BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan ilmu dan pengetahuan yang sedemikian pesat tidak tentunya terlepas dari kegiatan penelitian. Penelitian memiliki peran penting dalam berkembangnya suatu bidang keilmuwan, dengan penelitian maka dapat dipecahkan suatu permasalahan serta ditemukan berbagai temuan-temuan baru yang kemudian dapat menjadi langkah awal dari suatu perubahan maupun perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Seseorang melakukan penelitian tentunya menyesuaikan dengan permasalahan dan cakupan data yang ingin diteliti penelitian erat kaitannya dengan metode ilmiah, sehingga seorang peneliti harus dapat menyesuaikan metode penelitian apa yang akan digunakan sesuai dengan bidang keahlian dan pemecahan masalah yang diinginkan. Penelitian deskriptif seacara umum digunakan untuk menggambarkan fenomena-fenomena apa adanya tanpa manipulasi, sehingga variabel-variabel yang berkaitan akan apa adanya seperti pada keadaan biasa diluar kegiatan penelitian. Dalam bidang pendidikan penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan, pembelajaran, dan segala implementasi kebijakan di bidang pendidikan. Salah satu metode dalam penelitian deskriptive adalah metode survei. Penelitian survei dilakukan dengan cara menghimpun data secara luas dari suatu populasi atau sampel. Metode survei telah banyak digunakan diseluruh bidang keilmuwan, terutama pada bidang sosial. Data penelitian survei dihimpun menggunakan angket, quisioner maupun dengan wawancara yang dilakukan langsung maupun tidak langsung. Hasil dari penelitian survei dapat diuji menggunakan uji korelasi antar variabel dan kemudian peneliti dapat melakukan penilaian dan interpretasi data dan mengkaji dengan teori. Dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih jauh mengenai design penelitian deskriptif metode survei baik spesifikasi perancangan, pelaksanaan, pelaporan dan juga contoh penelitian dengan design survei serta sajian contoh permasalahan yang dapat dipecahkan.
1
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah pengertian metode penelitian survei? 2. Apakah tujuan dari metode penelitian survei? 3. Bagaimana spesifikasi perancangan penelitian dengan metode survei? 4. Bagaimana spesifikasi pelaksanaan penelitian dengan metode survei? 5. Bagaimana pelaporan penelitian dengan metode survei? 6. Apa contoh permasalahan yang dapat dipecahkan dengan metode survei?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH 1. Untuk mengetahui pengertian metode penelitian survei. 2. Untuk mengetahui tujuan dari penelitian deskriptif metode survei. 3. Untuk mengetahui spesifikasi perancangan penelitian dengan metode survei. 4. Untuk mengetahui spesifikasi pelaksanaan penelitian dengan metode survei. 5. Untuk mengetahui cara pelaporan penelitian dengan metode survei. 6. Untuk mengetahui contoh masalah yang dapat dipecahkan dengan metode survei.
2
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN METODE PENELITIAN SURVEI Menurut Nana Syaodih
(2013), penelitian
survei
digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relarif kecil. Dalam pendidikan dan kurikulum pembelajaran, survei digunakan untuk menghimpun data tentang siswa seperi sikap, minat, dan kebiasaan belajar siswa dan lain-lain. Dapat juga menghimpun data tentang keadaan dan perkembangan sekolah. Menurut Cohen dan Nomion (1982) penelitian survei sebenearnya lebih tepat merupakan salah satu dari jenis penelitian deskriptif. Cohen dan Nomion (1982) mengatakan: “Survei gathers data at particular point in time with the intention of a) describing the nature of existing conditions or b) identifying standards agains which existing condition can be compared, or c) determining the relationships that exist between spesific events.” Artinya bahwa peneletian survei merupaan kegiatan penelitian yang mengumpulan data pada saat tertentu, dengan tiga tujuan penting yaitu a) mendeskripsikan keadaan alami yang hidup pada saat itu, b) mengidentifikasi secara terukur dengan keadaan sekaran untuk dibandingakan, dan c) menentukan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik. Menurut Fraenkel dan Wallen dalam Zainal Arifin (2011) penelitian survei merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau wawancara untuk menggambarkan berbagai aspek dalam populasi. Menurut Wallace dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989) penelitian survei digambarkan sebagai suatu proses untuk mentransformasikan lima informasi ilmiah dengan menggunakan enam kontrol metodologis. Komponenkomponen informasi ilmiah tersebut adalah teori, hipotesis, observasi, generalisasi empiris, dan penerimaan atau penolakan hipotesis. Sedangkan kontrol metodologis yaitu (a) deduksi logika, (b) interpretasi, penyusunan instrumen, penyusunan skala dan penentuan sampel, (c) pengukuran penyederhanaan data dan perkiraan
3
parameter, (d) pengujian hipotesois, inferensi logika, dan (e) formulasi konsep, formulasi preposisi, dan penataan preposisi. Survei merupakan salah satu metode penelitian yang sering digunakan dalam penelitian. Tiga hal yang mendasari banyaknya penelitan dengan metode survei adalah (a) survei bersifat serbaguna (versality), dapat digunakan untuk menghimpun data hampir setiap bidang dan permasalahan. Penggunaan survei terutama dilakukan pada penelitian evaluatif, penelitian tindakan, maupun penelitian dasar dan terapan. (b) penguunaan survei cukup efisen (efficiency) dapat menghimpun informasi yang dapat dipercaya dengan biaya yang relatif murah. Kegiatan penelitian survei dapat diidentifikasi sejak dari seorang peneliti melakukan persiapan perencanaan, menentukan strategi sampling yang hendak digunakan, menentukan strategi sampling yang hendak digunakan dan mendiskusikan instrumen dengan menentukan alat pengumpul data. Penelitian survei dapat dilakukan melalui survei langsung dengan wawancara mendalam, telepon, pos maupun tidak langsung melalui angket maupun quisioner. (c) survei menghimpun data dari sampel yang relatif kecil hingga populasi yang besar. Dalam intrepretasi dan penyimpulan hasil survei, peneliti dapat melakukan generalisasi dan penarikan generalisasi dimungkingkan karena sampel mewakili populasi. Kredibilitas atau kepercayaan hasil survai dapat dijamin oleh dua hal yaitu sampel yang representatif dan butir-butir pertanyaan dalam angket dinilai cukup valid.
B. KARAKTERISTIK PENELITIAN DENGAN METODE SURVEI Berkaitan dengan karakteristik penelitian survei ada empat karakteristik penting yang perlu ada. Menurut Isaac dan Michael (1983) keempat persyaratan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Rencana penelitian dibuat secara sistematis (Systemic) Rencana penelitian dibuat secara sistematis, seksama, mengikuti design tertentu. Sehingga isi tepat dan pelaksanaan efisien mengacu pada prinsip sistematis. 2. Menerapkan prinsip representative (representative) Penelitian survei dilakukan terhadap sampel yang benar-benar mewakili populasi didukung dengan teknik sampling yang baik. Sehingga hasilnya akan mendekati keadaan populasi yang ada.
4
3. Objektif (Objective) Data dari hasil penelitian survey dapat di eksplorasi secara eksplisit dan objektif. Sehingga dapat memberikan kesimpulan sesuai data yang ada, 4. Dapat diekspresikan secara kuantitatif (quantifiables) Pada penelitian survey, data dihimpun menggunakan pendekatan kuantitatif yang mencakup cara memperoleh data, analisis data dan penarikan kesimpulkan yang menggunakan perthitungan secara statistik.
Sedangkan menurut Zainal Arifin (2011) karakteristik penelitian survey antara lain: 1. Data dikumpulkan dari responden yang jumlahnuya cukup banyak dengan menggunakan kuisioner 2. Data bersifat realistis 3. Hasil survey dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas, karena data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu, dan saat itu juga dikumpulkan 4. Digunakan untuk memecahkan masalah yang bersifat insidental 5. Dapat menggunakan metode cross sectional atau longitudinal 6. Menggunakan data kuantitatif 7. Lebih mengutamakan teknik pengumpulan data yang berupa kuisioner dan wawancara terstruktur
C. TUJUAN PENELITIAN SURVEI Tujuan dari penelitian survey anara lain : 1. Menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti 2. Memecahkan permasalahan yang signifikan dan hidup dimasyarakat 3. Menilai kebutuhan dan menentukan tujuan institusi atau lembaga tertentu 4. Menganalisis kecenderungan yang terjadi dalam suatu masyarakat atau suatu lembaga tertentu 5. Menentukan apakah tujuan spesifik suatu lembaga sudah dapat dicapai 6. Mendiskripsikan permasalahan yang ada, dan seberapa jauh implikasinya terhadap lembaga yang ada. 7. Membuat acuan sikap yang realistis atas dasar data dan keadaan yang ada dimasyarakat. 5
D. JENIS-JENIS PENELITIAN SURVEI Ada beberapa jenis yang dibedakan menurut tujuan dan bentuknya. Penelitian survey yang dibedakan menurut tujuannya, diantaranya adalah : 1. Survey penjajagan Survey penjajagan disebut juga dengan survey eksplorasi. Pada survey eksplorasi peneliti tidak memiliki masalah untuk dipecahkan. Sehingga survey eksplorasi digunakan untuk melihat pandangan umum responden sebelum melakukan penelitian lanjut 2. Survey untuk mendiskripsikan keadaan tertentu Survei ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh permasalahan yang akan di teliti oleh peneliti, termasuk deskripsi usaha-usaha yang berkaitan dengan permasalahan. 3. Survei eksplanasi Survei eksplanasi bertujuan untuk mencari penjelasan atau sebab-sebab dari suatu masalah. Dan hasil hari survei eksplanasi ddapat digunakan sebagai bukti empiris tentang variabel yang diduga menjadi penyebab dari suatu masalah. 4. Survey untuk menggali prediksi Survei ini dilakukan untuk mejaring pendapat umum untuk memprediksi suatu kebijakan atau peraturan yang akan diterapkan. Dengan dikumpulkannya pendapat dari khalayak maka dapat dilakukan pertimbangan dalam penerapan kebijakan. 5. Survey Evaluatif Survei ini dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan suatu program ditinjau dari efektifitas dan efisiensinya. Serta dapat juga sebagai umpan balik untuk mengetahui suatu program yang telah berjalan perlu revisi atau tidak. 6. Survey untuk membuat proyeksi kedepan Survey ini dilakukan untuk menghimpun data yang digunakan untuk memproyeksikan hal-hal yang mungkin terjadi melalui data yang dihimpun dari responden 7. Survey untuk tujuan operasional Survey ini dilakukan untuk menggali faktor yang akan menghambat atau mendukung penerapan suatu kebijakan baru, bagaimana berjalannya suatu kebijakan dan hasil yang akan dicapai dari penerapan kebijakan tersebut.
6
8. Penelitian survey untuk mengembangan indikator sosial Survey ini dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk melihat pemerataan program sehingga menjadi salah satu komponen dalam pengembangan indikator sosial.
Sedangkan jenis penelitian survey yang dibedakan menurut bentuknya, antara lain : 1. Survey Catatan Jenis survey ini sering disebut survey of records karena dalam kegiatan penelitian ini banyak menggunakan sumber-sumber yang berupa catatan atau informasi non reaksi. Dalam penelitian ini peneliti biasanya tidak banyak melibatkan jawaban langsung dari subjek yang diteliti. 2. Survey menggunakan angket Survey menggunakan angket atau quisioner ini biasanya didistribusikan oleh peneliti kepada responden langsung maupun melalui pos atau dengan memanfaatkan teknologi internet. 3. Survey melalui telepon Pada survey jenis ini peneliti menggunakan buku petunjuk telepon untuk menghubungi responden kemudian menyatakan maksud dan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden 4. Survey menggunakan wawancara Survey menggunakan wawancara dapat dilakukan dalam grup maupun perseorangan. Metode yang digunakan adalah wawancara, dengan menggali informasi secara langsung informasi dari responden.
E. DESAIN PENELITIAN SURVEI Ditinjau dari desain penelitiannya survey dapat dibedakan menjadi dua, yaitu survey longitudinal dan desainn cross sectional. 1. Desain Longitudinal Desain longitudinal merupakan proses pengumpulan data terhadap masalah tertentu yang dilakukan dalam waktu yang lama (Sudarsono dkk, 2013 : 151) atau dengan kata lain desain ini digunakan untuk memahami isu yang berkepanjangan, tetapi populasi lebih kecil dengan pengumpulan data secara periodik. Dalam desain longitudinal terdapat beberapa tipe yaitu trend study. 7
2. Desain Cross-Sectional Menurut Sudarsono (2013: 152) desain Cross-Sectional adalah desain survey dimana survey dilakukan terhadap kelompok responden (sample) tertentu dalam jangka waktu yang relatif pendek.
F. SPESIFIKASI
PERANCANGAN
DAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN
METODE SURVEI Kegiatan penelitian survei dapat diidentifikasikan sejak dari seorang peneliti melakukan persiapan perencanaan, menentukan strategi sampling yang hendak digunakan, mendiskusikan instrumen, bagaimana menyampaikan instrumen tersebut kepada
responden
sebagai
kelengkapan
teknik
survei,
sampai
akhirnya
mengidentifikasikan beberapa prosedur yang tepat agar dapat memproses dan menganalisis untuk memperoleh hasil penelitian (Darmadi, 2011:237). Rencana penelitian dengan metode survei tertuang didalam proposal penelitian. Komponen utama yang terpenting dalam proposal penelitian survei adalah tujuan dasar atau alasan diadakannya penelitian survei. Berikut ini merupakan komponen-komponen yang akan dibahas di dalam proposal, khususnya di bagian metode penelitian untuk rancangan survei: 1.
Identifikasi tujuan penelitian survey. Tujuannya untuk menggeneralisasi populasi dari beberapa sampel sehingga dapat dibuat kesimpulan-kesimpulan atau
dugaan-sugaan
sementara
tentang
karakteristik-karakteristik,
perilakuperilaku, atau sikap-sikap dari populasi tersebut. 2.
Memaparkan rasional pemilihan metode survei sebagai jenis prosedur pengumpulan
data
dalam
penelitian,
dapat
berupa
menunjukkan
keunggulankeunggulan rancangan survei (seperti keekonomisan rancangan dan kecepatan dalam menyajikan data penelitian) dan keuntungan-keuntungan mengidentifikasi sifat-sifat suatu populasi berdasarkan sekelompok kecil individu (sampel). 3.
Menetapkan desain penelitian dengan metode survei, apakah menggunakan desain survei cross-sectional dengan mengumpulkan data satu persatu dalam satu waktu atau desain survei longitudinaldengan mengumpulkan data secara kumulatif sepanjang waktu.
4.
Merinci teknik pengumpulan data. Fink (2002) menunjukkan empat strategi pengumpulan data, antara lain: kuesioner yang disusun secara sendiri 8
(selfistered questionnaires), wawancara (interviews), review catatan terstruktur (structured record review) untuk mengumpulkan informasi finansial, media atau sekolah, dan observasi terstruktur (structured observation).
Adapun spesifikasi pelaksanaan penelitian dengan metode survey, ditinjau dari beberapa ahli terdapat beberapa variasi. Menurut Bibie (1982) ada tiga langkah penting yang menentukan keberhasilan dari penelitian survey, antara lain : 1. Pembuatan dan pengembanganan angket 2. Pemilihan sample 3. Mengumpulkan data dengan wawancara atau kuisioner Menurut Rea dan Parker (2001) beberapa langkah yang sebaiknya ditempuh peneliti dalam pengumpulan data survey antara lain : 1. Identification of the focus of the study and method of research Pada tahap ini peneliti diharuskan untuk memformulasikan fokus masalah yang akan diteliti. Masalah penelitian mencakup pertanyaan yang menanyakan hubungan dari variabel-veriabel penelitian. Adapun kriteria masalah yang dapat digunakan dalam penelitian survey antara lain : a. Suatu masalah penelitian harus menggambarkan hubungan antara dua variable atau lebih b. Suatu masalah penelitian memerlukan pengujian secara empirik, pemecahan masalah dilandasi oleh bukti-bukti empirik yang diperoleh dari lapangan melalui pengumpulan data yang relevan Setelah menentukan desain penelitian kemudian dilakukan konseptualisasi atas sebuah fenomena atau gejala sosial yang akan diturunkan menjadi variabelvariabel penelitian sampai ke tingkat indikator.
Jika digambarkan secara
sistematis, maka desain penelitian survei tampak dalam hierarki sebagai berikut:
9
Teori Konsep
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pertanyaan
Tahapan pembuatan desain penelitian yang meliputi Teori, Konsep, Variabel, Dimensi, Indikator, Skala/Pengukuran, dan item-item Pertanyaan selanjutnya harus disederhanakan dalam bentuk isian matriks operasionalisasi survei seperti berikut :
Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Tabel : Contoh penerapan matriks operasionalisasi survei:
Judul Penelitian: Analisis Kesulitan Guru Biologi Kelas XI SMA Negeri Di Kabupaten Bantul dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015 Rumusan Masalah: 1. Apa saja kesulitan guru biologi terhadap pemahaman struktur Kurikulum 2013 ? 2. Apa saja kesulitan guru biologi dalam persiapan menyusun perangkat pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 ? 3. Apa saja kesulitan guru biologi dalam pelaksanaan pembelajaran biologi berdasarkan Kurikulum 2013 ?
10
Teori yang digunakan: 1.
Teori Pembelajaran
2. Teori Kurikulum
Variabel: Kesulitan
Guru
Biologi
Kelas
XI
SMA
Negeri
di
Kabupaten
Bantul,
Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015 Selanjutnya untuk dimensi, indikator dan skala dapat dilihat pada matriks operasionalisasi survei berikut ini. Variabel
Dimensi
Kesulitan Guru
a. Kesulitan guru
a.
Biologi Kelas XI
biologi terhadap
kesulitan
SMA Negeri di Kabupaten Bantul
Indikator Bagaimana
Skala tingkat
guru
dalam
pemahaman struktur memahamikonsep Kurikulum 2013
kurikulum 2013
b. Kesulitan guru
b.
Bagaimana
biologi dalam persiapan kesulitan
tingkat
guru
dalam
menyusun perangkat memahami isi dan kebijakan pembelajaran
kurikulum 2013 c.
Bagaimana
kesulitan
tingkat
guru
dalam
memahami konsep umum buku kurikulum 2013 d.
Bagaimana
tingkat
kesulitan
guru
dalam
memahami
struktur
dan
kompetensi pada kurikulum 2013 e.
Bagaimana
kesulitan menyusun
11
guru teknik
tingkat dalam dan
Ordinal
instrumen
penilaian
kurikulum 2013 f.
Bagaimana
kesulitan
tingkat
guru
mempersiapkan
dalam perangkat
pembelajaran g.
Bagaimana
kesulitan
tingkat
guru
dalam
mempersiapkan konsep dan strategi pembelajaran h.
Bagaimana
kesulitan
tingkat
guru
dalam
menentukan alokasi waktu i.
Bagaimana
kesulitan
tingkat
guru
dalam
menentukan sumber belajar j.
Bagaimana
kesulitan
tingkat
guru
dalam
mempersiapkan
model
pembelajaran k.
Bagaimana
kesulitan
tingkat
guru
dalam
mempersiapkan teknik dan instrumen penilaian Mengimplementasikan
a. Kesulitan guru
kurikulum
biologi dalam pelaksanaan
a. guru
Bagaimana biologi
pelaksanaan
Kesulitan dalam
implementasi
pembelajaran biologi konsep kurikulum 2013 b. guru
Bagaimana biologi
pelaksanaan
Kesulitan Ordinal dalam perangkat
pembelajaran c.
12
Bagaimana
Kesulitan
guru
biologi
dalam
menentukan alokasi waktu d.
Bagaimana
guru
Kesulitan
biologi
membuat
dalam
konsep
dan
strategi pembelajaran e.
Bagaimana
Kesulitan
guru biologi dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik f. Bagaimana Kesulitan guru biologi dalam menerapkan model pembelajaran g. guru
Bagaimana
Kesulitan
biologi
melaksanakan
dalam penilaian
hasil belajar Pada kolom terakhir matriks operasionalisasi penelitian survei di atas terdapat kolom “skala”. Skala diperlukan sebagai teknik pengukuran yang sejak awal dirancang dalam desain penelitian. Terdapat empat jenis skala dalam penelitian survei, yakni nominal, ordinal, interval, dan rasio. Masing-masing skala dapat dijelaskan sebagai 0 berikut. a) Skala nominal Skala nominal embedakan satu kategori dengan kategori lainnya. Dasar perbedaannya adalah penggolongan yang tidak saling tumpang tindih antar kategori Contoh: Jenis kelamin: 1. a. pria
b. wanita
Status kepegawaian: 1. a. Honorer
b. Tetap
c.Kontrak
13
b) Skala Ordinal Skala ordinal mempunyai sifat membedakan dan mencerminkan adanya tingkatan dari tinggi ke rendah. Contoh: Jenjang Pendidikan: 1. a. SD
b. SLTP
c. SMA
d. Sarjana
Tingkat kepuasan: 1. a. Sangat Tidak Memuaskan
b. Cukup Memuaskan
c. Sangat Memuaskan
Kepangkatan dalam militer: 1. a. Brigadir Jendral
b. Mayor Jendral
c. Letnan Jendral
d. Jendra
c) Skala Interval Skala interval mempunyai sifat membedakan, mempunyai tingkatan, dan mempunyai jarak yang pasti antara satu kategori dengan kategori lainnya Contoh: Tingkat Penghasilan 1. a. < 500.000
b. 500.000 – 999.000 c. 1000.000- 3.000.000 d. > 3 juta
Frekuensi Mendengarkan radio 1. a. 1-5 jam = sangat rendah 2. b. 6- 10 jam = cukup 3. c. 11-15 jam = tinggi 4. d. 16-20 jam = sangat tinggi d) Skala Rasio Skala rasio mempunyai sifat membedakan, mempunyai tingkatan dan jarak, dan setiap nilai variabel diukur dari suatu keadaan atau titik yang sama (titik nol mutlak). Contoh: Umur Manusia (0, 1, 2, 3 dst) Berat badan dalam kg Tinggi badan dalam cm, dan sebagainya (Yusuf, 2011)
14
2. The research schedule and budget Setelah diperoleh masalah penelitian, langkah selanjutnya adalah membuat jadwal penelitian dan estimasi biaya yang akan dikeluarkan 3. Establishment of an information base Dalam tahap ini dilakukan pembentukan informasi dasar sebagai latar belakang masalah yang akan diteliti 4. The sampling frame Tahap selanjutnya dalam penelitian survei adalah menentukan sampel. Pemilihan dan penarikan sample sangat penting dalam survai. Sample harus mewakili populasi baik dalam jumlah maupun karakteristiknya. Karakteristik sample diambil berdasarkan strata dan klaster. Selain jumlah dan karakteriknya, dalam survai juga perlu dipertimbangkan kemampuan responden yang menjadi sample dalam memberikan jawaban tertulis. Selain sample, teknik sampling juga perlu diperhatikan. Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukkan banyaknya sample dan anggota sample dari suatu populasi yang dapat mewakili populasi dari aspek jumlah maupun karakteristik. Penarikan sample pada penelitian survai dibedakan berdasarkan ukuran populasninya. Bila populasinya tidak terbatas (infinite population) maka penarikan sample tidak dapat dilakukan secara acak atau random, sehingga dikenal dengan istilah non random sampling. Jika populasinya terbatas maka dibuat kerangka sample (sample frame) yang memuat daftar anggota populasi (Subali, 2013:7) dengan adanya kerangka sample maka dapat dipilih sample seacara acak atau random sampling. Dengan pengambilan sample sample secara acak, maka akan meminimalisir kekeliruan yang sistematik sehingga sample yang dipilih adalah sample yang represetattif.
5. Determining of sample size and sample selection Secara garis besar teknik pengambilan sampel dibagi atas 2 kelompok, yaitu : 1) Probability Sampling (random sampling) Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Ini merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut: 15
Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
a. Sampling acak sederhana (Simple random sample) Sampling acak sederhana adalah bentuk yang paling sederhana sampling probabilitas, dan membentuk blok bangunan untuk banyak desain sampel lainnya. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu: Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom). Tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
Tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan : Prosedur estimasi mudah dan sederhana
16
Kerugian
: Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi, sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar (Nasution, 2003).
b. Sampling acak berlapis (stratified random sample) Sampling acak berlapis Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara systematic random sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥4-6 tahun). Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut di atas (Nasution, 2003).
Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 - 8. Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen. Keuntungan : Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat. Kerugian
: Daftar populasi setiap strata diperlukan, jika daerah
geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.
17
c. Sampling random berkelompok (cluster sample) Dengan beberapa jenis survei istrasi, meskipun, mungkin sulit untuk mendapatkan kerangka sampling individu, atau mungkin mahal
untuk
mengambil
sampel
acak
sederhana.
Daripada
menggunakan sampel acak sederhana, cluster sampling metode biasanya dapat digunakan dalam situasi ini. Ukuran dua atau lebih sampling unit lainnya digunakan dalam cluster sampling: unit pertama, lebih besar disebut cluster atau utama sampling unit (psu) yang dipilih untuk sampel menggunakan probabilitas desain sampling, maka beberapa atau semua unit yang lebih kecil, disebut sekunder sampling unit (ssu) yang dipilih dari masing-masing psu dalam sampel (Dillman, 2008). Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam kelompokkelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok. Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua semua mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster). Keuntungan :
Tidak memerlukan daftar populasi
Biaya transportasi kurang
Kerugian :
Prosudur estimasi sulit.
d. Sampel tidak seimbang (Unequal probability sample) Beberapa Universitas mungkin memiliki 500 siswa; orang lain mungkin memiliki 45.000 siswa. Jika sederhana sampel acak dari Universitas diambil pada tahap pertama cluster sampling, sangat mungkin bahwa banyak dari Universitas besar, akuntansi untuk sebagian siswa di negara, tidak akan muncul dalam sampel. Tidak 18
seimbang probabilitas contoh desain dapat digunakan sebagai gantinya untuk menghindari masalah ini. Daripada memiliki probabilitas sama seleksi untuk setiap universitas, probabilitas bahwa Universitas akan memilih untuk sampel dapat diatur dalam proporsi jumlah mahasiswa, sehingga Universitas yang lebih besar akan memiliki probabilitas yang lebih tinggi dari yang diikutsertakan dalam sampel. Jika diinginkan yang setiap siswa memiliki probabilitas sama yang dipilih untuk sampel, maka orang bisa menentukan sampling k mahasiswa dari setiap universitas sampel. Kemudian, jika mi jumlah mahasiswa di Universitas i dan M adalah jumlah siswa di Semua Universitas di populasi, kemungkinan yang diberikan mahasiswa di Universitas saya dipilih untuk sampel akan (Mi /M)(k/ Mi) = k/M (Dillman, 2008).
e. Sampel berlapis (multistage sample) Proses bertingkat dua Misalnya:
pengambilan
sampel
dilakukan
bertingkat,
baik
maupun lebih.
Provinsi
→Kabupaten
→Kecamatan
→
Desa
→
Lingkungan → KK. Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ±2000
19
Cara ini dipergunakan bila:
Popula/sinya cukup homogen
Jumlah populasi sangat besar
Populasi menempati daerah yang sangat luas
Biaya penelitian kecil
Keuntungan : Biaya transportasi kurang Kerugian
:
Prosedur estimasi sulit
Prosedur
pengambilan
sampel
memerlukan
perencanaan yang lebih cermat (Nasution, 2003).
2) Non Probability Sampling (Non Random Sample) Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya
merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan. Cara ini
dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yanq tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja. Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut : a. Sampling Dengan Maksud (Purposive sample) Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. b. Sampling Tanpa Sengaja (Accidental sample) Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja. c. Sampel Berjatah (Quota Sample) Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. 20
Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan (Nasution, 2003).
6. Design of the survey instrument Setelah menentukan sample, instrumen survey disusun berdasarkan pertanyaanpertanyaan yang sesuai dengan desain survei.
7. Pretest of survey instrument Pretest dilakukan pada instrumen sebagai pendahuluan untuk menguji apakah instrumen yang akan digunakan memenuhi uji validitas dan reabilitas. Tujuan dilakukan pre test adalah : a. Untuk mengetahui apakah ada pertanyaan yang perlu dihilangkan atau ditambah b. Untuk memahami apakah ada pertanyaan yang sulit di pahami responden c. Untuk memahami apakah susunan pertanyaan perlu diubah atau tidak d. Untuk mendekteksi berapa lama waktu yang digunakan responden dalam mengisi quisioner Menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006) validitas berhubungan dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, dan dapat mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya. Uji validitas dapat dilakukan dengan pengujian SPSS menggunakan korelasi Bivariate Pearson.
Menurut Suumadi Suryabrata (2004: 28), reabilitas
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
tersebut dapat
dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Pengujian reabilitas instrumen dengan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat.
21
8. Selection and training of interviewerst Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan penjelasan kepada interviewest mengenai detail pelaksanaan survey sehingga ktidak terjadi bias dan kesalahan pemaknaan. Jika survey dilakukan oleh peneliti sendiri maka akan lebih aman karena peneliti tentunya mengetahui seberapa jauh penelitian survey akan dilakukan.
9. Implementationof the survey Pelaksanaan survey secara garis besar dilakukan pengumpulan data. Dalam penelitian survey data dikumpulkan melalui beberapa metode pengumpulan data, antara lain : a. Wawancara Wawancara atau interview dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka antar
muka secara kelompok maupun individual. Dalam
pelaksanaannya wawancara, pertanyaan dapat berupa pertanyaan terbuka maupun pertanyaan tertutup. Pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisinya. Pengembangan pertanyaan pokok menjadi pertanyaan lanjutan atau pertanyaan terurai disebut “probing” b. Angket Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung artinya penggunaan angket tidak ada tanya jawab seperti pada penggunaan teknik wawancara. Instrumen atau alat pengumpulan data berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Dalam penyusunan angket perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:
Sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk pengisian
Butir-butir pertanyaan harus dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan. Tidak menggunakan kata-kata yang terlalu panjang
Untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden.
22
10. Conditification of the completed questionnaires and computerized data entry Setelah pengumpulan data dilakukan, selanjutnya adalah memeriksa kelengkapan data dengan cara menyortir data dan memberi nomor pada kuisioner serta memastikan kelengkapan jawaban yang diisikan dalam kuisioner. Setelah seluruh data dipastikan terkumpul, langkah selanjutnya dalah mengentri data atau memasukkan date kedalam komputer ataupun aplikasi pengolah data SPSS untuk memudahkan pengolahan dan analisis data selanjutnya. Menururt Purwanto dan Sulistyatuti (2007) cara yang dilakukan dalam mengkode data adalah : a) Memproses data untuk dilihat dengan hasil analisa statistik deskriptifnya seperti frekuensi, mean, modus, dan median b) Melihat penyimpangan-penyimpangan yang ada c) Mencocokkan kembali data dengann data yang ada pada kuisioner d) Membetulkan data entry e) Memproses kembali dan kembali ke langkah pertama
11. Data analysis and final report Menurut Subali (2013:16) pada prinsipnya teknis analisis data survey tergantung pada tujuan penelitiannya apakah akan mencari hubungan antar variabel yang diteliti, atau apakah mencari perbedaan variabel tergayut akibat perbedaan atribut atau perbedaan level pada variabel bebasnya. Jika yang diselidiki adalah hubungan antar variabel bebas dan tergayutnya, maka yang akan diteliti apakah sifat hubungan regresi (hubungan sebab akibat antara variabel prediktor dan veriabel respons), hubungan korelasi karena antara variabel bebas dan variabel tergayut memiliki hubungan dependensi (ketergantungan karena datanya cacah). Pemenuhan kebutuhan analisis harus diperhatikan prasyaratnya. Jika tujuannya ingin membuat inferensi maka digunakan teknik statistika inferensial dan harus memperhatikan keparametrikannya. Namun jika tidak ingin melihat inferensinya maka cukup dianalisis secara desklriptif. Selain itu banyaknya variable penelitian yang digunakan akan menentukan teknik analisis yang digunakan (Subali, 2013 : 16-17), yaitu : a) Untuk data monovariate atau penelitian tanpa variable bebas, maka cukup dianalisis menggunakan statistika deskriptif
23
b) Untik data bivariate dan multivarate dapat digunakan analisis perbedaaan analisis hubungan tergantung pada tujuannya c) Bila data penelitian bivariat (satu variabel bebas dan satu variabel tergayut), baik variabel bebas dan tergayutnya merupakan data kuantitatif dan peneliti bertujuan mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergayut maka digunakan uji regresi sederhana.
d) Data penelitian multivariat dimana peneliti memiliki >1 variabel bebas dan satu variabel tergayut dan peneliti ingin mengetahui pengaruh variabelvariabel bebas terhadap variabel tergayut digunakan uji regresi ganda.
e) Data multivariat dengan satu atau >1 variabel bebas dan >1 variabel tergayut, dan tujuannya adalah mencari perbedaan respons akibat pengaruh variabel bebas digunakan uji beda multivariat.
Analisis data pada penelitian penelitian bivariate dengan tujuan mecari perbedaan respons akibat perbedaan atribut atau level variabel bebas , maka harus diperhatikan banyaknya atribut/level pada variable bebas yakni : a) Jika hanya ada dua atribut/level variabel bebas maka hanya akan ada dua nilai rata-rata dari variabel tergayut/variabel respons yang akan diuji perbedaannya. Jadi ada dua nilai rata-rata yang masing-masing dimiliki oleh group/kelompok yang akan dibandingkan.
b) Jika ada k atribut/level variabel bebas maka akan ada k nilai rata-rata dari variabel tergayut/variabel respons yang akan diuji perbedaannya. Jadi ada k nilai rata-rata yang masing-masing dimiliki oleh grup-grup yang akan
diperbandingkan. Beberapa teknik analisis data yang dapat digunakan dalam penelitian pendidikan biologi antara lain untuk melihat nilai sebaran dan penyimpamgan dapat dilakukan analisis data secara deskriptif (mean, median, modus, standar deviasi) uji perbandingan terhadap parameter dengan menggunakan uji z atau uji t-Student, uji beda dua nilai ratarata parametrik dengan menggunakan uji t-Student data berpasangan dan uji t Student data tidak berpasangan, secara nonparameterik ada uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan dan ada uji U Mann-Whitney untuk data tidak berpasangan. Untuk pembandingan beberapa nilai rata-rata digunakan uji ragam, baik uji ragam secara parameterik maupun secara nonparametrik. Uji ragam secara parameterik ada uji ragam eka arah/satu jalur, uji ragam dwii arah/dua jalur, dan uji ragam banyak arah/banyak jalur. Untuk uji ragam banyak jalur ada uji ragam banyak jalur tanpa interaksi dan uji ragam
24
banyak jalur dengan interaksi. Untuk uji ragam secara nonparameterik ada uji ragam satu arah berperingkat Kruskal-Wallis, ada uji ragam dwi arah berperingkat Friedman.
Setelah dilakukan analisis, maka dapat dilakukan interpretasi data untuk menarik kesimpulan statistik deri data yang dihimpun. Untuk menginterpretasi data, yang perlu dilakukan peneliti adalah mengaitkan temuan dengan teori yang ada. Selanjutkan memberikan konteks, makna atau implikasi pada data hasil temuan.
G. PELAPORAN DESAIN PENELITIAN METODE SURVEI Format laporan penelitian yang lengkap tidak hanya menyajikan hasil penelitian, tetapi juga proses penelitain tersebut sebagai keseluruhan. Pada pembagian isi laporan tersebut secara berurutan meliputi: (a) Judul laporan; (b) Kata Pengantar; (c) Daftar Isi; (d) Pendahuluan; (e) Baba tau bagian Laporan; (f) Ikhtisar; (g) Lampiran; (h) Kepustakaan (Singarimbun, 1989: 381-391). Berikut ini merupakan contoh penjelasan lebih lanjut (Prastowo, 2011: 197-199) 1. Judul Laporan Judul laporan sebaiknya jelas, ringkas, dan menggambarkan isi, contoh: Suatu studi tentang kesulitan guru biologi kelas xi sma negeri di kabupaten bantul dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 Diganti menjadi: Analisis kesulitan guru biologi kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Bantul dalam mengimplementasikan kurikulum 2013
2. Kata Pengantar Kata pengantar biasanya pendek, sekitar satu halaman. Di dalam kata pengantar, dikemukakan tujuan penelitian, masalah yang dihadapi, siapa yang mensponsorinya, dan ucapan terimakasih kepada yang memberikan bantuan. Kata pengantar dapat ditulis oleh peneliti atau badan yang mensponsorinya. 3. Daftar Isi Daftar isi menunjukkan bagian-bagian dari laporan dan di situ dapat dilihat hubungan antara satu bagian dan yang lainnya. Tabel, diagram, peta, dan gambar masing-masing dibuat daftar tersendiri. 4. Pendahuluan Pada bagian ini, pembaca diantar kepada perumusan masalah, ruang lingkup, kegunaan teoritis, dan praktis dari laporan dan metodologi. Bagian ini mencakup latar 25
belakang penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, cara pemrosessan data dan analisis data, termasuk prosedur statistik yang ditempuh. Contoh: Berdasarkan judul diatas dapat dikemukakan tujuan penelitiannya adalah: untuk mengetahui kesulitan guru biologi kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Bantul dalam (1) pemahaman struktur Kurikulum 2013, (2) persiapan menyusun perangkat pembelajaran, (3) pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013. Menggunakan metode penelitian deskriptif teknik purposive sampling dengan kriteria SMA Negeri di Kabupaten Bantul termasuk peringkat 5 besar Ujian Nasional. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data penelitian diperoleh dengan cara pengisian angket, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi perangkat pembelajaran guru biologi kelas XI SMA. Analisis data dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi dan kuesioner dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan model Miles and Huberman meliputi: Data Display (Penyajian Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing (Kesimpulan dan Verifikasi). 5. Bagian Laporan Bab-bab laporan merupakan bagian pokok dari laporan tersebut. Melalui berbagai teknik analisis yang digunakan, diuraikan apa saja yang terdapat pada penelitian tersebut. Tiap bab membahas satu masalah pokok dan bab-bab itu merupakan rangkaian yang ketat hubungannya dengan tema utama. Contoh: Hasil data yang diperoleh dari tabel Kesulitan Guru Biologi Kelas XI SMA Negeri Bantul dalam Pemahaman Struktur Kurikulum 2013: bahwa kecenderungan Guru telah mampu memahami Kurikulum 2013. Dari tabel persiapan Kegiatan Pembelajaran: terdapat indikator yang masih sulit pada penjabaran KI dan KD. Dalam tabel pelaksanaan pembelaran: sebagian guru biologi kelas XI di SMAN telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Kecenderungan yang lain kesulitan dalam menentukan indikator penilaian hasil belajar peserta didik dalam pengisian penilaian yang mencakup 3 ranah kompetensi, pengisian penilaian keterampilan, dan pengisian penilaian sikap. 6. Kesimpulan Bab ini memuat kesimpulan hal-hal yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Hal ini memuat implikasi penelitain tersebut dan adapula yang disarankan pada penelitain lanjutan. Sifatnya berbeda dengan ikhtisar yang fungsinya agar pembaca dapat mengetahui dengan cepat hasil penelitian tersebut sebagai keseluruhan. 26
7. Lampiran Lampiran berisi bahan yang kurang praktis atau mengganggu penyajian data jika dimasukkan kedalam teks, contohnya formulir.
8. Kepustakaan Semua bahan kepustakaan, termasuk dokumen yang belum dipublikasikan, dicantumkan. Diperlukan agar penulisannya seragam, mengikuti standar yang telah dipilih, contohnya jika mengikuti Gaya Harvard penulisannya yang benar adalah: Shils, Edward, 1993. Etika Akademis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
H. CONTOH PELAPORAN PENELITIAN SURVEI Dibawah ini merupakan contoh pelaporan penelitian survey (Anggraeni, 2014) adalah sebagai berikut:
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan guru biologi kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Bantul dalam 1) pemahaman struktur Kurikulum 2013, 2) persiapan menyusun perangkat pembelajaran, 3) pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah 6 guru biologi kelas XI SMA yang menggunakan Kurikulum 2013 dengan sampel 3 guru biologi kelas XI di SMA Negeri 2 Bantul, SMA Negeri 1 Sewon, dan SMA Negeri 1 Kasihan. Pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling dengan kriteria SMA Negeri di Kabupaten Bantul yang termasuk peringkat 5 besar Ujian Nasional tahun ajaran 2014/2015. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data penelitian diperoleh dengan cara pengisian angket, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi perangkat pembelajaran guru biologi kelas XI SMA. Data hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan kesulitan yang dialami oleh guru biologi kelas XI dalam pemahaman struktur kurikulum adalah memahami penjabaran struktur kurikulum, teknik instrumen penilaian yang mencakup 3 ranah penilaian, dan pengisian nilai raport. Kesulitan dalam persiapan perangkat pembelajaran yaitu menentukan keterpaduan antara KI dan KD, serta menjabarkan kesesuaian KI dan KD. Kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 yaitu melakukan penilaian peserta didik yang mencakup 3 ranah kompetensi, penilaian keterampilan, dan penilaian sikap. Kata Kunci: kesulitan, implementasi kurikulum 2013, pemahaman, persiapan, pelaksanaan. Berdasarkan abstrak diatas dapat diuraikan menjadi beberapa tahapan yaitu: Judul
: Analisis kesulitan guru biologi kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Bantul 27
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Permasalahan
: Guru biologi di SMA N di Kabupaten Bantul yang menerapkan
Kurikulum 2013 pada umumnya masih merasa kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran biologi terkait pemahaman guru biologi terhadap struktur dan konsep baru pada Kurikulum 2013. Metode
: Survei
Teknik Sampling: Purposive sampling dengan kriteria SMA Negeri di Kabupaten Bantul yang termasuk peringkat 5 besar Ujian Nasional tahun ajaraan 2014/2015 yaitu SMA Negeri 2 Bantul, SMA Negeri 1 Sewon dan SMA N 1 Kasihan. Instrumen
: Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan menggunakan teknik pengukuran nontes.
Hasil
: Kesulitan yang dialami oleh guru biologi kelas XI dalam pemahaman struktur kurikulum adalah memahami penjabaran struktur kurikulum, teknik instrumen penilaian yang mencakup 3 ranah penilaian, dan pengisian
nilai
raport.
Kesulitan
dalam
persiapan
perangkat
pembelajaran yaitu menentukan keterpaduan antara KI dan KD, serta menjabarkan kesesuaian KI dan KD. Kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 yaitu melakukan penilaian peserta didik yang mencakup 3 ranah kompetensi, penilaian keterampilan, dan penilaian sikap.
28
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Penelitian survai merupakan salah satu jenis model penelitian deskriptif yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil terhadap fenomenan yang berkenaan dengan berbagai aspek populasi tersebut untuk memperoleh informasi yang aktual. Instrumen utama dalam pengumpulan informasi adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada individu dari populasi yang jawabannya kemudian merupakan data yang akan dianalisis. Terdapat beberapa langkah dalam penelitian survei antara lain yang palin gsimpel adalah, 1) mengembangkan atau membuat angket, 2) memilih sampel, dan 3) mengumpulkan data dengan wawancara atau angket. Disamping itu, terdapat pula lima bentuk penelitian survei yaitu, survei catatan, survei menggunakan angket dengan memanfaatkan jasa pos, survei melalui telepon, survei dengan wawancara kelompok, dan wawancara individual.
B. SARAN Dalam menentukan metodoplogi penelitian hendaknya disesuaikan dengan rumusan masalah yang akan diteliti. Penelitian survai ini cocok digunakan untuk permasalan sosial baik pendidikan dan politik.
29
DAFTAR PUSTAKA Agus Purwanto, Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Untuk istrasi Publik, Dan Masalah-masalah Sosial.Yogyakarta: Gaya Media. Anggraeni, Lutfi. 2014. Analisis Kesulitan Guru Biologi Kelas Xi Sma Negeri Di Kabupaten Bantul Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015.
Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Dillman, De Leeuw, dan Hox.2008. : International Handbook of Survey Methodology J. Floyd. 2014. Survey Research Method 5th Edition. Boston. University of Massachusetts. Morissan. 2014. Metode Penelitian Survei. Jakarta. Prenadamedia Group Nasution, Rozaini. 2003. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Digital Library, Universitas Sumatera Utara Prastowo, Andi. 2011. Memahami Metode-Metode Penelitian Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia. Salim, agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Buku untuk penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Tiara Wacana Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi (ed.). 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES Sukmadinata, Nana Syaodih.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Yusuf,
2011.
Bahas
Tuntas
Langkah-Langkah
https://bincangmedia.wordpress.com
30
Penelitian Survei.