TUGAS AKHIR STUDI KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI PADA TAHUN 2007 DI DAERAH BELITUNG Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Strata 1 ( S1 ) Teknik Sipil
Disusun oleh :
GESTI LEONDA 03511191
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI PADA TAHUN 2007 DI DAERAH BELITUNG Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 ( S1 ) Teknik Sipil
Disusun oleh :
GESTI LEONDA 03 511 191
Mengetahui,
Telah Diperiksa danDisetujui
Ketua Jurusan Teknik Sipil,
OlehDosen Pembimbing,
Ir. H. Faisol AM, MS
Zaenal arifin, ST.MT.H.
Tgl :
Tgl :
iii
MOTTO
“Allah SWT tidaklah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya” Q.S Al-Baqarah: 286
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari urusan}, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhan lah engkau berharap” Q.S Al-Insyirah: 6
“Mereka itu orang yang beriman, yang berhati tenang karena selalu ingat kepada Allah, ketahuilah, dengan dzikir kepada Allah hati menjadi tenang” Q.S Ar-ra’d: 29
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan: Untuk kedua orang tua ku tersayang, kakak ku, dan adik – adik ku terima kasih atas semua dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan Untuk Cen Q Undut, akhirnya selesai juga masa studi kita, semoga ilmu ini bermanfaat buat kita dan orang lain
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “ Studi Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada Tahun 2007 Di Daerah Belitung ” ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusun tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata-1 pada Jurusan Teknik sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia. Pada kesempaan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Allah SWT, Yang telah memberikan Kehidupan, Rahmat serta Ampunan kepada seluruh Mahluk. 2. Junjungan Kita Nabi Muhammad SAW, Berkat perjuangan dan keteladanan Beliau kita dapat Mengenal dan menjalankan agama islam. 3. Kedua orang tua saya, terima kasih atas dukungannya moril, materi Do’a dan, semua pengorbanan selama ini serta segala daya dan upayanya dalam memenuhi segala keinginan kami. Kakak ku “ Melda”, adik-adikku “Winda, Ita”, bg baba, ipan, serta ponakan ku “cinta” dan yang masih didalam kandungan moga kalian sehat – sehat aja. Kalian adalah harta yang berharga yang aku punya didunia ini. 4. Bapak Dr. Ir. Ruzardi, MS, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia.
vi
5. Bapak Ir. H. Faisol AM, MS, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil dan selaku dosen penguji laporan tugas akhir. 6. Bapak Ir. H. Zaenal MT, selaku Dosen Pembimbing tugas akhir, terima kasih atas bantuan, bimbingan, masukan dan waktunya dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini. 7. Bapak Setyo Winarno, ST, MT, Ph.D, selaku dosen penguji laporan tugas akhir. 8. Bapak dan Ibu pengurus GAPENSI Belitung, terima kasih atas izinnya dan waktunya kepada saya sehingga saya mendapatkan data dan bisa menyelesaiakan tugas akhir ini. 9. Kepala PU Belitung yang telah banyak membantu saya sehingga saya bisa memperoleh informasi tentang data skripsi. 10. Semua keluarga di Belitung yang tidak bisa disebutkan satupersatu, terima kasih atas dukungan, do’a, bantuan selama pengambilan data laporan tugas akhir 11. Bapak Idris Saman, terima kasih atas bantuannya dan masukannya. 12. Bapak Susantoro dan Bapak Heri yang telah membantu semua urusan di kampus. 13. Seorang yang aku sayangi ”Cun Q”, yang sudah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini, sudah nganterin, nemenin, perhatian, ngasih masukan, sabar dan ikhlas mendampingi sampai terselesaikannya tugas akhir ini,thank banget lo. Buat ibu di Pekanbaru makasih ya dukungan dan do’anya. 14. Teman – teman ku Ados, Elis, Eko, Cristy, Jon, Rifa, Jojon, Rindu, Lisa, Arna dan lainnya yang gak bisa disebutkan satu – persatu, makasih ya dah bantu dan makasih dukungannya.. 15. Teman – temen seangkatan Danin, Rina, Firma, Yogi, Rio, Buge, Ttitik, Gigih, Rangga, Ade, Attar, Rina Putih, Abay, Oji, pokoknya temen-temen 03 sipil, Do’a kan saya ya 16. Anak – anak kost condong, kapan ya kita jalan – jalan lagi, hehehe.
vii
17. Dan dari lubuk hati yang paling dalam , hanya ucapan Terima Kasih yang tulus yang dapat saya persembahkan kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu, dimana telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan penelitian ini.
Semoga seluruh amal dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan ridho dari ALLAH SWT. Akhir kata saya berharap tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wabillahitaufiqwalhidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, November 2008
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ii HALAMAN MOTO............................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................iv KATA PENGANTAR ........................................................................................ v DAFTAR ISI .....................................................................................................viii DAFTAR TABEL ..............................................................................................xi DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii ABSTRAK .........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah ............................................................................... 2 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3 1.4 Batasan Penelitian .............................................................................. 3 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Oleh Farida & Yulia .......................................................... 4 2.2 Penelitian Oleh Luson & Djafari ........................................................ 4 2.3 Penelitian Oleh Maulana & Arif ........................................................ 5 2.4 Penelitian Oleh Mohammad & Andri .................................................5
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Proyek Konstruksi .............................................................................. 7 3.2 Manajemen Konstruksi .......................................................................7 3.2.1 Perencanaan ............................................................................... 8
ix
3.2.2 Pengorganisasian .......................................................................10 3.2.3 Pelaksanaan ...............................................................................14 3.2.4 Pengawasan ...............................................................................15 3.3 Sasaran Proyek Konstruksi ................................................................16 3.4 Pengertian Keterlambatan Proyek .....................................................16 3.5 Dampak Keterlambatan .....................................................................17 3.6 Penyebab Keterlambatan ...................................................................17 3.7 Rancangan Kuisioner .........................................................................18
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................22 4.1.1 Metode Pengumpulan Data .......................................................22 4.1.2 Pengisian Kuisioner...................................................................23 4.2 Pengolahan Data Penelitian .................................................................23 4.2.1 Analisis Responden....................................................................24 4.2.2 Analisis Rangking......................................................................24
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Responden............................................................................27 5.1.1 Identitas dan Latar Belakang Responden..................................27 5.2 Hasil Penelitian...................................................................................34 5.3 Analisis Rangking Faktor – Faktor Keterlambatan............................35 5.3.1 Analisis Data SPSS Dengan Analisis deskriptif dan mean rank............................................................................................35 5.4 Pembahasan........................................................................................47 5.4.1 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Bahan.............................48 5.4.2 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Tenaga Kerja................49 5.4.3 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Peralatan.......................49 5.4.4 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Keuangan.....................50 5.4.5 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Lingkungan..................52 5.4.6 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Perubahan....................53
x
5.4.7 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Hubungan Dengan Pemerintah.................................................................54 5.4.8 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Kontrak.......................55 5.4.9 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Waktu Dan Kontrol............................................................................57 5.5 Analisis Rangking Secara Keseluruhan............................................58
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan.......................................................................................62 6.2 Saran.................................................................................................62 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................64 LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1
Data Responden Daerah Belitung
Tabel 5.2
Keterlambatan Pekerjaan Konstruksi
Tabel 5.3
Pengaruh Keterlambatan Akibat Biaya
Tabel 5.4
Pedoman
Untuk
Koefisien
Korelasi
Tabel 5.5
Memberikan
Interprestasi
Terhadap
Faktor Keterlambatan Akibat Bahan dari Analisis Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi Kendall’s W
Tabel 5.6
Faktor Keterlambatan Akibat Tenaga Kerja dari Analisis Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi Kendall’s W
Tabel 5.7
Faktor Keterlambatan Akibat Peralatan dari Analisis Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi Kendall’s W
Tabel 5.8
Faktor Keterlambatan Akibat Keuangan dari Analisis Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi Kendall’s W
Tabel 5.9
Faktor Keterlambatan Akibat Lingkungan dari Analisis Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi Kendall’s W
Tabel 5.10 Faktor Keterlambatan Akibat Perubahan dari Analisis Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi Kendall’s W Tabel 5.11 Faktor
Keterlambatan
Akibat
Hubungan
dengan
Pemerintah dari Analisis Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi Kendall’s W
xii
Tabel 5.12 Faktor Keterlambatan Akibat Kontrak dari Analisis Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi Kendall’s W Tabel 5.13 Faktor Keterlambatan Akibat Waktu dan Kontrol
dari
Analisis Data SPSS dengan Mean Rank Dan Metode Analisis Korelasi Kendall’s W Tabel 5.14 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Bahan Tabel 5.15 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Tenaga Kerja Tabel 5.16 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Peralatan Tabel 5.17 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Keuangan Tabel 5.18 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Lingkungan Tabel 5.19 Rangking Faktor Keterlambatan Akibat Perubahan Tabel 5.20 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Hubungan dengan Pemerintah Tabel 5.21 Rangking Faktor Keterlambatan Akibat Kontrak Tabel 5.22 Rangking Keterlambatan Akibat Waktu dan Kontrol Tabel 5.23 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keterlambatan Secara Keseluruhan Diambil Data sepuluh terbesar
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Flowchart Penelitian
Gambar 5.1
Jabatan Responden Dalam Proyek
Gambar 5.2
Lama Bekerja Responden Dalam Bidang Konstruksi
Gambar 5.3
Usia Responden
Gambar 5.4
Pendidikan Terakhir Responden
Gambar 5.5
Nilai Proyek Yang Dikerjakan Responden
Gambar 5.6
Persentase Keterlambatan
Gambar 5.7
Persentase Biaya Keterlambatan
xiv
ABSTRAK
Pada pekerjaan proyek konstruksi biasanya terjadi kendala pada pekerjaan proyek tersebut, baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luar perhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek, sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan atau mengetahui faktor–faktor utama pendukung yang mempengaruhi keterlambatan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner dengan responden (proyek di Daerah Belitung). Pengolahan data kuisioner menggunakan program SPSS 11.5 for windows dengan metode analisis deskriftif dan analisis rangking. Dari hasil penelitian didapatkan urutan rangking – rangking tiap faktor yang menjadi penyebab keterlambatan penyelesaian proyek.Faktor – faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan di daerah Belitung adalah keterlambatan pengiriman bahan, kerusakan peralatan, situasi perekonomian Nasional, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar, keterlambatan pengiriman peralatan, pengaruh hujan pada aktififtas proyek, perubahan material, kesalahan manajemen peralatan, ketersediaan keuangan, dan kekurangan tenaga kerja.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini pembangunan di berbagai bidang sedang giat dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata. Sejalan dengan kepesatan pembangunan fisik tersebut, maka mulai berdiri pula perusahaan-perusahaan yang bekerja sebagai pelaksana maupun perencana, baik untuk pembangunan gedung, jalan maupun irigasi. Hal ini dilatarbelakangi harapan untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Di daerah Belitung, perkembangan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi tidak menunjukkan angka penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di daerah Belitung tidak terpengaruh oleh adanya situasi perekonomian nasional yang sedang mengalami krisis (krisis moneter). Pada kenyataannya pelaksanaan pekerjaan proyek fisik selalu mendapatkan kendala, baik kendala yang sudah diperhitungkan, maupun yang di luar perhitungan Perencana. Kendala itu menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan proyek, sehingga pekerjaan proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi selalu ada kemungkinan, bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, akan melebihi waktu yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak pekerjaan, dengan kata lain bahwa waktu penyelesaian proyek menjadi terhambat. Bermacammacam masalah penyebab keterlambatan proyek, antara lain masalah bahan, tenaga kerja, peralatan, keuangan,lingkungan, dan masalah manajemen yang kurang baik. Keterlambatan pekerjaan konstruksi akan menyebabkan kerugian baik moril maupun material. Pihak yang terkena dampak kerugian tersebut adalah pihak yang
2
berhubungan langsung dengan proyek yaitu Kontraktor. Kontraktor akan mengalami kerugian waktu dan biaya, karena keuntungan yang diharapkan oleh Kontraktor berkurang, dan tidak mencapai target yang diharapkan bahkan tidak mendapat keuntungan sama sekali. Selain itu, adanya keterlambatan berakibat kehilangan peluang pekerjaan proyek lain. Adapun bagi Owner, keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek akan menyebabkan kerugian terhadap waktu operasi hasil proyek, sehingga penggunaan hasil pembangunan proyek menjadi mundur atau terlambat. Kontraktor
yang
mengerjakan
proyek
tepat
waktu,
tentu
akan
menguntungkan kedua belah pihak. Dalam rangka mendapatkan posisi sebagai perusahaan yang baik dan selalu tepat waktu dalam penyelesaian proyek, selalu diupayakan suatu metode untuk menghindari keterlambatan yang terjadi di dunia usaha konstruksi. Berbagai cara telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan konstruksi untuk menghindari keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi, misalnya mengerjakan keseluruhan pekerjaan konstruksi (tanpa dikerjakan oleh sub-kontraktor), maupun memberdayakan sumber daya manusia. Dalam menghadapi Otonomi Daerah, para pekerja konstruksi dituntut untuk dapat meningkatkan mutu hasil pekerjaan dan dapat menyelesaikan pekerjaan proyek sesuai dengan dokumen kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu Owner dan Kontraktor, agar perusahaan konstruksi yang berada di Daerah Belitung dapat berkompetisi dan memajukan usahanya. Dari kasus tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab keterlambatan proyek di Daerah Belitung. Dengan memperkecil keterlambatan pada usaha konstruksi, berarti pula membantu Negara dalam hal pembangunan fisik maupun non fisik, karena keduanya saling terkait.
1.2 Rumusan Masalah Pokok masalah yang akan diteliti adalah
faktor – faktor yang
menyebabkan keterlambatan pekerjaan proyek konstruksi. Pemecahan masalah
3
tersebut dilakukan dengan memproses dan menyimpulkan data yang didapatkan dari proyek yang pernah dikerjakan.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menganalisis faktor – faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek, mencari urutan rangking dari tiap faktor serta mencari faktor utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek pada daerah belitung.
1.4 Batasan Penelitian Agar penulisan Tugas Akhir ini tidak menyimpang dari tujuan awal penulisan maka dilakukan pembatasan penelitian berikut ini yaitu: 1.
Obyek penelitian adalah proyek pembangunan di Daerah Belitung yang diselesaikan pada tahun 2007.
2.
Faktor-faktor yang diteliti adalah yang berkaitan langsung dengan penyebab keterlambatan penyelesaian proyek.
3.
Metoda pengumpulan data dengan cara kuisioner.
4.
Analisis data dengan cara pemprograman komputer SPSS 11.5 for windows.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1.
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi dan Pemerintah Daerah Belitung untuk dapat menghindari keterlambatan proyek dimasa yang akan datang
2.
Memberikan
motivasi
kepada
perusahaan
konstruksi
untuk
lebih
memperhitungkan kegiatan-kegiatan penelitian, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan 3.
Hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi input bagi penelitian yang selanjutnya.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Farida Rahmi dan Yulia Elida (Universitas Islam Indonesia, 2001) Farida dan Yulia melakukan Penelitian tetang ”Analisis Faktor – Faktor Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Dari Persepsi Pemilik Proyek Pada Proyek Jalan Dan Jembatan Di Kabupaten Lombok Timur” Mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi keterlambatan penyelesaian pekerjaan konstruksi yang berada didaerah Lombok Timur. Untuk menganalisa tujuan tersebut Farida dan Yulia menggunakan penyebaran kuisioner dan wawancara. Untuk pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS 9.01 for Windows, dengan Metode Analisis Rangking. Hasil dari penelitian Farida dan Yulia adalah Proyek konstruksi di Kabupaten Lombok timur didapat bahwa jumlah tenaga kerja merupakan faktor utama penyebab keterlambatan proyek jalan dan jembatan di Kabupaten Lombok Timur, sedangkan untuk faktor lainnya adalah faktor terlambatnya pengiriman barang, kondisi lapangan yang didominasi oleh pegunungan, dan kekurangan peralatan.
2.2 Penelitian Luson Mangidi dan M.Djafari (Universitas Islam Indonesia 2005) Luson dan Djafari melakukan penelitian tentang “Studi Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada Tahun 2005 Di Kota Kendari Sulawesi Tenggara”. Mempunyai tujuan untuk mengetahui kinerja waktu pelaksanaan proyek serta mengetahui prediksi waktu penyelesaian proyek di Kota Kendari Sulawesi Tenggara tahun 2005. Untuk menganalisa tujuan tersebut Luson dan Djafari menggunakan Metode Konsep Nilai Akhir, Earned Value Concept.
5
Hasil dari penelitian Luson dan Djafari adalah kinerja waktu pekerjaan proyek secara keseluruhan di kota Kendari kurang baik dengan nilai rata-rata kurang dari 1 (<1) yaitu 0,9568, serta dari segi waktu, seluruh proyek pada minggu terakhir dari rencana mengalami keterlambatan dan prediksi waktu akhir rencana proyek mengalami keterlambatan selama 7 hari.
2.3 Penelitian Maulana Fahrizal Zulkarnain dan Arif Wahyu Haryadi (Universitas Islam Indonesia 2003) Maulana dan Arif melakukan penelitian tentang “Evaluasi Keterlambatan Proyek Dengan Percepatan Waktu Pada Pekerjaan Beton Bertulang”. Mempunyai tujuan mengevaluasi waktu pelaksanaan proyek pada pekerjaan beton-bertulang. Proyek terlambat 96 hari. Untuk mengurangi keterlambatan diadakan usaha percepatan dengan menambah waktu kerja, yaitu menambah hari kerja dari 6 hari kerja menjadi 7 hari kerja per minggu atau hari minggu masuk dan jam kerja selama 3 jam per hari (lembur) dengan upah 2 kali hari kerja biasa (normal). Percepatan tersebut dapat mempersingkat waktu sebanyak 49 hari kalender dan dengan metode tersebut keterlambatan waktu penyelesaian proyek dapat diminimalkan sampai dengan 47 hari kalender. Biaya yang diperlukan untuk memperbaiki keterlambatan proyek sebesar Rp. 55.006.868,00 sehingga dengan metode percepatan tersebut diperoleh pengurangan kerugian sebesar Rp. 10.513.132,00
2.4 Penelitian Mohammad Ichsan dan Andri Bobonaro (Universitas Islam Indonesia 2003) Mohammad dan Andri melakukan penelitian tentang ”Persepsi Tenaga Pelaksana Proyek Terhadap Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek dan Faktor Percepatan Jadwal”. Mempunyai tujuan mengetahui faktor-faktor yang menyebabakan keterlambatan dan cara untuk menghindari keterlambatan dengan menerapkan metoda Crashing atau percepatan.
6
Untuk menganalisa tujuan tersebut Mohammad dan Andri menggunakan program SPSS for Window`s versi 10.05, dengan Metoda Analisis Rangking dan Kendall`s w. Hasil dari penelitian Mohammad dan Andri didapatkan bahwa faktor-faktor pendukung utama penyebab keterlambatan proyek yang menggunakan metoda percepatan adalah tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian dan kemampuan, mobilisasi bahan dan peralatan yang tidak terencana, organisasi yang buruk, kondisi cuaca yang kurang mendukung, serta kesiapan dan ijin shop drawing dalam pelaksanaan proyek. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah pada analisis datanya dan juga pada pengambilan sampelnya yaitu penelitian ini dilakukan di Daerah Belitung, sedangkan Penelitian di atas dilakukan di masing-masing tempat penelitiannya yang mengambil dari beberapa proyek yang berlangsung di lokasi dan tahun penelitian tersebut.
7
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Proyek Konstruksi Di dalam suatu proyek konstruksi terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalam proyek itu sendiri. Menurut Soeharto (1995), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan tegas. Banyak kegiatan dan pihak-pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan proyek konstruksi menimbulkan banyak permasalahan yang bersifat kompleks. Kompleksitas proyek tergantung dari : 1.
Jumlah macam kegiatan di dalam proyek.
2.
Macam dan jumlah hubungan antar kelompok (organisasi) di dalam proyek itu sendiri.
3.
Macam dan jumlah hubungan antar kegiatan (organisasi) di dalam proyek dengan pihak luar. Kompleksitas ini tergantung pada besar kecilnya ukuran suatu proyek.
Proyek kecil dapat saja bersifat lebih kompleks dari pada proyek dengan ukuran yang lebih besar. Kompleksitas memerlukan pengaturan dan pengendalian yang sedemikian rupa sehingga tidak terjadi benturan-benturan dalam pelaksanaan proyek dan perlu juga adanya manajemen proyek yang handal dan tangguh untuk menopang pelaksanaan proyek.
3.2 Manajemen Konstruksi Menurut James AF Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
8
Menurut George R. Terry, manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan perencana (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan atau pelaksana (actuating), dan pengawasan (controlling), yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui sumber daya manusia dan sumber daya lain. Keberhasilan dalam pengendalian proyek antara lain ditentukan oleh ketersediaan pihak manajemen puncak (top management) untuk mengerahkan orang dan sumber daya lain dalam perencanaan dan pengendalian proyek. Manajemen konstruksi memiliki ruang lingkup yang cukup luas, karena mencakup tahap kegiatan sejak awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan. Tahap kegiatan tersebut pada umumnya
dibagi
pengorganisasian
menjadi
empat
tahap
(organizing), pelaksanaan
yaitu
perencanaan
(actuating), dan
(planning), pengawasan
(controlling). Manajemen konstruksi juga dapat diartikan, bagaimana suatu metode sistem proses atau prosedur dalam pengolahan suatu proyek konstruksi secara terpadu, sistematis, efektif, dan efisisen untuk mencapai tujuan pembangunan proyek konstruksi tersebut dimulai dari perencanaan, perancangan, pelelangan, atau pengadaan dan pelaksanaan.
3.2.1 Perencanaan ( Planning ) Perencanaan salah satu fungsi penting dalam manajemen konstruksi, yaitu memilih dan menentukan langkah – langkah kegiatan yang akan datang dan diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Tindakan yang pertama dilakukan adalah pengumpulan data yang berkaitan dengan proyek yang akan dilaksanakan, antara lain : ketentuan umum, kebijaksanaan dan keputusan, hasil – hasil survey, hasil studi kelayakan, dokumen perencanaan lengkap dengan persyaratan teknis yang diperlukan. Tahap selanjutnya adalah apabila pelaksanaan fisik proyek telah berjalan, data dan informasi ini kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan data – data perencanaan dasar. Kegiatan ini meliputi analisis dan membandingkan hasil
9
pelaksanaan fisik di lapangan terhadap perencanaan dasar, kemudian dilakukan pembetulan yang diperlukan agar pekerjaan selalu terkontrol menuju sasaran yang disebut perencanaan untuk pengendalian. Menurut Soeharto (1995), unsur – unsur pelaksanaan erat hubungannya dengan pengolahan suatu proyek adalah jadwal, anggaran, prakiraan dan sasaran. Suatu perencanaan yang baik memerlukan keterangan – keterangan yang jelas mengenai hubungan antara unsur – unsur yang menjadi bagian dari perencanaan, sehingga seluruh bagian organisasi dan personal yang terlibat dapat mengetahui tindakan yang akan dituju. 1. Jadwal Adalah penjabaran perencanaan proyek yang menjadi urutan langkah – langkah kegiatan yang sistematis untuk mencapai satu sasaran. Pendekatan yang dipakai jadwal adalah pembuatan jaringan kerja yang menggambarkan suatu grafik hubungan urutan pekerjaan proyek. Pekerjaan mana yang harus didahulukan dari pekerjaan yang lain harus diidentifikasikan secara jelas dalam kaitannya dengan waktu pelaksanaan pekerjaan. 2. Anggaran Merupakan suatu bentuk perencanaan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan proyek. Anggaran menunjukkan perencanaan penggunaan biaya untuk pelaksanaan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. Anggaran dikaitkan dengan rencana jadwal pekerjaan, yang akan menjadi patokan dasar atau pembandimg dalam kegiatan pengendalian. 3. Prakiraan Adalah suatu usaha yang dilakukan secara sistematis untuk melihat keadaan masa depan dengan data yang tersedia. Tujuan prakiraan adalah memberikan informasi untuk dipakai sebagai salah satu dasar perencanaan. 4. Sasaran
10
Sasaran proyek ada tiga, yaitu mutu, waktu atau jadwal, dan anggaran atau biaya. Ketiga sasaran proyek mempunyai hubungan yang erat dan saling terkait, dalam arti mengubah sasaran yang satu pada umumnya berpengaruh terhadap yang lain, yaitu : a) Mempertinggi standar mutu akan menaikkan biaya. b) Mempercepat jadwal penyelesaian, pada umumnya menaikkan biaya. c) Mengurangi biaya tanpa mengubah lingkup proyek, akan menurunkan mutu atau hasil akhir. Pendekatan yang sistematis dari suatu perencanaan ditandai dengan adanya langkah – langkah sebagai berikut : 1.
Menetukan sasaran proyek secara jelas.
2.
Menganalisis, mengkaji dan menyusun langkah – langkah kegiatan dalam usaha mencapai sasaran.
3.2.2 Pengorganisasian ( Organizing ) Menurut
Djojowirono
(1984),
pengorganisasian
adalah
penentuan,
pengelompokkan dan pengaturan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian suatu tujuan, meliputi penugasan kepada orang – orang dalam kegiatan serta menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan kepada setiap orang yang ditugaskan untuk melaksanakan tugas tersebut, dituangkan dalam bentuk struktur formal. Penyusunan organisasi akan melibatkan unsur – unsur pelaksanaan pembangunan sebagai berikut ini: 1. Pemberi tugas / Prinsipal ( Owner, Employer, Clien, Bouwheer ) Orang atau badan yang memberikan atau menyuruh untuk mengerjakan bangunan dan yang membayar pekerjaan bangunan. Pemberi tugas dapat berupa perseorangan, badan, atau instansi atau lembaga pemerintahan ataupun swasta. Tugas dan wewenang pemberi tugas meliputi :
11
a) Menyediakan atau membayar sejumlah biaya yang diperlukan untuk terwujudnya suatu pekerjaan bangunan. b) Menerima suatu jenis pekerjaan apabila sudah layak dan tidak berkeberatan untuk menyetujui dan mensyahkan pekerjaan maupun perubahan. c) Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan proyek serta fasilitas – fasilitas yang diperlukan guna kelancaran proyek. d) Mengadakan perubahan dalam pekerjaan bila diperlukan. e) Memberikan instruksi serta saran – saran kepada Kontraktor melalui pengawas pelaksanaan proyek. f) Mengawasi
pelaksanaan
pekerjaan
bersama
dengan
pengawas
pelaksana proyek 2
Perencana ( Desaigner, Architect ) Orang atau badan yang membuat perencanaan lengkap dari suatu pekerjaan
bangunan. Perencanaan dapat berupa perseorangan atau
badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan. Tugas dan wewenang Perencana proyek adalah : a) Membuat perencanaan bangunan dan gambar – gambar detail yang lengkap (bestek), rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), perhitungan struktur dan arsitektur yang disetujui oleh pemilik proyek. b) Mengumpulkan data dan mencari semua data lapangan untuk mendukung perencanaan proyek. c) Memberikan penjelasan pada waktu pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan berkala. d) Memberikan persetujuan apabila terdapat modifikasi dari rancangan semula. e) Berhak meminta dilakukan pengujian pekerjaan secara khusus dalam menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak melalui pelaksanaan proyek.
12
3
Kontraktor ( Contractor ) Orang atau badan hukum yang menerima dan menyelenggarakan pekerjaan bangunan menurut biaya yang tersedia dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat – syarat serta gambar – gambar rencana yang telah ditetapkan. Tugas dan wewenang Kontraktor adalah : a) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak dengan sesungguhnya serta menjamin kualitas pekerjaan. b) Membuat
gambar kerja (shop
drawing) sebelum
dimulainya
pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan, dalam upayanya untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pengawasan. c) Memindahkan petunjuk, teguran, dan perintah tertulis oleh team pengawas. d) Wajib meneliti dokumen kontrak, sehingga apabila terdapat perbedaan perencanaan dengan pelaksanaan proyek, akan memudahkan dalam pengambilan keputusan. e) Membuat laporan kemajuan pekerjaan mingguan yang harus disetujui dan diserahkan kepada pengawas pelaksanaan proyek. f) Kontraktor diwajibkan menyerahkan berkas – berkas kepada pengawas pelaksanaan proyek, setelah turun surat perintah kerja untuk disahkan. Berkas – berkas tersebut adalah : 1) Jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedulle) beserta jaringan kerja
diagram panah (network
planning). 2) Prakiraan persentase setiap pembayaran. 3) Skema organisasi pelaksana proyek beserta nama penanggung jawab dan tenaga ahlinya. g) Bertanggung jawab atas segala perawatan, penjagaan, dan pengawasan selama pelaksanaan pembangunan sampai penyerahan pekerjaan. h) Wajib memelihara kesejahteraan dan keselamatan pekerja serta menyediakan pertolongan pertama terhadap kecelakaan.
13
j) Wajib
melakukan
ketidaksempurnaan
perbaikan suatu
atas
pekerjaan
segala akibat
kerusakan
maupun
kelalaian
selama
pelaksanaan, semuanya merupakan tanggung jawab kontraktor. j) Menyerahkan hasil pekerjaan kepada Owner, bila persentase setiap termin telah selesai dikerjakan dan menerima pembayaran sesuai dengan prosedur kontrak. Menurut Soeharto (1995) proses pemilihan perusahaan konstruksi merupakan
kegiatan
yang
cukup
komplek.
Kegiatan
dimulai
dari
mengidentifikasikan keperluan jasa Kontraktor oleh Owner, mempersiapkan paket lelang, melakukan pelelangan sampai dengan penandatanganan dokumen kontrak untuk menangani implementasi fisik proyek. Kontraktor adalah perusahaan, baik perseorangan maupun badan hukum yang bidang usahanya adalah menerima tugas, melaksanakan pekerjaan atau melaksanakan pengadaan barang dan menerima pembayaran yang telah disetujui bersama. Berdasarkan bentuk perusahaannya. Kontraktor dibagi menjadi 4 yaitu : 1) Kontraktor Perseorangan Adalah Kontraktor yang pemiliknya menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab sepenuhnya dengan kekayaan pribadinya untuk segala resiko yang terjadi di dalam perusahaan. 2) Kontraktor berbentuk Firma ( Fa ) Adalah Kontraktor yang pemiliknya terdiri dari dua orang atau lebih yang menjalankan tugas secara bersama dan seluruh pemiliknya mempunyai
tanggung
jawab
sepenuhnya
terhadap
kekayaan
pribadinya untuk segala resiko yang terjadi dalam perusahaan tersebut. 3) Kontraktor berbentuk Perseroan Komanditer ( CV ) Adalah Kontraktor yang terbentuk dari kerjasama orang – orang yang bersedia menjalankan perusahaan serta bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya dan orang – orang yang bersedia memberikan modal sebagai pinjaman, tetapi tidak bersedia menjalankan perusahaan serta hanya bertanggung jawab secara
14
terbatas pada modal yang dipinjamkan. Jenis perusahaan CV diwajibkan untuk mendaftarkan akta pendirian perusahaan pada seorang Notaris. 4) Kontraktor berbentuk Perseroan Terbatas ( PT ) Adalah Kontraktor yang berbentuk badan hukum yang terdiri dari para Pemegang saham (Persero/Stockholder) yang mempunyai tanggung jawab secara terbatas untuk segala resiko yang terjadi dalam perusahaan tersebut, sesuai dengan jumlah saham yang dibelinya, sedangkan perusahaan tersebut dijalankan oleh orang – orang yang dipilih oleh para pemegang saham. Jenis perusahaan PT mendaftarkan perusahaannya pada seorang Notaris dan Departemen Kehakiman.
3.2.3 Pelaksanaan ( Actuating ) Kegiatan – kegiatan pelaksanaan harus menuju kepada arah tujuan yang hendak dicapai dan tetap dalam arah kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Dalam rangka pelaksanaan ini unsur pimpinan dan pengendalian merupakan alat untuk menjamin bahwa pelaksanaan diarahkan kepada tujuannya. 1.
Pimpinan akan bertanggung jawab terhadap gerak organisasi menuju sasaran yang telah ditetapkan, dimana pimpinan harus mampu mempengaruhi
dan
menggerakkan
orang
bawahannya
untuk
bekerjasama dalam hubungan usaha bersama. 2.
Pengendalian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses kepemimpinan. Pengendalian adalah kegiatan untuk menjamin sesuai tidaknya hasil karya dengan rencana yang telah ditetapkan, termasuk tindakan koreksi terhadap kesalahan dan penyimpangan.
3.
Koordinasi adalah suatu proses yang menghubungkan rangkaian, kegiatan yang bertujuan untuk menserasikan setiap langkah dan kegiatan dalam organisasi, agar tercapai gerak yang cepat untuk mencapai sasaran dan tujuan. Koordinasi yang baik memerlukan saling pengertian antara semua anggota organisasi tentang tugas wewenang cara kerja, serta
15
tanggung
jawab
masing
–
masing
dan
mempunyai
peranan
menghubungkan bagian – bagian dengan Pimpinan dan Pelaksana.
3.2.4 Pengawasan ( Controlling ) Pengawasan adalah suatu proses penilaian selama pelaksanaan kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua anggota kelompok melaksanakan kegiatan berpedoman pada perencanaan, serta mengadakan tindakan korektif dan perbaikan atau penyesuaian apabila terjadi penyimpangan. Unsur pengawasan ini sangat erat hubungannya dengan pengendalian, karena sebenarnya pengendalian selalu memerlukan pengawasan, yang merupakan umpan balik yang diperlukan untuk menjaga proses pelaksanaan tetap pada jalur yang benar menuju sasaran yang hendak dicapai. Tugas dan wewenang team Pengawas adalah : 1.
Mengkoordinasikan serta memberikan pengarahan kepada Kontraktor tentang
seluruh
paket
pekerjaan,
sehingga
terbentuk
organisasi
pelaksanaan yang terpadu. 2.
Membantu pimpinan bagian proyek sebagai atasan langsung dalam menyelenggarakan urusan pengawasan teknis pelaksanaan pekerjan di lapangan.
3.
Membuat laporan mingguan, bulanan, triwulan, dan tahunan.
4.
Bertindak atas nama Pimpinan Proyek untuk mengadakan pengawasan sehari – hari, terhadap kegiatan proyek dan meninjau dari segi kuantitas dan kualitas.
5.
Bertindak atas nama Pimpinan Proyek untuk mengatasi persoalan teknik / non teknik di lapangan yang bersifat darurat.
6.
Menampung persoalan yang terjadi di lapangan yang membutuhkan penanganan oleh Pimpinan Proyek.
16
3.3 Sasaran Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1995), sasaran adalah tujuan yang spesifik dimana semua kegiatan diarahkan dan diusahakan untuk mencapainya. Setiap proyek mempunyai tujuan yang berbeda-beda, misalnya pembuatan rumah tinggal, jalan dan jembatan, maupun instalasi pabrik, dapat pula produk hasil kerja penelitian dan pengembangan. Selama proses mencapai tujuan tersebut terdapat tiga sasaran pokok proyek, yaitu besarnya biaya anggaran yang dialokasikan, jadwal kegiatan, dan mutu yang harus dipenuhi. Ketiga sasaran tersebut erat hubungannya dan bersifat saling terkait. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja, produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu yang berakibat pada naiknya biaya rencana. Sebaliknya apabila ingin menekan biaya, maka akan menurunkan mutu hasil akhir, dan waktu pelaksanaanya. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek
dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut
terpenuhi.
3.4 Pengertian Keterlambatan Proyek Menurut R. Amperawan Kusjikahadi (1999) bahwa, keterlambatan proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu adalah merupakan kekurangan dari tingkat produktifitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan, baik berupa pembiayaan langsung yang dibelanjakan untuk proyek-proyek Pemerintah, maupun berwujud pembengkakan investasi dan kerugian-kerugian pada proyek-proyek swasta. Peran aktif manajemen merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengelolaan proyek. Pengkajian jadwal proyek diperlukan untuk menentukan langkah perubahan mendasar agar keterlambatan penyelesaian proyek dapat dihindari atau dikurangi.
17
3.5 Dampak Keterlambatan Keterlambatan proyek akan menimbulkan kerugian pada pihak Kontraktor, Konsultan, dan Owner, yaitu : 1. Pihak Kontraktor Keterlambatan penyelesaian proyek berakibat naiknya overhead, karena bertambah panjangnya waktu pelaksanaan. Biaya overhead meliputi biaya untuk perusahaan secara keseluruhan, terlepas ada tidaknya kontrak yang sedang ditangani. 2. Pihak Konsultan Konsultan akan mengalami kerugian waktu, serta akan terlambat dalam mengerjakan proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek mengalami keterlambatan penyelesaian. 3. Pihak Owner Keterlambatan proyek pada pihak pemilik/Owner, berarti kehilangan penghasilan dari bangunan yang seharusnya sudah dapat digunakan atau disewakan. Apabila pemilik adalah pemerintah, untuk fasilitas umum misalnya rumah sakit tentunya keterlambatan akan merugikan pelayanan kesehatan masyarakat, atau merugikan program pelayanan yang telah disusun. Kerugian ini tidak dapat dinilai dengan uang tidak dapat dibayar kembali. Sedangkan apabila pihak pemilik adalah non pemerintah, misalnya pembangunan gedung, pertokoan, atau hotel, tentu jadwal pemakaian gedung tersebut akan mundur dari waktu yang direncanakan, sehingga ada waktu kosong tanpa mendapatkan uang.
3.6 Penyebab Keterlambatan Menurut Antill (1989), bahwa keterlambatan proyek disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari Kontraktor , Owner, dan selain dari kedua belah pihak. 1. Keterlambatan akibat kesalahan Kontraktor, antara lain: a. Terlambatnya memulai pelaksanaan proyek b. Pekerja dan Pelaksana kurang berpengalaman.
18
c. Terlambat mendatangkan peralatan. d. Mandor yang kurang aktif. e. Rencana kerja yang kurang baik 2. Keterlambatan akibat kesalahan Owner a. Terlambatnya angsuran pembayaran oleh Kontraktor. b. Terlambatnya penyediaan lahan. c. Mengadakan perubahan pekerjaan yang besar. d. Pemilik menugaskan Kontraktor lain untuk mengerjakan proyek tersebut. 3. Keterlambatan yang diakibatkan selain kedua belah pihak diatas, antara lain: a. Akibat kebakaran yang bukan kesalahn Kontraktor, Konsultan, Owner. b. Akibat perang, gempa, banjir, ataupun bencana lainnya. c. Perubahan moneter.
3.7 Rancangan Kuisioner Tujuan pokok pembuatan kuisioner adalah untuk : a. Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian b. Memperoleh informasi dengan reabilitas dan validitas yang setinggi mungkin Kuisioner dirancang dalam tiga kelompok seperti dijelaskan dibawah ini (Farida dan Yulia, 2001) 1.
Data pribadi, yaitu pertanyaan terhadap responden mengenai kedudukan atau jabatan, lama pengalaman responden bekerja pada bidang konstruksi, serta pendidikan responden.
2.
Data
proyek,
yaitu
tentang
penanganan
proyek
mengenai
keterlambatan, besar keterlambatan yang terjadi. 3.
Faktor keterlambatan, yaitu poin-poin tentang faktor-faktor yang sering kali terjadinya keterlambatan, disini dibedakan menjadi sembilan jenis, yaitu:
19
a. Faktor bahan ( material ) terdiri dari: 1)
Kekurangan bahan konstruksi
2)
Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi
3)
Keterlambatan pengiriman bahan
4)
Kerusakan bahan di tempat penyimpanan
5)
Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan
6)
Kelangkaan karena kekhususan
7)
Ketidaktepatan waktu pemesanan
8)
Dan lain-lain
b. Faktor tenaga kerja ( man power ) terdiri dari: 1)
Kekurangan tenaga kerja
2)
Kemampuan tenaga kerja
3)
Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja
4)
Dan lain-lain
c. Faktor peralatan ( equipment ) terdiri dari: 1)
Kerusakan peralatan
2)
Kekurangan peralatan
3)
Kemampuan mandor atau operator yang kurang
4)
Keterlambatan pengiriman peralatan
5)
Produktifitas peralatan
6)
Kesalahan manajemen peralatan
7)
Dan lain-lain
d. Faktor keuangan ( financing ) terdiri dari: 1)
Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan
2)
Keterlambatan proses pembayaran oleh owner
3)
Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu penyelesaian lebih cepat dari jadwal
4)
Situasi perekonomian nasional (krisis moneter)
5)
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar
6)
Dan lain-lain
e. Faktor lingkungan ( environment ) terdiri dari:
20
1)
Faktor sosial dan budaya
2)
Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi
3)
Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi
4)
Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan proyek
5)
Dan lain-lain
f. Faktor perubahan ( change ) terdiri dari: 1)
Terjadi perubahan desain oleh owner
2)
Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana
3)
Kesalahan dalam penyelidikan tanah
4)
Kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan
5)
Masalah geologi di lokasi
6)
Dan lain-lain
g. Faktor hubungan dengan Pemerintah ( goverment reletion ) terdiri dari: 1)
Perolehan ijin dari Pemerintah
2)
Perolehan ijin tenaga kerja
3)
Birokrasi yang berbelit – belit dalam operasi proyek
4)
Dan lain-lain
h. Faktor kontrak (contractual relationship) terdiri dari: 1)
Konflik antara kontraktor dan konsultan
2)
Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan owner
3)
Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan
4)
Negosiasi dan perijinan pada kontrak
5)
Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam proyek
6)
Komunikasi yang kurang antara owner dengan perencana pada perencanaan
7)
Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek
8)
Organisai yang jelek pada kontraktor dan konsultan
21
9)
Kontrol kontraktor utama terhadap sub-kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan
10) Dan lain-lain i. Faktor
waktu
dan
kontrol
(schedulling
and
controlling
thechniques) terdiri dari: 1)
Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi sedang berjalan
2)
Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek
3)
Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek
4)
Kekurangan
tenaga
dan
manajemen
mendukung pelaksanaan konstruksi 5)
Masalah yang terjadi selama pelaksanaan
6)
Tidak memenuhi perencanaan awal proyek
7)
Persiapan dan ijin shop drawing
8)
Menunggu ijin untuk kontrol material
9)
Dan lain-lain
terlatih
untuk
22
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, sampel diperoleh dari perusahaan konstruksi yang bekerja dan menyelesaikan proyek konstruksi di daerah Belitung pada tahun 2007. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer, yaitu suatu cara mengumpulkan data yang langsung berhubungan dengan responden, tanpa melalui perantara atau pihak lain, misalnya dari suatu badan satistik atau referensi data lainnya. Kuisioner digunakan sebagai alat pengumpul data. Nama – nama Kontraktor dan jenis proyek yang diperoleh melalui daftar rekanan dari Gapensi daerah Belitung. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan sistem random sampling yaitu setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pada umumnya penelitian atau studi tentang masalah hubungan faktor-faktor keterlambatan pelaksanaan proyek dari persepsi Kontraktor pada proyek pembangunan daerah Belitung. Selain itu, data pada penelitian ini merupakan data kuantitaif, yaitu suatu data yang dikumpulkan dan diolah untuk mencari atau mendapatkan berapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pekerjaan dan kerugian yang di derita perusahaan konstruksi dalam pelaksanaan proyek tersebut.
4.1.1 Metode Pengumpulan Data Sebelum menyusun kuisioner peneliti melakukan studi dahulu dengan mempelajari teori-teori sebagai dasar pembahasan dan pemecahan masalah yang berupa buku dan bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Daftar pertanyaan atau kuisioner ini telah disusun sedemikian sehingga diharapkan dapat memudahkan responden untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang ada. Daftar pertanyaan atau kuisioner tersebut dibagikan kepada responden untuk diisi dengan jalan mendatangi langsung ke kantor Gapensi daerah Belitung. Karena jawaban masih bersifat kualitaif maka perlu
23
dikuantitatifkan dengan jalan memberi nilai / skor masing-masing variabel, adapun nilai / skor sebagai berikut: a) Untuk jawaban tidak berpengaruh diberi skor 1 b) Untuk jawaban agak berpengaruh diberi skor 2 c) Untuk jawaban berpengaruh diberi skor 3 d) Untuk jawaban sangat berpengaruh diberi skor 4 Kuisioner ini diantar langsung oleh peneliti ke lokasi yang dituju serta memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peneliti.
4.1.2 Pengisian Kuisioner Pengisian kuisioner dibagikan kepada responden dengan cara diantar langsung oleh peneliti, dengan maksud meminta pihak responden mengisi kuisioner tersebut. Apabila pihak responden cukup sibuk, maka peneliti meninggalkan kuisioner tersebut, kemudian meminta agar diisi langsung oleh Kontraktor yang langsung bekerja pada proyek yang dikerjakan dan akan diambil setelah selang beberapa hari.
4.2 Pengolahan Data Penelitian Setelah seluruh data yang diperoleh melalui kuisioner terkumpul, kemudian diadakan tahapan berikutnya, yaitu analisis data. Analisis studi ini menggunakan metode kuantitatif, yang dioperasikan dengan menggunakan program SPSS 11.5 for windows, untuk mencari beberapa besar faktor-faktor yang diberikan berpengaruh terhadap keterlambatan pelaksanaan proyek, serta faktorfaktor yang mempengaruhi dan paling menentukan berdasarkan urutan rangking dalam setiap penilaian dari masing-masing perusahaan yang diteliti. Langkah untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
24
4.2.1 Analisis Responden Data yang telah diberikan oleh responden dalam kuisioner yang telah disebar, akan diolah dan digunakan untuk memberikan gambaran atau penjelasan. Gambaran atau penjelasan akan disajikan dalam bentuk diagram batang.
4.2.2 Analisis Rangking Metode analisis ini berguna untuk menentukan ranking para responden dan memberikan prioritas terhadap variabel studi. Setelah pengumpulan data yang diperoleh dari responden, maka hasil data analisis dengan mean rank, yang merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan dari nilai rata – rata tersebut. Nilai rata – rata akan digunakan untuk menentukan faktor – faktor yang sangat berpengaruh dalam keterlambatan pekerjaan proyek konstruksi. Mean ini didapat dengan cara menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan rumus berikut : i =n
∑ Xi i =1
Me
= --------------------
n Dimana: Me
= nilai rata-rata (mean)
n
= jumlah responden
Xi
= frekuensi pada (i) yang diberikan responden, sebagai persentase pada jumlah responden terhadap masing-masing permasalahan.
i
= kategori index responden (i= 1,2,3,...)
X1
= frekuensi jwaban ”sangat berpengaruh”
X2
= frekuensi jawaban ”berpengaruh”
X3
= frekuensi jawaban ”agak berpengaruh”
X4
= frekuensi jawaban ”tidak berpengaruh”
25
Dari hasil data kuisioner tersebut diperbandingkan sebagai koefisien rangking, kemudian dapat dientukan rangking dari masing – masing faktor dengan cara mengurutkan nilai mean dari nilai yang paling tinggi sebagai rangking 1.
26
Mulai
Studi Pendahuluan
Tujuan Masalah
Studi Pustaka 1.Sasaran proyek 2.Penyebab keterlambatan
Pengumpulan Data 1.Survei lapangan 2.kuisioner
Pengolahan Data Metode SPSS 11.5
Analisis dan Pengujian Data 1.Analisis Deskriftif : • .Analisis Rangking • .Analisis responden
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 4.1 Flowchart Penelitian
27
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Responden Analisis responden dalam laporan ini adalah analisis mengenai pengolahan data yang digunakan untuk memberi gambaran dari hasil jawaban yang diberikan oleh responden terhadap butir – butir pertanyaan pada kuisioner, dalam bentuk grafik diagram batang.
5.1.1 Identitas dan Latar Belakang Responden Dalam penelitian ini, Kontraktor yang melaksanakan dan menyelesaikan proyek konstruksi pada tahun 2007 di Daerah Belitung, diminta partisipasinya dalam pengisian kuisioner penelitian. Data nama proyek, jumlah proyek, dan Kontraktor yang menyelesaikan proyek diperoleh dari kantor Gapensi Daerah Belitung.
A.
Data Kontraktor Daerah Belitung Dari sejumlah 50 eksemplar kuisioner yang disebarkan kepada responden,
diperoleh jawaban dari responden yang diminta partisipasinya untuk pengisian kuisioner peneliti ini. Dengan memberikan jangka waktu selama 3 minggu kepada responden untuk mengisi kuisioner, maka yang kembali sebanyak 30 eksemplar. Dari kuisioner yang telah disebarkan, dapat diketahui bahwa jawaban dari responden adalah dapat dilihat dari pembahasan dibawah yaitu :
Tabel 5.1 Data Responden Daerah Belitung Keterangan
Jumlah
Persentase (%)
Kontraktor yang menjawab kuisioner
30
60
Kontraktor yang tidak menjawab kuisioner
20
40
Jumlah Kontraktor yang menerima kuisioner
50
100
28
B.
Jenis Perusahaan Responden Dari jawaban responden, perusahaan yang berpartisipasi dalam pengisian
kuisioner berjumlah 30 perusahaan dan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
20
18
15
12
10 5 0 PT
CV
Grafik 5.1 Jenis Perusahaan yang mengerjakan proyek
Keterangan: CV
: Comanditaire Vennootshop
PT
: Perseroan Terbatas
Pada
Grafik
5.1
menunjukkan
jenis
perusahaan
responden
yang
berpartisipasi dalam pengisian kuisioner ini. Adapun jenis perusahaan dalam penelitian ini adalah terdiri dari PT yang berpartisipasi sebanyak 12 Kontraktor, dan CV sebanyak 18 Kontraktor.
C.
Jabatan Responden Dalam Proyek Pada Grafik 5.2 menunjukkan jabatan para responden yang ikut
berpartisipasi di dalam pengisian kuisioner peneliti ini. Hasil jawaban kuisioner lebih banyak diperoleh dari para Manajer Lapangan, sehingga jawaban yang diperoleh diasumsikan cukup akurat, karena Manajer Lapangan adalah orang yang paling mengetahui keadaan proyek yang sesungguhnya dan mengetahui penyebab yang utama keterlambatan proyek. Manajer Lapangan mempunyai tugas mengkoordinasi semua kegiatan proyek, seperti hubungan dengan masyrakat dengan instansi setempat., engineering dan pembelian bahan yang dilakukan di
29
lapangan, konstruksi instalasi permanen dan sementara. Tugas yang lain adalah menjaga keselamatan kerja, mengatur keuangan dan akutansi, sebagai istrasi umum dan personalia, serta berperan sebagai Pengawas dan pengendali mutu. Di samping itu, Manajer Lapangan mewakili perusahaan dalam hubungan dengan pihak ketiga, seperti instansi pemerintah dan perusahaan swasta di lokasi proyek.
20 15
15 10
8
7 5 0 Direktur
Kepala Proyek
Manajer Lapangan
Grafik 5.2 Jabatan Responden Dalam Proyek yang Dikerjakan
Keterangan: Direktur
:
Orang yang mengevaluasi secara umum laporan pelaksanaan dan memberikan petunjuk pada masalah yang amat prinsip, misalnya perlu penambahan biaya atau adanya keterlambatan yang substansial yang membahayakan komitmen perusahaan Kepala Proyek
:
Orang yang mengawasi kegiatan konstruksi, memantau apakah sudah berjalan sesuai rencana dan memberikan koreksi yang diperlukan, tetapi bukan pemimpin pekerjaan konstruksi sehari – hari Manajer Lapangan : Orang yang memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan proyek dilapangan
Pemimpin proyek juga mengetahui hal – hal yang berhubungan dengan proyek, tetapi tidak secara langsung, Pimpinan proyek hanya memimpin kegiatan dalam menetukan garis besar perencanaan dan meletakkan dasar sistem
30
pengawasan pengendalian. Pimpinan Proyek mengetahui keterlambatan proyek dari hasil laporan dan evaluasi hasil kemajuan pelaksanaan proyek. Direktur proyek mengetahui keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek setelah ada laporan dari Pimpinan proyek. Direktur proyek akan memberikan petunjuk kebijaksanaan umum dalam menanggulangi keterlambatan penyelesaian proyek.
D.
Pengalaman Responden Bekerja Salah satu pertanyaan dalam kuisioner sebagai pelengkap data responden
adalah pengalaman bekerja responden dalam bidang konstruksi, yang jawabannya dapat dilihat dalam grafik dibawah ini :
25 20
18
15 9
10 5
3
0 < 1 tahun
1 - 5 tahun
> 5 tahun
Grafik 5.3 Pengalaman Responden Bekerja dalam Proyek
Pada Grafik 5.3 terlihat bahwa sebagian besar responden yang ikut berpartisipasi dalam pengisian kuisioner ini telah berpengalaman di bidang konstruksi lebih dari 5 tahun, hal ini menunjukkan bahwa responden sudah berpengalaman bekerja dalam bidang pekerjaan konstruksi dan mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek terutama proyek yang dilaksanakan di daerah Belitung.
E.
Usia Responden Dibawah ini dijelaskan dalam Grafik usia responden yang berpartisipasi
dalam pengisian kuisioner yaitu :
31
20
17
15
13
10 5 0
0
< 20 Tahun
20 - 50 Tahun
> 50 Tahun
Grafik 5.4 Usia Responden
Grafik 5.4 menunjukkan responden yang mempunyai usia antara 20 tahun sampai 50 tahun sebanyak 17 orang, sedangkan yang berusia di atas 50 tahun sebanyak 13 orang.
F.
Pendidikan Terakhir Responden Data lain pelengkap responden adalah mengetahui pendidikan terakhir
responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Dibawah ini dapat diketahui rata – rata pendidikan terakhir responden yaitu :
20 14
15
10
10 5
5 1
0 Sederajat SMA
Diploma
S1
S2
Grafik 5.5 Pendidikan Terakhir Responden
Pada Grafik 5.5 menunjukkan pendidikan terakhir di bawah SMA sebanyak 5 orang, yang mempunyai pendidikan terakhir Diploma sebanyak 14 orang,
32
sedangkan yang mempunyai pendidikan S1 sebanyak 10 orang dan yang mempunyai pendidikan S2 adalah sebanyak 1 orang.
G.
Nilai Proyek Dibawah ini adalah nilai – nilai proyek yang dikerjakan Kontraktor –
Kontraktor yang mengisi kuisioner yaitu :
20 15
14 11
10 5
5 0
0 < 200 juta
250 juta - 650 juta 600 juta 1 m ilyar
>1 m ilyar
. Grafik 5.6 Nilai Proyek Yang Dikerjakan Responden
Pada Grafik 5.6 menunjukkan rata – rata nilai proyek yang dikerjakan responden setiap tahun yang mempunyai nilai kontrak antara 250 juta sampai dengan 600 juta sebanyak 14 orang, yang mempunyai nilai proyek antara 650 juta sampai dengan 1 milyar sebesar 5 orang, dan yang mempunyai nilai kontrak di atas 1 milyar sebanyak 11 orang.
H.
Persentase Keterlambatan Proyek Dalam penelitian ini juga ditinjau waktu lama keterlambatan yang dialami
oleh responden dalam penyelesaian konstruksi di daerah Belitung. Adapun penyelesaian yang mengalami keterlambatan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
33
25 20
20
15 10
8
5
2 0
0 <1%
1%-3%
3%-5%
>5%
Grafik 5.7 Persentase Keterlambatan
Pada Grafik 5.7 menunjukkan seberapa jauh besar persentase keterlambatan yang pernah dialami oleh responden dalam pelaksanaan proyek. Adapun persentase keterlambatan kurang dari 1 % sebanyak 66.67 %, untuk persentase keterlambatan dari 1 % sampai dengan 3 % sebanyak 26.67 %, dan untuk persentase keterlambatan dari 3 % sampai dengan 5 % sebanyak 6.66 %.
Tabel 5.2 Keterlambatan Pekerjaan Konstruksi No
Keterangan responden
Persentase ( % )
Jumlah
1
Mengalami keterlambatan
80
24
2
Tidak mengalami keterlambatan
20
6
Menurut hasil dari data kuisioner yang disebarkan, rata – rata pelaksanaan proyek yang dikerjakan oleh responden, yang selalu mengalami keterlambatan sebesar 80 % dan yang tidak mengalami keterlambatan sebesar 20 % data ini dapat dilihat pada Tabel 5.2. Akibat terjadinya keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut sangat berpengaruh terhadap biaya yang telah direncanakan dari awal proyek, hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.3.
34
Tabel 5.3 Pengaruh Keterlambatan Akibat Biaya
I.
No
Keterangan responden
Persentase ( % )
Jumlah
1
Berpengaruh terhadap biaya semula
90 %
27
2
Tidak berpengaruh terhadap biaya semula
10 %
3
3
Tidak menjawab
0
0
Persentase Biaya Keterlambatan Proyek Pada umumnya keterlambatan pelaksanaan proyek akan mempengaruhi
biaya yang telah ditetapkan dan peneliti ingin mengetahui seberapa jauh besarnya biaya yang dikeluarkan pada proyek yang dikerjakan responden.
20 17 15
13
10 5 0
0 < 0.5 %
0.5 % - 1 % 1 % - 2 %
0 >2%
Grafik 5.8 Persentase Kenaikan Biaya Keterlambatan
Pada Grafik 5.8 menunjukkan penambahan keuangan di luar biaya yang direncanakan adalah sebagai berikut kurang dari 0.5 % sebesar 56.67 %, antara 0.5 % sampai denga 1 % sebesar 43.33 % %.
5.2 Hasil Penelitian Pengolahan data hasil dari penelitian ini diambil secara keseluruhan dari semua data yang masuk, yaitu sebanyak 30 responden. Tetapi sebelum diambil analisis data secara keseluruhan terlebih dahulu dilihat data berdasarkan item pekerjaan yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian pelaksanaan proyek yang meliputi beberapa faktor, yaitu faktor bahan, tenaga kerja, peralatan,
35
perubahan, hubungan dengan Pemerintah, kontrak, lingkungan, keuangan dan faktor waktu dan kontrol. Sehingga akan terlihat faktor utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian pada proyek pembangunan Daerah Belitung.
5.3 Analisis Rangking Faktor – Faktor Keterlambatan Dari hasil pengisian kuisioner oleh responden, maka didapat data mengenai keterlambatan pekerjaan proyek. Dari pengisian tersebut dihasilkan suatu data statistik mengenai fakor penyebab keterlambatannya. Keluaran dari pengolahan data SPSS 11.5 for windows berisi hasil antara lain : 1.
Mean rank menunjukkan nilai tingkat rata – rata dari masing – masing
variabel. Variabel berisi tentang faktor–faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan suatu proyek. 2. 3.
N menunjukkan jumlah nilai yang dikorelasikan. Peringkat menunjukkan urutan sub-faktor penyebab keterlambatan. Pada analisis faktor keterlambatan secara keseluruhan, nilai peringkat diperoleh dari mean rank yang dihasilkan dari analisis SPSS, hal ini dapat dilihat pada pembahasan. Untuk mengetahui lebih jauh dari masing – masing faktor keterlambatan
proyek, dibawah ini akan diuraikan hasil penelitian yang ditinjau dari masing – masing faktor penyebab keterlambatan proyek yang terjadi di Daerah Belitung.
5.3.1 Analisis Data SPSS dengan analisis deskriftif Mean Rank Adapun hasil dari pengisian kuisioner oleh responden dari butir – butir pertanyaan dapat dilihat dalam tabel – tabel dibawah ini yang merupakan faktor – faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek, yaitu :
36
A.
Faktor keterlambatan akibat bahan :
FB1
: Kekurangan bahan konstruksi
FB2
: Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi
FB3
: Keterlambatan pengiriman bahan
FB4
: Kerusakan bahan ditempat penyimpanan
FB5
: Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan
FB6
: Kelangkaan karena kekhususan
FB7
: Ketidaktepatan waktu pemesanan
Tabel 5.5 Faktor Keterlambatan Akibat Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
FB 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3
FB 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
FB 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
FB 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
FB 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
FB 6 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
FB 7 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan menghasilkan data – data seperti berikut :
37
Hasil pengolahan data faktor akibat bahan dengan analisis deskriftif mean rank adalah
No 1 2 3 4 5 6 7
B.
Faktor Keterlambatan Kekurangan bahan konstruksi Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi Keterlambatan pengiriman bahan Kerusakan bahan ditempat penyimpanan Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan Kelangkaan karena kekhususan Ketidaktepatan waktu pemesanan
Mean rank 3.80 3.83 3.97 3.73 3.77 3.70 3.67
Faktor keterlambatan akibat tenaga kerja
FTk1
: Kekurangan tenaga kerja
FTk2
: Kemampuan tenaga kerja
FTk3
: Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja Tabel 5.6 Faktor Keterlambatan Akibat Tenaga Kerja No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
FTk1 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
FTk2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4
FTk3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 2 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4
38
No 27 28 29 30
FTk1 4 4 4 4
FTk2 4 4 4 4
FTk3 3 4 4 4
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan menghasilkan data – data seperti berikut : Hasil pengolahan data faktor akibat tenaga kerja dengan analisis deskriftif mean rank adalah :
No 1 2 3
C.
Faktor Keterlambatan Kekurangan tenaga kerja Kemampuan tenaga kerja Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja
Faktor keterlambatan akibat peralatan
FP1
: Kerusakan peralatan
FP2
: Kekurangan peralatan
FP3
: Kemampuan mandor atau operator yang kurang
FP4
: Keterlambatan pengiriman peralatan
FP5
: Produktifitas peralatan
FP6
: Kesalahan manajemen peralatan
Tabel 5.7 Faktor Keterlambatan Akibat Peralatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
FP1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
FP2 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3
FP3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4
FP4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
FP5 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4
FP6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
Mean rank 3.80 3.77 3.40
39
No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
FP1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
FP2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4
FP3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
FP4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
FP5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
FP6 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan menghasilkan data – data seperti berikut : Hasil pengolahan data faktor akibat peralatan dengan analisis deskriftif mean rank adalah :
No 1 2 3 4 5 6
D.
Faktor Keterlambatan Kerusakan peralatan Kekurangan peralatan Kemampuan mandor atau operator yang kurang Keterlambatan pengiriman peralatan Produktifitas peralatan Kesalahan manajemen peralatan
Mean rank 3.93 3.67 3.70 3.87 3.80 3.83
Faktor keterlambatan akibat keuangan
FK1
: Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan
FK2
: Keterlambatan proses pembayaran oleh owner
FK3
:Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu penyelesaian lebih cepat dari jadwal
FK4
: Situasi perekonomian nasional (krisis moneter)
FK5
: Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar
40
Tabel 5.8 Faktor Keterlambatan Akibat Keuangan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
FK1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4
FK2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
FK3 2 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
FK4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
FK5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan menghasilkan data – data seperti berikut : Hasil pengolahan data faktor akibat keuangan dengan analisis deskriftif mean rank adalah : No 1 2 3 4 5
Faktor Keterlambatan Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan Keterlambatan proses pembayaran oleh owner Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu penyelesaian lebih cepat dari jadwal Situasi perekonomian nasional (krisis moneter) Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar
Mean rank 3.83 3.80 3.53 3.93 3.90
41
E.
Faktor keterlambatan akibat lingkungan
FL1
: Faktor sosial dan budaya
FL2
: Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi
FL3
: Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi
FL4
: Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan proyek
Tabel 5.9 Faktor Keterlambatan Akibat Lingkungan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
FL1 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
FL2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
FL3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
FL4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan menghasilkan data – data seperti berikut : Hasil pengolahan data faktor akibat lingkungan dengan analisis deskriftif mean rank adalah :
42
No 1 2 3 4
F.
Faktor Keterlambatan Faktor sosial dan budaya Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan proyek
Faktor keterlambatan akibat perubahan
FPrb1
: Terjadi perubahan desain oleh owner
FPrb2
: Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana
FPrb3
: Kesalahan dalam penyelidikan tanah
FPrb4
: Kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan
FPrb5
: Masalah geologi di lokasi
Tabel 5.10 Faktor Keterlambatan Akibat Perubahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
FPrb1 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4
FPrb2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 2 2 4 3 4 4 4
FPrb3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4
FPrb4 2 2 3 4 3 2 4 2 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4
FPrb5 2 2 4 4 3 4 2 3 3 2 4 2 4 3 2 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4
Mean rank 3.73 3.70 3.87 3.50
43
No 28 29 30
FPrb1 4 3 4
FPrb2 4 4 4
FPrb3 3 4 4
FPrb4 3 4 4
FPrb5 3 4 4
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan menghasilkan data – data seperti berikut : Hasil pengolahan data faktor akibat perubahan dengan analisis deskriftif mean rank adalah :
No 1 2 3 4 5
G.
Faktor Keterlambatan Terjadi perubahan desain oleh owner Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana Kesalahan dalam penyelidikan tanah Kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan Masalah geologi di lokasi
Mean rank 3.70 3.47 3.43 3.27 3.23
Faktor keterlambatan akibat Hubungan dengan Pemerintah
FHP1
: Perolehan ijin dari Pemerintah
FHP2
: Perolehan ijin tenaga kerja
FHP3
: Birokrasi yang berbelit – belit dalam operasi proyek
Tabel 5.11 Faktor Keterlambatan Akibat Hubungan dengan Pemerintah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
FHP1 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4
FHP2 2 2 3 3 3 2 4 3 2 2 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4
FHP3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3
44
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
FHP1 4 3 3 4 3 4 2 4 2 4
FHP2 4 3 3 4 3 4 2 4 2 4
FHP3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan menghasilkan data – data seperti berikut : Hasil pengolahan data faktor akibat hubungan dengan Pemerintah dengan analisis deskriftif mean rank adalah :
No 1 2 3
H.
Faktor Keterlambatan Perolehan ijin dari Pemerintah Perolehan ijin tenaga kerja Birokrasi yang berbelit – belit dalam operasi proyek
Mean rank 3.03 3.07 3.40
Faktor keterlambatan akibat kontrak
FKr1
: Konflik antara kontraktor dan konsultan
FKr2
: Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan owner
FKr3
: Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan
FKr4
: Negosiasi dan perijinan pada kontrak
FKr5
: Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam proyek
FKr6
: Komunikasi yang kurang antara owner dengan perencana pada perencanaan
FKr7
: Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek
FKr8
: Organisai yang jelek pada kontraktor dan konsultan
FKr9
:
Kontrol
kontraktor
pelaksanaan pekerjaan
utama
terhadap
sub-kontraktor
dalam
45
Tabel 5.12 Faktor Keterlambatan Akibat Kontrak No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
FKr1 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4
FKr2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 1 2 4 2 4 2
FKr3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
FKr4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3
FKr5 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4
FKr6 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
FKr7 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4
FKr8 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
FKr9 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 1 4 4 3 4 2 4 4 2 3 4 3 2 4 4
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan menghasilkan data – data seperti berikut : Hasil pengolahan data faktor akibat kontrak dengan analisis deskriftif mean rank adalah :
46
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
I.
Faktor Keterlambatan Konflik antara kontraktor dan konsultan Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan owner Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan Negosiasi dan perijinan pada kontrak Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam proyek Komunikasi yang kurang antara owner dengan perencana pada perencanaan Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek Organisai yang jelek pada kontraktor dan konsultan Kontrol kontraktor utama terhadap sub-kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan
Mean rank 3.50 3.30 3.77 3.40 3.47 3.73 3.43 3.53 3.33
Faktor keterlambatan akibat waktu dan kontrol
FKW1
: Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi sedang berjalan
FKW2
: Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek
FKW3
: Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi
proyek FKW4
: Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung pelaksanaan konstruksi
FKW5
: Masalah yang terjadi selama pelaksanaan
FKW6
: Tidak memenuhi perencanaan awal proyek
FKW7
: Persiapan dan ijin shop drawing
FKW8
: Menunggu ijin untuk kontrol material
Tabel 5.13 Faktor Keterlambatan Akibat Waktu dan Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
FKW1 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3
FKW2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3
FKW3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4
FKW4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4
FKW5 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3
FKW6 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3
FKW7 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 1 3
FKW8 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4
47
No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
FKW1 4 3 2 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4
FKW2 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
FKW3 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 4 2 3 4 3 2 4 4
FKW4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
FKW5 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3
FKW6 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
FKW7 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 1 3 4 2 4 2
FKW8 3 3 4 1 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan menghasilkan data – data seperti berikut : Hasil pengolahan data faktor akibat waktu dan kontrol dengan analisis deskriftif mean rank adalah : No 1 2 3 4 5 6 7 8
Faktor Keterlambatan Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi sedang berjalan Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung pelaksanaan konstruksi Masalah yang terjadi selama pelaksanaan Tidak memenuhi perencanaan awal proyek Persiapan dan ijin shop drawing Menunggu ijin untuk kontrol material
Mean rank 3.43 3.60 3.37 3.73 3.40 3.70 3.27 3.33
5.4 Pembahasan Setelah didapat nilai mean rank dari pengolahan diatas maka didapat urutan rangking dari masing – masing faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek. Untuk mengetahui lebih jauh dari masing – masing faktor keterlambatan proyek, dibawah ini diuraikan hasil penelitian yang ditinjau dari aspek – aspek yang mempengaruhi faktor – faktor keterlambatan proyek di lapangan, yaitu :
48
5.4.1. Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Bahan Pembelian dan pengadaan bahan merupakan salah satu unsur dari sistem perencanaan dan pengendalian yang saling berhubungan pada suatu proyek, yang harus selalu sesuai antara yang satu dengan yang lainnya. Keterlambatan proyek akibat bahan yang terjadi pada proyek adalah akibat dari kesalahan dalam perencanaan dan penjadwalan pengadaan bahan konstruksi. Pengadaan bahan konstruksi mencakup kegiatan perencanaan jumlah dan jenis bahan yang digunakan. Pembelian, pengangkutan, dan pengiriman, penentuan rute untuk pengangkutan dan pengiriman, mengatur persediaan bahan serta penyimpanan bahan konstruksi yang tepat. Sebelum melaksanakan proyek disarankan untuk mengadakan survey di lokasi proyek dan daerah sekitar proyek, sehingga perencana mengetahui keadaan lokasi untuk selanjutnya menjadi bahan pertimbangan dalam merencanakan bahan material yang akan digunakan pada proyek. Dengan mengadakan survey di lokasi, maka perencana dapat mengetahui kebijakan – kebijakan yang dapat menghindari keterlambatan proyek akibat bahan, sehingga masalah keterlambatan pengiriman bahan, ketidaktepatan waktu pemesanan, kekurangan bahan, kerusakan bahan ditempat penyimpanan, perubahan material, kelangkaan karena kekhususan, dan keterlambatan pabrikasi dapat di hindari sedikit mungkin.
Tabel 5.14 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Bahan No
Faktor
Mean
Peringkat
1
Kekurangan bahan konstruksi
3.80
3
2
Perubahan material pada bentuk, fungsi dan spesifikasi.
3.83
2
3
Keterlambatan pengiriman bahan
3.97
1
4
Kerusakan bahan ditempat penyimpanan
3.73
5
5
Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan
3.77
4
6
Kelangkaan karena kekhususan
3.70
6
7
Ketidaktepatan waktu pemesanan
3.67
7
Sumber : Data primer, diolah
49
5.4.2 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu pelaksanaan proyek. Untuk menghindari keterlambatan proyek yang diakibatkan oleh tenaga kerja, maka diperlukan suatu perencanaan tenaga kerja proyek yang menyeluruh dan terperinci dan harus mengikuti jenis dan kapan keperluan tenaga. Dengan mengetahui dari awal perencanaan tentang perkiraan jumlah tenaga kerja dan jadwal kebutuhannya, maka dapat dimulai kegiatan pengumpulan informasi perihal sumber penyediaan tenaga kerja baik kuantitas maupun kualitasnya. Dengan solusi diatas, tentu dapat menjadi sedikit masukan bagi perusahaan konstruksi, sebab keterlambatan proyek yang terjadi adalah salah satu akibat dari keterbatasan jumlah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dibidangnya, sementara itu permintaan jumlah tenaga kerja meningkat akibat dari banyaknya proyek – proyek yang harus dilaksanakan. Pada tabel 5.15 dapat kita lihat rangking faktor – faktor yang menyebabkan keterlambatan
proyek
akibat
tenaga
kerja
konstruksi,
dimana
dengan
memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.
Tabel 5.15 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Tenaga Kerja No
Faktor
Mean
Peringkat
1
Kekurangan tenaga kerja
3.80
1
2
Kemampuan tenaga kerja
3.77
2
3
Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja
3.40
3
Sumber : Data primer, diolah
5.4.3 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Peralatan Peralatan merupakan salah satu sarana penunjang untuk kelancaran pelaksanaan proyek, sehingga alat yang baik dengan Operator yang mampu akan sangat mempengaruhi kecepatan pelaksanaan proyek. Pada tabel 5.16 dapat diketahui ranking faktor keterlambatan proyek yang disebabkan oleh hal – hal
50
yang berkaitan dengan peralatan, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.
Tabel 5.16 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Peralatan No
Faktor
Mean
Peringkat
1
Kerusakan peralatan
3.93
1
2
Kekurangan peralatan
3.67
6
3
Kemampuan mandor atau operator yang kurang
3.70
5
4
Keterlambatan pengiriman peralatan
3.87
2
5
Produktifitas peralatan
3.80
4
6
Kesalahan manajemen peralatan
3.83
3
Sumber : Data primer, diolah
Perencanaan alat yang akan digunakan dalam proyek merupakan suatu hal yang penting, karena dengan merencanakan peralatan proyek, setidaknya alat yang akan dipergunakan akan dipersiapkan baik itu kualitas maupun kuantitas dari alat
itu
sendiri,
juga
mempersiapkan
tenaga
kerja
yang
ahli
dalam
mengoperasikannya, sehingga masalah kerusakan peralatan, produktifitas peralatan, keterlambatan pengiriman peralatan, kekurangan peralatan, kemampuan Operator yang kurang dan kesalahan manajemen peralatan yang salah dapat dihindari sedikit mungkin.
5.4.4 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Keuangan Selain bahan, tenaga kerja, dan peralatan, keuangan juga merupakan faktor yang sangat menentukan kelancaran proyek konstruksi, karena jika terjadi kemacetan keuangan akan mempengaruhi seluruh kegiatan proyek. Pada tabel 5.17 dapat diketahui ranking faktor – faktor yang menyebabkan keterlambatan akibat masalah keuangan, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.
51
Tabel 5.17 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Keuangan No
Faktor
Mean
Peringkat
1
Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan
3.83
3
2
Keterlambatan proses pembayaran oleh owner
3.80
4
3
Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu
3.53
5
penyelesaian lebih cepat dari jadwal 4
Situasi perekonomian nasional. ( krisis moneter )
3.93
1
5
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar
3.90
2
Sumber : Data primer, diolah
Dalam suatu pekerjaan proyek perencanaan biaya proyek adalah hal yang penting. Semua perusahaan konstruksi memang sudah membuat perencanaan biaya proyek, tetapi situasi perekonomian di negara Indonesia pada saat ini tidak menentu, sehingga harga – harga bahan material mengalami perubahan yang tidak stabil. Pada saat penerimaan dan pelaksanaan proyek, harga bahan material, upah tenaga kerja dan biaya sewa peralatan mengalami perbedaan. Hal yang menjadi masalah, bila harga perencanaan lebih rendah dari harga setelah pelaksanaan proyek. Untuk saat ini, mungkin hanya dapat diatasi dengan cara merubah strategi kontrak yang akan digunakan, sehingga apabila Kontraktor menggunakan sistem kontrak harga tetap, mungkin harus digantikan dengan tipe kontrak biaya tidak tetap. Walaupun masing – masing jenis kontrak memiliki keuntungan dan kerugian bagi Kontraktor dan Owner, tetapi pemilihan tipe kontrak biaya tidak tetap untuk saat ini dapat mengurangi kerugian seminimum mungkin bagi Kontrator maupun Owner. Pada akhir pelaksanaan kontrak harga tetap, umumnya pada akhir proyek Owner menahan untuk beberapa waktu sejumlah uang pembayaran kepada
Kontraktor berdasarkan kemajuan atau prestasi pekerjaan yang sudah berhak menerimanya. Jumlah yang ditahan tersebut besarnya 10 % dari jumlah tagihan yang terakhir. Tindakan Owner ini maksudnya untuk menjamin bahwa Kontraktor masih terikat kontrak untuk mengerjakan pekerjaan yang tersisa, yang saat itu belum diketahui. Kontraktor tidak senang dengan cara itu, sehingga untuk
52
menghindarinya, maka dalam pembuatan dokumen kontrak harus dijabarkan dan dirundingkan dahulu berapa besar jumlah uang yang ditahan dan kapan batas pembayaran. Pembayaran yang terlambat juga membuat Kontraktor kesulitan dalam kegiatan pembelian peralatan dan mobilisasi tenaga kerja, dimana Kontraktor membutuhkan banyak dana untuk pemesanan, sebelum barang sampai dilokasi proyek, yang akibatnya tidak ada kemajuan fisik. Apabila perusahaan konstruksi memiliki sumber dana yang kurang, hal ini dapat diatasi dengan cara menghentikan proyek sampai dana dari Owner dibayar atau mencari sumber dana yang lain, misalnya pinjaman kredit dari Bank. Di proyek ini penyelesainnya dilaksanakan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan dalam satuan per-hari, tidak biasa diberikan uang intensif kepada Kontraktor, karena proyek yang dilaksanakan adalah proyek Pemerintah yang umumnya dalam perjanjian kontraknya tidak membahas masalah itu. Uang intensif yang dimaksud adalah bonus, sehingga pemberian uang intensif memang tidak harus ada dalam suatu proyek, tetapi hal itu juga sebagian diberikan kepada Kontraktor sebagai perangsang dan pemberi semangat dalam mengerjakan pekerjaan yang berikutnya.
5.4.5 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Lingkungan Wilayah Belitung dilihat dari letak geografisnya, wilayah Belitung sebagian terletak di daerah pesisir pantai, sehingga hal ini berpengaruh sekali terhadap cuacanya, karena daerah pantai mempunyai cuaca yang cukup panas, dan sebagian lagi adalah daerah pegunungan. Jika dilihat dari masalah tersebut, maka wajar bila aktifitas proyek sedikit terganggu. Walaupun udara yang panas bukan merupakan faktor utama penyebab keterlambatan penyelesaian proyek di daerah Belitung. Musim penghujan terjadi pada bulan Oktober hingga April, sehingga waktu pelaksaan proyek terpengaruh dan terhambat penyelesaiannya, sehingga dalam proyek ini musim hujan sangat berpengaruh dan merupakan salah satu faktor utama penyebab keterlambatan penyelesaian proyek di Daerah Belitung.
53
Selama ini di Belitung jarang sekali terjadi masalah yang meresahkan dalam pelaksanaan pembangunan, karena masyarakat sadar bahwa pembangunan merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai alat penunjang dalam pelaksanaan kehidupan, walaupun saat sekarang ini sering sekali terjadi demonstrasi. Jadi, para Kontraktor yang akan melaksanakan proyek tidak perlu khawatir terhadap masalah keamanan. Pada tabel 5.18 dapat diketahui ranking faktor – faktor yang menyebabkan keterlambatan akibat masalah lingkungan, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.
Tabel 5.18 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Lingkungan No
Faktor
Mean
Peringkat
1
Faktor sosial dan budaya
3.73
2
2
Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi
3.70
3
3
Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi
3.87
1
4
Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan
3.50
4
proyek Sumber : Data primer, diolah
5.4.6 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Perubahan Perubahan pekerjaan yang terjadi selama pelaksanaan proyek konstruksi dapat menyulitkan pihak Kontraktor, sehingga kadang menyebabkan waktu pelaksanaan proyek menjadi terganggu. Dampak perubahan yang terjadi karena perubahan desain yang dibuat oleh Owner, masalah geologi di lokasi, kesalahan desain oleh Perencana, kesalahan dalam penyelidikan tanah dan kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan akan berpengaruh terhadap perintah pekerjaan. Perubahan perintah pekerjaan dapat menyebabkan perubahan biaya, baik itu terhadap biaya lansung akibat waktu yang terlambat, dan biaya – biaya dampak yang besarnya tidak terdeteksi. Data – data rangking keterlambatan waktu penyelesaian proyek akibat perubahan dapat dilihat pada tabel 5.19,
dimana
dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.
54
Tabel 5.19 Rangking Faktor Keterlambatan Akibat Perubahan No 1
Faktor Terjadi perubahan desain oleh owner
Mean 3.70
Peringkat 1
2
Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana
3.47
2
3
Kesalahan dalam penyelidikan tanah
3.43
3
4
Kondisi permukaan air dibawah tanah di lapangan
3.27
4
5
Masalah geologi di lokasi
3.23
5
Sumber :Data primer, diolah
Biaya lansung adalah beban biaya tenaga kerja dan Overhead material kontrak dan sementara, peralatan konstruksi dan bahkan waktu – waktu pengawas dan staf yang secara jelas terkait pada pekerjaan yang berhubungan dengan suatu pekerjaan. Bila suatu perubahan menunjukkan keterlambatan waktu penyelesaian proyek, maka para pihak yang terkait pada kontrak kemungkinan besar mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar tenaga kerja dan fasilitas yang mendukung perubahan waktu.
5.4.7 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Hubungan dengan Pemerintah Sistem birokrasi yang ditetapkan dalam proyek konstruksi yang ada hubungannya dengan Pemerintah sering kali berbelit – belit, sehingga sering pula menyebabkan ketidaklancaran proyek. Dalam penelitian dapat diketahui rangking faktor penyebab keterlambatan yang disebabkan hal – hal yang berhubungan dengan Pemerintah yang ditunjukan pada Tabel 5.20. Pemerintah memberikan ijin pada proyek pembangunan yang tidak mengganggu kepentingan umum dan tidak digunakan untuk mencari keuntungan pribadi, karena itu proyek yang tidak sesuai dengan Undang – Undang Pemerintah yang berlaku, yaitu Keputusan Presiden no 55 tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, tidak dapat melaksanakan proyek. Perijinan tenaga kerja dari Pemerintah yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja RI nomor : PER-02/MEN/1993 tetang Kesepakatan
55
Kerja Waktu Tertentu, diberikan pada proyek pembangunan yang jenis kegiatannya akan selesai dalam waktu tertentu, seperti : 1.
Proyek yang sekali selesai atau sementara sifatnya
2.
Proyek yang dalam penyelesaiannya dalam waktu tidak terlalu lama dan paling lama 3 ( tiga ) tahun
3.
Proyek yang bersifat musiman atau yang berulang kembali
4.
Proyek yang bukan merupakan kegiatan yang bersifat tetap dan tidak terputus
5.
Proyek yang berhubungan dengan produk baru atau tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan
Jadi, apabila suatu proyek tidak memenuhi ketentuan Pemerintah tentang ijin pembangunan dan tenaga kerja, tentu akan mengalami proses birokrasi yang berbelit – belit. Tabel 5.20 Rangking Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Hubungan dengan Pemerintah No
Faktor
Mean
Peringkat
1
Perolehan ijin dengan Pemerintah
3.03
3
2
Perolehan ijin tenaga kerja
3.07
2
3
Birokrasi yang berbelit – belit dalam operasi proyek
3.40
1
Sumber : Data primer, diolah
5.4.8 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Kontrak Dalam penyelenggaraan proyek, kesepakatan yang dicapai dari hasil perundingan dan negosiasi antara Kontraktor dan Owner dinyatakan dan dituangkan dalam suatu dokumen kontrak yang merupakan pegangan Kontraktor dalam pelaksanaan proyek, sehingga merupakan faktor yang sangat menentukan. Dokumen menjadi landasan pokok yang memuat peraturan tentang hubungan kerja, hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing – masing pihak, serta penjelasan – penjelasan perihal lingkup kerja dan syarat – syarat yang lain yang berkaitan dengan implementasi proyek. Owner, Konsultan Perencana dan Kontraktor memiliki tanggung jawab
terhadap hasil keputusan yang dibuat atas hasil rancangan desain oleh Konsultan,
56
dan keputusan tender, karena Owner sudah membubuhkan tanda tangan sebagai tanda persetujuan pada hasil perencanaan, sehingga apabila terjadi misalnya, peralatan yang akan digunakan tidak berfungsi dengan baik, maka Owner harus segera membuat keputusan yang terbaik agar tidak menghambat jalannya pelaksanaan proyek. Tidak adanya kerja sama yang baik antar Owner, Konsultan dan Kontraktor dapat menyebabkan kegiatan proyek menjadi terganggu, salah satu contohnya adalah dalam pengambilan keputusan yang tidak dikonfirmasikan masing – masing pihak yang berkaitan, sehingga informasi yang didapatkan oleh Owner, Konsultan, dan Kontraktor tidak jelas. Rapat koordinasi adalah saat yang
paling tepat dalam menyampaikan informasi kemajuan proyek dan kesulitan yang dihadapi, sehingga masalah tentang perselisihan dalam organisasi keterlambatan pemberian keputusan oleh Owner, masalah perijinan kontrak serta permasalahan antara Kontraktor dan Sub-kontraktor yang dihadapi dapat cepat teratasi secara musyawarah.
Tabel 5.21 Rangking Faktor Keterlambatan Akibat Kontrak No 1
Faktor Konflik antara kontraktor dan konsultan
Mean 3.50
Peringkat 4
2
Tidak adanya kerjasama antara kontraktor dengan owner
3.30
9
3
Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan
3.77
1
4
Negosiasi dan perijinan pada kontrak
3.40
7
5
Perselisihan pekerjaan antara bagian – bagian yang berbeda
3.47
5
3.73
2
3.43
6
dalam proyek 6
Komunikasi yang kurang antar owner dengan perencana pada perencanaan
7
Perbedaan jadwal sub kontraktor dalam penyelesaian proyek
8
Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan
3.53
3
9
Kontrol Kontraktor utama terhadap sub kontraktor dalam
3.33
8
pelaksanaan pekerjaan Sumber : Data primer, diolah
57
Pada tabel 5.21 dapat kita ketahui rangking penyebab keterlambatan proyek akibat kontrak, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.
5.4.9 Faktor Keterlambatan Proyek Akibat Waktu dan Kontrol Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, waktu yang telah dijadwalkan untuk pengawasan rutin berkala sangat penting, terutama proyek – proyek besar atau yang membutuhkan ketelitian tinggi. Dalam penelitian dapat diketahui rangking faktor yang menyebabkan keterlambatan yang diakibatkan hal – hal yang berhubungan dengan waktu dan kontrol yang terdapat pada tabel 5.22. Urutan rangking ditentukan dengan melihat nilai mean rank yang terbesar merupakan rangking yang tertinggi. Tabel 5.22 Rangking Keterlambatan Akibat Waktu Dan Kontrol No 1
Faktor Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika
Mean 3.43
Peringkat 4
konstruksi sedang berjalan 2
Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek
3.60
3
3
Tanda – tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam
3.37
7
3.73
1
lokasi proyek 4
Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung pelaksanaan konstruksi
5
Masalah yang terjadi selama pelaksanaan
3.40
5
6
Tidak memenuhi perencanaan awal proyek
3.70
2
7
Persiapan dan ijin shop drawing
3.27
8
8
Menunggu ijin untuk kontrol material
3.33
6
Sumber : Data primer, diolah
Penyebab keterlambatan proyek akibat waktu dan kontrol yang tidak tepat adalah merupakan kesalahan manajemen konstruksi, sebab dalam manajemen konstruksi terdiri kegiatan perencanaan proyek yang termasuk didalamnya adalah perencanaan kebutuhan tenaga kerja, material, biaya, waktu pelaksana, bahkan perencanaan mutu dari hasil pelaksanaan pekerjaan, misalnya mutu beton yang diperlukan.
58
Kegiatan pengorganisasian adalah pelaksanaan manajemen konstruksi yang termasuk didalamnya adalah kegiatan pembagian seluruh pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Pengorganisasian yang baik merupakan salah satu cara agar kegiatan manajemen selanjutnya yaitu pelaksanaan proyek lebih mudah, karena masing – masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Proses
manajemen
selanjutnya
adalah
pengawasan
terhadap
hasil
pelaksanaan proyek, apakah sudah sesuai atau belum dengan perencanaan proyek. Selain itu pengawasan mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan terhadap penyimpangan, sehingga pengawasan erat kaitannya dengan usaha pengendalian. Jadi, jelaslah bahwa pengawasan atau kontrol itu seharusnya tidak boleh menjadi penyebab dalam keterlambatan, tetapi menjadi alat untuk tercapainya proyek secara lancar dan bermutu.
5.5 Analisis rangking secara keseluruhan Analisis ini diambil secara keseluruhan dari semua data yang masuk yaitu sebanyak 30 responden. Pengolahan data secara keseluruhan memperlihatkan hasil secara umum yang dilaksanakan pada tahun 2007 Daerah Belitung. Data rangking sepuluh faktor – faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek secara keseluruhan terdapat dalam tabel 5.23.
Tabel 5.23 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keterlambatan Secara Keseluruhan Diambil Data sepuluh terbesar No 1
Faktor keterlambatan Keterlambatan pengiriman bahan
2
Mean 3.97
Rangking 1
Kerusakan peralatan
3.93
2.5
3
Situasi perekonomian Nasional
3.93
2.5
4
Fluktuasi nilai tukar rupiah erhadap dollar
3.90
4
5
Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi
3.87
5.5
6
Keterlambatan pengiriman peralatan
3.87
5.5
59
No 7
Faktor keterlambatan Perubahan material
8
Mean 3.83
Rangking 8
Kesalahan manajemen peralatan
3.83
8
9
Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan proyek
3.83
8
10
Kekurangan tenaga kerja
3.80
10
Sumber : Data primer, diolah
Dari analisis secara keseluruhan didapat urutan rangking diatas maka terlihat bahwa urutan rangking fakor – faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pada pelaksanaan proyek pembangunan di Daerah Belitung. Seperti yang sudah dibahas pada sub-bab 5.3.1 tentang, faktor keterlambatan akibat bahan, semua masalah pengiriman bahan yang terlambat adalah kesalahan dari perencanaan yang semestinya Perencana mengadakan survey ke lokasi proyek yang akan dilaksanakan. Dari survey lokasi didapatkan informasi yang langsung diketahui oleh perencana Kontraktor dan Owner. Survey lokasi proyek meliputi survey kondisi lokasi yang datanya berhubungan dengan topografi, keadaan tanah, dan penyediaan air. Selain survey kondisi lokasi, dilakukan survey logistik dan komunikasi yang terdapat dilokasi, survey akomodasi dan fasilitas sementara, serta survey sumber tenaga kerja dan fasilitas pabrikasi. Dengan adanya survey lokasi, maka masalah keterlambatan pengiriman bahan dapat diatasi sedikit mungkin. Perencana harus dapat merencanakan kegiatan proyek yang sesuai dengan keadaan pada saat perencanaan dan memperkirakan hal – hal yang kira – kira akan terjadi pada masa yang akan datang, sehingga keadaan yang berubah pada saat pelaksanaan tidak terlalu mempengaruhi pelaksanaan kegiatan proyek walaupun dapat juga terjadi perubahan desain yang dikehendaki oleh Owner. Perubahan desain oleh Owner adalah hak dari Owner itu sendiri, tetapi jika perubahan itu menyebabkan
keterlambatan
proyek,
maka
Kontraktor
dapat
menerima
perpanjangan waktu kepada Owner. Waktu perpanjangan yang diberikan oleh Owner dapat diputuskan dengan cara berunding antara kedua belah pihak
sehingga hasil keputusan yang dihasilkan tidak merugikan kedua belah pihak.
60
Kekurangan jumlah tenaga kerja dan kemampuan tenaga kerja termasuk manajemen yang terlatih terjadi karena kegiatan proyek yang dinamis, sehingga kebutuhan akan tenaga kerja berubah selama siklus proyek berjalan baik kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu faktor lain penyebab dari keterlambatan adalah kerusakan peralatan yang terjadi karena pemeliharaan yang tidak teratur, serta biaya penawaran yang mahal, yang berakibat produktifitas peralatan menjadi menurun karena tidak dapat digunakan dengan baik. Dulu pemeliharaan dipusatkan pada perbaikan bila terjadi kerusakan, sekarang hal tersebut sangat tidak efektif untuk menjaga kinerja dan produktifitas peralatan. Pendekatan sekarang ini adalah dengan cara mengusahakan peralatan selalu dalam keadaan kondisi prima dan siap pakai, yaitu dengan cara melakukan pemeliharaan preventif, yang terdiri dari mencari dan membetulkan kerusakan – kerusakan kecil sebelum menjadi besar. Bila dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa perbaikan besar perlu dilakukan, segera disusun jadwal untuk peralatan pengganti dan waktu pelaksanaan perbaikannya. Masalah yang terjadi selama pelaksanaan proyek sangatlah komplek, sehingga hendaknya diusahakan diselesaikan secara musyawarah, oleh pihak – pihak yang berkaitan dalam proyek itu sendiri. Salah satu masalah yang sering terjadi misalnya perbedaan pendapat antara Kontraktor dengan Owner tentang desain yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Apabila ditangani dengan tepat konflik dapat menjadi sarana perubahan yang positif dan dapat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pemecahan masalah yaitu mencari titik temu dan memunculkan alternatif yang terbaik dari gagasan yang berbeda. Dengan adanya konflik masalah yang timbul dapat memunculkan masalah yang selama ini terpendam menjadi terbuka dan memungkinkan pihak – pihak lain dapat membantu memecahkan masalah dan mencari jalan keluar yang terbaik, sehingga menghasilkan gagasan yang baru dan memperoleh pelajaran yang berharga yaitu menghargai pendapat orang lain. Jadi, konflik yang timbul dalam proyek sebetulnya bukan merupakan penyebab keterlambatan proyek tetapi seharusnya menjadi sarana untuk menuju perbaikan yang lebih baik.
61
Dari hasil pembahasan diatas dapat diambil lima ( 5 ) rangking yang terbesar yang merupakan faktor utama penyebab keterlambatan proyek pembangunan di Daerah Belitung yaitu faktor keterlambatan pengiriman bahan, terjadi perubahan desain oleh Owner, dan kekurangan tenaga kerja dan manajemen terlatih untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
62
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Dari data penelitian analisis dan pembahasan dapat ditarik
beberapa
kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1.
Didalam pembahasan pada bab v didapatkan urutan rangking – rangking tiap faktor yang menjadi penyebab keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan di Daerah Belitung.
2.
Faktor – faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan di daerah Belitung adalah keterlambatan pengiriman bahan, kerusakan peralatan, situasi perekonomian Nasional, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar, keterlambatan pengiriman peralatan, pengaruh hujan pada aktififtas proyek, perubahan material, kesalahan manajemen peralatan, ketersediaan keuangan, dan kekurangan tenaga kerja.
6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penyusun mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat sebagai kemungkinan solusi pencegahan keterlambatan pekerjaan konsruksi yang berada di Daerah Belitung : 1.
Perusahaan jasa konstruksi yang akan melaksanakan proyek, hendaknya memperhatikan masalah perencanaan pengadaan bahan material (schedulle, volume, dll), sehingga keterlambatan pengiriman bahan yang terjadi pada proyek dapat diatasi. Perencanaan dan penjadwalan pengadaan bahan konstruksi yang tepat mencakup kegiatan perencanaan jumlah dan jenis bahan konstruksi yang akan digunakan, pembelian, pengangkutan, dan pengiriman, penentuan rute untuk pengangkutan dan pengiriman mengatur persediaan bahan serta penyimpanan bahan konstruksi yang tepat.
63
2.
Perubahan desain oleh Owner hendaknya menjadi perhatian bagi Kontraktor yang akan melaksanakan proyek, sehingga dalam penyusunan dokumen kontrak kerja memuat pasal – pasal tentang masalah perubahan desain oleh Owner. Apabila dalam pengerjaan proyek terjadi perubahan desain oleh Owner, maka Kontraktor dapat meminta perpanjangan waktu pada Owner.
Waktu perpanjangan yang diberikan oleh Owner dapat diputuskan dengan cara berunding antara kedua belah pihak, sehingga hasil keputusan yang dihasilkan tidak merugikan kedua belah pihak. 3.
Perusahaan konstruksi yang akan melaksanakan proyek hendaknya memperhatikan kebutuhan tenaga kerja, sehingga tidak terjadi kekurangan tenaga kerja. Kekurangan tenaga kerja dapat diatasi dengan cara pelatihan atau pembinaan mengenai manajemen konstruksi baik pada stafnya sendiri maupun kepada pelaksana di lapangan agar tidak kekurangan tenaga terlatih yang mendukung pelaksanaan proyek atau dengan cara meratakan tenaga kerja.
64
DAFTAR PUSTAKA
Antill, JM., Critical Part Method in Construction Pratical, A Wiley Inter Science Publication. Azwar S., Metode Penelitian, Pustaka Pelajar Offset. Dipuhusodo, 1996, Manajemen Proyek & Konstruksi jilid 1 & 2 ,Kanisius. Faisol, 1998, Diktat Kuliah Manajemen Konstruksi, JTS FTSP UII , Yogyakarta. Farida Rahmi dan Yulia Elida, Analisis Faktor – Faktor Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Dari Persepsi Pemilik Proyek Pada Proyek Jalan Dan Jembatan Di Kabupaten Lombok Timur, TA FTSP UII, Yogyakarta. Luson Mangidi dan M. Djafari, Studi Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada Tahun 2005 Di Kota Kendari Sulawesi Tenggara. TA FTSP UII, Yogyakarta. Maulana Fahrizal Zulkarnain dan Arif Wahyu Haryadi, Evaluasi Keterlambatan Proyek Dengan Percepatan Waktu Pada Pekerjaan Beton Bertulang. TA FTSP UII, Yogyakarta. Mohammad Ichsan dan Andri Bobonaro, Persepsi Tenaga Pelaksana Proyek Terhadap Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek dan Faktor Percepaan Jadwal. TA FTSP UII, Yogyakarta. Santoso S, Masalah Statistik Dengan SPSS Versi 11.5, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. Soedibyo Ir, 1984, Pihak-pihak Yang Melaksanakan Pembangunan, Pradnya Paramitra, Jakarta. Soeharto I, 1995, Manajemen Proyek dan Konseptual Sampai Operasional, Earlangga, Jakarta. Sugiono Dr, dan Wibowo Eri S.Pd, 2000, Statistik Non Parametris (Aplikasi Program SPSS), Alva Beta, Bandung.
65
Lampiran
66
Pertanyaan-pertanyaan kuisioner Mohon diberikan tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini yang dianggap paling sesuai: I. Data Responden 1. Nama Kontraktor tempat anda bekerja : a......................................
d......................................
b......................................
e......................................
c......................................
f......................................
2. Kontraktor tempat anda bekerja termasuk dalam klasifikasi Kontraktor : a. Kontraktor Grade 1
d. Kontraktor Grade 4
b. Kontraktor Grade 2
e. Kontraktor Grade 5
c. Kontraktor Grade 3
f. Kontraktor Grade 6
3. Jabatan anda dalam Kontraktor adalah: a......................................
d......................................
b......................................
e......................................
c......................................
f......................................
4. Sudah berapa lama anda bekerja dalam bidang industri konstruksi a. < 1 Th
b. 1-5 Th
c. > 5 Th
5. Usia anda pada saat ini adalah : a. < 20 tahun
b. 20-50 tahun
c. > 50 tahun
6. Pendidikan terakhir anda adalah : a. Sederajat SMA
b.Diploma
c. S1
d. S2
II. Data Proyek 7. Jenis Proyek yang dikerjakan pada tahun 2007-2008 ? a. Perkantoran
jumlah proyek :....................
b. Perumahan
jumlah proyek :....................
c. Jalan dan Jembatan
Jumlah proyek :....................
d. Pertokoan
jumlah proyek :....................
e. Lain – lain
jumlah proyek :....................
67
8. Jabatan Anda dalam proyek yang dikerjakan pada pertanyaan nomor 7 ? a........................................................... b........................................................... c........................................................... d........................................................... 9. Berapa rata-rata nilai proyek yang dikerjakan setiap tahun : a. < 100 juta
b. 100-500 jt
c. 500 jt-1milyar
d. >1 milyar
10.Berapa presentase (%) keterlambatan yang terjadi pada proyek yang Bapak / Ibu / Saudara pernah kerjakan : a. < 1 %
b. 1 % - 3 %
c. 3 % - 5 %
d. > 5 %
11.Apakah keterlambatan yang terjadi pada proyek yang telah dikerjakan / Ibu /
Bapak
Saudara berpengaruh terhadap biaya yang telah
direncanakan pada awal proyek a. ya
b. tidak
12.Menurut Bapak / Ibu / Saudara, apakah dalam suau pekerjaan konstruksi selalu mengalami keterlambatan pekerjaan : a. ya
b. tidak
13.Berapa prosentase ( % ) kenaikan biaya akibat keterlambatan proyek yang terjadi : a. < 0,5 %
b. 0,5 % - 1 %
c. 1 % - 2 %
d. > 2 %
III. Faktor – faktor keterlambatan. Dibawah ini ada pertanyaan yang merupakan faktor penyebab keterlambatan pada proyek yang Bapak / Ibu / Saudara kerjakan. Mohon Bapak / Ibu / Saudara memberikan penilaian untuk masing – masing faktor dengan ketentuan memberikan tanda ” √ ” pada huruf : A. bila ” sangat berpengaruh ” ( 4 ). B. bila ” berpengaruh ” ( 3 ) C. bila ” agak berpengaruh ” ( 2 ) D. bila ” tidak berpengaruh ” ( 1 )
68
14. Faktor bahan ( material ) NO
Faktor keterlambatan
1.
Kekurangan bahan konstruksi
2.
Perubahan material pada bentuk, fungsi
A
B
C
D
Rangking
dan spesifikasi. 3.
Keterlambatan pengiriman bahan
4.
Kerusakan bahan ditempat penyimpanan
5.
Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan
6.
Kelangkaan karena kekhususan
7.
Ketidaktepatan waktu pemesanan
15. Faktor tenaga kerja ( man power ) NO
Faktor Keterlambatan
1.
Kekurangan tenaga kerja
2.
Kemampuan tenaga kerja
3.
Kesukuan atau nasionalisme atau
A
B
C
D
Rangking
A
B
C
D
Rangking
kultur tenaga kerja
16. Faktor peralatan ( equipment ) NO
Faktor Keterlambatan
1.
Kerusakan peralatan
2.
Kekurangan peralatan
3.
Kemampuan mandor atau operator yang kurang
4.
Keterlambatan pengiriman peralatan
69
5.
Produktifitas peralatan
6.
Kesalahan manajemen peralatan
17. Faktor keuangan (financing) NO 1.
Faktor Keterlambatan
A
B
C
D
Rangking
A
B
C
D
Rangking
Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan
2.
Keterlambatan proses pembayaran oleh owner
3.
Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu penyelesaian lebih cepat dari jadwal
4.
Situasi perekonomian nasional. ( krisis moneter )
5.
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar
18. Faktor lingkungan (environment) NO
Faktor Keterlambatan
1.
Faktor sosial dan budaya
2.
Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi
3.
Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi
4.
Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan proyek
19. Faktor perubahan (change)
70
NO 1.
Faktor Keterlambatan
A
B
C
D
Rangking
Terjadi perubahan desain oleh owner
2.
Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana
3.
Kesalahan dalam penyelidikan tanah
4.
Kondisi permukaan air dibawah tanah di lapangan
5.
Masalah geologi di lokasi
20. Faktor hubungan dengan Pemerintah (goverment reletion) NO
Faktor Keterlambatan
1.
Perolehan ijin dari Pemerintah
2.
Perolehan ijin tenaga kerja
3.
Birokrasi yang berbelit – belit
A
B
C
D
Rangking
B
C
D
Rangking
dalam operasi proyek
21. Faktor kontrak (contractual relationship) NO 1.
Faktor Keterlambatan Konflik antara kontraktor dan konsultan
2.
Tidak adanya kerjasama antara kontraktor dengan owner
3.
Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan
4.
Negosiasi dan perijinan pada kontrak
5.
Perselisihan pekerjaan antara bagian – bagian yang berbeda
A
71
dalam proyek 6.
Komunikasi yang kurang antar owner dengan perencana pada
perencanaan 7.
Perbedaan jadwal sub kontraktor dalam penyelesaian proyek
8.
Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan
9.
Kontrol Kontraktor utama terhadap sub kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan
22. Faktor waktu dan kontrol (schedulling and controlling thechniques) NO 1.
Faktor Keterlambatan Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi sedang berjalan
2.
Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek
3.
Tanda – tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek
4.
Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung pelaksanaan konstruksi
5.
Masalah yang terjadi selama pelaksanaan
6.
Tidak memenuhi perencanaan awal proyek
7.
Persiapan dan ijin shop drawing
A
B
C
D
Rangking
72
8.
Menunggu ijin untuk kontrol maerial
73
ANALISIS RESPONDEN Frequency Table Kontraktor
Valid
PT CV Total
Frequency 12 18 30
Percent 40.0 60.0 100.0
Valid Percent 40.0 60.0 100.0
Cumulative Percent 40.0 100.0
Jabatan
Valid
Direktur Kepala Proyek Manajer Proyek Total
Frequency 7 8 15 30
Percent 23.3 26.7 50.0 100.0
Valid Percent 23.3 26.7 50.0 100.0
Cumulative Percent 23.3 50.0 100.0
Lama Kerja
Valid
< 1 Tahun 1 - 5 Tahun > 5 Tahun Total
Frequency 3 9 18 30
Percent 10.0 30.0 60.0 100.0
Valid Percent 10.0 30.0 60.0 100.0
Cumulative Percent 10.0 40.0 100.0
Usia
Valid
20 - 50 Tahun >50 Tahun Total
Frequency 17 13 30
Percent 56.7 43.3 100.0
Valid Percent 56.7 43.3 100.0
Cumulative Percent 56.7 100.0
74
Pendidikan
Valid
sederajat SMA Diploma S1 S2 Total
Frequency 5 14 10 1 30
Percent 16.7 46.7 33.3 3.3 100.0
Valid Percent 16.7 46.7 33.3 3.3 100.0
Cumulative Percent 16.7 63.3 96.7 100.0
Nilai proyek
Valid
250 - 600 Juta 650 jt - 1 m >1M Total
Frequency 14 5 11 30
Percent 46.7 16.7 36.7 100.0
Valid Percent 46.7 16.7 36.7 100.0
Cumulative Percent 46.7 63.3 100.0
Prosentase keterlambatan
Valid
<1 % 1 % - 3% 3% - 5 % Total
Frequency 20 8 2 30
Percent 66.7 26.7 6.7 100.0
Valid Percent 66.7 26.7 6.7 100.0
Cumulative Percent 66.7 93.3 100.0
Pengaruh keterlambatan terhadap biaya
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 27 3 30
Percent 90.0 10.0 100.0
Valid Percent 90.0 10.0 100.0
Cumulative Percent 90.0 100.0
75
Keterlambatan pekerjaan kontruksi
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 24 6 30
Percent 80.0 20.0 100.0
Valid Percent 80.0 20.0 100.0
Cumulative Percent 80.0 100.0
Presentase kenaikan biaya akibat keterlambatan proyek
Valid
< 0.5 % 0.5% - 1 % Total
Frequency 17 13 30
Percent 56.7 43.3 100.0
Valid Percent 56.7 43.3 100.0
Cumulative Percent 56.7 100.0
76
Descriptives Descriptive Statistics N Kurang bahan konstruksi Perubahan material keterlambatan pengiriman bahan kerusakan bahan keterlambatan pabrikasi kelangkaan ketidaktepatan waktu Valid N (listwise)
30 30
Minimum 3 3
Maximum 4 4
Mean 3.80 3.83
Std. Deviation .407 .379
30
3
4
3.97
.183
30 30 30 30 30
3 3 2 2
4 4 4 4
3.73 3.77 3.70 3.67
.450 .430 .535 .547
Maximum 4 4 4
Mean 3.80 3.77 3.40
Std. Deviation .407 .430 .770
Descriptives Descriptive Statistics N kekurangan tenaga kerja kemampuan tenaga kerja kesukuan Valid N (listwise)
30 30 30 30
Minimum 3 3 2
Descriptives Descriptive Statistics N kerusakan peralatan kekurangan peralatan kemampuan mandor keterlambatan pengiriman produktivitas peralatan kesalahan manajemen peralatan Valid N (listwise)
30 30 30
Minimum 3 2 3
Maximum 4 4 4
Mean 3.93 3.67 3.70
Std. Deviation .254 .547 .466
30
3
4
3.87
.346
30
3
4
3.80
.407
30
3
4
3.83
.379
30
Descriptives Descriptive Statistics N ketersediaan keuangan keterlambatan proses tidak adanya uang situasi perekonomian fluktuasi nilai tukar rupiah Valid N (listwise)
30 30 30 30 30 30
Minimum 3 3 2 3 3
Maximum 4 4 4 4 4
Mean 3.83 3.80 3.53 3.93 3.90
Std. Deviation .379 .407 .730 .254 .305
77
Descriptives Descriptive Statistics N faktor sosial dan budaya pengaruh udara panas pengaruh hujan pengaruh keamanan Valid N (listwise)
30 30 30 30 30
Minimum 2 2 3 2
Maximum 4 4 4 4
Mean 3.73 3.70 3.87 3.50
Std. Deviation .521 .535 .346 .682
Descriptives Descriptive Statistics N terjadi perubahan kesalahan desain kesalahan dalam penyelidikan kondisi permukaan air masalah geologi Valid N (listwise)
30 30
Minimum 3 2
Maximum 4 4
Mean 3.70 3.47
Std. Deviation .466 .681
30
2
4
3.43
.679
30 30 30
2 2
4 4
3.27 3.23
.785 .817
Descriptives Descriptive Statistics N perolehan ijin pemerintah perolehan ijin tenaga kerja birokrasi dalam proyek Valid N (listwise)
30
Minimum 2
Maximum 4
Mean 3.03
Std. Deviation .809
30
2
4
3.07
.828
30 30
2
4
3.40
.563
Descriptives Descriptive Statistics N konflik antara kontraktor tidak adanya kerjasama keterlambatan owner negoisasi dan perijinan perselisihan pekerjaan komunikasi yang kurang perbedaan jadwal organisasi yang jelek kontrol kontraktor Valid N (listwise)
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Minimum 3 1 3 2 2 3 2 3 1
Maximum 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Mean 3.50 3.30 3.77 3.40 3.47 3.73 3.43 3.53 3.33
Std. Deviation .509 .915 .430 .675 .629 .450 .679 .507 .802
78
Descriptives Descriptive Statistics N persiapan jadwal prosedur pemeriksaan tanda-tanda pengontrolan kekurangan tenaga dan manajemen masalah yang terjadi tidak memenuhi perencaan persiapan dan ijin menunggu ijin Valid N (listwise)
30 30 30
Minimum 2 3 2
Maximum 4 4 4
Mean 3.43 3.60 3.37
Std. Deviation .679 .498 .718
30
3
4
3.73
.450
30
2
4
3.40
.675
30
3
4
3.70
.466
30 30 30
1 1
4 4
3.27 3.33
.868 .758
79
Descriptives Descriptive Statistics N persiapan jadwal prosedur pemeriksaan tanda-tanda pengontrolan kekurangan tenaga dan manajemen masalah yang terjadi tidak memenuhi perencaan persiapan dan ijin menunggu ijin Kurang bahan konstruksi Perubahan material keterlambatan pengiriman bahan kerusakan bahan keterlambatan pabrikasi kelangkaan ketidaktepatan waktu kekurangan tenaga kerja kemampuan tenaga kerja kesukuan kerusakan peralatan kekurangan peralatan kemampuan mandor keterlambatan pengiriman produktivitas peralatan kesalahan manajemen peralatan ketersediaan keuangan keterlambatan proses tidak adanya uang situasi perekonomian fluktuasi nilai tukar rupiah faktor sosial dan budaya pengaruh udara panas pengaruh hujan pengaruh keamanan terjadi perubahan kesalahan desain kesalahan dalam penyelidikan kondisi permukaan air masalah geologi perolehan ijin pemerintah perolehan ijin tenaga kerja birokrasi dalam proyek konflik antara kontraktor tidak adanya kerjasama keterlambatan owner negoisasi dan perijinan perselisihan pekerjaan komunikasi yang kurang perbedaan jadwal organisasi yang jelek kontrol kontraktor Valid N (listwise)
30 30 30
Minimum 2 3 2
Maximum 4 4 4
Mean 3.43 3.60 3.37
Std. Deviation .679 .498 .718
30
3
4
3.73
.450
30
2
4
3.40
.675
30
3
4
3.70
.466
30 30 30 30
1 1 3 3
4 4 4 4
3.27 3.33 3.80 3.83
.868 .758 .407 .379
30
3
4
3.97
.183
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
3 3 2 2 3 3 2 3 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3.73 3.77 3.70 3.67 3.80 3.77 3.40 3.93 3.67 3.70
.450 .430 .535 .547 .407 .430 .770 .254 .547 .466
30
3
4
3.87
.346
30
3
4
3.80
.407
30
3
4
3.83
.379
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3.83 3.80 3.53 3.93 3.90 3.73 3.70 3.87 3.50 3.70 3.47
.379 .407 .730 .254 .305 .521 .535 .346 .682 .466 .681
30
2
4
3.43
.679
30 30 30
2 2 2
4 4 4
3.27 3.23 3.03
.785 .817 .809
30
2
4
3.07
.828
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
2 3 1 3 2 2 3 2 3 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3.40 3.50 3.30 3.77 3.40 3.47 3.73 3.43 3.53 3.33
.563 .509 .915 .430 .675 .629 .450 .679 .507 .802