STANDAR ISI KURIKULUM 2013
MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Sekolah Menengah
Disusun oleh : Jajang Nur’alim
152151129
Lilis Lisnawati
152151133
Dewi Agustina
152151160
Muhamad Ilham Zakaria
152151170
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT, yang mana atas berkat, rahmat, serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat beserta salam marilah kita panjatkan kepada junjunan kita yakni Nabi Muhammad SAW, tidak lupa kepada para sahabat hingga kepada kita selaku ummatnya. Makalah ini berjudul “Standar Isi Kurikulum 2013”. Penulis mengucapkan terima kasih atas makalah ini kepada Depi Ardian Nugraha, M.Pd serta Dr. H. Ebih Abdul Rachim Arhasy, Drs., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum Sekolah Menengah yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Demikian makalah yang penulis selesaikan, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan. Baik bagi penulis, pembaca, maupun pihak lainnya.
Tasikmalaya, Maret 2016 Penulis
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................... BAB IPENDAHULUAN .................................................................................. A. Latar Belakang ..................................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................ C. Tujuan Penulisan ................................................................................. D. Manfaat Penulisan ............................................................................... BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. A. MengenalPelaksanaanKurikulum 2013 .............................................. B. Sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013 ............................................. C. Karakteristik Kurikulum 2013 ............................................................ D. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 ............................................... E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ............................................ F. Implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru SD/MI .................................... G. Tahap Persiapan Pelaksanaan ............................................................. H. Kerangka Kerja Kurikulum 2013 ....................................................... I. Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 2013 ....................................... J. Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ....................... K. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 .................................. L. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 .................................... BAB III PENUTUP .......................................................................................... A. Simpulan ............................................................................................... B. Saran ..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 2), berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3). Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional
1
tersebut telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas Indonesia Tahun 2045, telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang berbasis pada Kompetensi Abad XXI, Bonus Demografi Indonesia, dan Potensi Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara Ekonomi Terbesar Dunia, dan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan peradaban dunia. Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran. Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitasaktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya,
mencoba,
menalar,
menyaji,
dan
mencipta.
Karakteristik
kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
2
3
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang. B. Rumusan Masalah 1. Apa pentingnya mengenal pelaksanaan Kurikulum 2013? 2. Bagaimana sistem evaluasi dalam Kurikulum 2013? 3. Apa saja karakteristik Kurikulum 2013? 4. Bagaimana proses pembelajaran Kurikulum 2013? 5. Apa saja prinsip Pengembangan Kurikulum 2013? 6. Bagaimana implikasi Kurikulum 2013 bagi guru SD/MI? 7. Apa saja tahap persiapan Pelaksanaan Kurikulum 2013? 8. Bagaimana kerangka kerja Kurikulum 2013? 9. Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013? 10. Apa saja konsep dasar pembelajaran dalam Kurikulum 2013? 11. Apa saja metode pembelajaran dalam Kurikulum 2013? 12. Apa saja model pembelajaran dalam Kurikulum? 13. Apa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pentingnya mengenal Kurikulum 2013 2. Mengetahui sistem evaluasi dalam Kurikulum 2013 3. Mengetahui karakteristik Kurikulum 2013 4. Mengetahui proses pembelajaran Kurikulum2013 D. Manfaat Penulisan
4
1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan serta menambah wawasan tentang Kurikulum 2013 2. Bagi pembaca, untuk lebih mengetahui karakteristik Kurikulum 2013 serta menambah wawasan akan Kurikulum 2013
BAB II PEMBAHASAN
A. Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013 Hal mendasar dari kurikulum 2013, menurut Mulyoto adalah masalah pendekatan pembelajarannya. Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah materi. Jadi materi di berikan pada anak didik sebanyak-banyaknya sehingga mereka menguasai materi itu secara maksimal. Bahkan demi penguasaan materi itu, drilling sudah diberikan sejak awal, jauh sebelum siswa menghadapi ujian nasional. Dalam pembelajaran seperti ini, tujuan pembelajaran yang dicapai lebih kepada aspek kognitif dengan aspek psikomotrik dan afektif. Ketiga aspek tersebut sebenarnya sudahmendapat penekanan pada kurikulum kita selama ini. Pada saat pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2003, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (yang dikenal dengan taksonomi Bloom tentang tujuan pendidikan), telah juga menjadi kompetensi integral
yang harus dicapai.
Lalu pada saat
pemberlakuan Kurikulum 2006, melalui pendidikan karakter, aspek afektif yang seolah dilupakan para praktisi pendidikan, digaungkan. Tapi dalam dataran praksis, hanya aspek kognitif yang dikejar. Penyebabnya adalah kurikulum tidak dikawal dengan kebijakan yang sinergis, tetapi malah dijegal dengan kebijakan ujian nasional. Soal-soal ujian nasional hanya menguji pencapaian aspek kognitif. Pencapaian aspek psikomotorik dan afektif tidak bisa diukur dengan menggunakan tes ini. Padahal tes ini adalah penentu kelulusan. Maka pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berbasis materi tanpa memedulikan penanaman keterampilan dan sikap.Pada kenyataannya, sejak awal siswa-siswa telah dibiasakan menghadapi soal-soal model ujian nasional. Pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar yang nanti akan diujikan dalam ujian nasional. Bahkan ada pula guru yang menggunakan soal-soal ujian nasioal yang telah diujukan pada tahun sebelumnya
5
6
sebagai acuan dalam pembelajaran. Menjelang menghadapi ujian nasional, guru memberikan pembelajaran ujian nasional pada siswanya. Apapun yang tidak ada kaitannya dengan ujian nasional ditiadakan. Berdasarkaan pengalaman selama ini, hal tersebut harus didukung dengan kebijakan yang konsisten, yaitu sistem evaluasi yang mengukur pencapaian kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif secara berimbang. Tidak bisa dipungkiri bahwa ujian nasional harus dihapuskan, sehingga penentu kelulusan nantinya adalah transkrip nilai yang diperoleh dari nilai rapor tiap semester. Karena nilai-nilai rapor sebagai hasil evaluasi pembelajaran
mengandung
ketiga
aspek
secara
menyeluruh,
maka
pembelajaran juga akan diberikan secara menyeluruh dalam ketiga aspek itu. Dengan dihapusnya ujian nasional, wewenang mengadakan evaluasi kembali kepada guru sehingga lengkaplah kewenangan guru; menyusun rencana
pembelajaran,
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
dan
melaksanakan kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. B. Sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013 Kesalahan fatal dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selama ini adalah kemunculan kebijakan yang sejatinya tidak konsisten dengan kurikulumkurikulum tersebut. Kebijaksanaan yang dimaksud adalah pelaksanaan ujian nasional dengan standar kelulusannya. Dimana siswa dikatakan berhasil jika ia telah mampu menembus jaring ujian nasional. Sebuah sekolah dikatakan bermutu apabila kelulusan siswanya 100% dan banyak siswanya yang mendapatkan nilai 10. Bahkan untuk tujuan itu, kecurangan sistematis selalu terjadi. Penanaman nilai moral seolah tak diperhatikan. Oleh karena itu, jika nantinya Kurikulun 2013 diterapkan dan ditujukan agar guru memperoleh ruang yang lebih leluasa untuk mengembangkan potensi siswa secara seimbang dalam tiga aspek, yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Kurikulum ini harus dikawal dengan kebijakan yang sinergis. Dan akhirnya siswa dapat belajar dengan semangat,
7
antusias, tidak bosan dan mampu menyerap nilai-nilai moral yang terkandung secara tersitat dalam setiap materi. C. Karakteristik Kurikulum 2013 Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya: 1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran. 2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. 3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK. 4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah
berimbang
antara
sikap
dan
kemampuan
intelektual
(kemampuan kognitif tinggi). 5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi
Dasar
yaitu
semua
KD
dan
proses
pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti. 6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti. 7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut. 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.
8
D. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler. 1. Pembelajaran intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut : a. Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan
tema
sedangkan
di
SMP/MTS,
SMA/MA,
dan
SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru. b. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted). 2. Pembelajaran ekstra-kurikuler Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler wajib.Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kurikulum.Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi untuk: a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa, b. Mengembangkan
kemampuan
yang
terutama
berfokus
pada
kepemimpinan, hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai ketrampilan hidup. Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan: 1) Sekolah 2) Masyarakat 3) Alam
9
Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intra-kurikuler. E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut: 1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat. 2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan. 3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa
sikap,
pengetahuan,
ketrampilan
berpikir,
ketrampilan
psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas
10
dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran. 4. Implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru SD/MI Dalam implementasi pembelajaran khususnya bagi guru kelas 1 sampai 3 di sekolah dasar mempunyai implikasi antara lain : 1. Implikasi bagi guru Kurikulum 2018 memerlukan guru PPKN yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh mengigat harus mengintegrasikan pelajaran IPA dan IPS dalam pembelajarannya. 2. Implikasi bagi siswa a. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal. b. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah 3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media a. Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. b. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
11
c. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. d. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi 4. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi: a. Ruang
perlu
ditata
disesuaikan
dengan
topik
yang
sedang
dilaksanakan b. Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung c. Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet d. Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas e. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar f. Alat, sarana dan sumber
belajar hendaknya dikelola sehingga
memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali. 5. Implikasi terhadap Pemilihan metode Sesuai dengan karakteristik pembelajaran terintegrasi , maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.
12
5. Tahap Persiapan Pelaksanaan Dalam pelaksanaan pembelajaran integrasi PPKN , perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Tahap Perencanaan : 1. Pemetaan Kompetensi Inti Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah: a. Penjabaran Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar ke dalam
indikator Melakukan kegiatan penjabaran Kompetensi Inti dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik 2) Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik
mata
pelajaran 3) Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati. b. Menentukan tema 1) Cara penentuan tema Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni: a) Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. b) Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat
13
bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. 2) Prinsip Penentuan tema Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu: a) Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa: b) Dari yang termudah menuju yang sulit c) Dari yang sederhana menuju yang kompleks d) Dari yang konkret menuju ke yang abstrak. e) Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa f) Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya 3) Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator a) Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis. b) Menetapkan Jaringan Tema Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema. c) Penyusunan Silabus Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian. 4) Penyusunan Rencana Pembelajaran
14
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
Rencana
pembelajaran
ini
merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan
dalam
silabus
pembelajaran.
Komponen
rencana
pembelajaran tematik meliputi: a) Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan). b) Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan. c) Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator. d) Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup). e) Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. f) Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian). Tahap Pelaksanaaan 1. Tahapan kegiatan Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan
tiga
tahapan
kegiatan
yaitu
kegiatan
pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
15
a. Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi b. Kegiatan Inti Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan. c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik. 2. Kerangka Kerja Kurikulum 2013 Proses pengembangan kurikulum digambarkan dalam diagram Kerangka Kerja berikut: 1. Pengembangan Kurikulum 2013 diawali dengan analisis kebutuhan masyarakat Indonesia. Analisis kebutuhan tersebut merupakan analisis kesenjangan mengenai kemampuan yang perlu dimiliki warganegara bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada dekade ketiga dan keempat abad ke-21. Adanya tantangan seperti keterikatan Indonesia dalam perjanjian internasional seperti APEC, WTO, ASEAN Community, CAFTA. Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa penguasaan soft skills perlu
16
mendapatkan prioritas dalam pengembangkan kemampuan warganegara untuk kehidupan masa depan. 2. Analisis Tujuan Pendidikan Nasional sebagai arah pengembangan kurikulum. Setiap upaya pengembangan kurikulum haruslah didesain untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum sebagai jiwa pendidikan (the heart of education) harus selalu dirancang untuk mencapai kualitas peserta didik dan bangsa yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan. Kajian dari tujuan pendidikan nasional memberi arah yang juga mengacu kepada pengembangan soft skills yang berimbang dengan penguasaan hard skills. 3. Analisis kesiapan peserta didik dilakukan terutama dari kajian psikologi anak
dan
psikologi
perkembangan,
tahap-tahap
perkembangan
kemampuan intelektual peserta didik serta keterkaitan tingkat kemampuan intelektual peserta didik dengan jenjang kemampuan kompetensi yang perlu mereka kuasai. Analisis ini diperlukan agar kompetensi yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 bersesuaian untuk menerapkan prinsip belajar. Prinsip belajar mengatakan bahwa proses pembelajaran dimulai dari kemampuan apa yang sudah dimiliki untuk mencapai kemampuan di atasnya dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum. 4. Berdasarkan
analisis
tersebut
maka
ditetapkan
bahwa
perlu
pengembangan Standar Kompetensi Lulusan baru yang menggantikan Standar Kompetensi Lulusan yang sudah ada. Standar Kompetensi Lulusan Baru di arahkan untuk lebih memberikan keseimbangan antara aspek sikap dengan pengetahuan dan ketrampilan. Walau pun Standar Kompetensi Lulusan bukan kurikulum tetapi berdasarkan pendekatan pendidikan yang berstandar standar sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka pengembangan Standar Kompetensi Lulusan merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan. Sesuai dengan pendekatan berdasarkan standar maka kurikulum harus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
17
5. Analisis berikutnya adalah kajian terhadap desain kurikulum 2006 yang menjadi dasar dari KTSP dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2005 tentang Standar Isi. Dalam Standar Isi terdapat Kerangka dasar Kurikulum dan struktur kurikulum. Analisis terhadap dokumen kurikulum tersebut menunjukkan bahwa desain kurikulum dikembangkan atas dasar pengertian bahwa kurikulum adalah daftar sejumlah mata pelajaran. Oleh karena itu satu mata pelajaran berdiri sendiri dan tidak berinteraksi dengan mata pelajaran lainnya. Melalui pengembangan kurikulum yang demikian maka ada masalah yang cukup prinsipiil yaitu konten kurikulum yang dikategorikan sebagai konten berkembang (developmental content) tidak mendapatkan kesempatan untuk dikembangkan secara baik. Konten kurikulum berkembang seperti nilai, sikap dan ketrampilan (intelektual dan psikomotorik) memerlukan desain kurikulum yang menempatkan satu mata pelajaran dalam jaringan keterkaitan horizontal dan vertikal dengan mata pelajaran lain. Dari hasil analisis tersebut maka dikembangkan desain baru yang memberikan jaminan keutuhan kurikulum melalui keterkaitan vertikal dan horizontal konten. 6. Berdasarkan rumusan Standar Kompetensi Lulusan yang baru maka dikembangkanlah Kerangka dasar Kurikulum yang antara lain mencakup Kerangka Filosofis, Yuridis, dan Konseptual. Landasan filosofis yang dikembangkan adalah bersifat eklektik yang mampu memberikan dasar bagi pengembangan individu peserta didik secara utuh yaitu baik dari aspek intelektual, moral, sosial, akademik, dan kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan kehidupan individu peserta didik, sebagai anggota masyarakat dan bangsa yang produktif, dan memiliki kemampuan berkontribusi dalam meningkatkan kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa, dan ummat manusia. Kerangka yuridis kurikulum adalah berbagai ketetapan hukum yang mendasari setiap upaya pendidikan di Indonesia. Kerangka konseptual berkenaan dengan model kurikulum berbasis kompetensi yang dinyatakan dalam ketetapan pada
18
Undang-undang Sisdiknas. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ditetapkan antara lain termasuk penyederhanaan konten kurikulum, keseimbangan kepentingan nasiional dan daerah, posisi peserta didik sebgai subjek dalam belajar, pembelajaran aktif yang didasarkan pada model pembelajaran sains, dan penetapan Kompetensi Inti sebagai unsur pengikat (organizing element) bagi KD mata pelajaran. 7. Kegiatan
pengembangan
berikutnya
adalah
penetapan
struktur
kurikulum. Struktur kurikulum menggambarkan kerangka kurkulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, pengelompokkannya, posisi mata pelajaran, beban belajar mata pelajaran per minggu dan jumlah beban belajar keseluruhan per minggu. Berdasarkan prinsip penyederhanaan kurikulum maka jumlah mata pelajaran dikurangi tetapi jam belajar baik untuk setiap mata pelajaran mau pun untuk keseluruhan ditambah. Penambahan jam belajar adalah untuk memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik mengembangkan kompetensi ketrampilan dan sikap melalui proses pembelajaran yang berorientasi pada sains. 8. Berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan, selanjutnya dirumuskan Kompetensi Inti setiap kelas yang menjadi pengikat dari berbagai Kompetensi Dasar. Adanya Kompetensi Inti lebih menjamin terjadinya integrasi Kompetensi Dasar antarmata pelajaran dan antarkelas. Proses pengembangan Kompetensi Dasar melibatkan pengembang kurikulum yang terdiri dari guru, dosen, dan para pakar pendidikan. 9. Berdasarkan Kompetensi Dasar yang telah direviu dan dinyatakan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan maka dikembangkan silabus. Pengembangan silabus dimaksudkan agar ada patokan minimal mengenai kualitas hasil belajar untuk seluruh Indonesia. Dalam silabus ditetapkan sebagai patokan minimal adalah indikator yang dikembangkan dari Kompetensi Dasar dan kemudian diramu dalam Materi Pokok, proses pembelajaran yang dikembangkan dari kegiatan observasi, menanya, mengasosiasi, dan mengomunikasi. Keempat kemampuan ini
19
dikembangkan selama dua belas tahun sehingga kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan belajar peserta didik dapat menjadi kebiasaan-kebiasaan yang memberikan kebiasaan belajar sepanjang hayat. Silabus tidak membatasi kreativitas dan imaginasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran karena silabus akan dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi RPP yang kemudian diterjemahkan dalam proses pembelajaran. 10. Berdasarkan KD dan silabus dikembangkan buku teks peserta didik dan buku panduan guru. Buku teks peserta didik berisikan konten yang dikembangkan dari KD sedangkan buku panduan guru terdiri atas komponen konten yang terdapat dalam buku teks peserta didik dan komponen petunjuk pembelajaran dan penilaian. Adanya buku teks peerta didik dan guru adalah patokan yang memberikan jaminan kualitas hasil belajar minimal yang harus dimiliki peserta didk.
3. Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 2013 1. Kelebihan Kurikulum 2013 a. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual) karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah
dalam
bentuk
bekerja
dan
mengalami
berdasarkan
kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan. b. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan pengetahuan
dan
keahlian
tertentu
dalam
suatu
pekerjaan,
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
20
c. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan. d. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi. e. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka. f. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus. 2. Kelemahan Kurikulum 2013 a. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. b. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. c. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda. 4. Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Menurut Sudjana, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Gulo pembelajaran adalah untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak
21
didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang dimaksud lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya yang relefan dengan kegiatan belajar siswa. Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu: 1. Pengertian kuantitatif Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil optimal. 2. Pengertian institusional Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru harus selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar. 3. Pengertian kualitatif Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya pembelajran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk
menyampaikan
ilmu
pengetahuan,
mengorganisasi
dan
menciptakan sitem lingkunagn dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal. 5. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain: 1. Metode ceramah Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal.
2. Metode latihan
22
Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal. 3. Metode tanya jawab Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab oleh anak didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab. 4. Metode karya wisata Metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek diluar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung. 5. Metode demonstrasi Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang berkaitan dengan bahan pembelajaran. 6. Metode sosiodrama Metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan sosial. 7. Metode bermain peran Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup maupun mati. Metode ini mengembangkan penghayatan, tanggungjawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari. 8. Metode diskusi Metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok. 9. Metode pemberian tugas dan resitasi Merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.
23
10. Metode eksperimen Pemberian kepada siswa untuk pencobaan. 11. Metode proyek Membahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain. Adapun prinsip dalam pemilihan dalam metode pembelajaran adalah disesuaikan
dengan
tujuan,
tidak
terikat
pada
suatu
alternatif,
penggunaannya bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain: a. Tujuan pembelajaran b. Tingkat kematangan anak didik c. Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran 6. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sabagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Model pembelajaran memiliki empat ciri khusu yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah : 1. Rasional
teoritik
logis
yang
disusun
oleh
para
pencipta
tau
pengembangnya. 2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tuuan pembelajran yang akan dicapai). 3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. 4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kruteria sebagi berikut : 1. Sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal : a. Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat ?
24
b. Apakah terdapat konsistensi internal ? 2. Praktis. Aspek kepraktisannya dapat dipenuhi jika : a. Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat terapkan. b. Kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan. 3. Efektif. Parameter : a. Ahli dan praktisi menyatakan bahwa model tersebut efektif. b. Secara operasional, model tersebut memberikan hasil sesuai dengan harapan. Arends menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu presensi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.[9] 7. Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 di Tingkat SMA/MA: 1. Perbedaan No. 1.
Kurikulum 2013 SKL
(Standar
KTSP
Kompetensi Standar Isi ditentukan terlebih
Lulusan) ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No dahulu, melalui Permendikbud 22 Tahun 2006. Setelah itu No 54 Tahun 2013. Setelah itu ditentukan baru ditentukan Standar Isi, Kompetensi
SKL Lulusan)
(Standar melalui
25
yang bebentuk Kerangka Dasar Permendiknas No 23 Tahun 2006 Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 2.
Aspek kompetensi lulusan ada Lebih menekankan pada aspek keseimbangan soft skills dan pengetahuan hard skills yang meliputi aspek kompetensi
sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
di jenjang SD Tematik Terpadu di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
Jumlah
jam
minggu
lebih
untuk kelas I-III
pelajaran
per Jumlah jam pelajaran lebih sedikit
banyak
dan dan jumlah mata pelajaran lebih
jumlah mata pelajaran lebih banyak sedikit dibanding KTSP
Proses
pembelajaran
dibanding
2013
setiap Standar
tema di jenjang SD dan semua pembelajaran mata
pelajaran
di
jenjang Eksplorasi,
SMP/SMA/SMK dengan (saintific
approach),
standar
proses
Mengamati, Mengolah,
proses terdiri Elaborasi,
dilakukan Konfirmasi
pendekatan
pembelajaran
Kurikulum
ilmiah yaitu dalam
terdiri
dari
Menanya, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta. TIK (Teknologi Informasi dan TIK sebagai mata pelajaran.
dalam dari dan
26
Komunikasi) mata
bukan
pelajaran,
sebagai
melainkan
sebagai media pembelajaran
Standar
penilaian Penilaiannya lebih dominan pada
menggunakan
penilaian aspek pengetahuan
otentik, yaitu mengukur semua kompetensi
sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Pramuka
merupakan Pramuka bukan ekstrakurikuler
ekstrakurikuler wajib
wajib
Pemintan (Penjurusan) mulai Penjurusan mulai kelas XI kelas
X
untuk
jenjang
SMA/MA BK
lebih
menekankan BK lebih pada menyelesaikan
mengembangkan potensi siswa
masalah siswa
Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun kelihatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan
sebenarnya
bukan
masalah
kurikulum,
tetapi
masalah
implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatanpendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. 2. Persamaan
27
a. Kurikulum
2006
(KTSP)
dan
Kurikulum
2013
sama-sama
menampilkan teks sebagai butir-butir KD. b. Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 samasama dibuat atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas. c. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP. d. Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
BAB III PENUTUP
A. Simpulan Nomor 64 Tahun 2013, Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang. tujuan kurikulum pada dasarnya terdiri dari sasaran, tujuan dan program pendidikan yang objektif. Sasaran pada kurikulum 2013 dituangkan dalam SKL, tujuan dituangkan dalam Standar Isi yang merupakan turunan dari SKL terdiri KI dan KD, dan program pendidikan yang objektif dituangkan dalam Standar Proses dan Standar Penilaian. Menurut Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi, Kompetensi Inti (KI) adalah Kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan kurikulum. Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang merepresentasikan: (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) keterampilan, dan (4) pengetahuan.
28
B. Saran 1. Sebagai calon guru hendaknya dapat mengetahui 8 standar nasional pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 yang dalah satunya adalah standar isi. Tujuannya untuk peningkatan mutu pendidikan yang diarahkan untuk penembangan potensi peserta didik. 2. Sebagai calon guru hendaknya mengetahui kerangka dasar standar isi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
29
DAFTAR PUSTAKA Kemendikbud. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. http://arassh.wordpress.com/2013/03/22/inovasi-kurikulum-dan-pembelajaran/) http://derilidzikri-pgsdipb.blogspot.com/2013/02/inovasi-kurikulum-2013.html
1. Bagaimana mata pelajaran peminatan dan lintas minat di Sekolah Menengah Kejuruan? (Reghina Maresta 2015-D) Jawab : Peminatan
adalah
program
kurikuler
yang
disediakan
untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan. Peminatan pada SMK/MAK memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan dalam bidang Kejuruan, program Kejuruan, dan paket Kejuruan. Mata pelajaran pada setiap peminatan yang tidak diambil, beban belajarnya dialihkan ke mata pelajaran lintas minat dan/atau pendalaman minat. Peminatan Kejuruan Peminatan Kejuruan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan vokasional peserta didik dengan orientasi penguasan kelompok mata pelajaran kejuruan. Lintas Minat adalah kelompok mata pelajaran yang diminati peserta didik namun tidak termasuk pada kelompok mata pelajaran peminatan. 2. Perbedaan kompetensi inti sikap spiritual tingkat SD, SMP, SMA? (Fahmi Miraj Nurhakim 2015-D) Jawab : Kompetensi inti sikap spiritual tingkat SD, SMP, SMA adalah sama yaitu menghayati dan mengamalkan agama ajaran agama yang dianutnya. 3. Sebutkan perbedaan standar isi kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013? (Putri Melati 2015-E) Jawab :
1) Pada kurikulum 2013 SKL
(Standar Kompetensi
Lulusan)
ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013. Sedangkan KTSP Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006. 2) Pada kurikulum 2013 Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan , Sedangkan KTSP lebih menekan pada aspek pengetahuan. 3) Pada kurikulum 2013 di tingkatan SD tematik terpadu untuk kelas IVI , Sedangkan KTSP tingkatan SD tematik terpadunya untuk kelas I-III 4) Pada kurikulum 2013 jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibandingkan KTSP . 5) Pada kurikulum 2013 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. Sedangkan KTSP Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi . 6) Pada kurikulum 2013 mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran . Sedangkan KTSP TIK sebagai mata pelajaran . 7) Pada kurikulum 2013 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Sedangkan KTSP Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan.
8) Pada kurikulum 2013 pramuka menjadi ekstrakuler wajib , sedangkan KTSP pramuka bukan ekstrakulikuler wajib . 9) Pada kurikulum 2013 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA , sedangkan KTSP penjurusan mulai kelas XI. 10) Pada kurikulum 2013 BK lebih menekan mengembangkan potensi sswa sedangkan KTSP BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa . 11) Sekarang pada kurikulum 2013 diwajibkan mata pelajaran bermutan local dan mulok menekankan pada aspek psikomotorik . 4. Tujuan pembelajaran matematika berdasarkan standar isi KTSP 2006 dan kurikulum 2013? (Sendi Maulana Y 2015-E) Jawab: Berdasarkan KTSP 2013 Adapun tujuan dari pengajaran matematika adalah: Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola piker dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang, dan Mempersipakn siswa meggunakan matematika dan pola piker matematika dalam kehidupan sehari dan dalam mepelajari berbagai ilmu pengetahuan. secara khusus tujuan kurikuler pengajaran matematika adalah sebagai berikut: Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menerik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksprimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan ekonsisten. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, mebuat predeksi serta mencoba-coba. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan
lisan, catatan ngrafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.[6] Berdasarkan kurikulum 2013 Penguasaan matematika melalui pembelajaran matematika sekolah menengah pertama menurut Depdiknas (dalam Wardhani, 2008) memiliki tujuan Memahami konsep matematika, Mengembangkan penalaran matematis, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan komnikasi matematis dan mengembangkan sikap menghargai matematika. Tujuan pembelajaran matematika ini dalam Kurikulum 2013 terangkum dalam 4 (empat) Kompetensi Inti yaitu Kompetensi Sikap Spritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan. Kompetensi sikap spritual dalam pembelajaran matematika dikembangkan melalui kompetensi dasar menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Kompetensi sikap sosial dikembangkan melalui kompetensi dasar: Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah. Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar. Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya teman dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari. Selanjutnya kompetensi pengetahuan matematika yang minimal harus dikuasai peserta didik tingkat SMP meliputi dasar-dasar bilangan, aljabar, geometri, statistika dan peluang. Sedangkan
kompetensi
keterampilan
matematika
meliputi
antara
lain
keterampilan menggunakan konsep matematika dalam pemecahan masalah,
mengumpulkan,
mengolah,
menginterpretasi
dan
menyajikan data hasil pengamatan dan melakukan percobaan menemukan peluang empirik.