinggal 2 jam. Larutan yang keluar memiliki pH 8,9.
1.2. Proses Pemisahan Formaldehid Larutan dari reaktor (RE-201) tersebut kemudian masuk kedalam separator atau vessel pemisah (SP-201) dengan kondisi umpan masuk adalah 120 oC ; 1 atm yang sebelumnya melewati vaporizer (VP-201) untuk menguapkan sebagian besar formaldehid dan sebagian kecil produk yang keluar dari reaktor dengan menaikkan temperatur dari 35 O
C sampai pada 120 OC. Hasil atas tersebut kemudian di pompa melalui
pompa (PP-107) menuju reaktor (RE-201), yang sebelumnya melewati
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
55
kondensor (CD-201) untuk dikondensasikan, sedangkan untuk produk bawah yang keluar dari separator (SP-201) kemudian dialirkan juga melalui pompa (P-108) menuju crystallizer (CR-301). Aliran bahan masuk kedalam separator atau vessel pemisah tersebut bertujuan untuk memisahkan sisa formaldehid yang tidak bereaksi sehingga bisa dipergunakan kembali.
1.3. Proses Kristalisasi Umpan dari separator atau vessel pemisah (SP-201) dialirkan menuju crystallizer (CR-301). Kondisi operasi pada crystallizer adalah temperatur 40°C dengan tekanan 1 atm. Hasil kristalisasi ini berupa kristal pentaerythritol yang berada dalam campurannya. Hasil ini dimasukkan kedalam unit Centrifuge (CF-301) untuk dipisahkan antara kristal pentaerythritol dengan campurannya.
1.4. Proses Pemisahan Kristal Kristal bersama cairan campurannya dipompa ke centrifuge (CF-301) untuk dipisahkan antara kristal terhadap larutannya. Aliran yang keluar dari Centrifuge (CF-101) berupa cake dan filtrat. Filtrat yang keluar adalah larutan pentaerythritol, DPE, natrium formiat, dan air, sedangkan pada cake yang keluar adalah pentaerythritol kristal beserta DPE yang sedikit larut di dalam air. Kandungan filtrat dan cake yang keluar Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
56
kondisi operasinya adalah pada temperatur kamar 40°C dan tekanan 1 atm.
1.5. Proses pengeringan dan Finishing Dengan menggunakan Screw Conveyor (SC-302), kristal hasil yang mempunyai kadar air 5 % dimasukkan kedalam Rotary Dryer (D-101). Dryer yang dipakai adalah Direct Heat Counter Current Rotary Dryer. Umpan dengan temperatur 40°C keluar sebagai kristal kering yang diinginkan ( kadar air 0,3%) pada temperatur 86°C. Sebagai media pengering digunakan udara yang dipanaskan terlebih dahulu di dalam heater (HE-301) udara luar dengan temperatur 30°C dan % relative humidity = 65% dimasukkan ke dalam pemanas dengan menggunakan Blower. Udara masuk Dryer (RD-301), bersuhu 93,33°C dan keluar dengan suhu 61,87°C. Kristal pentaerythritol yang telah kering ini kemudian diangkut dengan Bucket Elevator (BE-301) ke Bin (BN-301), kemudian diangkut dengan belt conveyor (BC-401) yang selanjutnya akan dilakukan pengemasan dalam bentuk sack atau karung. Yield untuk Pentaerythritol terhadap asetaldehid adalah 88,3 % mol dengan kemurnian produk 95,5 % massa.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
57
BAB III SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK
A. Bahan Baku 1. Formaldehida •
Rumus Kimia
:
CH2O
•
Berat molekul
:
30,03 kg/kmol
•
Bentuk fisik
:
cair
•
Warna
:
tidak berwarna
•
Densitas
:
0,815 gr/cm3
•
Titik didih
:
96 oC
•
Specific gravity
:
1,08
•
Komposisi
:
HCHO
37 %
CH3OH
10 %
H2O
53 %
2. Asetaldehida •
Rumus Kimia
:
C2H4O
•
Berat molekul
:
44,05 kg/kmol
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
58
•
Bentuk fisik
:
cair
•
Warna
:
tidak berwarna
•
Titik didih
:
28 ºC
•
Densitas
:
0,788 gr/cm3
•
Specific heat ()
:
0,337 cal/mol.K
•
Komposisi
:
CH3CHO
98 %
H2O
2%
3. Natriun Hidroksida •
Rumus Kimia
:
NaOH
•
Berat molekul
:
40
•
Titik didih
:
1390 oC
•
Densitas
:
2,1 gr/cm3
•
ΔHr (aq)
:
-2,07e+005 kJ/kmol
•
Spesific gravity
:
2,130
•
Komposisi
:
NaOH
49 %
H2O
51 %
B. Spesifikasi Produk 1. Pentaerythritol •
Rumus Molekul
:
C(CH2OH)4
•
Berat molekul
:
136,15
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
59
•
Bentuk fisik
:
kristal
•
Warna
:
putih
•
Komposisi
:
C(CH2OH)4
95,5 %
C10H22O7
4,2 %
H2O
0,3 %
•
Titik lebur
:
261 – 262 ºC
•
Titik didih
:
276 oC
•
Melting point
:
261 oC
•
Temperatur kritis
:
506,.85 oC
•
Tekanan kritis
:
47,8 bar
•
Panas pembentukan
:
226,6 kcal/mol
•
Panas penguapan
:
22 kcal/mol
•
Densitas
:
1,396 gr/cm3
•
Kelarutan
:
3,5 gr/100 gr air (suhu 25 oC) 11,4 gr/100 gr air (suhu 100 oC)
2. Natrium Formiat •
Rumus Molekul
:
NaCHOO
•
Berat Molekul
:
68,02 kg/kmol
•
Bentuk fisik
:
Kristal, granula
•
Warna
:
Putih
•
Densitas
:
1,919 gr/mol
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
60
•
Spesifik grafity
:
1,2
•
Titik didih
:
Decomposes
Kelarutan
:
0,97 gr/100 gr air (suhu 100 oC)
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
BAB IV NERACA MASSA DAN NERACA PANAS
Kapasitas Produksi
= 50.000 ton/tahun
Operasi
= 330 hari/tahun
Basis Perhitungan
= 1 jam operasi
Kapasitas produksi
=
50.000 ton 1000 kg 1 ton 1 hari x x x 1 tahun 1 ton 330 hari 24 jam
= 6.313,131 kg/jam
A. Neraca Massa
{Massa masuk} – {Massa keluar} + {Massa tergenerasi} – {Massa terkonsumsi} = {Akumulasi massa}
(Himmelblau, 1996 : 144)
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
63
Tabel 4.1. Neraca Massa Reactor (RE-101)
Komponen
Massa Masuk (kg/jam)
FG (kg/jam)
FK (kg/jam)
Massa Keluar F4
0,000
6.399,899
5.649,35
HCHO
F1 12.049,24
F2 0,000
F3 0,000
CH3CHO
0,000
2.209,03
0,000
0,000
2.209.028
0,000
CH3OH
3.473,66
0,000
0,000
3.916,121
0,000
3.916,12
H2O
10.355,84
18,44
1.128,69
18,79
0,000
11.521,76
NaOH
0,000
0,000
2.409,85
0,000
2.409,840
0,01
C(CH2OH)4
0,000
0,000
0,000
6.029,04
0,000
6.029,04
C10H22O7
0,000
0,000
0,000
265,152
0,000
265,15
C4H8O2
0,000
0,000
0,000
166,593
0,000
166,59
NaHCOO
0,000
0,000
0,000
4.096,728
0,000
4.096,73
Total
25.878,74 2.227,47 3.538,54
14.492,423 11.018,768
31.644,75
31.644,75
Tabel 4.2. Neraca Massa Vaporizerr (VP-201) Komponen H2O HCHO C(CH2OH)4 NaHCOO C10H22O7 NaOH C4H8O2 CH3OH Total
Massa Masuk Massa Keluar F5 (kg/jam) Vapor (kg/jam) Liquid (kg/jam) 11.521,76 11.444,831 76,934 5.649,346 5.647,844 1,502 6.029,04 0,000 6.029,04 4.096,73 2.081,318 2.015,41 265,152 0,000 265,152 0,01 0,000 0,01 166,59 70,149 96,444 3.916,12 3.907,956 8,164 23.152,098 8.492,654 31.644,75 31.644,75
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
64
Tabel 4.3. Neraca Massa Separator (SP-201) Massa Masuk Komponen
Massa Keluar
Vapor
Liquid
Vapor
Liquid
(kg/jam)
(kg/jam)
(kg/jam)
(kg/jam
H2O
11.444,831
76,934
11.444,831
76,934
HCHO
5.647,844
1,502
5.647,844
1,502
C(CH2OH)4
0,000
6.029,04
0,000
6.029,04
NaHCOO
2.081,318
2.015,41
2.081,318
2.015,41
C10H22O7
0,000
265,152
0,000
265,152
NaOH
5,353 x 10-13
0,01
5,353 x 10-13
0,01
C4H8O2
70,149
96,444
70,149
96,444
CH3OH
3.907,956
8,164
3.907,956
8,164
23.152,098
8.492,654
23.152,098
8.492,654
Total 31.644,75
31.644,75
Tabel 4.4. Neraca Massa Crystallizer (CR-301) Komponen H2O HCHO C(CH2OH)4 NaHCOO C10H22O7 NaOH C4H8O2 CH3OH Total
Massa Masuk Massa Keluar F6 (kg/jam) Kristal (kg/jam) Liquid (kg/jam) 76,934 0,000 76,934 1,502 0,000 1,502 6.029,04 6.010,953 18,087 2.015,41 0,000 2.015,41 265,152 264,356 0,795 0,01 0,000 0,01 96,59 0,000 96,444 3.916,12 0,000 8,164 6.275,309 2.217,336 8.492,646 8.492,646
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
65
Tabel 4.5. Neraca Massa Centrifuge (CF-301) Massa Masuk Komponen
Massa Keluar
Kristal
Liquid
(kg/jam)
(kg/jam)
H2O
0,000
HCHO
F8 (kg/jam)
F9 (kg/jam)
76,934
74,706
2,228
0,000
1,502
0,000
1,502
C(CH2OH)4
6.010,953
18,087
6.010,953
18,087
NaHCOO
0,000
2.015,41
0,000
2.015,41
C10H22O7
264,356
0,795
264,356
0,795
NaOH
0,000
0,01
0,000
0,01
C4H8O2
0,000
96,444
0,000
96,444
CH3OH
0,000
8,164
0,000
8,164
6.275,309
2.217,336
6.350,645
2.142,63
Total 8.492,646
8.492,646
Tabel 4.6. Neraca Massa Rotary Dryer (RD-301) Massa Masuk Komponen H2O C(CH2OH)4 C10H22O7 Udara Kering Total
F8 (kg/jam)
F10 (kg/jam)
74,706 6.010,953 264,356 0,000 6.350,645 6.357,532
0,126 0,000 0,000 7,392 7,518
Massa Keluar F11 (kg/jam)
F12 (kg/jam)
37,822 6.010,953 264,356 0,000 6.313,131 6.357,532
37,01 0,000 0,000 7,392 44,401
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
66
B. Neraca Energi Tabel 4.7. Neraca Energi Preheater (HE-101) Komponen
Energi Masuk (kJ/jam) Q1 (in)
Qs (in)
Energi Keluar (kJ/jam) Q4 (out)
Qs (out)
HCHO
295.174,263
0,000
593.190,14
0,000
CH3OH
43.511,595
0,000
87.265,144
0,000
H2O
217.179,634
0,000
434.065,048
0,000
Steam
0,000
731.359,1
0,000
172.707,12
1.114.514,89
172.707,12
Total
555.862,945
731.359,1
1.287.222,013
1.287.222,013
Tabel 4.8. Neraca Energi Preheater (HE-102) Komponen
Energi Masuk (kJ/jam) Q3 (in)
Qs (in)
Energi Keluar (kJ/jam) Q4 (out)
Qs (out)
CH3CHO
25.890,695
0,000
52.014,667
0,000
H2O
386,771
0,000
773,017
0,000
Steam
0,000
34.705,846
0,000
8.195,628
52.787,684
8.195,628
Total
26.277,466
34.705,846
60.983,312
60.983,312
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
67
Tabel 4.9. Neraca Energi Preheater (HE-103) Komponen
Energi Masuk (kJ/jam) Q3 (in)
Energi Keluar (kJ/jam)
Qs (in)
Q4 (out)
Qs (out)
NaOH
26.242,124
0,000
52.479,864
0,000
H2O
23.670,657
0,000
47.309,246
0,000
Steam
0,000
65.294,77
0,000
15.419,064
99.787,907
15.419,064
Total
49.912,198
65.294,77
115.208,366
115.208,366
Tabel 4.10. Neraca Energi Reactor (RE-201) Energi Masuk
Energi Tergenerasi
Energi Keluar
(kJ/Jam)
(kJ/Jam)
(kJ/jam)
Q2
305.484,6
0,000
0,000
Q4
52.787,61
0,000
0,000
Q6
99.789,13
0,000
0,000
Qrecycle
764.849,5
0,000
0,000
Q7
0,000
0,000
QGenerasi
0,000
53.720,986
Qpendingin
306.920,271
0,000
1.529.831,11
53.720,986
Aliran
Total
1.583.552,0197
1.031.397,96 0,000 552.154,06
1.583.552,0197
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
68
Tabel 4.11. Neraca Energi Vaporizer (VP-201) Energi Masuk
Energi Terkonsumsi
Energi Keluar
(kJ/Jam)
(kJ/Jam)
(kJ/jam)
1.031.391,919
0,000
0,000
Q8 liquid
0,000
0,000
1.345.058,349
Q8 vapor
0,000
0,000
3.429.737,447
Qsteam
4.901.739,84
0,000
0,000
0,000
812,379
0,000
1.529.831,11
53.720,986
Aliran Q7
Qpenguapan Total
1.583.552,0197
1.583.552,0197
Tabel 4.12. Neraca Energi Separator (SP-201) Aliran Panas Q8 liquid Q8 gas Q9 Q10 Total
Energi Masuk (kJ/Jam) 1.345.058,349 3.429.737,447 0,000 0,000 4.774.795,80
Energi Tergenerasi (kJ/Jam) 0,000 0,000 0,000 0,000
Energi Terkonsumsi (kJ/Jam) 0,000 0,000 0,000 0,000
Energi Keluar (kJ/Jam) 0,000 0,000 1.345.058,349 3.429.737,447 4.774.795,80
Tabel 4.13. Neraca Energi Condensor (CD-201) Aliran Panas Q10 Q
Q pendingin Total
Input kJ/jam
Generation kJ/jam
Consumption kJ/jam
Output kJ/jam
3.429.737,45 848.041,89 4.277.779,34
891.881,28 3.385.898,06 4.277.779,34
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
69
Tabel 4.14. Neraca Energi Crystallizer (CR-301) Aliran Panas Q9
Masuk
Keluar
(kj/jam)
(kj/jam)
4.324.846,243
Q13 Qpendingin QKristalisasi Total
204.406,303 1.377.509,835
5.499.855,525
1.905,8 5.704.261,828
5.704.261,828
Tabel 4.15. Neraca Energi Centrifuge (CF-301) Komponen
Input (kJ/jam) Q13
H2O (l)
Output (kJ/jam) Q15
Q14
4.833,928
1.186,464
3.647,465
HCHO (l)
111,299
0,000
111,299
C(CH2OH)4 (l)
431,539
0,000
431,539
NaHCOO (l)
50.236,410
0,000
50.236,410
C10H22O7 (l)
10.821,060
0,000
10.821,060
0,293
0,000
0,293
Asetaldol (l)
2.831,779
0,000
2.831,779
CH3OH (l)
671,374
0,000
671,374
128.142,810
128.142,810
0,000
6.325,810
6.325,810
0,000
135.655,084
68.751,219
NaOH (l)
C(CH2OH)4 (s) C10H22O7 (s) Total
204.406,303
204.406,303
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
70
Tabel 4.16. Neraca Energi Air Preheater (HE-301) Komponen
Input (kJ/Jam)
Output (kJ/Jam)
QA
Qs in
QA1
Qs out
Udara
65.426,013
0,000
80.037,862
0,000
Steam
0,000
19.129,098
0,000
4.517,249
65.426,013
19.129,098
80.037,862
4.517,249
Total
84.555,111
84.555,111
Tabel 4.17. Neraca Energi Rotary Dryer (RD-301) Input (kJ/jam)
Output (kJ/jam)
H solid, HS1
786.675,325
H solid, HS2
1.360.321,578
H udara, HG2
3.184.808,14
H udara, HG1
2.292.681,074
Q Losses Total
3.971.483,465
Total
318.480,814 3.971.483,465
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN
A. Peralatan Proses
Tabel. 5.1 Spesifikasi Storage Tank (ST-101) Alat
Tangki penyimpan formaldehyde
Kode
ST-101
Fungsi
Menyimpan formaldehyde
Bentuk
Silinder tegak (vertical) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk torispherical
Kapasitas
1.253,109
m3
Dimensi
Diameter shell (D)
45
ft
Tinggi shell (Hs)
30
ft
Tebal shell (ts)
0,25
in
Tinggi atap
7,877
ft
Tebal head
1,125
in
Tinggi total(Ht)
37,876
ft
Tekanan Desain
27,123
Psi
Bahan
Carbon Steel SA-283 grade C
Jumlah
Empat
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
72
Tabel. 5.2 Spesifikasi Storage Tank (ST-102) Alat
Tangki penyimpan acetaldehyde
Kode
ST-102
Fungsi
Menyimpan acetaldehyde
Bentuk
Silinder tegak (vertical) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk torispherical
Kapasitas
1.082,472
m3
Dimensi
Diameter shell (D)
40
ft
Tinggi shell (Hs)
30
ft
Tebal shell (ts)
0,5
in
Tinggi atap
5,696
ft
Tebal head
0,75
in
Tinggi total(Ht)
35,696
ft
Tekanan Desain
67,868
Psi
Bahan
Carbon Steel SA-283 grade C
Jumlah
Dua
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
73
Tabel. 5.3 Spesifikasi Storage Tank (ST-103) Alat
Tangki penyimpan sodium hidroksida
Kode
ST-103
Fungsi
Menyimpan sodium hidroksida
Bentuk
Silinder tegak (vertical) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk torispherical
Kapasitas
401,833
m3
Dimensi
Diameter shell (D)
30
ft
Tinggi shell (Hs)
24
ft
Tebal shell (ts)
0,3125
in
Tinggi atap
4,361
ft
Tebal head
0,75
in
Tinggi total(Ht)
28,361
ft
Tekanan Desain
29,064
Psi
Bahan
Carbon Steel SA-283 grade C
Jumlah
Satu
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
74
Tabel. 5.4 Spesifikasi Heater (HE-101) Nama alat
Heater
Kode alat
HE-101
Fungsi
Memanaskan Formaldehid (HCHO) dari temperature 30 oC menjadi 35 oC sebelum masuk ke Reaktor (RE201)
Type
Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283
Surface area
0,435
Dimensi
Inner Pipe
ft2
IPS
1,25 in
Sch. No.
40
ID
1,38 in
OD
1,66 in
a"
0,435 ft2/ft
Annulus IPS
2 in
Sch. No.
40
ID
2,067 in
OD
2,38 in
a"
0,622 ft2/ft
Inner Pipe
26,387 psi
Annulus
0,147 psi
Fouling Factors
0,016
ft2.hr.oF/btu
Jumlah Hairpin
1 in series
Pressure Drop
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
75
Tabel. 5.5. Spesifikasi Heater (HE-102) Nama alat
Heater
Kode alat
HE-102
Fungsi
Memanaskan
Asetaldehid
(CH3CHO)
dari
temperature 30 oC menjadi 35 oC sebelum masuk ke Reaktor (RE-201) Type
Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283
Surface area
0,435
Dimensi
Inner Pipe
ft2
IPS
1,25 in
Sch. No.
40
ID
1,38 in
OD
1,66 in
a"
0,435 ft2/ft
Annulus IPS
2 in
Sch. No.
40
ID
2,067 in
OD
2,38 in
a"
0,622 ft2/ft
Inner Pipe
0,0198 psi
Annulus
0,00004 psi
Fouling Factors
0,0183
ft2.hr.oF/btu
Jumlah Hairpin
1 in series
Pressure Drop
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
76
Tabel 5.6. Spesifikasi Heater ( HE-103) Nama alat Kode alat Fungsi
Type Bahan Konstruksi Surface area Dimensi
Pressure Drop Fouling Factors Jumlah Hairpin
Heater HE-103 Memanaskan Sodium Hidroksida (NaOH) dari temperature 30 oC menjadi 35 oC sebelum masuk ke Reaktor (RE-201) Double Pipe Heat Exchanger Carbon Steel SA-283 0,435 ft2 Inner Pipe IPS 1,25 in Sch. No. 40 ID 1,38 in OD 1,66 in a" 0,435 ft2/ft Annulus IPS 2 in Sch. No. 40 ID 2,067 in OD 2,38 in a" 0,622 ft2/ft Inner Pipe 0,0454 psi Annulus 0,0002 psi 0,0323 ft2.hr.oF/btu 1 in series
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
77
Tabel 5.7. Spesifikasi Reactor ( RE-201) Alat
Reaktor
Kode
RE-201
Fungsi
Mereaksikan CH2O, C2H4O dan NaOH menjadi pentaerythritol dan hasil sampingnya
Jenis
Reaktor
alir
tangki
berpengaduk
dilengkapi
dengan koil pendingin Bahan
stainless steel SA 167 Grade 3 type 304
Suhu
35 ºC
Tekanan desain
22,404 psi
Kapasitas vol.
95,873 m3
reaktor Jenis pengaduk
Marine Propeller 3 Blade
Jumlah pengaduk
1 buah
Jumlah baffle
4 buah
Daya pengadukan
30 hp
Putaran pengadukan
0,933 rps
Dimensi
Reaktor : Diameter reaktor (D)
: 16,166 ft
Tinggi reaktor (H)
: 22,057 ft
Tebal reaktor (ts)
: 0.0365 ft
Tebal head (th = tb)
: 0.0409 ft
Pengaduk : Diameter impeler
: 5,389 ft
Tinggi impeler
: 3,7 ft
Lebar baffle
: 0,916 ft
Panjang baffle
: 2,847 ft
Pendingin :
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
78
ODc
: 0,375 ft
IDc
: 0,336 ft
Dc
: 12,125 ft
Tinggi coil
: 12 ft
Tipe
: helical coil
Panjang
: 6.853,057 ft
Jumlah set
:1
Jumlah putaran
: 15
Volume coil
: 41,146 ft3
ΔP coil
: 0,652 psi
Tabel 5.8. Spesifikasi Vaporizer ( VP-201) Fungsi Jenis
Dimensi
Luas Perpindahan Perpindahan Panas Pressure drop
Untuk menguapkan sebagian produk dari reaktor dengan medium pemanasnya adalah steam temperatur 154oC Shell and Tube Vaporizer Shell Diameter dalam (ID) = Baffle space (B) = Tube Diameter luar (OD) = Diameter dalam (ID) = Susunan tube = Pitch (pt) = Panjang tube (L) = Jumlah tube = es =
19,25 in 14,4375 in 1,5 in 1,33 in triangular pitch 1,875 16 ft 61 1
A
=
976 ft2
ΔP Shell ΔP tube
= =
0,0101 0,1315
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
79
Tabel 5.9. Spesifikasi Separator (SP-201) Fungsi
memisahkan uap dan liquid yang berasal dari vaporizer.
Jenis
Vertical Separator
Kondisi Operasi
T
120
P Dimensi Shell
o
C
1 atm
Diameter
2,725 ft
32,703 inch
Tinggi
8,586 ft
103,037 inch
Ketebalan
0,188 inch
Tutup atas
Bentuk elliptical dished head
Bottom and head
Tinggi
9,645 inch
Tebal
0,188 inch
Bahan konstruksi
Stainless Steal AISI 316 1 buah
Jumlah
Tabel 5.10. Spesifikasi Crystallizer (CR-301) Fungsi
Mengkristalkan Pentaerythritol dengan menurunkan suhu sehingga kelarutannya berkurang
Kode Alat
CR-301
Tipe Alat
Agitated batch crystallizer RATB
Kondisi Operasi
Temperatur
= 40 oC
Tekanan desain = 1 atm Refrigerant Dimensi
Tinggi
= Air pendingin = 38 ft
Diameter shell = 38 ft
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
80
Tebal shell
= 3/16 in
Tebal head
= 3/16 in
Tebal conis
= 3/16 in
Diameter Konis Terpancung = 1,5 ft Tinggi Konis = 1,25 ft Tipe Pengaduk : six flat blades turbine Jumlah pengaduk : 1 buah Putaran pengaduk : 157 rpm Daya pengaduk
: 0,0191 Hp
Koil pendingin NPS = 4 in Panjang koil = 38,896 ft Lilitan koil = 5 lilitan Tinggi koil = 2,7025 ft Bahan Konstruksi Waktu pendinginan
SA-353 9 Ni 48 Menit
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
81
Tabel 5.11. Spesifikasi Centrifuge (CF-301) Fungsi
Memisahkan padatan hasil kristalisasi Crystallizer (CR-301) dari cairan yang masih terikut.
Kode Alat
CF-301
Tipe Alat
Helical Conveyor Centrifuge (Scroll Discharge)
Laju Alir
8.492,664Kg/Jam
Desain
Diameter bowl= 0,55 m Kecepatan putar bowl
= 13.200 rpm
Panjang bowl= 0,1225 m Power centrifuge
= 2 hp
Tabel 5.12. Spesifikasi Rotary Dryer (RD-301) Fungsi
Menguapkan air yang ada didalam kristal pentaerythritol hingga mencapai kadar air yang paling rendah , dan diasumsikan Nol
Kode Alat
RD-301
Tipe Alat
Rotary Dryer
Bahan kontruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Dimensi
Diameter
= 70.75332 ft
Panjang
= 358.2598 ft
Putaran
= 0.35334 rpm
Waktu tinggal
= 143.3039 menit
Jumlah radial flight = 7 buah Tinggi flight
= 7.075332 ft
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
82
Daya Rotary Kondisi Operasi
= 3356.545 HP
T. Udara masuk = 93,33oC T. Udara keluar = 53,22oC T. Produk masuk = 40oC T. Produk keluar = 40oC T. Bola basah
= 29,5oC
Tabel 5.13. Spesifikasi Heater ( HE-301) Nama alat
Heater
Kode alat
HE-301
Fungsi
Memanaskan hot air yang akan digunakkan pada rotary dryer RD-301
Type
Shell and tube
Aliran
Counter-current
Surface area
516,7557
ft2
Diameter shell
21
In
Diameter tube
1,15
In
Jumlah tube
96
Tube
Panjang tube
12
Ft
Rd
0,0014
Btu/(hr)(ft2)(oF)
Bahan Kontruksi
AISI 316
1-1
Tabel 5.14. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-201) Alat
Screw conveyor
Kode
SC-201
Fungsi
Mengalirkan pentaeryhtritol menuju RD-301
Type
Helicoid screw conveyor with plain spout of chutes feeder
Diameter
12 in
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
83
Power
10 hp
Elevasi
8 ft
Kecepatan maksimum 50 rpm Bahan konstruksi
Carbon Steel SA-212 Grade B
Jumlah
1 buah
Tabel 5.15. Spesifikasi Blower (BL-301) Alat
Blower
Kode
BL–301
Fungsi
Mengalirkan udara panas masuk kedalam Rotary Dryer
Tipe
Centrifugal Backward Curved Blower
Laju Alir
389,201 m3/min
Power
15 hp 1
Jumlah
Buah
Tabel 5.16. Spesifikasi Fan (F-301) Alat
Fan
Kode Alat
F-301
Fungsi Alat Untuk mengalirkan udara dan uap air dari Rotary Dryer (RD-301) Tipe
Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan
Power
7,5 hp
Jumlah
1 buah
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
84
Tabel 5.17. Spesifikasi Bin ( BN-301) Alat
Tangki Penyimpanan Pentaerythritol Sementara
Kode
TP – 401
Fungsi
Menyimpan Pentaerythritol padat pada suhu 30 oC dan tekanan atmosferis selama satu shif (24 jam)
Bentuk
Silinder tegak (vertikal) dengan dasar konis terpancung dan atap (head) berbentuk torispherical and dishead head
Kapasitas
151.060,61 kg , 2.270,252 ft3
Dimensi
Diameter shell (D)
= 9,733 ft
Tinggi shell (Hs)
= 32,261 ft
Tebal shell (ts)
= 5/16 in
Tebal conical
= 5/8 in
Tekanan Desain
46,672 psi
Tebal head
1/2 in
Bahan konstruksi
Carbon Steel SA 283 Grade C
Jumlah
1
Buah
Tabel 5.18. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-301) Screw conveyor SC-301 Mengalirkan pentaeryhtritol menuju BE-301 Helicoid screw conveyor with plain spout of chutes feeder 12 in Diameter 10 hp Power 8 ft Elevasi Kecepatan maksimum 50 rpm Carbon Steel SA-212 Grade B Bahan konstruksi 1 buah Jumlah Alat Kode Fungsi Type
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
85
Tabel 5.19. Spesifikasi Bucket Elevator ( BE-301) Fungsi
Mengangkut Kristal Pentaerythritol menuju Bin Sementara
Kode Alat
BE-102
Tipe
Spaced – Bucket Centrifugal- Discharge Elevator
Kapasitas
7,553 ton/jam
Power motor
4
Hp
Tabel 5.20. Spesifikasi Belt Conveyor ( BC-401) Alat
Belt conveyor
Kode
BC-401
Fungsi
Mengalirkan pentaerythritol dari Bin ke Gudang dimana produk ini akan terintegrasi dengan packing
Type
Belt
Belt Width
24 in
Power
3,5 hp
Bahan konstruksi
Stainless Steel
Jumlah
1 buah
Tabel 5.21. Spesifikasi Gudang Penyimpanan (GD-401) Kode alat
GD – 401
Fungsi
Menyimpan produk pentaeryhtritol selama 14 hari operasi
Bentuk
Bangunan tertutup
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
86
Kondisi operasi
Dimensi
Tekanan P
= 1 atm
Temperatur T
= 30oC
Panjang P
= 52,287 m
Lebar L
= 26,144 m
Tinggi T
=5m
Tabel 5.22. Spesifikasi Pompa Proses ( PP-101) Alat
Pompa
Fungsi
Mengalirkan larutan HCHO dari storage tank (ST-101) ke Reaktor (RE-201)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
144,406 gpm
Efisiensi Pompa
68 %
Dimensi
NPS
= 2,5 in
Sch
= 40 in
Power motor
1 hp
NPSHA
8,121 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.23. Spesifikasi Pompa Proses ( PP-102) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa larutan CH3CHO dari storage tank (ST-102) ke reaktor (RE-201)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
13,986 gpm
Efisiensi Pompa
42 %
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
87
Dimensi
NPS
= 0,75 in
Sch
= 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
9,201 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.24. Spesifikasi Pompa Proses ( PP-103) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa larutan NaOH dari storage tank (ST103) ke reaktor (RE-201)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
12,935 gpm
Efisiensi Pompa
42 %
Dimensi
NPS
= 0,75 in
Sch
= 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
6,154 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.25. Spesifikasi Pompa Proses ( PP-201) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa produk keluaran Reaktor (RE-201) ke Vaporizer (VP-201)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
163,866 gpm
Efisiensi Pompa
65 %
Dimensi
NPS
= 3 in
Sch
= 40 in
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
88
Power motor
1 hp
NPSHA
4,385 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.26. Spesifikasi Pompa Proses ( PP-202) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa produk keluaran Separator (SP-201) ke Crystallizer (CR-301)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
54,866 gpm
Efisiensi Pompa
62 %
Dimensi
NPS
= 1.5 in
Sch
= 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
5,733 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.27. Spesifikasi Pompa Proses ( PP-203) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa produk keluaran Condenser (CD201) ke Reaktor (RE-201)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
146,395 gpm
Efisiensi Pompa
65 %
Dimensi
NPS
= 2.5 in
Sch
= 40 in
Power motor
1,5 hp
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
89
NPSHA
3,682 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.28. Spesifikasi Pompa Proses ( PP-301) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa produk keluaran Crystallizer (CR301) ke Centrifuge (CF-301)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
77,201 gpm
Efisiensi Pompa
64 %
Dimensi
NPS
= 2 in
Sch
= 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
4,795 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
B. Peralatan Utilitas Tabel 5.29. Spesifikasi Bak Sedimentasi (BS-501) Alat
Bak Sedimentasi
Kode
BS – 501
Fungsi
Mengendapkan lumpur dan kotoran air sungai sebanyak
Bentuk
261,342 m3/jam dengan waktu tinggal 3 jam Bak rectangular
Dimensi
Panjang
= 23,033 m
Lebar
= 7,678 m
Kedalaman
= 4,877 m
Jumlah
1 buah
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
90
Tabel 5.30. Spesifikasi Tangki Alum (ST-501) Alat
Storage Tank
Kode
ST-501
Fungsi Bentuk
Menyimpan larutan alum 73% v/v selama 1 hari untuk diinjeksikan ke dalam BP-401. Silinder tegak (vertikal) dengan flat bottom dan head berbentuk conical.
Kapasitas
41,433 m3
Dimensi Shell
Diameter : 6,096 m
Dimensi Head
Tinggi
: 2,438 m)
Tebal
: 3/8 in
Tinggi
: 4,712 m)
Tebal
: 3/8 in
Tinggi Tangki
7,15 m
Tebal Lantai
3/8 in
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA 283
Jumlah
1 Buah
Tabel 5.31. Spesifikasi Tangki Klorin (ST-502) Alat
Storage Tank
Kode
ST-502
Fungsi Bentuk
Menyimpan larutan klorin 45% v/v selama 1 hari untuk diinjeksikan ke dalam BP-501. Silinder tegak (vertikal) dengan flat bottom dan head berbentuk conical.
Kapasitas
52,059 m3
Dimensi Shell
Diameter : 6,096 m Tinggi
: 2,743 m
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
91
Dimensi Head
Tebal
: 3/8 in
Tinggi
: 1,436 m
Tebal
: 3/8 in
Tinggi Tangki
4,179 m
Tebal Lantai
3/8 in
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA 283
Jumlah
1 Buah
Tabel 5.32. Spesifikasi Tangki Soda Kaustik (ST-503) Alat
Storage Tank
Kode
ST-503
Fungsi
Menyimpan larutan klorin 36% v/v selama 7 hari untuk diinjeksikan ke dalam bak penggumpalan dan anion exchanger.
Bentuk
Silinder tegak (vertikal) dengan flat bottom dan head berbentuk conical.
Kapasitas
13,153 m3
Dimensi Shell
Diameter : 4,572 m
Dimensi Head
Tinggi
: 1,829 m
Tebal
: 1/4 in
Tinggi
: 1,073 m
Tebal
: 1/4 in
Tinggi Tangki
2,901 m
Tebal Lantai
1/4 in
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA 283
Jumlah
1 Buah
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
92
Tabel 5.33. Spesifikasi Klarifier (CL-501) Alat
Klarifier
Kode
CL-501
Fungsi
Mengendapkan gumpalan-gumpalan kotoran
Bentuk
Bak berbentuk bottom kerucut terpancung
Kapasitas
862,382 m3
Dimensi Klarifier
Diameter : 23 ft (7,01 m)
Dimensi Rake
Tinggi
: 12 ft (3,658 m)
Tipe
: Beam rabble arms
Diameter
: 19,55 ft (5,959 m)
Power
0,5 hp
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA 283
Jumlah
1 Buah
Tabel 5.34. Spesifikasi Sand Filter (SF-501) Alat Kode Fungsi Bentuk Kapasitas Dimensi
Tekanan Desain Waktu backwash Bahan konstruksi Jumlah
Sand Filter SF –501 Menyaring kotoran-kotoran yang terbawa air Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical den media penyaring pasir dan kerikil. 287,445 m3 Diameter = 2,1805 m Tinggi = 5,9118 m Tebal shell (ts) = 0,25 in Tebal head = 0,3125 in 21,7251 psi 22,899 menit Carbon Steel SA-283 Grade C 2 Buah (1 cadangan)
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
93
Tabel 5.35. Spesifikasi Tangki Air Filter (FWT-501) Alat
Tangki Air Filter
Kode Alat
FWT-501
Fungsi Alat
Menampung air keluaran sand filter sebanyak 261,275 m3/jam.
Kapasitas
313,530 m3
Bentuk
Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Dimensi
Diameter shell (D)
= 10,668 m
Tinggi shell (Hs)
= 5,486 m
Tebal shell (ts)
= 5/8 in
Tinggi head
= 0,187 m
Tebal head
= 5/8 in
Tebal lantai
5/8 in, bentuk plate
Bahan konstruksi
Carbon Steel SA-283
Jumlah
1 Buah
Tabel 5.36. Spesifikasi Tangki Penyimpanan Air Domestik (DOWT-501) Alat
Tangki Penyimpanan Air Domestik
Kode
DOWT– 504
Fungsi
Tempat penyimpanan bahan baku air untuk keperluan umum dan sanitasi pada suhu 30oC dan pada tekanan atmosferik selama 24 jam
Bentuk
Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
49,98 m3
Dimensi
Diameter shell (D)
= 4,572 m
Tinggi shell (Hs)
= 3,66 m
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
94
Tebal shell (ts)
= 0,3125 in
Tinggi head
= 0,26 m
Tutup atas
Bentuk conical
Tekanan Desain
19,49 psi
Tebal head
0,3125 in
Bahan konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
1 Buah
Tabel 5.37. Spesifikasi Hot Basin (HB-501) Alat
Hot Basin
Kode
HB – 501
Fungsi
Menampung air proses yang akan didinginkan di cooling tower.
Bentuk
Bak rectangular
Kapasitas
308,636 m3
Dimensi
Panjang
= 14,524 m
Lebar
= 3,631 m
Kedalaman
= 4,877 m
Jumlah
1 Buah
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
95
Tabel 5.38. Spesifikasi Tangki Asam Sulfat (ST-504) Alat
Tangki Asam Sulfat
Kode
ST-504
Fungsi
Tempat penyimpanan inhibitor konsetrasi 4% v/v selama 7 hari sebagai regenerasi resin penukar kation dan injeksi ke cooling tower.
Kapasitas Bentuk
11,12 m3 Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk kerucut (conical)
Dimensi
Diameter shell (D)
3,048 m
Tinggi shell (Hs)
1,524 m
Tebal shell (ts)
0,25 in
Tinggi head (th)
0,142 m
Tebal head
0,25 in
Tekanan Desain
16,801 psi
Bahan Konstruksi
Carbon steel S283 Grade C
Jumlah
1
Buah
Tabel 5.39. Spesifikasi Tangki Inhibitor (ST-505) Alat
Tangki Inhibitor
Kode
ST-505
Fungsi
Tempat penyimpanan inhibitor konsetrasi selama 30 hari untuk diinjeksikan ke cooling tower.
Kapasitas Bentuk Dimensi
11,12 m3 Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk kerucut (conical) Diameter shell (D)
3,048 m
Tinggi shell (Hs)
1,524 m
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
96
Tebal shell (ts)
0,25 in
Tebal head
0,25 in
Tekanan Desain
17,3 psi
Bahan Konstruksi
Carbon steel S283 Grade C
Jumlah
1
Buah
Tabel 5.40. Spesifikasi Tangki Dispersant (ST-506) Alat
Tangki dispersant
Kode
ST-506
Fungsi
Tempat penyimpanan dispersant (Nalco XP-8301) untuk diinjeksikan ke cooling tower
Bentuk
Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk kerucut (conical)
Kapasitas
8,896 m3
Dimensi
Diameter shell (D)
3,048 m
Tinggi shell (Hs)
1,219 m
Tebal shell (ts)
0,25 in
Tinggi head
0,142 m
Tebal head
0.25 in
Tekanan Desain
15,89 psi
Bahan Konstruksi
Carbon steel S283 Grade C
Jumlah
1
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
97
Tabel 5.41. Spesifikasi Cooling Tower (CT-501) Alat
Cooling Tower
Kode
CT –501
Fungsi
Mendinginkan air pendingin yang telah digunakan oleh peralatan proses dengan menggunakan media pendingin udara dan mengolah dari temperatur 45oC menjadi 30o C
Tipe
Inducted Draft Cooling Tower
Kapasitas
128,598 m3/jam
Dimensi
Menara: Panjang
: 9,174 m
Lebar
: 4,587 m
Tinggi
: 3,056 m
Tenaga motor
25 hp
Bahan konstruksi
Beton
Jumlah
1 Buah
Tabel 5.42. Spesifikasi Cold Basin (CB-501) Alat
Cold Basin
Kode
CB – 501
Fungsi
Menampung air keluaran dari cooling tower dan make up water dari tangki air filter.
Bentuk
Bak rectangular
Kapasitas
263,749 m3
Dimensi
Panjang
: 13,427 m
Lebar
: 3,357 m
Kedalaman
: 4,877 m
Jumlah
1 Buah
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
98
Tabel 5.43. Spesifikasi Tangki Air Kondensat (SCT-501) Alat
Tangki Penyimpanan air kondensat
Kode
SCT-501
Fungsi
Menampung air kondensat
Bentuk
Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
8,896 m3
Dimensi
Diameter shell (D)
= 3,048 m
Tinggi shell (Hs)
= 1,219 m
Tebal shell (ts)
= 0,25 in
Tinggi atap
= 0,142 m
Tebal head
= 0,25 in
Tutup atas
Bentuk conical
Tekanan Desain
15,906 psi
Bahan konstruksi Jumlah
Carbon Steel SA-283 Grade C 1 buah
Tabel 5.44. Spesifikasi Cation Exchanger (CE-501) Alat
Cation Exchanger
Kode
CE – 501
Fungsi
Menghilangkan ion-ion positif yang terlarut dan menghilangkan kesadahan air
Bentuk
Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical.
Dimensi
Diameter shell (D)
= 3,556 m
Tinggi Tangki (H)
= 1,425 m
Tebal shell (ts)
= 0,3125 in
Tebal head (th)
= 0,375 in
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
99
Tinggi head
= 0,594 m
Tekanan Desain
18,214 psi
Bahan konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C AISI Type 316
Jumlah
1
Buah
Tabel 5.45. Spesifikasi Anion Exchanger (AE-501) Alat
Anion Exchanger
Kode
AE – 501
Fungsi
Menghilangkan ion-ion negatif yang terlarut dan menghilangkan kesadahan air
Bentuk
Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical.
Dimensi
Diameter shell (D)
= 3,556 m
Tinggi tangki
= 0,447 m
Tebal shell (ts)
= 0,25 in
Tinggi atap
= 0,594 m
Tekanan Desain
16,8097 psi
Tebal head
0,375 in
Bahan konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C AISI Type 316
Jumlah
1
buah
Tabel 5.46. Spesifikasi Tangki Hidrazin (ST-507) Alat
Tangki Hidrazin
Kode
ST-507
Fungsi
Menyiapkan dan menyimpan hidrazin selama 7 hari untuk diinjeksikan ke deaerator
Bentuk
Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan head berbentuk torrispherical
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
100
Kapasitas
4,618 m3
Dimensi
Diameter shell (D)
3,048
m
Tinggi shell (Hs)
1,219
m
Tebal shell (ts)
0,25
in
Tebal head (th)
0,3125 in
Tinggi head
0,151
Tekanan Desain
16,856
Psi
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C AISI tipe 316
Jumlah
1 buah
m
Tabel 5.47. Spesifikasi Daerator (DA-501) Alat
Deaerator
Kode
DA – 501
Fungsi
Menghilangkan gas-gas terlarut dalam air, seperti: O2 dan CO2, agar korosif dan kerak tidak terjadi, diinjeksikan hydrazine.
Bentuk
Tangki horizontal dengan head berbentuk ellips dilengkapi sparger.
Bahan Isian
Dimensi
Rasching ring metal Diameter packing
= 1 in
Tinggi bed
= 0,444 m
Diameter bed
= 1,067 m
Diameter shell (D)
= 1,067 m
Tinggi shell (Hs)
= 3,2004 m
Tebal shell (ts)
= 0,1875 in
Tebal head (th)
= 0,25 in
Tekanan Desain
20,668 psi
Bahan konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
1
Buah
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
101
Tabel 5.48. Spesifikasi Pompa Utilitas 1 (PP-501) Alat
Pompa
Fungsi
Mengalirkan air dari sungai ke Bak Sedimentasi (BS-501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
1.264,892 gpm
Efisiensi Pompa
80 %
Dimensi
NPS
: 8 in
Sch
: 40 in
Power motor
30 hp
NPSHA
3,653 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.49. Spesifikasi Pompa Utilitas 2 (PP-502) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa Soda Kaustik dari tangki ke clarifier (CL-501) dan anion exchanger (AE-501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
0,441 gpm
Efisiensi Pompa
38 %
Dimensi
NPS
: 0,125 in
Sch
: 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
1,08 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
102
Tabel 5.50. Spesifikasi Pompa Utilitas 3 (PP-503) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa Alum dari tangki ke clarifier (CL501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
0,995 gpm
Efisiensi Pompa
38%
Dimensi
NPS
: 0,25 in
Sch
: 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
7,554 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.51. Spesifikasi Pompa Utilitas 4 (PP-504) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa kaporit dari tangki ke clarifier (CL501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
17,498 gpm
Efisiensi Pompa
38%
Dimensi
NPS
: 1 in
Sch
: 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
4,557 m
Jumlah
1
buah (1 cadangan )
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
103
Tabel 5.52. Spesifikasi Pompa Utilitas 5 (PP-505) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa air keluaran dari Clarifier (CL-501) ke Sand Filter (SF-501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
1.264,767 gpm
Efisiensi Pompa
75%
Dimensi
NPS
: 8 in
Sch
: 40 in
Power motor
10 hp
NPSHA
4,126 m
Jumlah
1
buah (1 cadangan )
Tabel 5.53. Spesifikasi Pompa Utilitas 6 (PP-506) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa air dari Sand Filter (SF-501) ke Tangki Air Filter (ST-504)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
1.264,569 gpm
Efisiensi Pompa
75%
Dimensi
NPS
: 8 in
Sch
: 40 in
Power motor
10 hp
NPSHA
1,468 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
104
Tabel 5.54. Spesifikasi Pompa Utilitas 7 (PP-507) Alat
Pompa
Fungsi
Mengalirkan air back wash dari tangki air filter (ST-504) sand filter (SF-501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
63,238 gpm
Efisiensi Pompa
60 %
Dimensi
NPS
: 2 in
Sch
: 40 in
Power motor
1,5 hp
NPSHA
4,039 m
Jumlah
2
buah (1 cadangan )
Tabel 5.55. Spesifikasi Pompa Utilitas 8 (PP-508) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa air dari tangki air filter (ST-504) ke pengguna umum
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
8,844 gpm
Efisiensi Pompa
40 %
Dimensi
NPS
: 0,75 in
Sch
: 40 in
Power motor
1,5 hp
NPSHA
20,443 m
Jumlah
1
buah (1 cadangan )
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
105
Tabel 5.56. Spesifikasi Pompa Utilitas 9 (PP-509) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa air dari tangki air filter ke cation exchanger (CE-501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
1.523,825 gpm
Efisiensi Pompa
75 %
Dimensi
NPS
: 10 in
Sch
: 40 in
Power motor
15 hp
NPSHA
1,093 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.57. Spesifikasi Pompa Utilitas 10 (PP-510) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa asam sulfat dari tangki ke cation exchanger (CE-501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
1,232 gpm
Efisiensi Pompa
38 %
Dimensi
NPS
: 0,25 in
Sch
: 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
4,843 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
106
Tabel 5.58. Spesifikasi Pompa Utilitas 11 (PP-511) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa dispersant dari tangki penyimpanan keluaran ke cooling tower (CT-501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
0,062 gpm
Efisiensi Pompa
38 %
Dimensi
NPS
: 0,125 in
Sch
: 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
3,966 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.59. Spesifikasi Pompa Utilitas 12 (PP-512) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa inhibitor dari tangki penyimpanan ke cooling tower (CT-501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
0,127 gpm
Efisiensi Pompa
38 %
Dimensi
NPS
: 0,125 in
Sch
: 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
1,477 m
Jumlah
1
buah (1 cadangan )
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
107
Tabel 5.60. Spesifikasi Pompa Utilitas 13 (PP-513) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa air pendingin dari cooling tower (CT501) ke system proses
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
1.063,787 gpm
Efisiensi Pompa
62 %
Dimensi
NPS
: 8 in
Sch
: 40 in
Power motor
7,5 hp
NPSHA
3,072 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.61. Spesifikasi Pompa Utilitas 14 (PP-514) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa air dari cation exchanger (CE-501) ke anion exchanger (AE-501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
1.399,342 gpm
Efisiensi Pompa
62 %
Dimensi
NPS
: 10 in
Sch
: 40 in
Power motor
20 hp
NPSHA
1,033 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
108
Tabel 5.62. Spesifikasi Pompa Utilitas 15 (PP-515) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa air dari anion exchanger (CE-501) ke Tangki Air Proses
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
1.399,342 gpm
Efisiensi Pompa
62 %
Dimensi
NPS
: 2 in
Sch
: 40 in
Power motor
1 hp
NPSHA
1,033 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.63. Spesifikasi Pompa Utilitas 16 (PP-516) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa air back wash dari tangki air proses ke anion exchanger (AE-501)
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
1.399,342 gpm
Efisiensi Pompa
50 %
Dimensi
NPS
: 1 in
Sch
: 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
1,652 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
109
Tabel 5.64. Spesifikasi Pompa Utilitas 17 (PP-517) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa air dari tangki air proses ke Tangki Kondensat
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
1.399,342 gpm
Efisiensi Pompa
62 %
Dimensi
NPS
: 1,5 in
Sch
: 40 in
Power motor
7,5 hp
NPSHA
3,412 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.65. Spesifikasi Pompa Utilitas 18 (PP-518) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa air dari Tangki Kondensat ke Daerator
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
11,216 gpm
Efisiensi Pompa
45 %
Dimensi
NPS
: 1 in
Sch
: 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
1,25 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
110
Tabel 5.66. Spesifikasi Pompa Utilitas 19 (PP-519) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa hidrazin dari tangki hidrazin ke Daerator
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
0,111 gpm
Efisiensi Pompa
38 %
Dimensi
NPS
: 0,125 in
Sch
: 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
1,263 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Tabel 5.67. Spesifikasi Pompa Utilitas 20 (PP-520) Alat
Pompa
Fungsi
Memompa air dari Daerator ke Boiler
Jenis
Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
11,216 gpm
Efisiensi Pompa
40 %
Dimensi
NPS
: 1 in
Sch
: 40 in
Power motor
0,5 hp
NPSHA
1,148 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan )
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
111
Tabel 5.68. Spesifikasi Boiler (BO-501) Alat Kode Fungsi Tipe Heating surface Kapasitas Kebutuhan bahan bakar Power Jumlah
Boiler BO-401 Membangkitkan saturated steam untuk keperluan proses fire tube boiler 2,35 ft2 4.833,246 kJ/jam 0,0455 m3/jam 0,5 hp 1 Buah
Tabel 5.69. Spesifikasi Blower Steam (BS-501) Fungsi
Mengalirkan steam menuju alat proses
Kode
BS-401
Tipe
Centrifugal Multiblade Backward Curved Blower
Power Motor
0,5 hp
Tabel 5.70. Spesifikasi Air Compressor (AC-601) Alat
Air Compressor
Kode
AC – 601
Fungsi
Mengalirkan udara dari lingkungan ke sistem proses, serta menaikkan tekanan udara tersebut dari 1atm menjadi 5 atm
Jenis
Single stage reciprocating compressor.
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
102,351 m3/jam
Rasio kompresi
2,236
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
112
Power motor
0,5 hP
Jumlah
1 buah
Tabel 5.71. Spesifikasi Air Filter (AF-601) Alat
Air Filter
Kode
AF-601
Fungsi
Memurnikan udara dari pengotor padat
Membrane
:
Jenis
Poly dimethyl silohexane
Tebal
2,54 × 10-3 cm
Diameter Pori
< 1 μm
Luas Membran
99,604 m2
Jumlah
2 buah (1 cadangan)
Tabel 5.72. Spesifikasi Air Dryer (AD-601) Alat
Air Dryer
Kode
AD-601
Fungsi
Menyerap uap air yang masih terdapat di dalam udara
Jenis
Silinder tegak dengan head berbentuk torishperical and dished head
Bahan Konstruksi
Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas
102,35 m3/jam
Packing Jenis
Silica Gel
Jumlah
5,258 kg
Diameter pori
2 – 5 nm
Tinggi Packing
0,334 m
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
113
Dimensi Diameter
0,167 m
Tinggi Total
1,367 m
Tebal Shell
¼ in
Tebal Head
¼ in
Jumlah
1 Buah
Tabel 5.73. Spesifikasi Gas Turbine Generator (GTG-701) Alat
Gas Turbine Generator
Kode
GTG-701
Fungsi
Membangkitkan listrik untuk semua keperluan pabrik
Tipe
AC Generator
Kapasitas
0,5125 MW
Waktu Operasi
24 jam, 330 hari
Efisiensi
80 %
Tegangan
220 V
Bahan Bakar
LNG (liquified natural gas)
Jumlah
1 Set
Tabel 5.74. Spesifikasi Diesel Turbine Generator (DTG-701) Alat
Diesel Turbine Generator
Kode
DTG-701
Fungsi
Membangkitkan listrik untuk semua keperluan pabrik
Tipe
AC Generator
Kapasitas
0,5125 MW
Waktu Operasi
24 jam, 7 hari
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
114
Efisiensi
80 %
Tegangan
220 V
Bahan Bakar
IFO (Industrial Fuel Oil)
Jumlah
1 Set
Tabel 5.75. Spesifikasi Tangki Penyimpanan IFO (ST-701) Alat
Tangki Penyimpanan IFO
Kode
ST – 701
Fungsi
Menyimpan bahan bakar Diesel Turbine Generator (DTG) selama 7 hari operasi
Bentuk
Silinder tegak dengan tutup atas berbentuk torisperical dished head dan bawah berbentuk datar
Bahan Konstruksi
Stainless Steel SA – 301
Kapasitas
12,239 m3 Tinggi Total : 2,41 m Diameter
Dimensi
: 4,572 m
Tinggi shell : 1,542 m Tebal Shell
: 5/16 in
Tinggi Head : 0,886 m Tebal Head Jumlah
: 3/8 in
1 Buah
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
BAB VI UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
Utilitas merupakan unit penunjang utama dalam memperlancar jalannya suatu proses produksi. Dalam suatu pabrik, utilitas memegang peranan yang penting. Karena suatu proses produksi dalam suatu pabrik tidak akan berjalan dengan baik jika utilitas tidak ada. Oleh sebab itu, segala sarana dan prasarananya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi suatu pabrik. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan magnesium klorida dari magnesium hidroksida adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan air 2. Sistem Penyediaan Steam 3. Unit Penyedia Udara Instrumen 4. Unit Pembangkit Tenaga Listrik 5. Unit Pengadaan Bahan Bakar 6. Laboratorium 7. Pengolahan Limbah
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
115
A. Kebutuhan Air Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk kebutuhan proses maupun kebutuhan domestik. Adapun kebutuhan air pada pabrik pembuatan pentaerythritol ini adalah sebagai berikut:
a. Air untuk keperluan umum dan sanitasi Air untuk keperluan umum adalah air yang dibutuhkan untuk sarana dalam pemenuhan kebutuhan pegawai seperti untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan untuk kebutuhan kantor lainnya, serta kebutuhan rumah tangga. Air sanitasi diperlukan untuk pencucian atau pembersihan peralatan pabrik, utilitas, laboratorium, dan lainnya. Beberapa persyaratan untuk air sanitasi adalah sebagai berikut : a. Syarat fisis; di bawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, tingkat kekeruhan < 1 mg SiO2/Liter. b. Syarat kimia; tidak mengandung zat organik dan anorganik yang terlarut dalam air, logam-logam berat lainnya yang beracun. c. Syarat biologis (bakteriologis); tidak mengandung kuman/bakteri terutama bakteri patogen. Air yang diperlukan untuk keperluan umum ini adalah sebesar : • Air untuk kantor Kebutuhan air untuk karyawan
= 50 L/org/hr
Air untuk kebutuhan karyawan
=178 org x 500 L/org/hari = 8,9 m3/hari
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
116
• Air untuk laboratorium Air untuk keperluan ini diperkirakan
= 10 m3/hari
• Air untuk kebersihan dan pertamanan Air untuk keperluan ini diperkirakan
= 15 m3/hari
• Air untuk perumahan pabrik • Perumahan pabrik
= 25 rumah
• Rumah dihuni 4 orang, untuk 1 rumah = 7.500 L/hari Air untuk keperluan ini diperkirakan
= 7,5 m3/hari
• Air untuk keperluan lainnya (Masjid, dan sarana olahraga) Diperkirakan sebanyak
= 0,25 m3/hari
Sehingga total kebutuhan air untuk keperluan umum sebesar Total air keperluan umum
= 41,65 m3/hari = 1.727,919 kg/jam
b. Air pendingin Air pendingin yang digunakan ialah air olahan yang berasal dari Bendungan Jatiluhur yang berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung dengan debit aliran rata-rata sebesar 188 m3/detik (data hidrologi, DAS Aliran Sungai Cidanau dan Ciujung. 2015).
Air
pendingin merupakan air yang digunakan sebagai pendingin peralatan proses dan pertukaran/perpindahan panas dalam heat exchanger dengan tujuan untuk memindahkan panas suatu zat di dalam aliran ke
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
117
dalam air. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan air untuk keperluan pendinginan sebagai berikut : 1.
Kesadahan air yang dapat menyebabkan terjadinya scale (kerak) pada sistem perpipaan.
2.
Bahan-bahan penyebab korosi dan bahan-bahan penyebab penurunan efisiensi perpindahan panas seperti senyawa asam kuat.
Total air pendingin yang diperlukan sebesar 80.555,70 kg/jam. Tabel 6.1. menunjukkan kebutuhan air pendingin untuk kebutuhan di unit proses. Tabel 6.1 Kebutuhan Air Untuk Air Pendingin No.
Kebutuhan 1 Reaktor (RE-201)
Jumlah
Satuan
14.648,15 kg/jam
2 Kondenser (CO-201)
151.589,22 kg/jam
3 Kristalizer (CR-301)
65.907,56 kg/jam
Jumlah Kebutuhan
232.144,93 kg/jam
Over design 10% Make-up 10%
255.359,418 kg/jam 25.535,942 kg/jam
Air pendingin diproduksi oleh menara pendingin (Cooling Tower), yang mengolah air dengan proses pendinginan dari suhu 52-110oC menjadi 30oC, untuk dapat lagi digunakan sebagai air untuk proses pendinginan pada alat proses yang membutuhkan pendinginan. Air pendingin yang telah keluar dari media-media perpindahan panas di area proses akan disirkulasikan dan didinginkan kembali seluruhnya di dalam Cooling Tower. Penguapan dan kebocoran air akan terjadi di Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
118
dalam Cooling Tower ini. Oleh karena itu, untuk menjaga jumlah air pendingin harus ditambah air make up yang jumlahnya sesuai dengan jumlah air yang hilang. Jumlah make up water untuk Cooling Tower sebesar 25.535,942 kg/jam. Sistem air pendingin terutama terdiri dari Cooling Tower dan basin, pompa air pendingin untuk peralatan proses, sistem injeksi bahan kimia, dan induce draft fan. Sistem injeksi bahan kimia disediakan untuk mengolah air pendingin untuk mencegah korosi, mencegah terbentuknya kerak dan pembentukan lumpur diperalatan proses, karena akan menghambat atau menurunkan kapasitas perpindahan panas. Pengolahan air pada Cooling Tower dilakukan dengan menginjeksikan zat
kimia
pada
basin,
antara
lain
sebagai
berikut:
(nadhori.blogspot.com, 15 Januari 2016, 19:53 WIB): -
Corrosion inhibitor, yaitu berupa natrium fosfat yang berfungsi untuk mencegah korosi pada peralatan.
-
Scale inhibitor, berupa dispersant yang berfungsi untuk mencegah pembentukan kerak pada peralatan yang disebabkan oleh senyawa-senyawa terlarut.
-
Penetral pH, berupa asam sulfat dengan konsentrasi 4% v/v. Asam sulfat ini diberikan untuk menetralkan pH air yang berasal dari proses agar sesuai pH air (± 7) ketika keluar dari Cooling Tower. Proses pendinginan di cooling tower :
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
119
•
Cooling Water yang telah menyerap panas proses pabrik dialirkan kembali ke Cooling Tower untuk didinginkan.
•
Air dialirkan ke bagian atas Cooling Tower kemudian dijatuhkan ke bawah dan akan kontak dengan aliran udara yang dihisap oleh Induce Draft (ID) Fan.
•
Akibat
kontak
dengan
aliran
udara
terjadi
proses
pengambilan panas dari air oleh udara dan juga terjadi proses penguapan sebagian air dengan melepas panas laten yang akan mendinginkan air yang jatuh ke bawah. •
Air yang telah menjadi dingin tersebut dapat ditampung di Basin dan dapat dipergunakan kembali sebagai cooling water.
•
Air dingin dari Basin dikirim kembali untuk mendinginkan proses di pabrik menggunakan pompa sirkulasi Cooling Water.
c. Air umpan boiler Air ini digunakan sebagai umpan boiler yang akan memproduksi steam. Steam saturated yang dihasilkan boiler merupakan steam memiliki suhu 154ºC dengan tekanan 529,29 kPa. Kebutuhan air umpan boiler dipenuhi dari muara DAS Cidanau yang berujung di Sungai Ciujung. Air yang berasal dari Sungai Ciujung belum memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai air umpan
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
120
boiler, sehingga harus menjalani proses pengolahan terlebih dahulu. Adapun peralatan-peralatan yang membutuhkan steam dapat dilihat pada Tabel 6.2 berikut ini : Tabel 6.2. Kebutuhan Air Untuk Air Umpan Boiler No.
Kebutuhan 1 Heater 2 Vaporizer
Jumlah Satuan 302,313 kg/jam 1.782,448 kg/jam
Jumlah Kebutuhan
2.091,717 kg/jam
Over design 10%
2.300,888 kg/jam
Make-up 10%
230,088 kg/jam
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler : 1. Zat-zat penyebab korosi Korosi yang terjadi di dalam ketel disebabkan air pengisi mengandung larutan asam dan gas-gas terlarut, seperti O2, CO2, H2S, NH3. 2. Zat-zat penyebab foaming Air yang diambil kembali dari proses pemanasan bisa menyebabkan foam (busa) pada boiler. Karena adanya zat-zat organik, anorganik, dan zat-zat yang tidak terlarut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terutama terjadi pada alkalinitas yang tinggi. 3. Zat-zat yang menyebabkan scale foaming Pembentukan kerak disebabkan adanya kesadahan dan suhu tinggi yang bisa berupa garam-garam karbonat dan silika. Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
121
Persyaratan umum air umpan boiler adalah : a. Kandungan silika
= 0,01 ppm maksimum
b. Konduktivitas
= 1 ( µs/cm )
c. O2 terlarut kurang dari 10 ppm d. pH
: 8,8 – 9,2
d. Air Pemadam Kebakaran Salah satu bagian dari utilitas pabrik ini adalah air pemadam kebakaran. Kebutuhan air untuk seksi ini sangat diperlukan jika suatu saat terjadi musibah kebakaran yang menimpa salah satu bagian dari pabrik. Jadi penggunaan air untuk keperluan ini tidak dilakukan secara rutin dan kontinyu, tetapi hanya bersifat insidental. Dalam praktiknya, kebutuhan air ini disalurkan melalui pipa hydran yang tersambung melalui saluran yang melintasi seluruh lokasi pabrik. Pipa-pipa hydran terutama dipersiapkan pada lokasi pabrik yang cukup strategis dengan pertimbangan utama adalah pada kemudahan pencapaian pada semua lokasi pabrik. Perkiraan jumlah air yang dibutuhkan untuk pemadam kebakaran sekitar 1 m3/jam yang akan ditampung dalam bak penampung. Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air (water intake) yang juga merupakan tempat pengolahan awal air sungai. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
122
terbawa bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi pabrik untuk diolah dan digunakan sesuai dengan keperluannya. Pengolahan air di pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1. Screening Tahap screening merupakan tahap awal dari pengolahan air. Adapun tujuan screening adalah (Degremont, 1991): - Menjaga struktur alur dalam utilitas terhadap objek besar yang mungkin merusak fasilitas unit utilitas. - Memudahkan pemisahan dan menyingkirkan partikel-partikel padat yang besar yang terbawa dalam air sungai. Pada tahap ini, partikel yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia. Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit pengolahan selanjutnya. 2. Sedimentasi Setelah air disaring pada tahap screening, di dalam air tersebut masih terdapat partikel-partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada screening. Untuk menghilangkan padatan-padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi dimasukkan ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang tidak terlarut. 3. Koagulasi dan Flokulasi Koagulasi dan flokulasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air dengan cara mencampurkannya dengan larutan Al2(SO4)3 ,Na2CO3 (soda abu), dan klorin. Jumlah aliran bahan
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
123
kimia yang masuk dikontrol secara otomatis sebanding dengan jumlah air yang masuk. Semua air alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah pengotor. Kotoran ini dapat digolongkan sebagai : a. Padatan yang terlarut Zat-zat padat yang terlarut terdiri dari bermacam-macam komposisi mineral-mineral seperti kalsium karbonat, magnesium karbonat, kalsium sulfat, magnesium sulfat, silika, sodium klorida, sodium sulfat dan sejumlah kecil besi, mangan, florida, aluminium, dan lainlain. b. Gas-gas yang terlarut Gas-gas yang terlarut biasanya adalah komponen dari udara walaupun biasanya jarang, seperti hidrogen sulfida, metana, oksigen dan CO2. c.
Zat yang tersuspensi
Dapat berupa kekeruhan (turbidity) yang terjadi dari bahan organik, mikro organik, tanah liat dan endapan lumpur, warna yang disebabkan oleh pembusukan tumbuh-tumbuhan, dan lapisan endapan mineral seperti minyak. Untuk menyempurnakan proses flokulasi dan penjernihan, digunakan bahan kimia koagulasi yaitu : •
Larutan Alum (aluminium sulfat) Berupa tepung berwarna putih, dapat larut dalam air, stabil dalam udara, tidak mudah terbakar, tidak dapat larut dalam alkohol dan dapat dengan cepat membentuk gumpalan. Alum
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
124
berfungsi
sebagai
bahan
penggumpal
(floculant)
untuk
menjernihkan air. Pembentukan flok terbaik pada PH 6,5 – 7,5. Jumlah alum yang diinjeksikan sebanyak 0,06% dari air umpan dengan konsentrasi 17% volum. •
Soda kaustik (NaOH) Diinjeksikan untuk mengatur pH atau memberikan kondisi basa pada air sungai sehingga mempermudah pembentukan flok oleh alum karena air sungai cenderung bersifat asam. Jumlah soda abu yang diinjeksikan sebanyak 0,05% dari air umpan dengan konsentrasi 11% volum.
•
Kaporit Berfungsi
untuk
membunuh
mikroorganisme. Jumlah
bakteri,
jamur,
dan
kaporit yang diinjeksikan sebanyak
1,2 % dari umpan dengan konsentrasi 33 % volum. Reaksi yang terjadi : Al2(SO4)3 + 3 Ca(HCO3)2
2 Al(OH)3 + 3 CaSO4 + 6 CO2
Al2(SO4)3 + 6 NaOH
2 Al(OH)3 + 3 Na2SO4
Proses koagulasi , flokulasi, dan penjernihan : •
Zat-zat pengotor dalam bentuk senyawa suspensi koloidal
tersusun dari ion-ion bermuatan negatif yang saling tolak-menolak. •
Aluminium Sulfat dalam air akan larut membentuk ion Al3+ dan
OH- serta menghasilkan asam sulfat sebagai berikut: Al2(SO4)3 + 6 H2O 2 Al3+ + 6 OH- + 3 H2SO4
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
125
•
Ketika ion yang bermuatan positif dalam koagulan (Alum, Al3+)
bertemu/kontak dengan ion negatif tersebut pada kondisi pH tertentu maka akan terbentuk floc (butiran gelatin). •
Butiran partikel floc ini akan terus bertambah besar dan berat
sehingga cenderung akan mengendap ke bawah. •
Pada proses pembentukan floc, pH cenderung turun (asam)
karena terbentuk juga H2SO4. Untuk mengontrol pH, diinjeksikan NaOH. •
Untuk menjamin koagulasi yang efisien pada dosis bahan kimia
yang minimal maka koagulant harus dicampur secara cepat dengan air. Proses pencampuran bahan kimia ini dilakukan di Premix Tank / Flocculator. • dan
Tahap selanjutnya adalah menjaga pembentukan floc (flokulasi) mengendapkan
partikel
floc
sambil
memperhatikan
pembentukan lapisan lumpur (sludge blanket) dengan pengadukan pelan, sehingga air yang jernih akan terpisah dari endapan floc. Proses ini terjadi di Clarifier / Floctreator. •
Lapisan lumpur juga berfungsi menahan floc yang baru
terbentuk, oleh karena itu harus dijaga tetap ada. •
Untuk menjaga supaya lumpur merata dan tidak terlalu padat
dilakukan pengadukan lambat. •
Level lapisan lumpur dijaga dengan melakukan blowdown
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
126
4. Penyaringan (Filtration) Air yang dipersiapkan sebagai bahan baku untuk proses pertukaran ion (ion exchanger) harus disaring untuk mencegah fouling di penukar ion yang disebabkan oleh kotoran yang terbawa. Bahan yang akan disaring termasuk bahan organik, warna, dan bakteri. Selama operasi dari filter, kotoran yang masih terbawa pada air setelah mengalami proses penjernihan akan terlepas oleh filter dan terkumpul pada permukaan bed. Penyaringan ini menggunakan media pasir atau sand filter berbentuk silinder vertikal yang terdiri dari fine sand dan coarse sand. Bila sand filter ini telah jenuh maka perlu dilakukan regenerasi, dengan cara cuci aliran balik (backwash) dengan aliran yang lebih tinggi dari aliran filtrasi, hal ini dilakukan untuk melepaskan kotoran (suspended matters) dari permukaan filter dan untuk memperluas bidang penyaringan. Setelah di-backwash dan filter dioperasikan kembali, air hasil saringan untuk beberapa menit pertama dikirim ke pembuangan, hal ini dilakukan untuk ihkan sistem dari benda-benda padat yang masih terbawa dan setelah itu dibuang. Backwash filter secara otomatis terjadi bila hilang tekan tinggi (high pressure drop) tercapai atau waktu operasi (duration time) tercapai. Larutan
kaporit
diinjeksikan
untuk
mencegah
tumbuhnya
mikroorganisme pada produk air filter yang masuk ke tangki penyimpanan air filter. Dari tangki air filter air didistribusikan ke perumahan, unit demineralisasi, dll. Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
127
5. Demineralisasi Demineralisasi berfungsi mengambil semua ion yang terkandung di dalam air. Air yang telah mengalami proses ini disebut air demin (deionized water). Sistem demineralisasi disiapkan untuk mengolah air filter dengan penukar ion (ion exchanger) untuk menghilangkan padatan yang terlarut dalam air dan menghasilkan air demin sebagai air umpan ketel (boiler feed water) untuk membangkitkan steam dan sebagai air pendingin. Unit penyediaan air bebas mineral terdiri dari cation exchanger, anion exchanger, dan mixed bed polisher. Pada penukar kation diisi dengan penukar ion asam lemah berupa metilen akrilat. Resin ini dirancang untuk menghilangkan/mengikat ion-ion logam dari air atau ion-ion positif seperti K+, Ca2+, Mg2+, Fe2+, dan Al3+. Resin akan melepaskan ion H+ sehingga air yang dihasilkan akan bersifat asam dengan pH 3,2–3,3. Apabila pH air yang keluar melebihi batas yang dibolehkan, berarti resin yang ada telah jenuh dan perlu diregenerasi. Hal tersebut dilakukan dengan melarutkan asam sulfat sehingga ion H+ dari asam sulfat akan menggantikan ion logam dalam resin dan selanjutnya resin dapat digunakan kembali. Penyerapan ion positif mutlak dilakukan agar tidak membentuk kerak.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
128
Penukar anion berisi penukar ion basa lemah berupa resin amino polistirena NH(CH)2OH). Resin ini dirancang untuk menghilangkan ion asam dari air atau ion-ion negatif seperti karbonat, bikarbonat, sulfat, sulfit, nitrat, nitrit, silika, dan lain-lain. Air bebas mineral pada cation dan anion exchanger selanjutnya akan dialirkan ke pengolahan selanjutnya, yaitu mixed bed polisher sebelum masuk ke tangki penampungan air demin. Mixed bed polisher berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa logam atau asam dari proses sebelumnya, sehingga diharapkan air yang keluar dari mix bed polisher telah bersih dari kation dan anion. Di dalam mix bed polisher digunakan dua macam resin yaitu resin kation dan resin anion yang sekaligus keduanya berfungsi untuk menghilangkan sisa kation dan anion, terutama natrium dan sisa asam sebagai senyawa silikat. Air yang keluar dari mix bed polisher ini memiliki pH 6 – 7. Penukar kation-anion berisi campuran resin kation dan anion untuk pengolahan akhir air. Semua penukar ion dioperasikan dengan aliran air yang kontinyu. Resin yang diisikan ke penukar ion diregenerasi bila kemampuannya menukar ion telah habis. Regenerasi terdiri dari tiga langkah yaitu cuci balik (backwash), regenerasi awal dengan bahan kimia dan pencucian (rinse).
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
129
Bahan kimia yang dipakai untuk regenerasi dari penukar ion dan netralisasi air bekas regenerasi adalah : 1. Asam sulfat (H2SO4) 2. Natrium hidroksida (NaOH) Reaksi yang terjadi pada saat regenerasi adalah : a. Pada penukar kation 2 Na-R(s) + H2SO4 (aq)
2 R-H(s) + Na2SO4 (aq)
b. Pada penukar anion Z-Cl(s) + NaOH(aq)
Z-OH(s) + NaCl(aq)
Air yang telah bebas mineral tersebut dimasukkan ke tangki penampungan air demin dan digunakan untuk air umpan boiler. B. Sistem Penyediaan Steam Sistem penyedian steam terdiri dari dearator dan steam generator. Steam dihutuhkan untuk meyuplai panas ke proses.
a. Deaerasi Proses dearasi terjadi dalam deaerator berfungsi untuk membebaskan air bebas mineral (demin water) dari komponen udara melalui spray, sparger yang berkontak secara counter current dengan steam. Demin water yang sudah bebas dari komponen udara ditampung dalam drum dari deaerator. Deaerator memiliki waktu tinggal 15 menit. Larutan hidrazin diinjeksikan ke dalam deaerator untuk menghilangkan oksigen terlarut dalam air bebas mineral dengan reaksi:
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
130
N2H4 + O2
N2 + 2 H2O
Kandungan oksigen keluar dari deaerator didesain tidak lebih besar dari 0,005 ppm. b. Steam generator Pembentukan steam terjadi di dalam boiler (steam generator). Pada umumnya ada dua jenis boiler, pertama, fire tube boiler yang mirip dengan shell and tube heat exchanger dengan gas pembakar mengalir melalui tube. Fire tube boiler digunakan untuk membangkitkan steam dengan tekanan maksimal 1,553 kPa dan temperatur 200oC. Kedua, water tube boiler dengan air umpan boiler melalui tube dan terjadi pembentuan steam pada tube. Sementara pembakaran terjadi dalam kotak chamber terbuka. C. Unit Penyedia Udara Instrumen Unit penyediaan udara tekan digunakan untuk memenuhi kebutuhan udara pada unit proses, berupa udara dingin dan udara panas, udara tekan untuk menggerakkan control valve, dan pembersihan peralatan pabrik. Udara instrumen mempunyai sumber yang sama dengan udara pabrik yaitu bersumber dari udara di lingkungan pabrik, hanya saja udara tersebut harus dinaikkan tekanannya dengan menggunakan compressor. Untuk memenuhi kebutuhan udara digunakan compressor kemudian
akan
didistribusikan
melalui
pipa-pipa
menuju
ke
instrumentasi, dan air preheater.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
131
D. Unit Pembangkit Tenaga Listrik Kebutuhan tenaga listrik dipenuhi oleh Pembangkit Listrik Negara (PLN) dikarenakan lokasi dan sumber air yang digunakan berasal dari suatu bendungan yang juga berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Selain dari PLN, sumber listrik sebagai kebutuhan pabrik diperoleh dari generator yang digunakan sebagai sumber energi cadangan jika kebutuhan listrik dari PLN memiliki gangguan. Total kebutuhan listrik untuk pabrik pentaeryhtritol ini adalah sebesar 410,033 kW. E. Unit Pengadaan Bahan Bakar Unit penyediaan bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pada generator dan boiler. Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar solar yang diperoleh dari PERTAMINA atau distribusinya. Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahan bakar cair: •
Mudah didapat
•
Kesinambungannya terjamin
•
Mudah dalam penyimpanannya Solar industri yang dibutuhkan
Densitas solar
= 60,708 liter/jam = 832 kg/m3
Maka dibutuhkan solar sebesar 52,816 kg/jam.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
132
F. Laboratorium Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produksi. Dengan data yang diperoleh dari laboratorium maka proses produksi akan selalu dapat dikendalikan dan kualitas produk dapat dijaga sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Disamping itu juga berperan dalam pengendali pencemaran lingkungan. Laboratorium mempunyai tugas pokok antara lain : 1. Sebagai pengendali kualitas bahan baku dan pengendali kualitas produk. 2. Sebagai pengendali terhadap proses produksi dengan melakukan analisa terhadap pencemaran lingkungan yang meliputi polusi udara, limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan unit-unit produksi. 3. Sebagai pengendali terhadap mutu air proses, air pendingin, air umpan boiler, steam, dan lain-lain yang berkaitan langsung dengan proses produksi. Laboratorium melaksanakan tugas selama 24 jam sehari dalam kelompok kerja shift dan non-shift. a. Kelompok Non–Shift Kelompok ini bertugas melakukan analisa khusus, yaitu analisa yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen kimia yang diperlukan oleh laboratorium. Dalam membantu kelancaran kinerja kelompok
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
133
shift, kelompok ini melaksanakan tugasnya di laboratorium utama dengan tugas-tugas diantaranya sebagai berikut : Menyediakan reagen kimia untuk analisis laboratorium. Melakukan analisa bahan buangan penyebab polusi. Melakukan
penelitian/percobaan
untuk
membantu
kelancaran
produksi. b.
Kelompok Shift
Kelompok ini melaksanakan tugas pemantauan dan analisa-analisa rutin terhadap proses produksi. Dalam melaksanakan tugasnya, kelompok ini menggunakan sistem bergilir yaitu kerja shift selama 24 jam dengan masing-masing shift bekerja selama 8 jam. Dalam pelaksanaan tugasnya, seksi laboratorium dikelompokkan menjadi : 1. Laboratorium Fisika Bagian ini mengadakan pemeriksaan atau pengamatan terhadap sifatsifat fisis bahan baku dan produk. Pengamatan yang dilakukan antara lain : specific gravity, viskositas kinematik dan kandungan air. 2. Laboratorium Analitik Bagian ini mengadakan pemeriksaan terhadap bahan baku dan produk mengenai sifat-sifat kimianya. Analisa yang dilakukan antara lain : Kadar impuritis pada bahan baku Kandungan logam berat Kandungan metal Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
134
3. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Bagian ini bertujuan untuk mengadakan penelitian, misalnya : Diversifikasi produk Pemeliharaan lingkungan (pembersihan air buangan) Disamping mengadakan penelitian rutin, laboratorium ini juga mengadakan penelitian yang sifatnya non-rutin, misalnya saja penelitian terhadap produk di unit tertentu yang tidak biasanya dilakukan penelitian, guna mendapatkan alternatif lain tentang penggunaan bahan baku. 4. Laboratorium Analisa Air Pada laboratorium analisa air ini yang di analisa antara lain : 1. Bahan baku air 2. Air demineralisasi 3. Air umpan boiler Parameter yang diuji
antara lain warna, pH, kandungan klorin,
tingkat kekeruhan, total kesadahan, jumlah padatan, total alkalinitas, kadar minyak, sulfat, silika, dan konduktivitas air. Alat-alat yang digunakan dalam laboratorium analisa air adalah : •
pH
meter,
digunakan
untuk
mengetahui
tingkat
keasaman/kebasaan. •
Spektrofotometer, untuk menentukan konsentrasi
suatu
senyawa terlarut dalam air
harus
dengan
syarat
larutan
berwarna. Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
135
•
Spectroscopy, untuk menentukan kadar sulfat.
•
Gravimetric, untuk mengetahui jumlah kandungan padatan dalam air.
•
Peralatan
titrasi,
untuk
mengetahui
kandungan
klorida,
kesadahan dan alkalinitas. •
Conductivity meter, untuk mengetahui konduktivitas suatu zat yang terlarut dalam air.
Air terdemineralisasi yang dihasilkan unit demineralizer juga diuji oleh departemen ini. Parameter yang diuji
antara lain
pH,
konduktivitas, dan kandungan silikat (SiO2). Sedangkan parameter air umpan boiler yang dianalisis antara lain kadar hidrazin, amonia dan ion fosfat. Alat analisa yang digunakan : •
Water Content Tester, untuk menganalisa kadar air dalam produk.
•
Viscometer Bath, untuk mengukur viskositas produk keluar reaktor.
•
Hydrometer, untuk mengukur spesific gravity.
5 Instrumentasi dan Pengendalian Proses Dalam pengoperasian dan pengendalian alat-alat proses, diperlukan sistem instrumentasi yang dapat mengukur, mengindikasikan, dan mencatat variabel-variabel proses. Variabel proses itu antara lain Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
136
temperatur, tekanan, laju alir, dan ketinggian. Pengendalian alat-alat proses dipusatkan di ruang kendali, walaupun dapat pula dilakukan langsung di lapangan. Pengendalian terhadap kualitas bahan baku dan produk dilakukan di laboratorium pabrik. Sistem pengendalian di pabrik magnesium klorida ini menggunakan Distributed Control System (DCS). Sistem ini mempergunakan komputer mikroprosesor yang membagi aplikasi besar menjadi subsub yang lebih kecil. Data yang diperoleh dari elemen-elemen sensor diolah dan disimpan. Pengendalian dilakukan dalam Programmable Logic Controller dengan cara mengubah data-data tersebut menjadi sinyal elektrik untuk pembukaan atau penutupan valve-valve. Untuk melakukan perhitungan matematis yang rumit dan kompleks dibutuhkan Supervisor Control System (SCS). Beberapa kemampuan yang dimiliki oleh SCS adalah : 1. Kalkulasi termodinamik. 2. Prediksi sifat/komposisi produk dan kontrol. 3. Menyimpan data dalam jangka waktu yang panjang. Model hierarki pengendalian meliputi empat tingkat kebutuhan informasi
dan
Manufacturing
sistem (CIM)
pengendalian. dicapai
dengan
Computer
Integrated
pengkoordinasian
dan
penggunaan secara efektif aliran informasi melalui seluruh tingkatan. Keempat tingkatan ini diperlihatkan pada Tabel 6.4.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
137
Tabel
6.3.
Tingkatan
Kebutuhan
Informasi
dan
Sistem
Pengendalian. Tingkatan
Fungsi
1. Regulatory and
Memantau,
Sequential Control
mengatur
mengendalikan, berbagai
aktuator
dan dan
perangkat lapangan yang berhubungan langsung dengan proses. 2. Supervisory Control
- Mengkoordinasikan kegiatan satu atau
System
lebih DCS - Menyediakan plantwide summary dan plantwide process overview.
3.Sistem informasi
Pengaturan operasi hari ke hari, seperti
yang dibutuhkan oleh
penjadwalan
Local Plant
operasi, laboratorium jaminan kualitas,
Management
akumulasi
produk,
data
pemantauan
produksi–biaya,
dan
tracking shipment. 4.Management
Mengkoordinasikan informasi keuangan,
Information System
penjualan, dan pengembangan produk pada tingkat perusahaan.
Pengendalian terhadap variabel proses dilakukan dengan sistem pengendali elektronik. Variabel-variabel yang dikendalikan berupa temperatur, tekanan, laju alir dan level cairan.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
138
Pengendalian variabel utama proses tercantum pada Tabel 6.4. Tabel 6.4. Pengendalian Variabel Utama Proses No. Variabel
Alat Ukur
1.
Temperatur
Termokopel
2.
Tekanan
Pressure gauge
3.
Laju Alir
Orificemeter, venturimeter, vortexcoriolismeter
4.
Level cairan
Float level device
G. Pengolahan Limbah Beberapa limbah yang dihasilkan dari pabrik pentaerythritol sebagai berikut: a. Air buangan sanitasi Air buangan sanitasi yang berasal dari seluruh toilet di kawasan pabrik, pencucian, dan dapur dapat langsung dibuang ke pembuangan umum, sedangkan kotoran yang berasal dari toilet dibuang ke tempat pembuangan khusus septic tank. b. Air buangan dari peralatan proses Air buangan ini mengandung bahan organik yang mungkin disebabkan oleh: • Kebocoran dari suatu peralatan. • Kebocoran karena tumpah pada saat pengisian. • Pencucian atau perbaikan peralatan. Air buangan yang mengandung bahan organik dilakukan pemisahan berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Larutan organik di bagian atas dialirkan ke tungku pembakaran, sedangkan air di bagian bawah Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
139
dialirkan ke penampungan akhir, yang kemudian dapat dibuang ke pembuangan umum. Limbah merupakan materi atau zat sisa hasil pengolahan domestik dan industri. Berdasarkan fisiknya, limbah dibedakan menjadi tiga bagian besar yaitu, limbah cair, limbah padat , limbah gas, dan limbah B3, terkadang limbah padat sering disebut dengan limbah cair maupun limbah B3. Menurut Lesmana, D., 2009, masing-masing pengertian limbah antara lain : •
Limbah Cair
Limbah cair merupakan campuran zat cair dan polutan. Pada pabrik pentaerythritol, limbah cair berasal dari aktifitas domestik seperti MCK, perkantoran, dan aktifitas industri seperti air pencucian, pembilasan, sisa pelarutan, dan blowdown. Pada pabrik ini, dihasilkan juga limbah cair berupa air yang terlarut bersama asam klorida sehingga dapat membahayakan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan penanganan lebih lanjut untuk mengatasi limbah ini agar kandungan air terbebas dari larutan asam pekat sehingga dapat diteruskan ke lingkungan. •
Limbah Padat
Limbah padat merupakan campuran padatan dan polutan. Pada pabrik pentaerythritol ini terdapat limbah padat berupa hasil sisa ampas produk keluaran reaktor, dimana ampas yang dihasilkan mengandung bahan baku utama dalam pembuatan pentaerythritol ini. pentaerythritol yang telah menjadi ampas ini, kemudian diPrarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
140
treatment ulang dengan cara memisahkan kandungan fraksi berat dan fraksi ringan di dalam ampas tersebut menggunakan dekanter. Fraksi berat berupa Natrium Formiat sebagai senyawa terbesar akan diolah lebih lanjut agar dapat menghasilkan nilai guna dan dapat di komersilkan lebih lanjut, sedangkan fraksi ringan berupa air, asetaldol dan formaldehid yang terlarut akan ditangani lebih lanjut dengan pengolahan limbah cair di dalam bak ekualisasi. •
Limbah Gas
Limbah gas merupakan campuran gas dan polutan. Pada pabrik pentaerythritol ini tidak terdapat limbah gas yang akan ditangani lebih lanjut dalam pengolahan limbah.
Berdasarkan uraian diatas, maka pabrik pentaerythritol ini hanya menghasilkan limbah cair yang berupa air hasil aktifitas MCK, perkantoran, serta aktifitas industri seperti air pencucian, pembilasan peralatan proses, tumpahan sisa pelarutan bahan baku, backwash dan blowdown. Proses pengolahan limbah cair tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan tiga macam proses yaitu, secara fisika, kimia dan biologi. Pada pabrik pentaerythritol ini, digunakan pengolahan limbah secara fisika dan kimia, dengan pertimbangan yaitu limbah cair yang dihasilkan tidak terlalu berbahaya serta tidak masuk pada kriteria limbah B3 (Berbau, Beracun dan Berbahaya). Beberapa kriteria dari limbah B3 menurut PP No. 18 tahun 1999 adalah limbah yg memiliki sifat toxicity (beracun), flammability
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
141
(mudah terbakar), reactivity (mudah meledak), corrosivity (korosif) dan menyebabkan infeksi. Adapun pengolahan limbah cair yang dilakukan pada pabrik pentaerythritol ini adalah sebagai berikut : -
Pengolahan secara Fisika
Adapun tujuan dari pengolahan air limbah secara fisika adalah untuk memisahkan bahan - bahan yag berukuran besar dan terapung. Adapun tahapan pengolahannya adalah sebagai berikut : a. Penyaringan Penyaringan merupakan salah satu cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan padatan tersuspensi yang memiliki ukuran yang relatif besar pada limbah cair. b. Flotasi Flotasi merupakan proses peyisihkan bahan - bahan yang mengapung pada permukaan limbah cair (seperti : minyak, lemak), sehingga tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya c. Filtrasi Filtrasi merupakan proses yang digunakan untuk menyaring sebanyak mungkin partikel dengan ukuran yang realtif sangat kecil yang masih tersuspensi pada limbah cair tersebut. d. Adsorpsi Adsorpsi adalah penyerapan senyawa - senyawa aromatik (seperti : fenol dan lain sebagainya) serta menyerap senyawa – senyawa organik terlarut pada limbah cair tersebut dengan mengunakan sifat – sifat permukaan dari partikel adsorben yang digunakan. Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
142
-
Pengolahan secara Kimia
Adapun tujuan dari pengolahan limbah secara kimiawi adalah untuk mereduksi atau menghilangkan partikel – partikel atau senyawa – senyawa kimia yang terdapat pada limbah cair yang tidak mudah mengendap (seperti koloid). Tahapan pengolahan secara kimiawi yaitu berupa penambahan senyawa koagulan dan flokulan yang berfungsi untuk menggumpalkan dan membentuk flok – flok partikel atau senyawa – senyawa kimia yang berbentuk koloid tersebut, sehingga memungkinkan untuk terjadinya pengendapan secara gravitasi. Pada pengolahan limbah secara kimiawi, terdapat kolam ekualisasi yang berfungsi untuk mengatur laju alir limbah ke area pengolahan supaya pengolahan limbah cair tersebut dapat berjalan dengan baik. Setelah limbah cair hasil produksi pada pabrik pentaerythritol ini telah diolah secara fisika dan kimia, maka dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap baku mutu air limbah hasil pengolahan yang dihasilkan pada laboratorium. Apabila air limbah tersebut telah memenuhi syarat dan ketentuan baku mutu air yang di tetapkan oleh pemerintah, maka kemudian air limbah tersebut dibuang ke lingkungan melalui sungai Mangsetan DAS Ciujung – Cidanau.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
143
Tabel 6.5. Syarat – Syarat Kualitas (Baku Mutu) Air Limbah No. Parameter Satuan Batas Maksimum 1.
Temperatur
2.
o
C
40
Zat Padat Terlarut (TDS)
mg/L
4.000
3.
Zat Padat Suspensi (TSS)
mg/L
400
4.
pH
-
6,0 – 9,0
5.
Besi Terlarut (Fe)
mg/L
10
6.
Mangan Terlarut (Mn)
mg/L
5
7.
Barium (Ba)
mg/L
3
8.
Tembaga (Cu)
mg/L
3
9.
Seng (Zn)
mg/L
3
10.
Krom Total (Cr)
mg/L
1
11.
Kium (Cd)
mg/L
0,1
12.
Raksa (Hg)
mg/L
0,005
13.
Timbal (Pb)
mg/L
1
14.
Stanium (Sn)
mg/L
3
15.
Arsen (As)
mg/L
0,5
16.
Selenium (Se)
mg/L
0,5
17.
Kikel (Ni)
mg/L
0,5
18.
Kobalt (Co)
mg/L
0,6
19.
Sianida (CN)
mg/L
0,5
20.
Sulfida (H2S)
mg/L
1
21.
Flourida (F)
22.
o
C
3
Klorin Bebas (Cl2)
mg/L
2
23.
Amonia – Nitrogen (NH3-N)
mg/L
10
24.
Nitrat (NO3-N)
mg/L
30
25.
Nitrit (NO2-N)
mg/L
3
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
144
No.
Parameter
Satuan
Batas Maksimum
26.
Total Nitrogen
mg/L
60
27.
BOD
mg/L
150
28.
COD
mg/L
300
29.
Senyawa aktif biru metilen
mg/L
10
30.
Fenol
31.
Minyak & Lemak
32.
Total Bakteri Koliform
1 mg/L
20
MPN/100 mL
10.000
Sumber : PERMEN LHK RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
A. Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan dimungkinkan untuk mengembangkan pabrik di masa yang akan datang. Pada perancangan ini dipilih daerah Serang, Banten. Yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut: 1. Penyediaan Bahan Baku Bahan
baku
utama
pada proses
pembuatan
Pentaerythritol
adalah
formaldehid, asetaldehid dan sodium hidroksida, dimana ketiganya diperoleh dari : a. Formaldehid (CH2O) Formaldehid (CH2O) diperoleh dari PT. Dover Chemical yang berlokasi di Serang, Banten. b. Asetaldehid (C2H4O) Asetaldehid (C2H4O) diperoleh dari pabrik asetaldehid di China, Mainland. Sehingga diinginkan terjadi kegiatan impor di sekitar lokasi Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
146
pabrik ini. Oleh karena itu, dibutuhkan pelabuhan internasional yang diharapkan dapat menjadi media penghubung kegiatan impor bahan baku yang akan kami gunakan. c. Sodium Hidroksida (NaOH) Sodium Hidroksida (NaOH) diperoleh dari PT. Sulfindo Adiusaha yang berlokasi di Serang, Banten.
2. Pemasaran Produk Produk pentaerythritol bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dimana industri yang menggunakan pentaerythritol di Indonesia sendiri mayoritasnya adalah industri alkyd resin. Industri lain yang membutuhkan pentaerythritol yaitu industri cat dan plastik. Tidak dilakukan kegiatan ekspor disini, karena diinginkan pemenuhan kebutuhan pentaerythritol dalam negeri tercukupi, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut. Letak geografis pabrik di Serang, dirasa cukup strategis, karena berdekatan dengan kawasan industri dan pelabuhan internasional yang nantinya akan menjadi media penghubung kegiatan impor bahan baku untuk pabrik ini. Selain itu, letak geografis pabrik yang berada di Serang ini berdekatan dengan pemasaran produk. Hal ini memiliki pertimbangan dengan dasar mayoritas penggunaan produk pentaerythritol adalah industry alkyd resin, dan lokasi industri alkyd resin itu sendiri sebagian besar berada di Jakarta dan Tangerang. Hal ini merupakan peluang untuk memperluas jaringan pemasaran.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
147
3. Transportasi Ketersediaan transportasi sangat diperlukan untuk mendukung distribusi produk dan bahan baku baik melalui laut maupun darat, sehingga daerah yang akan dijadikan lokasi pabrik haruslah menpunyai fasilitas transportasi yang memadai. Selain itu, biaya untuk transportasi sebaiknya dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk wilayah Serang, fasilitas transportasi sangat memadai dikarenakan letaknya yang strategis yaitu berada di provinsi Jawa Barat, sehingga kegiatan impor dapat memadai karena lokasi dekat dengan pelabuhan Merak. Pada tahun 2008 pelabuhan peti kemas Bojanegara, Serang, yang akan menjadi pelabuhan peti kemas terbesar di Indonesia sudah diresmikan, sehingga kemungkinan transportasi laut dialihkan dari Merak ke pelabuhan tersebut. Selain itu, pemasaran produk sebagian besar berlokasi di Jakarta dan Tangerang, sehingga biaya transportasi dapat diminimalisir karena pengangkutan dapat melalui jalur darat.
4. Utilitas Kebutuhan akan ketersediaan air, listrik, dan bahan bakar, mengharuskan lokasi pabrik dekat dengan sumber air dan pusat pengadaan bahan bakar. Serang memiliki ketersediaan air yang cukup banyak yang berasal dari Sungai Ciujung yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan domestik air di dalam pabrik. Adapun pemasokan listrik pada pabrik ini berasal dari PLN dan generator.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
148
Sungai Ciujung memiliki panjang sekitar 142 km, dengan kisaran debit air sebesar 188 m3/s (data hidrologi, DAS Aliran Sungai Cidanau dan Ciujung, 2015). Untuk penyediaan bahan bakar seperti solar dapat dipenuhi dari pemasokan PT.PERTAMINA.
5. Tenaga Kerja dan Ahli Tenaga kerja di daerah Serang cukup banyak tersedia mengingat Jawa Barat merupakan provinsi yang berpenduduk tinggi atau dapat didatangkan dari daerah-daerah lain di sekitarnya, sehingga kebutuhan tenaga kerja akan terpenuhi. Sedangkan tenaga ahli diperoleh selain dari luar negeri juga melalui kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia pada umumnya dan lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta.
6. Kondisi Daerah Iklim yang baik, meliputi kelembaban udara, intensitas panas matahari, curah hujan dan angin serta kondisi tanah yang baik mempengaruhi kelancaran proses produksi. Keadaan iklim yang baik juga dapat meningkatkan kualitas kerja para karyawan pabrik. Selain itu, Serang adalah daerah kawasan industri, dengan kondisi yang cukup stabil dan sampai saat ini belum pernah terjadi bencana alam yang berbahaya sehingga kondisi ini sangat mendukung kelancaran operasional pabrik.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
149
7. Perizinan Lokasi pabrik dipilih pada daerah khusus untuk kawasan industri, sehingga memudahkan dalam perizinan pendirian pabrik. Pabrik yang didirikan harus jauh dari pemukiman penduduk dan tidak mengurangi lahan produktif pertanian agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, lokasi pabrik harus memungkinkan untuk dilakukan pengembangan area pabrik. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan pengembangan pabrik dimasa yang akan datang.
B. Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik adalah pengaturan tempat kedudukan dari komponen – komponen pabrik yang saling berhubungan. Tata letak pabrik dirancang sedemikian rupa sehingga pembangunan area pabrik menjadi efisien dan proses produksi serta distribusi dapat berjalan dengan lancar, sehingga keamanan, keselamatan, dan kenyamanan para karyawan dapat terpenuhi dengan baik. Selain peralatan proses, bangunan pendukung, seperti kantor, laboratorium, bengkel, pemadam kebakaran dan sebagainya ditempatkan pada bagian yang tepat dan efisien. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan tata letak suatu pabrik antara lain: Dalam menempatkan peralatan pabrik, tata letak alat proses, penyimpanan bahan baku dan produk atau gudang, transportasi, laboratorium, kantor harus disusun Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
150
sedemikian rupa sehingga diperoleh koordinasi kerja yang efisien. Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam menata pabrik agar efisien antara lain : a. Pemilihan lokasi memungkinkan untuk melakukan perluasan pabrik di masa yang akan datang. b. Distribusi utilitas yang tepat dan efisien c. Tata letak alat-alat pabrik disusun secara sistematis sehingga pengoperasian, pengawasan dan perbaikan mudah dilakukan. d. Buangan proses tidak mengganggu operasi pabrik dan masyarakat sekitarnya. e. Aspek keselamatan kerja yang lebih terjamin. f. Aspek estetika yang disesuaikan dengan lingkungan yang ada.
Berdasarkan pertimbangan factor-faktor tersebut, maka pengaturan tata letak pabrik pentaerythritol direncanakan sebagai berikut : 1. Area Proses Area proses merupakan pusat kegiatan proses produksi pentaerythritol. Daerah ini diletakan pada lokasi yang strategis dalam suplai bahan baku dan pengiriman produk ke area penyimpanan serta mempermudah pengawasan dan perbaikan alat - alat. Pada area proses, terdapat ruang kontrol yang akan berfungsi untuk mengontrol jalannya proses. 2. Area Penyimpanan Area penyimpanan merupakan tempat penyimpanan bahan baku dan produk yang dihasilkan. Penyimpanan bahan baku dan produk diletakkan pada area yang dekat peralatan pengangkutan dan area proses. Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
151
3. Area Laboratorium Area ini merupakan lokasi untuk menganalisis kualitas bahan baku dan produk, serta melakukan penelitian guna pengembangan dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, area ini diletakkan dekat dengan daerah proses. 4. Area Utilitas Area ini merupakan lokasi untuk menyediakan keperluan yang menunjang jalannya proses, berupa penyediaan air, pengolahan udara serta pembangkit listrik. 5. Area Perkantoran Area ini merupakan pusat kegiatan istrasi pabrik sehari-hari, baik untuk kepentingan dalam pabrik maupun luar pabrik. Area ini mencakup ruang serba guna untuk para karyawan. 6. Area Fasilitas Umum Area ini terdiri dari kantin, mushola, klinik dan lapangan parkir. Area ini diletakkan sefektif dan sestrategis mungkin. 7. Area Pengembangan Area ini dimaksudkan untuk perluasan area pabrik di masa yang akan datang. Perluasan area pabrik dilakukan untuk peningkatan kapasitas produksi (revamping) atau penambahan unit baru guna meningkatkan kualitas produksi.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
152
8. Pos Keamanan Pos kemanan diletakkan pada pintu masuk dan pintu keluar pabrik. Pos keamanan ini diperlukan agar keamanan pabrik terjaga. C. Estimasi Area Pabrik Pabrik direncanakan didirikan diatas tanah seluas 40.000 m2 dengan rincian pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1. Perincian luas area Pabrik Pentaerythritol Bangunan
Luas (m2)
Kantor
1.300
GSG
1.000
Masjid
200
Klinik
200
Kantin
200
Jalan dan Taman
2.500
Area Pengembangan
10.000
Control Room
1.000
Laboratorium
500
Bengkel
1.300
Gudang
700
Unit Utilitas
10.000
Unit Proses
10.000
Area Parkir
500
Pos Keamanan
100
Area Aman
500
Total
40.000
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
153
Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi dan tata letak pabrik serta peralatan dapat di lihat pada Gambar 7.1, 7.2, 7.3 dan 7.4.
Gambar 7.1. Peta Provinsi Banten (http://indonesia-peta.blogspot.com, 2015)
Gambar 7.2 Prakiraan Lokasi Pendirian Pabrik Pentaeryhtritol (Google Map, 2015)
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
154
Gambar 7.3. Tata letak pabrik dan fasilitas pendukung Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
155
SP-201
CR-301
VP-201
CF-301 RD-301
RE-201
Unit Pemurnian Produk (Unit 03)
Unit Reaksi (Unit 02) TP-401
ST-103
GD-401 ST-101
ST-102
Unit Persiapan Bahan Baku (Unit 01)
Unit Penyimpanan Produk (Unit 04)
Gambar 7.4. Tata Letak Unit Proses Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
156
BAB VIII MANAJEMEN DAN ORGANISASI
A. Bentuk Perusahaan Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diorganisasikan dan dioperasikan untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen untuk memperoleh
keuntungan.
Sistem
pengelolaan
(manajemen)
organisasi
perusahaan bertugas untuk mengatur, merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan perusahaan secara efektif dan efisien. Selain itu, untuk mendapatkan keuntungan (profit) yang optimal, pembagian tugas dan wewenang dari setiap individu yang terlibat dalam perusahaan harus jelas. Oleh karena itu, untuk kelancaran jalannya perusahaan diperlukan pemilihan bentuk dan sistem manajemen organisasi yang sesuai dengan kapasitas dan tujuan perusahaan. 1. Perusahaan Perseorangan Perusahaan Perseorangan yaitu badan usaha yang didirikan, dimiliki, dan dimodali oleh satu orang. Dimana pemilik juga bertindak sebagai pemimpin.
Pemilik
bertanggung
jawab
penuh
atas
segala
hutang/kewajiban perusahaan dengan seluruh hartanya, baik yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
157
2. Perusahaan Firma Perusahaan Firma yaitu badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang dengan memakai satu nama (salah satu anggota atau nama lain) untuk kepentingan bersama. Semua anggota firma bertindak sebagai pemimpin perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas segala kewajiban/hutang perusahaan dengan seluruh hartanya, baik harta yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya. 3. Perusahaan Komanditer Perusahaan Komanditer yaitu badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih dimana sebagian anggotanya duduk sebagai anggota aktif dan sebagian yang lain sebagai anggota pasif. Anggota aktif yaitu anggota yang bertugas mengurus, mengelola, dan bertanggung jawab atas maju mundurnya perusahaan. Anggota aktif bertanggung jawab penuh atas kewajiban perusahaan dengan seluruh harta bendanya, baik yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya. Sedangkan anggota pasif yaitu anggota yang hanya berperan memasukkan modalnya ke perusahaan. 4. Perseroan Terbatas (PT) Perseroan Terbatas yaitu badan usaha yang modalnya didapatkan dari penjualan saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan atau PT. Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab pada sejumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan dan setiap pemegang saham adalah pemilik perusahaan. Bentuk usaha ini memiliki Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
158
kapabilitas untuk dapat memiliki, mengatur dan mengolah kekayaannya sendiri serta dapat mengumpulkan modal secara efektif.
Bentuk
perusahaan
yang
direncanakan
pada
prarancangan
pabrik
pentaerythritol ini adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan bidang usahanya adalah produksi Pentaerythritol dan berlokasi di Serang, Banten. Bentuk Perusahaan
: Perseroan Terbatas (PT)
Lapangan Usaha
: Industri Pentaerythritol
Lokasi Perusahaan
: Serang – Banten
Alasan dipilihnya bentuk Perseroan Terbatas berdasarkan atas beberapa faktor: 1. Mudah mendapatkan modal dengan menjual saham perusahaan. 2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas,dimanakegiatan produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan saja. 3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain.Pemilik perusahaan adalah para pemegang saham dan pengurus perusahaan adalah direksi beserta staff-nya yang diawasi oleh Dewan Komisaris. 4. Lapangan usaha lebih luas karena suatu PT dapat menarik modal yang sangat besar dari masyarakat sehingga dengan modal ini PT dapat memperluas usaha sehingga kelangsungan hidup perusahan lebih terjamin, karena tidak terpengaruh dengan berhentinya pemegang saham, manajer beserta stafff - nya dan karyawan perusahaan. 5. Kepemilikan dapat berganti – ganti dengan cara menjual saham kepada orang lain.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
159
6. Manajemen yang efisien, dimana para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai Dewan Komisaris dan Direktur Utama yang cakap dan berpengalaman.
B. Struktur Organisasi Perusahaan Salah satu faktor yang menunjang kemajuan perusahaan adalah struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Struktur organisasi yang sesuai untuk diterapkan pada perusahaan ini adalah sistem line and stafff, mengingat pabrik ini merupakan perusahaan besar yang mempunyai ruang lingkup serta karyawan yang banyak sehingga membutuhkan staff ahli sebagai pemberi saran dalam bidangnya kepada pemimpin perusahaan.
Pada struktur ini, masing - masing jabatan mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda sesuai dengan bidangnya. Ada dua kelompok orang yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi line dan staff ini, yaitu : a. Staff, yaitu orang-orang yang melakukan tugas sesuai dengan keahliannya, dalam hal ini berfungsi untuk memberi saran-saran kepada unit operasional. b. Line atau garis, yaitu orang-orang yang menjalankan tugas pokok organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Struktur organisasi ini mempunyai kelebihan - kelebihan antara lain: a. Dapat digunakan dalam organisasi skala besar dengan susunan organisasi yang kompleks dan pembagian tugas yang beragam.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
160
b. Dapat menghasilkan keputusan yang logis dan tepat karena adanya pegawai yangahli. c. Lebih mudah dalam pelaksanaan pengawasan dan pertanggungjawaban. d. Cocok untuk perubahan yang cepat (rasionalisasi dan promosi). e. Memungkinkan konsentrasi dan loyalitas tinggi terhadap pekerjaan.
Bagan struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 8.1. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dalam pelaksanaan tugas sehari - hari diwakili oleh Dewan Komisaris yang dipimpin oleh Presiden Komisaris. Sedangkan tugas untuk menjalankan perusahaan dilaksanakan oleh Direktur Utama
dibantu oleh Direktur Teknik dan Produksi serta
Direktur Pemasaran dan Keuangan, dimana Direktur Teknik dan Produksi membawahi bagian teknik dan produksi. Sedangkan Direktur Pemasaran dan Keuangan membawahi bagian pemasaran, keuangan dan umum. Masing masing Kepala Bagian akan membawahi beberapa seksi yang dikepalai oleh Kepala Seksi dan masing - masing seksi akan membawahi dan mengawasi para karyawan perusahaan pada masing - masing bidangnya. Karyawan perusahaan akan dibagi dalam beberapa kelompok regu yang dipimpin oleh masing - masing kepala regu, dan masing - masing Kepala Regu akan bertanggung jawab kepada kepala pengawas pada masing - masing seksi.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
162
Dewan Komisaris
Direktur Utama Staff Ahli
Direktur Pemasaran dan Keuangan
Direktur Teknik dan Produksi
KABAG Teknik
KABAG Produksi
KASI Proses
KASI LITBANG
KASI Lab. dan PP
KASI Utilitas
KABAG Pemasaran
KASI Pemeliharaan
KASI Penjualan
KASI Pembelian
KABAG Umum
KASI Personalia
Karyawan Gambar 8.1. Struktur Organisasi Perusahaan Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
KASI HUMAS
KABAG Keuangan
KASI Keamanan
KASI istrasi
KASI Kas
163
C. Tugas dan Wewenang Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang
-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), yang secara efektif berlaku sejak tanggal 16 Agustus 2007. Adapun tugas dan wewenang dari organ-organ PT adalah : 1.
Pemegang Saham Pemegang saham adalah beberapa orang yang mengumpulkan modal untuk kepentingan pendirian dan berjalannya operasi perusahaan tersebut. Kekuasaan tertinggi pada perusahaan yang mempunyai bentuk Perseroan Terbatas (PT) adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS tersebutparapemegangsahamberwenang : 1) Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris. 2) Mengangkat dan memberhentikan Dewan Direktur. 3) Mengesahkan hasil - hasil serta neraca perhitungan untung - rugi tahunan dari perusahaan.
2.
Dewan Komisaris Dewan Komisaris merupakan pelaksana tugas sehari - hari dari pemilik saham, sehingga Dewan Komisaris akan bertanggung jawab terhadap pemilik saham. Tugas - tugas Dewan Komisaris meliputi : 1) Menilai dan menyetujui rencana direksi tentang kebijaksanaan umum, target perusahaan, alokasi sumber - sumber dana dan pengarahan pemasaran. 2) Mengawasi tugas – tugas direktur. 3) Membantu Direktur Utama dalam tugas - tugas yang penting.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
164
3.
Dewan Direktur a. Direktur Utama Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan bertanggung
jawab
sepenuhnya
terhadap
maju
mundurnya
perusahaan. Direktur Utama bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris atas segala tindakan dan kebijaksanaan yang diambil sebagai pimpinan perusahaan. Direktur Utama membawahi Direktur Teknik dan Produksi dan Direktur Pemasaran dan Keuangan. Tugas Direktur Utama antara lain : 1) Melaksanakan
kebijakan
perusahaan
dan
mempertanggungjawabkan pekerjaannya pada pemegang saham pada akhir masa jabatannya. 2) Menjaga stabilitas organisasi perusahaan dan membuat kontinuitas hubungan yang baik antara pemilik saham, pimpinan, konsumen dan karyawan. 3) Mengangkat
dan
memberhentikan
kepala
bagian
dengan
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 4) Mengkoordinir kerjasama dengan Direktur Teknik dan Produksi serta Direktur Pemasaran dan Keuangan. b. Direktur Secara umum tugas Direktur adalah mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai dengan garis - garis yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Direktur yang terdiri dari Direktur Teknik dan Produksi, serta Direktur
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
165
Pemasaran dan Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugas Direktur Teknik dan Produksi antara lain : 1) Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam bidang teknik dan produksi. 2) Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan kepala - kepala bagian yang menjadi bawahannya. Tugas Direktur Pemasaran dan Keuanganantara lain : 1) Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam bidang keuangan, pemasaran dan pelayanan umum. 2) Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan kepala - kepala bagian yang menjadi bawahannya. c. Staff Ahli Staff Ahli terdiri dari tenaga - tenaga ahli yang bertugas membantu direktur dalam menjalankan tugasnya baik yang berhubungan dengan teknik maupun istrasi. Staff Ahli bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugas dan wewenang Staff Ahli meliputi : 1) Memberikan nasehat dan saran dalam perencanaan pengembangan perusahaan. 2) Mengadakan evaluasi bidang teknik dan ekonomi perusahaan. 3) Memberikan saran - saran dalam bidang hukum. 4.
Kepala Bagian Secara umum tugas Kepala Bagian adalah mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai dengan garis - garis yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Kepala
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
166
Bagian bertanggung jawab kepada direktur sesuai dengan bagiannya masing - masing. Kepal Bagian terdiri dari : a. Kepala Bagian Produksi (KABAG Produksi) Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab kepada Direktur Teknik dan Produksi dalam bidang mutu dan kelancaran produksi. Kepala Bagian Produksi membawahi : a) Seksi Proses Tugas Seksi Proses meliputi : 1) Menjalankan tindakan seperlunya pada peralatan produksi yang mengalami kerusakan, sebelum diperbaiki oleh seksi yang berwenang. 2) Mengawasi jalannya proses dan produksi. b) Seksi Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) Tugas dan wewenang Seksi Penelitian dan Pengembangan adalah : 1) Mempertinggi mutu suatu produk dan mengadakan pemilihan pemasaran produk ke suatu tempat. 2) Memperbaiki proses
dari pabrik/perencanaan alat untuk
pengembangan produksi. 3) Mempertinggi efisiensi kerja. c) Seksi Laboratorium dan Pengendalian Proses (PP) Tugas Seksi Laboratorium dan Pengendalian Proses yaitu : 1) Menangani hal - hal yang dapat membahayakan keselamatan kerja. 2) Mengurangi potensi bahaya yang ada.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
167
2) Mengawasi dan menganalisis mutu bahan baku dan bahan pendukung. 3) Mengawasi dan menganalisis produk. 4) Mengawasi kualitas limbah/buangan pabrik. b. Kepala Bagian Teknik (KABAG Teknik) Tugas Kepala Bagian Teknik antara lain: 1) Bertanggung jawab kepada Direktur Teknik dan Produksi dalam bidang peralatan, proses dan utilitas. 2) Mengkoordinir kepala - kepala seksi yang menjadi bawahannya. Kepala Bagian Teknik membawahi : a) Seksi Pemeliharaan Tugas Seksi Pemeliharaan meliputi : 1) Melaksanakan pemeliharaan fasilitas gedung dan peralatan pabrik. 2) Memperbaiki peralatan pabrik. b) Seksi Utilitas Tugas Seksi Utilitas adalah melaksanakan dan mengatur sarana utilitas untuk memenuhi kebutuhan proses, air, steam dan tenaga listrik. c. Kepala Bagian Pemasaran (KABAG Pemasaran) Kepala bagian pemasaran bertanggung jawab kepada Direktur Pemasaran dan Keuangan dalam bidang pengadaan bahan baku dan pemasaran hasil produksi. Kepala Bagian Pemasaran membawahi :
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
168
a) Seksi Pembelian Tugas Seksi Pembelian antara lain : 1) Melaksanakan pembelian barang dan peralatan yang dibutuhkan perusahaan 2) Mengetahui harga pemasaran dan mutu bahan baku serta mangatur keluar masuknya bahan dan alat dari gudang. b) Seksi Penjualan Tugas Seksi Penjualan antara lain : 1) Merencanakan strategi penjualan hasil produksi 2) Mengatur distribusi hasil produksi dari gudang d. Kepala Bagian Keuangan (KABAG Keuangan) Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Pemasaran dan Keuangan dalam bidang istrasi dan keuangan. Kepala Bagian Keuangan membawahi : a) Seksi istrasi Tugas seksi istrasi adalah menyelenggarakan pencatatan hutang – piutang, istrasi persediaan kantor dan pembukuan serta masalah pajak. b) Seksi Kas Tugas Seksi Kas antara lain : 1) Mengadakan perhitungan tentang gaji dan insentif karyawan. 2) Menghitung penggunaan uang perusahaan, mengamankan uang dan membuat prediksi keuangan masa depan.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
169
e. Kepala Bagian Umum (KABAG Umum) Kepala Bagian Umum bertanggung jawab kepada Direktur Pemasaran dan Keuangan dalam bidang personalia, hubungan masyarakat dan keamanan. Kepala Bagian Umum membawahi : a) Seksi Personalia Tugas Seksi Personalia antara lain : 1) Membina tenaga kerja dan menciptakan suasana kerja yang sebaik mungkin antara pekerja dan pekerjaannya serta lingkungannya supaya tidak terjadi pemborosan waktu dan biaya. 2) Mengusahakan disiplin kerja yang tinggi dalam menciptakan kondisi kerja yang dinamis. 3) Melaksanakan hal - hal yang berhubungan dalam kesejahteraan karyawan. b) Seksi Humas Tugas Seksi Humas adalah mengatur hubungan perusahaan dengan masyarakat luar. c) Seksi Keamanan Tugas Seksi Keamanan antara lain : 1) Menjaga semua bangunan pabrik dan fasilitas yang ada di perusahaan. 2) Mengawasi keluar masuknya orang - orang, baik karyawan maupun bukan karyawan di dalam lingkungan perusahaan.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
170
3) Menjaga dan memelihara kerahasiaan yang berhubungan dengan internal perusahaan. 5.
Kepala Seksi Kepala Seksi adalah pelaksana pekerjaan dalam lingkungan bidangnya, sesuai dengan rencana yang telah diatur oleh kepala bagian masing– masing
agar diperoleh hasil yang maksimal dan efektif selama
berlangsungnya proses produksi. Setiap Kepala Seksi bertanggung jawab terhadap kepala bagiannya masing - masing sesuai dengan bidangnya. Karena bahan - bahan yang ada di pabrik diproses secara kimia, maka perusahaan menetapkan dasar bagi rekrutmen operator pabrik dengan modal pendidikan minimal adalah SMA. Karena masing - masing operator harus sudah memiliki bekal pengetahuan ilmu kimia yang baru diajarkan oleh sekolah kepada siswa SMA. Diharapkan dengan bekal ilmu pengetahuan yang sesuai, para karyawan mulai dari tingkat operator mempunyai kesadaran yang tinggi tentang keselamatan kerja dan mengatahui bahaya dari bahan kimia yang dikelola oleh unit kerjanya.
D. Status Karyawan Dan Sistem Penggajian Pada pabrik Sodium Sulfat ini, sistem penggajian karyawan berbeda - beda tergantung pada status karyawan, kedudukan, tanggung jawab dan keahlian. Menurut statusnya, karyawan perusahaan dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1.
Status Karyawan a. Karyawan Tetap
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
171
Karyawan tetap adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan (SK) Direktur dan mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan masa kerja. b. Karyawan Harian Karyawan harian adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan direktur tanpa Surat Keputusan (SK) Direktur dan mendapat upah harian yang dibayar tiap akhir pekan. c. Karyawan Borongan Karyawan borongan adalah karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperlukan saja. Karyawan ini menerima upah borongan untuk suatu perusahaan. 2.
Penggolongan Gaji a. Gaji bulanan Gaji ini diberikan kepada karyawan tetap. Besarnya gaji sesuai dengan peraturan perusahaan. b. Gaji harian Gaji ini diberikan kepada karyawan tidak tetap atau buruh harian c. Gaji lembur Gaji ini diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja yang telah ditetapkan. Besarnya sesuai dengan peraturan perusahaan
E. Pembagian Jam Kerja Karyawan Pabrik Pentaerythritol ini direncanakan beroperasi 330 hari selama satu tahun dan 24 jam perhari. Sisa hari yang bukan hari libur digunakan untuk perbaikan
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
172
atau perawatan dan shutdown. Sedangkanpembagian jam kerjakaryawan digolongkan kedalam 2 golongan, yaitu : 1.
Karyawan Reguler Karyawan reguler adalah para karyawan yang tidak menangani proses produksi secara langsung. Yang termasuk karyawan regular yaitu Direktur, Staff Ahli, Kepala Bagian, Kepala Seksi serta bawahan yang berada di kantor. Karyawan regular dalam satu minggu akan bekerja selama 5 hari dan libur pada hari Sabtu, Minggu dan hari besar, dengan pembagian jam kerja sebagai berikut : Jam kerja :
Hari Senin – Jumat
: jam 07.00 - 16.00
Jam istirahat :
2.
Hari Senin – Kamis
: jam 12.00 – 12.30
Hari Jumat
: jam 11.30 – 13.00
Karyawan Shift Karyawan Shift adalah karyawan yang secara langsung menangani proses produksi atau mengatur bagian-bagian tertentu dari pabrik yang mempunyai hubungan dengan masalah keamanan dan kelancaran produksi. Yang termasuk Karyawan Shift antara lain karyawan unit proses, utilitas, laboratorium, sebagian dari bagian teknis, bagian gudang dan bagian – bagian yang harus selalu siaga untuk menjaga keselamatan serta keamanan pabrik. Para karyawan shift akan bekerja bergantian sehari semalam, dengan pengaturan sebagai berikut :
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
173
Karyawan Produksi dan Teknik :
Shift pagi
: jam 07.00 – 15.00
Shift siang
: jam 15.00 – 23.00
Shift malam
: jam 23.00 – 07.00
Karyawan Keamanan :
Shift pagi
: jam 07.00 – 15.00
Shift siang
: jam 15.00 – 23.00
Shift malam
: jam 23.00 – 07.00
Karyawan Shift terbagi dalam 4 regu dan dalam sehari terdapat 3 regu bekerja dan 1 regu libur dan dijalankan secara bergantian. Tiap regu akan mendapat giliran 3 hari kerja dan 1 hari libur tiap – tiap shift dan masuk lagi untuk shift berikutnya. Jadwal kerja masing – masing regu dapat dilihat pada Tabel 8.1.
Tabel 8.1. Jadwal kerja masing - masing regu Tanggal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
A
P
P
P
L
M
M
M
L
S
S
S
L
P
P
B
S
S
L
P
P
P
L
M
M
M
L
S
S
S
C
M
L
S
S
S
L
P
P
P
L
M
M
M
L
D
L
M
M
M
L
S
S
S
L
P
P
P
L
M
Regu
Keterangan : P = Pagi
M = Malam
S = Siang
L = Libur
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
174
Jadi untuk kelompok kerja shift pada hari ke 13, jam kerja shift kembali seperti hari pertama, maka waktu siklus selama 13 hari.
Kelancaran produksi dari suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh faktor kedisplinan
karyawannya.
Untuk
itu
kepada
seluruh
karyawan
diberlakukan absensi dan masalah absensi ini akan digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam mengembangkan karir para karyawan dalam perusahaan.
F. Penggolongan Jabatan Dan Jumlah Karyawan 1. Penggolongan Jabatan Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur produksi yang berperan penting dalam perencanaan suatu pabrik. Tenaga kerja dalam pabrik Sodium Sulfat ini disusun berdasarkan tingkat kedudukan dan jenjang pendidikan dalam organisasi. Rincian jabatan dan prasyarat yang harus dipenuhi karyawan dapat dilihat pada Tabel 8.2.
Tabel 8.2. Perincian tingkat pendidikan No. Jabatan
Prasyarat
1.
Direktur Utama
Sarjana Teknik Kimia
2.
Direktur Teknik dan Produksi
Sarjana Teknik Kimia
3.
Direktur Pemasaran dan Keuangan
Sarjana Ekonomi Manajemen
4.
Staff Ahli
Sarjana Teknik/Ekonomi
5.
Sekretaris
Sarjana Muda Sekretaris
6.
Kepala Bagian Umum
Sarjana Ilmu Komunikasi
7.
Kepala Bagian Pemasaran
Sarjana Ekonomi Manajemen
8.
Kepala Bagian Keuangan
Sarjana Ekonomi Akuntansi
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
175
9.
Kepala Bagian Teknik
Sarjana Teknik Mesin/Elektro
10.
Kepala Bagian Produksi
Sarjana Teknik Kimia
11.
Kepala Seksi Personalia
Sarjana Ilmu Komunikasi
12.
Kepala Seksi Humas
Sarjana Ilmu Komunikasi
13.
Kepala Seksi Keamanan
SMU/Sederajat
14.
Kepala Seksi Pembelian
Sarjana Ekonomi Manajemen
15.
Kepala Seksi Lab. dan PP
Sarjana Teknik Kimia
16.
Kepala Seksi LITBANG
Sarjana Teknik Kimia/Kimia Murni
17.
Kepala Seksi Pemasaran
Sarjana Ekonomi Manajemen
18.
Kepala Seksi istrasi
Sarjana Ilmu istrasi
19.
Kepala Seksi Kas
Sarjana Ekonomi Akuntansi
20.
Kepala Seksi Proses
Sarjana Teknik Kimia
21.
Kepala Seksi Pemeliharaan
Sarjana Teknik Mesin
22.
Kepala Seksi Utilitas
Sarjana Teknik Mesin/Elektro
23.
Karyawan Personalia dan Humas
SMU/SMEA/Sederajat
24.
Karyawan Keamanan
SMU/SMP/Sederajat
25.
Karyawan Bagian Pemasaran
SMU/SMEA/Sederajat
26.
Karyawan Bagian Keuangan
SMU/SMEA/Sederajat
27.
Karyawan Bagian Produksi
SMU/STM/Sederajat
28.
Karyawan Bagian Teknik
SMU/STM/Sederajat
29.
Sopir, Pesuruh, Cleaning Service
SMP/Sederajat
30
Dokter
Sarjana Kedokteran
31
Paramedis
D3 Keperawatan
2. Perincian Jumlah Karyawan Perhitungan jumlah karyawan shift (operator) dilakukan berdasarkan jumlah dan jenis alat. Perhitungannya ditetapkan menurut operator requirements for various types of process equipment (Ulrich, 1984; Tabel 6-2, hal 329).
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
176
Rincian jumlah karyawan yang bekerja pada pabrik Pentaerythritol ini dapat dilihat pada Tabel 8.3 dan 8.4.
Tabel 8.3. Jumlah operator berdasarkan jenis alat No.
Alat
Jumlah
Koefisien
alat
Jumlah
Jumlah
Operator
operator
per Shift
per 4 Shift
Unit Proses 1
Storage
3
0
0
0
2
Heat Exchanger
4
0,1
1
4
3
Vaporizer
1
0,2
1
4
4
Reaktor
1
0,5
1
4
5
Crystallizer
1
0,2
1
4
6
Centrifuge
1
0,5
1
4
7
Rotary Dryer
1
0,2
1
4
8
Product Storage
1
0,2
1
4
9
Separator
1
0,2
1
4
10
Pompa
7
0
0
0
11
Screw Conveyor
2
0,2
1
4
12
Bucket Elevator
1
0,2
1
4
13
Belt Conveyor
1
0,2
1
4
13
44
1 Air Plant
1
1
2 Cooling Tower
1
1
3 Water Treatment Plant
1
2
4 Boiler
2
1
5 Electric Generating Plant
1
3
6 Water Demineralizers
1
0,5
7 Pompa
0
0
8 Storage Vessel
1
0,5
Total Unit Utilitas
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
177
Total
8
Total Operator
84
Tabel 8.4. Jumlah karyawan berdasarkan jabatan No.
Jabatan
40
Jumlah
1
Direktur Utama
1
2
Direktur Teknik dan Produksi
1
3
Direktur Pemasaran dan Keuangan
1
4
Staff Ahli
2
5
Sekretaris
8
6
Kepala Bagian Produksi
1
7
Kepala Bagian Teknik
1
8
Kepala Bagian Pemasaran
1
9
Kepala Bagian Umum
1
10
Kepala Bagian Keuangan
1
11
Kepala Seksi Proses
1
12
Kepala Seksi Litbang
1
13
Kepala Seksi Lab. dan PP
1
14
Kepala Seksi Utilitas
1
15
Kepala Seksi Pemeliharaan
1
16
Kepala Seksi Penjualan
1
17
Kepala Seksi Pembelian
1
18
Kepala Seksi Personalia
1
19
Kepala Seksi Humas
1
20
Kepala Seksi Keamanan
1
21
Kepala Seksi istrasi
1
22
Kepala Seksi Kas
1
23
Karyawan Bagian Proses
44
24
Karyawan Bagian LITBANG
3
25
Karyawan Bagian Laboraturium
3
26
Karyawan Bagian PP
3
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
178
27
Karyawan Bagian Utilitas
40
28
Karyawan Bagian Pemeliharaan
3
29
Karyawan Bagian Humas
3
30
Karyawan Bagian Personalia
3
31
Karyawan Bagian istrasi
3
32
Karyawan Bagian Pemasaran
3
33
Karyawan Bagian Keuangan
3
34
Satpam
10
35
Sopir
4
36
Pesuruh
6
37
Cleaning Service
4
38
Dokter
2
39
Paramedis
4 Total
178
G. Kesejahteraan Karyawan Salah satu faktor dalam meningkatkan efektifitas kerja pada perusahaan adalah dengan memberikan kesejahteraan bagi karyawan. Kesejahteraan karyawan yang diberikan oleh perusahaan pada karyawan antara lain berupa: 1. Gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan karyawan yang bersangkutan. 2. Tunjangan a. Tunjangan jabatan yang diberikan berdasarkan jabatan yang dipegang karyawan. b. Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang bekerja diluar jam kerja berdasarkan jumlah jam kerja. c. Cuti Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
179
a) Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari kerja dalam 1 tahun. b) Cuti sakit diberikan kepada karyawan yang menderita sakit berdasarkan keterangan dokter. d. PakaianKerja Pakaian kerja diberikan kepada setiap karyawan sejumlah 3 pasang untuk setiap tahunnya. e. Pengobatan a) Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang diakibatkan oleh kerja ditanggung perusahaan sesuai dengan undang undang yang berlaku. b) Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit tidak disebabkan oleh kecelakaan kerja diatur berdasarkan kebijaksanaan perusahaan. f. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Asuransi tenaga kerja diberikan oleh perusahaan bila karyawannya lebih dari 10 orang atau dengan gaji karyawan Rp. 1.000.000,00 per bulan. 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Dalam prarencanaan suatu pabrik, keselamatan kerja harus diperhatikan. Kesinambungan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kondisi karyawannya. Dengan adanya keselamatan kerja dari suatu perusahaan berarti adanya suatu usaha untuk menciptakan unjuk kerja yang aman, bebas dari kecelakaan, kebakarandan hal lain yang membahayakan keselamatan pekerja. Ruang lingkup bagian keselamatan kerja secara umum meliputi:
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
180
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan, kebakaran, bahaya bahan kimia, dan penyakit yang timbul akibat kerja. b. Mengamankan alat - alat instalasi, alat - alat produksi, dan bahan - bahan produksi. c. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
Jika kecelakaan kerja terjadi, maka hal ini dapat menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Usaha - usaha yang dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja para karyawan dan pabrik itu sendiri antara lain: a. Membina dan memberikan keterampilan serta latihan keselamatan kerja bagi karyawan. b. Mengadakan pengawasan yang ketat pada proses. c. Memberikan sanksi bagi yang melanggar ketertiban.
Pencegahan yang disebabkan oleh kondisi yang berbahaya, diprioritaskan sesuai dengan tingkatan bahaya yang terjadi, mengantisipasi sumber bahaya, mengendalikan bahaya, dan memakai pelindung diri (safety tools). Bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada pabrik Sodium Sulfat ni adalah bahaya dari bahan kimia dan bahaya mekanis dari alat – alat yang digunakan. Upaya - upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya tindakan ataupun kondisi yang membahayakan, namun tentunya harus disertai dengan kesadaran dan disiplin yang tinggi dari para karyawan dan orang – orang yang berada di area pabrik dalam upaya menciptakan keselamatan kerja.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
181
Beberapa upaya yang dilakukan pabrik dalam hal keamanan dan keselamatan kerja di pabrik Sodium Sulfat ini yaitu: a. Perusahaan bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan kerja di lingkungan pabrik b. Perusahaan menyediakan perlengkapan perlindungan kerja (safety tools) sesuai kebutuhan. c. Perusahaan
mengikutsertakan
seluruh
karyawan
dalam
program
JAMSOSTEK sebagaimana tercantum dalam UU No.3/1992. d. Perusahaan memasang rambu – rambu tanda bahaya dan menyusun petunjuk praktis dalam menangani bahan kimia berbahaya dan kecelakaan.
Perlengkapan keselamatan (safety tools) diwajibkan bagi setiap karyawan dan orang lain yang akan memasuki area pabrik. Bagi karyawan, pemakaian perlengkapan keselamatan tambahan seperti ear plug, sarung tangan, face shield, chemical suite, dan chemical pant jika bekerja di lingkungan yang mewajibkannya. Sarung tangan disesuaikan dengan kebutuhan. Sarung tangan katun digunakan jika bekerja dengan benda licin, chemical glove digunakan jika bekerja dengan bahan kimia, rubber glove digunakan jika bekerja dengan listrik, asbes glove digunakan jika pekerjaannya melibatkan panas, dan welder atau ladder glove dipakai jika hendak menangani bendabenda tajam dan percikan api.
Selain itu, pabrik memberikan aturan larangan untuk membawa peralatan elektronik yang tidak explosion prove (seperti handphone, kamera dll) ke
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
182
area pabrik. Apabila terjadi kecelakaan, korban dibawa ke klinik pabrik, sebelum dibawa ke rumah sakit atau sarana kesehatan lain di luar lingkungan pabrik. Pada pabrik ini juga disediakan unit fire station yang bertujuan untuk memadamkan api jika sewaktu – waktuterjadi kebakaran atau ledakan (explosion).
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang didirikan tidak hanya berorientasi pada perolehan profit, tetapi juga berorientasi pada pengembalian modal yang dapat diketahui dengan melakukan uji kelayakan ekonomi pabrik.
A. Investasi Investasi total pabrik merupakan jumlah dari Total Capital Investment dan Total Product Cost. Total Capital Investment (TCI) terdiri dari Fixed Capital Investment (FCI) dan Working Capital Investment (WCI). Sedangkan Total Product Cost (TPC) terdiri dari Manufacturing Cost dan General Expenses. 1. Fixed Capital Investment (Modal Tetap) Fixed Capital Investment merupakan biaya yang diperlukan untuk mendirikan fasilitas - fasilitas pabrik secara fisik. FCI terdiri dari biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost). Fixed Capital Investment pada prarancangan Pabrik Pentaerythritol ditunjukkan pada tabel 9.1 berikut.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
184
Tabel 9.1. Fixed Capital Investment 1 Direct Cost Purchased equipment- delivered Rp Purchased equpment - installation Rp Instrumentation dan controls - (installed) Rp - Piping (Biaya perpipaan) Rp - Electrical (installed) Rp - Buildings Rp - Yard improvement Rp - Service facilities Rp - Tanah Rp Total Direct Cost 2 -
Indirect Cost Engineering and supervision Construction expenses Contractor Fee Biaya tak terduga Plant start Up Total indirect Cost Fixed Capital Investment (FCI)
Rp Rp Rp Rp Rp
57.802.896.961 17.340.869.088 5.780.289.696 28.901.448.480 23.121.158.784 5.780.289.696 11.560.579.392 36.415.825.085 2.890.144.848 Rp
189.593.502.030
Rp
93.681.495.121
13.271.545.142 28.439.025.305 9.479.675.102 28.327.499.715 14.163.749.858
Rp
283.274.997.151
2. Working Capital Investment (Modal Kerja) WCI merupakan jumlah total uang yang diinvestasikan untuk beberapa hal seperti: stok bahan baku, stok produk akhir dalam proses yang sedang dibuat, uang diterima ( receivable), uang tunai untuk pembayaran bulanan biaya operasi (seperti gaji, upah, dan bahan baku), uang terbayar ( payable), dan pajak terbayar (taxes payable). WCI untuk prarancangan Pabrik Pentaerythritol ini adalah sebanyak Rp 49.989.705.380,-.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
185
3. Manufacturing Cost (Biaya Produksi) Modal yang digunakan untuk biaya produksi, yakniterbagi menjadi tiga macam yaitu biaya variabel produksi, biaya tetap dan biaya rencana pengeluaran tambahan. Biaya variabel produksi adalah biaya yang digunakan untuk pembiayaan langsung suatu proses, seperti bahan baku, buruh dan supervisor, perawatan dan lain - lain. Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan baik pada saat pabrik berproduksi maupun tidak, biaya ini meliputi depresiasi, pajak dan asuransi. Biaya rencana pengeluaran tambahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendanai hal - hal yang secara tidak langsung membantu proses produksi. Tabel 9.2. Manufacturing Cost MANUFACTURING COST
1.Direct manufacturing cost Raw Material Utilitas Maintenance and repair cost Operating labor Direct supervisory (pengawas) Operating supplies Laboratory charges Total Direct manufacturing cost 2. Fixed Charges Depresiasi Pajak lokal Asuransi Total Fixed Charges Plant Overhead Cost (POC) Total Manufacturing cost
Rp Rp Rp Rp
699.753.808.041 146.612.898.874 5.665.499.943 145.794.565.813
Rp Rp Rp
14.579.456.581 566.549.994 14.579.456.581 Rp
Rp Rp Rp
1.027.552.235.827
127.704.960.306 11.330.999.886 2.832.749.972 Rp 141.868.710.164 Rp 145.794.565.813 Rp 1.315.215.511.803
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
186
4. General Expenses (Biaya Umum) Selain biaya produksi, ada juga biaya umum yang meliputi istrasi, sales expenses,
penelitian
dan
finance.
Besarnya
general
expenses
pabrik
Pentaerythritol ditunjukkan pada tabel 9.3 berikut. Tabel 9.3. General Expenses GENERAL EXPENSES
istrative cost Distribution and Selling Cost Research and Development Cost Financing (interest) = Total General Expenses
Rp Rp Rp Rp Rp
7.447.480.000 72.897.282.906 29.158.913.163 33.326.470.253 142.830.146.322
5. Total Product Cost TPC = Manufacturing Cost + General Expenses = Rp 1.458.045.658.125
B. Evaluasi Ekonomi Evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik Pentaerythritol dilakukan dengan menghitung Return on Investment (ROI), Payout Time (POT), Break Even Point (BEP), Shut Down Point (SDP), dan Cash Flow pabrik yang dihitung dengan menggunakan metode discounted cash flow (DCF). 1. Return On Investment (ROI) Nilai Return on Investment (ROI) merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan keuntungan atau profitability dari sebuah investasi. Nilai ROI merupakan perbandingan antara persen net income terhadap investasi total atau kecepatan tahunan dari keuntungan untuk mengembalikan modal. Besar ROI sebelum pajak adalah 76% dan setelah pajak adalah 61%. Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
187
2. Pay Out Time (POT) Pay Out Time (POT) adalah lama waktu yang dibutuhkan pabrik sejak dari mulai beroperasi untuk melunasi investasi awal dari pendapatan yang diperoleh. Waktu pengembalian modal prarancangan Pabrik Pentaerythritol adalah 2,59 tahun. Angka 2,59 tahun menunjukkan lamanya pabrik dapat mengembalikan modal dimulai sejak pabrik beroperasi. 3. Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) merupakan persentase kapasitas pabrik terhadap kapasitas penuhnya, dimana pada presentase kapasitas tersebut, pabrik mengalami tingkat biaya produksi dan penghasilan yang jumlahnya sama. Dengan Break Even Point, maka dapat ditentukan tingkat harga jual dan jumlah unit yang dijual secara minimum dan berapa harga serta unit penjualan yang harus dicapai agar mendapat keuntungan. Nilai BEP pada prarancangan Pabrik Pentaerythritol ini setelah pajak sebesar 52,7%. Nilai BEP tersebut menunjukkan pada saat pabrik beroperasi 52,7% dari kapasitas maksimum pabrik 100%, maka pendapatan perusahaan yang masuk sama dengan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk sebesar 52,7% tersebut. 4. Shut Down Point (SDP) Shut Down Point (SDP) merupakan presentase kapasitas pabrik terhadap kapasitas penuhnya, dimana pada kapasitas tersebut, pabrik lebih baik menghentikan operasinya dibandingkan melanjutkan proses operasinya. Jika pabrik beroperasi pada kapasitas di bawah SDP maka akan mengalami kerugian. Nilai SDP pada prarancangan Pabrik Pentaerythritol ini setelah pajak sebesar 26,3%, jadi pabrik
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
188
akan mengalami kerugian jika beroperasi di bawah 26,3% dari kapasitas produksi total. Grafik BEP, SDP ditunjukkan pada gambar berikut.
Rp
Rp2000000000000.000 Rp1800000000000.000 Rp1600000000000.000 Rp1400000000000.000 Rp1200000000000.000 Rp1000000000000.000 Rp800000000000.000 Rp600000000000.000 Rp400000000000.000 Rp200000000000.000 Rp-
BEP=52,7%
Sale
SDP = 26,3% Total Cost Fixed Cost 0 5 101520253035404550556065707580859095100 Kapasitas Produksi (%)
Gambar 9.1. Analisa Ekonomi Pabrik Pentaerythritol
C. Discounted Cash Flow (DCF) Metode Discounted Cash Flow merupakan analisa kelayakan ekonomi yang berdasarkan aliran uang masuk selama masa usia ekonomi pabrik. Periode pengembalian modal secara Discounted Cash Flow ditunjukkan pada Tabel E.12. lampiran E dan kurva Cummulative Cash Flow (Gambar 9.2). Pay out time Pabrik Pentaerythritol adalah 3 tahun dari awal pabrik beroperasi dan Internal Rate of Return pabrik sebesar 15%.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
189
Cumulative Cash Flow
2500000000000.0 2000000000000.0 1500000000000.0 Series1
1000000000000.0 500000000000.0 -5 0 (500000000000.0)
5
10
15
Umur Pabrik
Gambar 9.2. Kurva Cummulative Cash Flow terhadap Umur Pabrik
Hasil evaluasi atau uji kelayakan ekonomi prarancangan Pabrik Pentaerythritol ditunjukkan pada Tabel 9.4. Tabel 9.4. Hasil Analisa Kelayakan Ekonomi No
Analisa Kelayakan
Nilai
Batasan
Keterangan
1.
ROIa
61%
Min. 15%
Layak
2.
POTa
2,59 tahun
Maks. 3-5 tahun
Layak
3.
BEP
52,7%
30 – 60%
Layak
4.
SDP
26,3%
20 - 30%
Layak
5.
DCF
15%
Min. 15%
Layak
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
BAB X SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Formaldehida, Asetaldehida dan Natirum Hidroksida dengan kapasitas 50.000 ton/tahun dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Percent Return on Investment (ROI) setelah pajak sebesar 61%. 2. Pay Out Time (POT) setelah pajak 2,59 tahun. 3. Break Even Point (BEP) sebesar 52,7% dan Shut Down Point (SDP) sebesar 26,3%. 4. Interest Rate of Return (IRR) sebesar 15%, lebih besar dari suku bunga bank saat ini, sehingga investor akan lebih memilih untuk menanamkan modalnya ke pabrik ini daripada ke bank.
B. Saran
Berdasarkan pertimbangan hasil analisis ekonomi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Formaldehida, Asetaldehida dan Sodium Hidroksida dengan kapasitas 50.000 ton/tahun layak untuk dikaji lebih lanjut dari segi proses maupun ekonominya.
Prarancangan Pabrik Pentaerythritol dari Asetaldehida dan Formaldehida dengan Proses Uehama Kapasitas 50.000 Ton/tahun Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung ©2016
DAFTAR PUSTAKA
Alibaba Group. 2015. Product Price. http://www.alibaba.com. Diakses pada 20 April 2015. Anonim, 2015. Peta Provinsi Banten. https://www.google.co.id/maps,2015. Diakses pada 20 April 2015. Anonim. 2015. Data Hidrologi, DAS Aliran Sungai Cidanau dan Ciujung. https://www.dsdap.bantenprov.go.id. Diakses pada 15 Desember 2015. Bachus, L and Custodio, A. 2003. Know and Understand CentrifugaI Pumps. Bachus Company, Inc. Oxford: UK. Badan Pusat Statistik. 2010-2014. Buletin Statistik Ekspor-Impor (Dinamis). www.bps.go.id diakses pada tanggal 5 Maret 2015. Banchero, Julius T., and Walter L. Badger. 1988. Introduction to Chemical Engineering. McGraw Hill : New York. Brown, G.George. 1950. Unit Operation 6ed. Wiley & Sons; USA.
Brownell, Lloyd E., and Edwin H. Young. 1959. Process Equipment Design. John Wiley & Sons, Inc. : New York Cheremisinoff, N.P. 2002. Handbook of Water and Wastewater Treatment Technologies. Butterworth-Heinemann: USA. Coulson J.M., and J. F. Richardson. 2005. Chemical Engineering 4th edition. Butterworth-Heinemann : Washington. Fogler.A.H.Scott, 1999, Elements of Chemical Reaction Engineering, Prentice Hall International Inc, New Jersey. Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Processes and Unit Operations 3rd edition. Prentice Hall : New Jersey. Handoko, Hani. 2010. Organisasi, Koordinasi, Wewenang, Delegasi dan Penyusunan Personalia Organisasi. Gunadarma, Indonesia. Himmeblau, David. 1996. Basic Principles and Calculation in Chemical Engineering, Prentice Hall Inc, New Jersey. Kern, Donald Q. 1965. Process Heat Transfer. Mcgraw-Hill Co. : New York. Kirk.R.E.and Othmer.D.F. 1977. Encyclopedia of Chemical Technology 18th Edition. John Wiley&Sons : New York, USA. Lluis Eek. 1998. Process for the Preparation of Pentaerythritol. US Patent No. 5,741,956.
Ludwig, Ernest. 1997. Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants 3 rd edition. Gulf Publishing Company, Houston. Matches. 2014. Equipment Cost. www.matche.com . Diakses pada 16 September 2015. Mc Cabe, W.L. and Smith, J.C. 1985. Operasi Teknik Kimia. Erlangga: Jakarta. Megyesy, E.F. 1997. Pressure Vessel Handbook 10th ed. Pressure Vessel Publishing Inc., USA. Mullin, J.W. 2001. Crystallization4th edition. Reed Educational and Professional Publishing Ltd. Oxford: London. Nadhori. 2014. http://www.nadhori.blogspot.com. Diakses pada 15 Januari 2016. Perry, Robert H., Don W. Green & James O. Maloney. 1999. Perry’s Chemical th
Engineers’ Handbook 7 Edition. McGraw Hill Book Company : New York, USA. Powell, S. 1954. Water Conditioning for Industry, Ed. 1st. Mc Graw Hill Book Company : London. Raju, 1995, Water Treatment Process, McGraw Hill International Book Company, New York Smith, J.M., H.C. Van Ness, and M.M. Abbott. 2001. Chemical Engineering Thermodynamics 6th edition. McGraw Hill : New York.
Timmerhaus, Klaus D., Max S. Peters, and Ronald E. West. 1991. Plant Design an Economic for Chemical Engineering 3th edition. McGraww-Hill Book Company: New York. Timmerhaus, Klaus D., Max S. Peters, and Ronald E. West. 2003. Plant Design and Economics for Chemical Engineers 4th edition. McGraw-Hill : New York. Uehama H., Hioki K., Onuki A., Hirokawa K., Shoji T. 1976. Process for Producing Pentaeryhtritol. US Patent No. 3,968,176. Ullmann’s., 2003. “Encyclopedia of Industrial Chemistry”,6th edition. Walas, S.M., 1988, Chemical Process Equipment, 3rd ed., Butterworths series in chemical engineering, USA Yaws, C.L. 1999. Chemical Properties Handbook. Mc Graw Hill . New York